Kamis, 30 Juni 2016

24. dua empat

Hal yang menyakitkan nomor satu adalah menunggu, yang kedua mengetahui kamu telah bersama yang lain, yang ketiga dilupakan.

Menunggu memang tidak pernah sederhana. Apalagi menunggu dalam ketidakpastian. Jika menunggu yang pasti datang saja melelahkan lalu bagaimana rasanya menunggu yang belum pasti? Namun diluar permasalahan tunggu menunggu, semua kembali pada si pelaku. Mau menunggu atau tidak itu hak penuh si pelaku. Orang yang meninta untuk ditunggu tidak sekalipun berhak memaksa. Oleh karenanya, jika kamu masih menunggu dalam ketersiksaan, maka itu keputusanmu. Kamu bisa saja memutuskan untuk pergi lalu mengabaikan perintah tunggu dan melanjutkan hidup atau memulai hidup yang baru. Bebas kan?

Untuk hal menyakitkan nomer dua dan tiga, saya kebingungan untuk menaruh yang mana duluan. Karena kadang meski pun dia telah bersama yang lain, selama kamu masih diingatannya, rasanyaaaa walaupun menyakitan setidaknya kamu tidak dilupakan. Karena menurut saya lagi, dilupakan adalah hal yang paling menyakitkan. Mestinya ingatan itu ada untuk dikenang. Lalu ketika melupakan menjadi pilihan, rasanya hmmm. Bagaimana dilupakan?

#Dulu rasanya baik baik saja melihat kamu bersama yang lain, karena aku tau, yang ada dihatimu tetap diriku. Namun bertahun tahun kemudian, setelah kita mengabaikan semua rasa, aku justru kembali ke kamu. Yang membagikan kenangan bersama yang lain. Dan hari ini rasanya lebih menyakitkan. Karena entah bagaimana, aku merasa kamu telah melupakanku - dari hatimu dan pikiranmu#

Semacem itu.
Tapi sekali kali jangan merasakan hal yang berhubungan dengan menyakitkan hati. Its just hurt so much, right? Keep your heart away from people who wanna hurt. Dont let anybody get close. Only you who can break your heart and also only you who can fix it. Remember?


*abis baca novel hujan nya tere liye.

Rabu, 29 Juni 2016

23. dua tiga

Mau tau bagaimana rasanya menerka-nerka keadaanmu? Sibuk bermain dengan pikiranku dan yang muncul adalah prasangka. Faktanya, ketika rindu datang mengganggu, maka pikiranmu selalu gagal membawa ke arah ketenangan. Gelisah diam-diam datang lalu pertanyaan seperti - apakah kamu juga memikirkanku atau apakah kamu memikirkan orang lain - sulit ditolak. Jika masih dalam lingkup pertanyaan pertama, maka itu adalah wajar. Namun, jika hadir pertanyaan kedua. Maka hati-hatilah. Perasaan dan prasangkamu sedang bersiap mengaduk hatimu.

Lalu bagaimana denganku yang setiap detiknya merindukan kamu. Bagaimana jika tak ada yang ku lakukan lalu otak ku selalu kembali ke kamu. Belum lagi ketika kamu diam diam menyampaikan rindu. Seketika hatiku juga berkata sama. Rindu.

Lalu saat rindu datang menghampiri, kamu tau rasanya sakit? Ketika hati meronta ronta ingin jumpa, lalu mata tak kuasa menahan rindu tatapan dan kaki tak mampu lupakan sensasi jalan beriringan. Kamu tau rasanya? Seketika tubuh seperti mayat hidup. Bergerak namun tanpa nyawa. Raga terlihat namun pikiran melayang, jauh ke kamu. Ah kasian.

Jika sudah seperti ini, maka kamu yang kurindukan, tugasmu adalah duduk menenangkanku. Lewat suara-suaramu yang disampaikan angin, lewat pesan pesan singkatmu yang disampaikan merpati atau terbang bersama awan lalu datang hampiri aku yang dilingkupi penyakit rindu.

Namun yang paling utama adalah yakinkan Langit bahwa kamu setia. Bahwa rindumu hanya untuk ku. Bahwa tak ada rasa kepada selain yang berhak menerimanya. Tenangkan aku dengan keyakinan bahwa doa akan membuat kebersamaan yang abadi. Biar hanya aku yang berkecamuk dipikiranmu.

Aku sudah terlalu kebingungan bagaimana caranya menghilangkan prasangka ketika rindu datang. Tugasmu, bantu aku untuk hanya memikirkanku saja. Dan yakinkan aku bahwa hanya aku yang bermain di pikiranmu. Apalagi hatimu.

Selasa, 28 Juni 2016

22. dua dua




Ada sesuatu yang selalu ingin ku sampaikan setiap melihat angka 22. Entah itu tentang rasa, tentang cinta, atau hanya sekedar imaji. Bagiku, 22 adalah segalanya. Pertama, ditanggal 22 bumi akhirnya mengenaliku, kedua, ditanggal 22 akhirnya bumi mengenalimu. Hal lainnya mengenai 22, aku suka angka kembar. Aku tidak suka sendirian, walaupun kadang aku suka kemana-mana sendirian, tapi sebenarnya aku suka melihat yang berpasangan. Dua dengan dua adalah pasangan terbaik, menurutku.

Masih ingat Taylor Swift, ah entah mengapa lagunya yang berjudul 22 itu begitu terngiang ditelingaku. Tentang, being happy, free, confused and lonely at the same time. Do you ever feel it before? Like, you’ll realize how young you are. Karena menurutku, being happy free confused and lonely at the same time hanya bisa dirasakan oleh anak remaja. Dan dengan lagunya yang berjudul 22, I wonder how does it feels being 22?

See, tanggal 22 begitu berkesan. Bahkan sebentar lagi, usiaku akan menyentuh angka kembar itu. Waktu berjalan terlalu cepat setelah lulus SD. We’re getting older and older and old and old.

Ada yang ingin ku sampaikan lagi. Tentang 22. Aku mempunyai sebuah keinginan besar yang ingin sekali ku wujudkan pada usia 22 itu, namun kali ini, hanya Dia yang mampu mengabulkan. Its just too hard to make it come true, and I’m just too afraid to make it real. Aku, sepenuhnya pasrah tentang hal ini~

Just say aamiin please.

Senin, 27 Juni 2016

21. dua satu

Jangan rindu.
Jarak tak akan menghilang kalau kau rindu. Ia tak juga datang kalau kau rindu. Tetap diam, ditempat, jangan sekali-kali biarkan rindu datang.

Kerinduan hanya melahirkan malam-malam panjang nan dingin. Bulan dan bintang hanya mampu memandangi bumi yang rindu matahari. Jangan rindu. Kerinduan tak menghasilkan apapun.

Siang tetap panas, kering, menyayat hati. Jangan sekali kali rindu. Mataharimu belum tentu juga rindu bumi. Ia akan tetap disana dengan ketidakpekaannya. Jangan rindu. Rindu tidak menghasilkan apapun.

Lalu jika kalian sama sama rindu, bukankah obatnya bertemu? Saling tatap tanpa ada kata yang terucap namun seketika kerinduan itu tersampaikan. Hilang dan lenyap bersama senja yang datang sesaat. Lalu saat melihatnya tersenyum menatap matamu, duniamu sempurna. Bumi berhenti sepersekian detik lalu Langit restui pertemuan kalian dan tak izinkan kalian berpisah.

Jangan pulang.
Pergilah ke Langit.
Menjadi Pangeran dan Putri Langit.
Menjadi pemilik Langit.
Disana, kalian bersama.
Disana, bersama selamanya.
Disana, tak ada rindu.
Hanya ada aku dan kamu.




Jadi,


Jangan rindu.



Tapi aku,


Terlanjur rindu kamu

Minggu, 26 Juni 2016

20. dua puluh

Langit punya 1000 cara untuk menyatukan, sama seperti ia punya 1000 cara untuk memisahkan. Namun, inti dari kisahnya bukan bersatu atau berpisah. Tapi berdoa. Karena doa-doa yang sering kali diucapkan "semoga diberikan yang terbaik" seringkali berujung kepada air mata manusia. Entah itu bahagia atau sedih. Padahal lagi lagi, Langit hanya mengabulkan doa kita.

Seringnya, kita menanti sekian lama agar doa kita dikabulkan. Bahkan suatu hari nanti sampai kelelahan melangitkan doa. Padahal, belom dikabulkannya doa-doa adalah tanda Dia sedang mengabulkan doa mu. Diberikannya sesuai waktu yang terbaik. Atau ditangguhkan sampai saat terbaik tiba.

Ketika doamu melangit tanpa henti, sholat malam mu berlanjut tanpa putus, dzikirmu setiap saat tanpa istirahat, tetap saja. Dia tak harus mengabulkan doamu. Dia lebih tau skenario terbaik sedangkan kamu tidak. Ah, makanya tetap berkhusnudzon sekalipun itu kepada Yang Mahamenentukan tidaklah mudah.

Lalu yang perlu kita siapkan saat doa doa sudah melangit adalah hati. Siapkan hati yang bertanggung jawab atas doa yang dikabulkan atau siapkan hati yang selapang samudra agar tak kecewa ketika ketetapannya tak sesuai harapan nafsu manusia.

#ngomongdepankaca
#beresinhati
#siapindiri
#masih30harimenulis

Jumat, 24 Juni 2016

19. sembilan belas

 Pertanyaan ku malam ini :
Lebih banyak mana, aku yang memikirkanmu atau kamu yang memikirkanku.
Lebih banyak mana, rindu ku atau rindumu.

Coba dijawab.
Aku ingin tau.
Jangan buat aku penasaran.

Kamis, 23 Juni 2016

18. delapan belas

Aku menikmati setiap detik kebersamaan kita. Tentang aku dan kamu yang duduk di bawah hujan. Atau tentang kita yang kebingungan cari tempat makan.

Selamat memesan makanan.
Menyenangkan sekali mengetahui waktu (yang akhirnya) mengizinkan kita untuk berjumpa. Kita benar benar merindukan pertemuan ini kan? Pertemuan yang secara sengaja kita ciptakan di bumi. Bukan di Langit. Pertemuan dalam nyata, bukan imaji.

Ah akhirnya aku harus berterimakasih pada bumi yang izinkan kita pijaki dia di tempat yang sama.
Atau berterimakasih pada Langit yang mengorbankan cemburunya untuk melihat kita bersama bertemu di bumi.

Tapi aku masih suka kebingungan, kenapa kita merasa waktu berjalan begitu cepat? Padahal jarum detik tidak tiba tiba memiliki kekuatan super untuk berdetak lebih cepat kan?

Kecepatan bumi berputar pun masih sama. Hujan tak berarti bumi kita tiba tiba tergelincir lalu berputar lebih cepat kan?

Hmmm.

Lekas kembali.
Jangan terlalu lama mengantri.
Waktu kita bersama akan segera pergi.
Tolong, jangan buat aku menunggu lagi.


-di bawah hujan-
Menunggu kamu memesan makanan

Rabu, 22 Juni 2016

16. enam belas

16.

Ada yang bilang kamu tidak harus jadi berlian ditumpukan emas. Tidak harus jadi emas ditumpukan perak atau jadi perak ditumpukan perunggu.

Satu hal yang pasti, kamu berbeda. Toh pelangi jadi indah karena warna mereka yang beragam. Lalu langit menjadi objek terbaik saat perpaduan warna bergabung menghasilka keabstrakan yang indah. Dilain waktu, Langit malam menjadi begitu menggoda saat kelap kelip bintang yang warnanya beragam itu berhamburan.

Karena sejatinya keberbedaan itu yang menghasilkan keindahan. Syaratnya, keberbedaan itu harus serasi. Tak apa apa jika berbeda, namun jangan lupa biarkan dia serasi.

Aku perempuan, kamu laki laki. Kita berbeda, namun Langit dan bumi sepakat bahwa kita serasi.

Sesederhana itu.
Berbeda yang serasi.
Terlihat jelas perbedaannya namun indah jika dipandang bersamaan.

Tidak harus sama, karena ia monoton. Membosankan.

Emmm tapi...

Jadi dirimu sendiri. Tumbuhlah menjadi warnamu. Toh sejarah selalu mencatat orang orang yang berbeda, bukan orang yang sesuai pola.

Selasa, 21 Juni 2016

Pemuda yang Dirindukan Bangsa B)

BEM UNJ pada hari Jumat 17 Juni 2016 sampai hari Minggu 19 Juni 2016 menyelenggarakan PKM UNJ 1. Sebelum acara ini dimulai, peserta diberikan briefing terlebih dahulu terkait teknis pelaksanaan PKM UNJ dan penugasan selama kegiatan berlangsung. Selain hal tersebut, peserta juga bersama-sama panitia memfiksasi peraturan yang telah dibuat oleh panitia, setelah sebelumnya dilakukan diskusi point per point terkait aturan-aturan tersebut. Panitia membebaskan peserta untuk berpendapat dalam peraturan-peraturan tersebut. Setelah terjadi kesepakatan, maka peraturan tersebut disahkan untuk kemudiaan ditaati bersama.
Rangkaian acara pertama pada PKM UNJ dilaksanakan di gedung UNJ Kampus E. gedung ini biasa digunakan oleh prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) untuk melakukan kegiatan perkuliahan. Sebelum acara dimulai, peserta diberikan sebuah kertas kecil oleh panitia untuk digunakan sebagai tulisan harapan-harapan yang ingin dicapai oleh peserta setelah melaksanakan PKM UNJ. Setelah acara dimulai, ketua BEM UNJ 2016 yaitu Bagus Tito Wibisono menyampaikan sambutan dan kemudian membuka acara PKM UNJ ini secara resmi.
Materi pertama dalam rangkaian PKM UNJ 1 ini disampaikan oleh Muhammad Tri Andhika Kurniawan. Beliau adalah mantan ketua BEM UI yang sekarang menjabat sebagai staff ahli di DPR. Materi yang disampaikan oleh Pak Andhika adalah Manajemen Isu dan Opini Publik. Sebelum memulai materi secara lebih rinci, Pak Andhika menjelaskan bahwa kondisi hari ini adalah gerakan mahasiswa sudah mati, sehingga hanya dapat ditemukan kegiatan mahasiswa dimana-mana. Kemudian Pak Andhika menjelaskan bahwa gerakan mahasiswa berarti sebuah konsolidasi secara besar untuk merubah suatu tatanan masyarakat, sedangkan kegiatan mahasiswa hanya berfokus pada pengadaan-pengadaan proker semata.
Terkait manajemen isu, Pemateri menyampaikan bahwa masyarakat tidak banyak yang sadar dan mau memahami isu-isu yang ada hari ini. hal ini dikarenakan keterkaitan antara penyalahgunaan opini public oleh masyarakat. Disampaikan bahwa inflasi informasi atau kemudahan informasi yang berujung pada generasi instan, membuat masyarakat cenderung tidak update terhadap informasi.
Sedangkan pada bagian Opini Publik, dijelaskan bahwa opini hanyalah sebuah persepsi. Ia bukan fakta, bukan juga kenyataan, tapi lebih ke dalam bentuk judgement. Padahal membangun opini adalah sebuah keharusan karena kondisi masyarakat hari ini tidak peduli dengan fakta dari data-data yang telah dikumpulkan tetapi masyarakat lebih peduli pada opini-opini media berita.
Pemateri juga menyampaikan bahwa mahasiswa hari ini yang bergerak tidak banyak meninggalkan bekas. Hal ini disebabkan kurangnya penguasaan media yang mampu membentuk opini public.
Closing statement dari Pak Andhika ini berisi apresiasi terhadap mahasiswa yang tidak mau menjadi aktifis di kampus. Namun, tanpa ada gerakan mahasiswa, maka gerakan tersebut tidak ada apa-apanya. Anda bergerak saja tidak ada yang dengar, apalagi tidak bergerak. Namun ini bukan kesalahan anda, ini kesalahan system. Jika ada masalah di media, maka carilah solusi untuk mengatasi selain terus berinovasi, berproses, menyampaikan gerakan yang mereka punya, gerakan mahasiswa harus tetap eksis.
Hari kedua acara dilaksanakan di Kampus A UNJ gedung FIP. Materi kedua ini berisikan tentang rekayasa sosial yang disampaikan oleh Jon Riah Ukur atau yang sering disapa dengan Jonru Ginting. Oleh pak Jonru, dijelaskan bahwa setiap diri kita adalah pemimpin. Terlebih lagi kita adalah mahasiswa yang dikenal dengan sebutan agent of change. Maka, perbaikan dalam berbagai aspek kehidupan baiknya mengiringi dalam setiap langkah kaki mahasiswa.
Hari ketiga, pada 19 Juni 2016, PKM UNJ dilaksanakan di Kampus B UNJ di gedung FMIPA. Materi terakhir di rangkaian PKM UNJ 1 ini disampaikan oleh Moses Caesar Asa yang Septemper nanti akan mengambil master keduanya di Taiwan dengan jurusan Future Studies Education.
Materi ini berjudul Bela Negara sebagai Strateri Kontra Inteligen. Sebelum menjelaskan tentang bela negara atau kontra inteligen itu sendiri, peserta diperlihatkan cuplikan-cuplikan film Pearl Harbour. Bedanya, dalam penontonan film hari itu, Pak Moses menjelaskan tentang inteligen inteligen dan perannya dalam sebuah pertahanan. Pak Moses juga menjelaskan bahwa sebenarnya Amerika bisa mengatasi serangan Jepang jika mereka mau mempercayai interpretasi inteligen Amerika. namun, karena interpretasi itu terlalu jauh dari logika manusia, akhirnya apa yang disampaikan oleh inteligen pun diabaikan hingga akhirnya Amerika gagal menyiasati penyerangan Jepang.
Setelah itu, pemateri menyampaikan dengan panjang lebar dan runut tentang kondisi dunia pada masa lalu, hari ini dan yang akan datang. Konflik-konflik masa lalu, hari ini, dan yang akan datang berkaitan erat dengan kebutuhan yang tidak dapat diperbaharui, hingga akhirnya kebutuhan tersebut akan habis dan konflik dunia akan terjadi lagi. Terlebih oleh negara berkembang. Selain itu, pertumbuhan penduduk yang tidak sebanding dengan pertumbuhan makanan akan melahirkan konflik dunia di negara-negara penghasil pangan yang salah satunya adalah Indonesia. Maka untuk mengatasi hal tersebut perlu kesadaran bela negara terhadap warga sipil untuk mengatasi permasalahan-permasalahan itu sendiri.
Setelah serangkaian PKM UNJ 1 ini dilakukan, maka peserta harus mempersiapkan untuk presentasi penugasan yang telah diberikan oleh panitia pada rangkaian PKM UNJ 2 yang akan dilaksanakan pada Jumat, 15 Juli 2016.

Hidup Mahasiswa!

Hidup Rakyat Indonesia!

15. lima belas

15.

Ini adik adik lucu (korban) pengalaman saya pertama kali ngisi kelas di SD.

Suatu ketika ada tawaran dari temen buat jadi mentor sanlat di SD. Sempet ragu buat ngikut si, tapi demi pengalaman alhasil saya ikutan. Setelah dibuat grup, dikasi tau ini itu, tibalah hari pertama ngisi. Kelas 2B.

Hai adik adik~~~

Saya beneran gatau harus gimana, dari awal masuk kelas sampe jam istirahat semua suara bercampur baur. Suara saya malah tenggelem dengan suara mereka.

Tapi, luar biasanya, mereka semangat kalo udah disuruh baca quran. Berebut. Saling mau maju. Ah adik adik kuh~

Sesi berikutnya, saat harus menjelaskan tentang makhorijul huruf, apalah daya, saya diajak main tebak tebakan. Ada juga yang minta nyanyi nyanyian~

Saya bilang, "nanti ya sayang." dan mereka itu beneran nagih. Beneran minta. Alhasil karena udah bilang entar, saya pun kasih ke mereka sesi tebak2an sesaat setelah sholat dhuha.

Yooo bayangin, 2 SD saat harusnya hanya praktek wudhu malah minta praktek. Yang kece lagi, mereka pada sholat berkali kali, dan berebut jadi imam.
Semoga kalian jadi ladang pahala buat orang tua orang tua kalian ya sayang~

Sangking aktifnya, saat jam pulang mereka sampe lemes. Ada yang tidur, ada yang gambar, ada yang males malesan. Ada juga yang nangis.

Ah, adik satu ini bikin saya mikir.
Ketika air matanya mengalir deras, dia malah sibuk mengkhawatirkan puasanya yang nanti batal karena menangis.
Saya bilang ke si adek, puasa mu gak batal kok. Etapi pada gapercaya. Berasa gagal gitu jadi mentor.

Terus saya jelasin deh makna puasa, hukum2 dalam islam, apa yang membatalkan puasa. Dan mudah2an mereka paham kalo nangis itu gak membatalkan puasaaa~~~

Gak lama saat mereka pulang, saya mikir banyak. Hari ini, susah nemuin anak yang mau banyak nanya, kritis si katanya. Dan mereka semua pertanyaannya berisi loh.

Ahh jadi mau punya anak~

Senin, 20 Juni 2016

14. empat belas

Hadist qudsi : Allah gak berkehendak terjadi, maka ga terjadi.

"Wahai hambaKu, kalian semua bingung dan tersesat kecuali siapa yang aku beri petunjuk. Maka mintalah petunjuk itu padaKu maka akan Aku beri petunjuk...

Wahai hambaKu...
Kalian semua kelaparan, kecuali siapa yang Aku beri dia makan...
Maka mintalah makan padaKu, maka akan Aku berikan dia makan

Wahai hambaKu...kalian semua telanjang kecuali siapa yang Aku beri dia pakaian...
Maka minta lah padaKu, maka akan Aku beri dia pakaian..

Wahai hambaKu...
Sesungguhnya kalian suka sekali berlaku salah dimalam dan siang hari sedangkan Aku adalah Yang Maha Pengampun yang mengampuni dosa kalian...
Maka mintalah ampun padaKu..
Maka akan Aku ampuni..

Wahai hambaKu...
Sesungguhnya kalian semua tidak akan sampai kepada kemudharatan atau keburukan dari yang kalian pikirkan dan rasakan dan cemaskan
Kecuali kalian yakin Aku akan memberikan kemudharatan kepada kalian.
Maka pikirkanlah Aku dari hal hal yang baik...

Yakinlah dengan kemahaanNya
Khusyu dengan menghadirkan Allah tiap detik...
Fokus hatinya ke Allah...
Ikhlas dengan menerima segala sesuatu sebagai bukti cintaNya
Mau adzab, atau ujian, keduanya karena cintaNya...

Pasrah itu menitipkan ke Allah
Titik tingginya lupa.



#materiPPA#

Sabtu, 18 Juni 2016

13. tiga belas

Kejadian sama yang berulang.

Aku tidak tau, tapi itu rute ku pulang. Lewat gedungmu yang berwarna putih besar dengan banyak pohon rindang disekitarnya. Memang, sesekali aku berharap bahwa angin akan membawa kita bertemu. Disebuah papasan tidak sengaja. Entah itu kamu yang melihatku, atau aku yang melihatmu lalu kita saling sapa.

Aku jujur, benar benar tidak memata mataimu lalu pura pura menciptakan papasan tidak disengaja. Aku benar memang ingin pulang, bertemu ayah ibu di rumah. Tapi jika diperjalanan pulang bertemu kamu, ku rasa itu bonus besar.

Aku suka caramu memanggilku. Caramu menyebut namaku membuat duniaku teralihkan. Lalu panggilanmu itu membuat mata kita bertemu. Ah kamu, seketika tak ada yang lain selain dirimu dan tatapan tajammu itu. Duniaku seolah berhenti lalu hanya ada aku dan kamu di bumi. Yang lain, bukan mengontrak, tapi mendadak pindah ke planet sebelah. Bumi benar benar hanya ada aku dan kamu, sekalipun saat itu kamu duduk dengan seseorang atau berjalan dengan yang lain.

Tau tidak, dari sejumlah pertemuan kita itu, yang paling kusukai adalah pertemuan yang tidak disengaja. Seperti pertemuan pertama kita kan, bagaimana kita bertemu, kenal dan akhirnya saling sapa adalah bukti salah satu kehebatan skenarioNya.

Lalu ketika pertemuan-pertemuan tak disengaja itu tercipta, skenarioNya tak bisa ditebak lagi. Aku sibuk mencari makna : apa maksud pertemuan ini? Papasan tak disengaja yang menyembuhkan sedikit rasa rindu. Rindu yang diam diam disembunyikan dan menggunung tanpa mampu ku cegah.

Lalu melihatmu, mendengarmu menyebut namaku, bahkan sampai akhirnya menatap matamu. Ah kamu, miniatur duniaku. Sempurna. Selain Dia, rasanya keberadaanmu sudah cukup. Seperti Adam dan Hawa yang dibuang ke bumi. Hanya ada aku dan kamu disini. Entah manusia lain dimana dan dalam bentuk apa.

Akhirnya aku benar benar tau, bahwa makna dunia seperti milik berdua itu benar adanya. Bedanya, orang-orang bukan kontraktor. Mereka hanya terlihat seperti dedaunan gugur, atau angin kencang, atau malah menghilang ke planet lain.

Ah kamu.
Perpapasan ini hanya beberapa detik, tapi kenapa rasanya begitu bahagia?

12. dua belas

12.

Hari ini, ketika maghrib di jalan, saya masih tenang. In syaa Allah bisa dapet maghrib.

Ketika minta jemput dan no respon, saya juga mikir yaudah ngangkot aja. Etapi gak lama ibu bales sms nanya mau dijemput dimana.

Turun dari bus set7an, nungguin adek jemput gataunya sampe hampir jam 7.
Posisinya disitu, saya belom sholat.

Gak lama adek dateng terus saya minta dia cepetan, saya belom maghrib.

Selepas sholat, saya mikir.

Kenapa gak bisa sholat awal waktu ya?

Bukan, bukan karena jalan macet.
Bukan juga karena adek saya jemputnya lama. Tapiiii..


Jangan jangan Allah gamau buru buru ketemu saya. Allah gak ngizinin saya sholat awal waktu.

:(

Jumat, 17 Juni 2016

11. sebelas

11.

Ketika yang kita butuh segera ada, maka itu cukup.

Hari ini, UAS kwn Alhamdulillah dengan pulpen yang tintanya sudah di ujung tanduk. Sambil minta ke Sang Pemilik Pulpen, "Ya Allah, ilmu Mu sangat luas. Bahkan lautan kau jadikan tinta pun maka itu tak cukup menuliskannya. Ya Allah, hamba mau nulis sedikiiit aja dari ilmuMu. Sedikit yang gak ada apa apanya dibanding ilmuMu yang maha luas. Tolong dibantu ya Allah, tinta pulpennya sedikit lagi habis."

Alhamdulillah sampe selesai tintanya cukup hehe.

Ketika mau tes lisan, bukan baca materi yang abis kita buat, bukan nanya ke temen apa aja yang ditanya toh orang lain udah nanyain, kita tinggal dengerin hehe.

Minta ke Allah pake doanya Nabi Musa yang mau ngadep firaun. Ingetloh itu doa buat ke firaun yang serba + itu. Kalo doa itu dipake buat ngadep dosen, kecil lah yaa~


Terus apalagi nih ya~


Mau ngerjain tugas terus ngantuk abis itu sengaja tidur, Alhamdulillah adaa yang ngebangunin. #bahagiaitusederhana

Teruuus, mau berangkat kuliah bingung naik apa, Alhamdulillah ada yang siap ditebengin.

Allah Maha Baik, Maha pemenuh kebutuhan. Tergantung kitanya aja masih mau sombong dengan kondisi yang serba minus ini? Tergantung kita yang mau bergantung pada Yang Mahakuasa apa engga.

Rugi lah kalo urusan urusan dunia yang kecil ini gak jadi sempurna pengerjaannya karena sombong gamau libatin Allah. Rugi~

Rabu, 15 Juni 2016

10. untuk kamu

Bagaimana jika aku yang membuat jarak kepada semua orang, justru terperangkap bersamamu. Tak bisa keluar membebaskan diri atau menjauh kemudian membuat jarak lagi?

Bagaimana jika akhirnya ketika Langit percayakan kamu untuk menjagaku, tapi ternyata justru kamu yang menghancurkan kepercayaan itu?

Bagaimana jika aku ingin lari menjauh tapi setiap langkah lariku justru membawa ku lebih dekat kepadamu?

Bagaimana jika aku ingin sembunyi disebuah tempat yang tak bisa kamu temukan tapi ternyata diam diam aku berharap justru kamu akan menemukanku?

Bagaimana jika aku diam diam mengharapkan bisa menghilang tapi justru aku ingin menghilang bersamamu?

Bagaimana jika akhirnya setiap yang ku lakukan berlawanan dengan otak sehatku?

Bagaimana jika aku membencimu karena telah membuatku jatuh hati?

Bagaimana jika suatu hari nanti kamu menyerah?

Bagaimana jika kamu tidak siap menghadapi semuanya?

Bagaimana jika ternyata aku yang merusak semuanya?

Bagaimana jika aku yang....

Bagaimana jika kamu yang....

Bagaimana jika akhirnya....

Bagaimana kalau....

Bagaimana....

Bagaimana....

Bagaimana....



Mungkin,
jika saat itu tiba,
Maka....

.....

Maka....

.....

....

Selasa, 14 Juni 2016

9. sembilan

9.

Setelah sekian lama ayah hanya ngeliatin, ngawasin dan ngebantuin anak ketiganya masak, hari ini keluarlah komentar tak terduga.

"Husna mah masaknya main mainan aja."

Jleb~~~

Menu hari ini, kue kelepon yang dimasak khusus buat adik-adik tersayang. Buatnya dibantuin kakak, dibantuin resep. Gampang kok, asli deh~
Cuma pas lagi ngebulet buletin, eh ayah dateng. Keluar lah komentar itu. Duh yah, jangan jujur jujur banget, hehehe.

Gak lama kemudian, akhirnya kakak saya ikut komen.

"Iya emang yah, kalo masak sama husna pasti ada aja yang gagal."

Terus aku kudu piyeee ~~~
*biar kekinian*

Tapi taraaa~
Jadilah kelepon ala husna.
Coba tanyain ke yang tadi makan, enak apa engga.

Yang penting mah niatnya ngasih makan orang buat buka, biar dikasih pahala sama Allah banyak banyak. Soal rasa, nomor dua gapapa lah ya heuheu.

Jadi gitu.
Kisah hari ini.
Sebenernya curhat.
Jadi yang penting nulis kan, bukan nulis yang penting #plak.

Satu hal yang pasti gengs, in syaa Allah kalo niatnya baik, ada aja yang bakal makan, biar rasa dan bentuknya aneh juga ya hehehe.

#9
#30harimenulis
#husnapunyacerita
#mainmasakmasakan
#bukanbuatkamu

Senin, 13 Juni 2016

8. delapan

8.

Bukan anak anak namanya jika tidak polos.

Berada di jalan raya sambil menunggu bus memang kadang membuat saya berhasil mengingat potongan potongan kisah masa lalu. Dan barusan, ketika melihat mas mas ngerokok di motornya, ada sebuah kejadian yang cukup konyol yang teringat. Ini kisah kepolosan saya dulu.

Menurut saya, salah satu tanda bahwa kita sudah besar adalah dengan tidak dipangku saat duduk di angkot. Saya sudah tidak dipangku waktu itu~

Hari itu, entah saya pergi kemana dan dengan siapa. Saat itu juga Ramadhan, sepertinya saya sudah mampu puasa full sehari.

Di angkot, duduk di belakang supir adalah posisi yang cukup aman dari para perebut barang. Jadi saya berusaha memilih duduk di belakang supir angkot, sampai hari ini. Di lampu merah pangkalan jati, supir angkotnya beli rokok ke tukang asongan.

Saat itu saya panik.
Orang yang merokok pasti tidak puasa. Maka yang menghirup asap rokok, jangan jangan juga tidak puasa. Karena saat itu saya puasa, maka jangan jangan puasa saya akan batal jika menghirup asap rokok. Panik. Akhirnya saya berusaha keras menahan nafas. Sampai asap rokoknya menghilang, saya tidak bernafas.
Dan kalian tau, itu sangat menyiksa.

Hari itu pikiran saya seperti itu, dan sekarang saya berfikir betapa konyolnya jika bernafas membuat puasa seseorang batal, hehehe.
Tapi namanya juga anak anak, kalo gak polos ya bukan anak anak.

Eh udah seminggu ramadhan.
Udah berapa juz?
Tarawihnya full?
Udah ngasih buka yang shaum?
Yoooo panen ibadah~

#8
#30haribercerita
#HusnaPunyaCerita

Minggu, 12 Juni 2016

6. enam

6.

Seringnya, saya mengiyakan sesuatu hanya agar perdebatan selesai.
Seringnya, saya mengiyakan sesuatu hanya agar saya berhenti dipaksa.
Seringnya seperti itu.

Hari ini, ketika lelah tak mau pergi, akhirnya efek samping yang selalu mengiyakan pun terlihat.

"Sebenernya kamu serius gak si "

Ketika pertanyaan ini datang, terutama dari kamu yang tak tau bagaimana akhirnya aku bisa "tercemplung," rasanya aku hanya ingin kabur. Jika itu chat, maka tak ku balas. Jika itu telfon, maka ku matikan mendadak. Jika itu pertemuan, maka segera ku tinggalkan.

Iya, bahayanya ketika mengatakan ya hanya karena tak ingin lagi dikejar, maka semuanya berantakan.
Ini saya, kekurangan saya yang sering kali membuat orang lain kesulitan.

Saya ingin sampaikan dua hal. Pertama untuk saya dan orang orang seperti saya, kedua untuk orang2 yang seringkali secara tidak sadar telah membuat saya berkata ya hanya karena menghindari pemaksaan.

Pertama.
Hidup adalah pilihan, mengatakan ya walaupun terpaksa juga adalah pilihan. Maka saat pilihan itu telah ditentukan, berjuanglah sekuat tenaga atas pilihanmu itu. Satu hal, jangan pernah repotkan orang lain atas kekuranganmu. Jangan.

Masih ingatkan, amanah selalu meminta segalanya darimu? Bahkan sampai ke mimpimu pun tak jauh dari amanah. Jadi, ketika telah memutuskan, maka maksimal lah. Karena bisa jadi staff itu dosanya lebih banyak. Mereka mengira amanahnya ringan makanya bisa santai santai. Lain sama kadiv, kadep, amanahnya besar, yang diurus banyak. Lalai di satu dua hal itu wajar. Kalo jadi staff terus lalai, mau ngomong apa depan Allah?
*bukan kata saya*

Kedua.
Berhenti mengatakan ke orang lain bahwa kamu percaya dia bisa. Ketika dia sudah menolak beberapa kali, bisa jadi bukan karena dia tidak bisa, tapi tidak mau.

Karena tidak bisa dan tidak mau adalah dua hal berbeda, maka terbiasalah untuk membedakan, terbiasalah untuk tidak memaksa.




Seringnya, kita tidak sadar ketika menjadi salah satu dari dua tokoh di atas.
Semoga kita jadi semakin peka.

#6
#30HariMenulis
#Husnapunyacerita
#edisicurhat
#ngomongdepankaca

7. tujuh

7.

Akhir semester.
Hari ini, mayoritas manusia yang bergelar mahasiswa sedang sibuk di depan laptop, sibuk mencari sumber, sibuk mencari pencerahan atas tugas tugas.

Selalu begitu polanya.
Awal semester semangat, tengah semester sibuk organisasi, akhir semester sibuk uas. Lalu bagaimana caranya agar tugas2 uas ini selesai sebelum deadline atau minimal tepat pada waktunya?

Hari ini saya membuktikan, bukan dengan pergi ke perpustakaan, bukan dengan sebanyak-banyaknya sumber, bukan juga dengan sebagus-bagusnya media.

Yang pertama, permudah urusan saudaramu in syaa Allah, Allah mudahkan urusanmu.
Sederhana ya.
Bukan fokus di diri sendiri, tapi fokus ke orang lain.

Namun hal ini bukan berarti kita abaikan urusan sendiri. Tetap, kerjakan tugasmu. Kuncinya adalah...

Yang kedua,
Minta Allah yang menyelesaikan.
Manusia, kita gabisa apa-apa. Hanya sekedar membaca pun kalo gak Allah izinkan, ya gabisa.
Makanya jangan sombong.
Hinain diri depan Allah gapapa, asal jangan depan manusia.

Ya Allah,
Sesungguhnya tugas tugas uas hamba banyak.
Hamba mana bisa nyelesain ini sendirian.
Ya Allah, bantuin, temenin, tolong selesain dengan caraMu.
Gak mampu hamba nyelesain sendirian. Kalo Engkau yang nyelesain, udahnya bener semua, sempurna, cepet lagi.

Ya Allah, Engkau Maha Segalanya, sedangkan hamba hanya bisa bergantung kepadaMu.

Ya Allah, ridhoilah, aamiin

Sabtu, 11 Juni 2016

5. Lima

5.

Matamu selalu mampu membuat duniaku berhenti bergerak. Dalam hitungan sepersekian detik, aku tenggelam dalam tatapan matamu yang tajam.

Hari ini, ketika tak juga sapamu datang, justru Dia sedang persiapkan sesuatu yang lebih indah.

Rindu selalu menghasilkan usaha untuk bertemu. Namun ketika kata rindu terucap dan tidak ada usaha untuk bertemu, ada yang perlu ditanyakan dari definisi rindu itu.

Hari itu sore. Langit sedang cerah. Senja tak terlalu terlihat merah. Dan aku sedang sibuk mengejar matahari.

Ku kira, kecepatan matahari mampu membuatku mengabaikan semua hal. Terutama kamu yang ditemukannya cukup sulit.

Ku kira, aku mampu mengabaikan itu semua. Tapi tau tidak, justru saat dipersimpangan jalan itu, saat harusnya aku berlari lebih cepat dari matahari, lagi lagi aku tersedot matamu.

Mata tajam yang justru mengalihkan pandangan dunia.

"Matamu mematikan."
Lalu kupikir, "mungkin itu terjadi karena wajahku mengalihkan duniamu?"

#5Lima
#husnapunyacerita
#edisibaper

Kamis, 09 Juni 2016

4. empat

4.

"Ka, aku home sick."
"Iya ka, mama sakit."
"Hehehe, ini hari pertama ka."
"Aku mah sabar aja ka."

Adik. Keempat adik yang tadi meluangkan waktunya untuk bertemu si kakak di tengah gunungan tugas. Sedikit sedikit saya jadi ingat, salah satu yang saya nantikan adalah ini, berkumpul bersama dalam satu lingkaran. Saya benar benar menyebutnya sebagai charging. Pengisi batrai, penguat ruhiyah.

Seringnya, kepenatan dalam hiruk pikuk tugas keduniawian menghilang begitu saja ketika ucapan salam dari mc terdengar. Dalam hati seolah ingin mengatakan, "aku siap melayang!"

Lingkaran. Sudah dari SMP sebenarnya, kalimat itu terdengar, walau agak asing di awal tapi ternyata membuat cinta diakhir.

Sedikit demi sedikit, bertambahnya usia, bertambahnya pemahaman, maka bertambah butuhlah akan duduk melingkar.

Jika hidup benar benar melelahkan, lalu rasanya tak ada yang paham, maka saat itu kita butuh duduk melingkar.

Hari ini, dihari ke empat, empat kepala menyampaikan hal yang berbeda. Selalu ada ilmu baru, selalu ada hikmah baru, selalu ada kisah kisah cinta baru yang tersampaikan.

Maka hari ini, jika kamu bertanya tanya apa itu duduk melingkar, maka temuilah aku disudut lorong. Akan kuceritakan semuanya sampai kau yang meminta lingkaran untukmu.

#4
#30harimenulis
#edisingelingker
#yukmentoring
#husnapunyacerita

Rabu, 08 Juni 2016

3. Tiga

3.

Hari ini, jika Langit bertanya tentang nama nama manusia hebat, maka kalian adalah salah satunya. Tiga manusia yang Allah pilih untuk pundaknya diberikan tanggungan lagi. Bukan karena pundak itu paling hebat, paling kuat, atau paling lebar. Tapi justru karena pundak itu paling siap. Langit percaya bahwa itulah pundak terbaik untuk diberikan amanah.

Hari ini, kita siap menulis kisah tentang perjuangan. Bukan perjuangan seorang superman, tapi superteam. Tentang betapa hebatnya kita bersama dan betapa lemahnya saat sendiri.

Katanya, "kalian tanpa saya tidak apa apa, tapi saya tanpa kalian bukan apa apa."
Sejujurnya, jika semua saya berkata seperti itu, maka tak ada lagi kata kalian. Karena keputusan saya saya lah tercipta kata kalian.

Hari ini, ketika pundakmu terpilih untuk menjadi ujung tombak, maka tenanglah, akan ada sisi lain yang siap membersamai pundakmu. Pundak yang juga siap mengemban amanah.

#3
#30HariBercerita
#HusnaPunyaCerita

Selasa, 07 Juni 2016

2. Dua

2.

Tak selalu satu yang dinantikan. Sesekali kita menunggu datangnya yang kedua, kesempatan contohnya. Saat yang satu terabaikan, maka yang kedua pun dinantikan.

Hari ini, Ramadhan terlihat seperti kesempatan kedua yang datang setiap tahun. Dengan doa semoga bisa lebih baik dari tahun lalu, Allah berikan kesempatan kedua untuk bertemu ramadhan lagi. Terlupa bahwa usia yang sudah menginjak puluhan berarti Allah telah berikan puluhan kali kesempatan bertemu ramadhan.

Hari ini, seorang teman bercerita.
"Ka, gue harus bisa lebih baik dari ramadhan taun lalu. Gue harus bisa khatam. Tarawih gue harus bener. Puasa gue harus 30."

Seperti ucapan adik yang dilaporkan dengan semangat ke kakak. Sambil tersenyum, saya hanya berkatam "bagus. Lu harus semangat terus. Pahala ramadhan banyak loh. Sayang kalo disia siain."

Dia mengaamiinkan lalu kami sibuk dengan aktivitas masing masing.

Kesempatan keduamu datang.
Kesempatan keduaku datang.
Kesempatan bertemu ramadhan hadir lagi.

Mungkin dulu kita, masih tenggelam dilumpur kejahiliyahan. Abai terhadap kesempatan 'bersih bersih' saat ramadhan datang.

Lalu hari ini, saat kesempatan kedua hadir, saat kesempatan keduamu tentang apapun itu telah tiba. Maka cukup. Berhentilah. Jangan mengharapkan datangnya kesempatan ketiga. Atau jangan menantikan datangnya kesempatan kedua untuk kesekian kalinya.

Sudah hari kedua ramadhan.
Sudah hari kedua Allah berikan kesempatan.
Sudah berapa juz tilawah?
Sudah berapa rakaat sunnah didirikan?
Sudah berapa ribu sedekah tersalurkan?

Semoga tetap menjadi baik.
Selalu menjadi baik.
Siap berjuang lebih baik.

#DuaRamadhan
#30HariMenulis
#HusnaPunyaCerita

Senin, 06 Juni 2016

1. Satu

1.

Karena sesuatu dimulai dari satu. Dari pertama. Dari awal. Dari sebuah. Toh kalaupun kamu melanjutkannya, itu tetap menjadi awal, itu tetap menjadi sebuah dan itu tetap menjadi satu yang baru.

Katanya dalam melanjutkan, tak sesulit memulai. Mendorong lemari misalnya. Tenaga awal yang dikeluarkan mungkin 75%, tapi ketika lemari telah terdorong, maka tinggal 50% tenaga yang perlu dikeluarkan.

Tapi katanya dalam melanjutkan, tidak semudah memulai. Ibadah misalnya. Mudah sekali bangun malam lalu sholat tahajud 8 rakaat ditambah witr 3 rakaat. Sangat mudah diawal. Lalu ketika diminta untuk melanjutkan seterusnya, sangat sulit.

Lalu aku bertanya, mana yang benar?
Yang pertama kah atau yang kedua?
Lalu dalam setiap hal yang kita lakukan apakah dia bernilai satu hal yang baru?
Apakah nilainya sama barunya seperti saat pertama kali melakukannya?

Tiba tiba Langit ikut campur.

Dek, jangan campur adukan segala sesuatu. Apa yang ada di bumi tak selamanya bisa disamakan. Lebih lebih kamu menyamakan urusan fisik dan urusan hati. Lain dek.

Fisik makin terbiasa saat kau beri beban berat. Tak ada urusan setan menggoda goda dalam urusan kekuatan.
Sedangkan hati makin kepayahan semakin kau latih. Lawannya bukan lagi diri, tapi setan. Tak cukup coba sekali dua kali. Minimal 40 hari tanpa henti, baru kuat kamu lawan setan.

Masih tanya mana yang benar?

Coba lihat sekarang.
Banyak orang yang puasanya full 30hari, tapi lihat mana yang kuat tarawihnya 30hari. Lihat mana yang tilawahnya 1 juz setiap hari. Mana yang sedekahnya setiap hari.

Lihat dek, bandingkan.
Satu dan sebuah memang adalah awal. Tapi yang pertama bisa saja selalu hadir, makanya ia sulit.

Kamis, 02 Juni 2016

Donor Darah!

Selamat menjadi pendonor!

Beberapa hari yang lalu, saat masih sibuk di dalam kelas, ada sebuah pesan di grup yang menarik perhatian.

"Yang mau donor darah ke rsg yaa."

Waah.
Dari pertama kenal donor mendonor, saya pengen banget ngedonor juga. Tapi setiap dateng ke tempat donor, selalu aja berat kurang. Ciee kurus.
Ada rasa bangga tersendiri gabisa donor karena beratnya kurang, bikin yang lain pengen~

Bertahun tahun saya datengin tempat donor darah, tapi selalu kurang beratnya. Sekalinya berat udah lewat standar minimal 45. Eh adanya kantong buat yang beratnya minimal 50.
Gak jodoh.

Bermodal nekat, akhirnya setelah kuliah saya datengin rsg. Isi data ini itu, terus masuk ruangan. Eh pas di ruangan ditanyain beratnya berapa, baru deh kepikiran buat nimbang.

Dan Alhamdulillah, beratnya cukup buat donor dan kantongnya ada buat saya hehe.

Ternyata setelah isi data, masih harus periksa darah, tensi, isi data lagi. Deg degan. Asli deg degan banget. Baru pertama ini bisa nyampe tahap itu. Pas di tes darahnya, saya udah waswas. Jadi itu darahnya diambil lewat tusukan yang tajem gitu dan itu sakit. Udah lama gak bedarah gitu. Uh, nyeri.

"Darahnya bagus kok."

Gilaaak.
Darahnya dibilang bagus.
Berarti saya lulus.
*makin panik.

Pas periksa tensi, sengaja curhat sama dokternya.

"Dok saya takut."

"Gapapa, gak sakit kok."

"Ini pertama banget nih."

"Oh disini banyak yang pertama kali ya."

"Duh dok saya deg degan."

"Santai aja. Relax."

Sambil nungguin kasur kosong, saya jalan ksana kemari. Mungkin kaya suami suami yang nungguin istrinya lahiran. Sampe akhirnya temen saya dateng, "na, jangan deg degan. Santai aja. Kalo deg degan terus tegang, nanti malah sakit loh."

Waahh makin panik deh. Ini gimana caranya biar tenang. Tarik nafas. Buang. Tarik lagi. Buang lagi.

Tenang tenang.

Istighfar banyak banyak.
"Hanya dengan mengingat Allah hati jadi tenang."

Istighfar aja saya selama nunggu.
Alhamdulillah tenang. Saat akhirnya saya dapet kasur buat diambil darahnya, perasaan lebih relax. Mba mbanya kaku banget. Hehe.

Nah terus segala prosedural dilakuin sampai akhirnya darah saya ngalir ke kantong. Tadinya saya mau liat prosesnya dari awal sampe akhir, tapi kata temen jangan diliat, eh saya nurut aja hahahaha.

Mbanya berkali kali nanya, "pusing gak?" saya jawab, "engga"

Rasanya saat darah ini keluar dari badan, beeeh. Biasa aja. Gak sakit juga. Gak mendadak lemes terus pingsan juga. Bener bener biasa aja. Tinggal paniknya doang si ngeliat darah segitu banyak keluar dari tangan.

Setelah donor dan dapet ini itu, akhirnya saya mikir.

Ini saya terakhir makan kemaren siang eh sekarang udah donor darah. Sehat sehat aja lagi. Darah saya diambil sekantong, kok ya gapapa.

Saya bukan anak biologi dan terakhir belajar tentang darah itu pas SMP jadi lupa teorinya.

Terus saya mikir lagi.

Keren ya.
Saya minum teh, makan nasi, minum yogurt, susu, makan sayur ini itu, eh berubah jadi darah. Bayangin aja darah saya berkurang sekantong banyak banget itu. Tapi ternyata badan saya bisa memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa harus dikasih darah lagi dari orang.

Bener beneeerrr.
Allah ya.
Kita aja, ciptaannya yang kaya gini sempurna banget. Ini aja baru saya, terus gimana orang lain yang puluhan itu yang donor darah juga? Terus gimana dengan semua orang di dunia?

Gak ada orang yang kelebihan darah sampe panik terus bingung cari tempat buat donor darah.
Sama kaya gak ada orang sehat yang kekurangan darah terus cari donoran darah.
Dan gak ada juga orang yang donor darah kemudian jadi kekurangan darah.

Ah saya mah gaperlu teori ini itu, saya mah cukup satu aja, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.

Kalo ngomongin kehebatan Allah gak akan ada abisnya. Tapi dari kehebatan itu semua, gimana caranya kita bisa bersyukur. Kita ini sempurna loh. Bahkan manusia yang lahir tanpa tangan, tanpa kaki, mereka juga sempurna. Toh tubuh mereka dengan mudahnya mengkondisikan bagian mana yang harus kena darah, yang butuh asupan energi dll.

Saya mah makin makin makin makin ngerasa gak ada apa apanya lah ya. Jangan sampe deh nyakitin Allah biar cuma sedikit
 Gak ada tuh kesalahan kecil. Nanti kalo Allah marah, abis lah saya.