Senin, 07 November 2016

Wanita

Dulu, pada zamannya, sebelum Islam masuk, dunia sepakat bahwa wanita adalah makhluk yang hina. Keberadaannya hanya untuk pelayan lawan jenisnya.

Dulu, dulu sekali, bayi perempuan dianggap aib. Kelahirannya mengundang malu sekeluarga. Seandainya saja makhluk bernama wanita tak pernah ada....

Dulu, dulu sebelum suara kesetaraan bergaung dimana-mana, tak ada satu wanita yang boleh menuntut ilmu. Kebodohan adalah tahtanya, dapur kasur sumur adalah istananya.

Lengkap sudah, kehinaan, kerendahan yang disepakati seluruh manusia tanpa sebuah musyawarah.

Wanita adalah makhluk hina.

Kemudian Islam datang, walaupun belum merata, namun wanita akhirnya memiliki tempatnya.

Ibu, ibu, ibu.

Bahkan tingkatan tertinggi dari manusia yang paling harus dihormati adalah wanita. Rasulullah, makhluk yang pertama dan utama yang mengatakannya.

Namun hari ini, ketika sebuah kata yaitu wanita harus diikuti dengan kata "cantik" dibelakangnya, saya menemukan bahwa menjadi wanita tidak semudah itu.

Terlebih lagi ketika ada embel embel alis sempurna, lipstick merah merona, wajah bersih tanpa noda, ah rasa rasanya hari ini terlalu banyak aturan untuk jadi wanita.

Padahal, wanita, cantikmu mahal, hanya untuk yang halal.
Bukan fisikmu, tapi akhlakmu.
Bukan yang terlihat, tapi yang tersembunyi.
Bukan dikenal penduduk bumi, tapi penduduk langit.

Lalu wanita, karena tujuanmu bukan dunia, tak berarti keindahanmu kini hanya fatamorgana. Tetaplah indah, karena Dia menyukai keindahan. Tetaplah menjaga, karena Dia cemburu jika kamu kemana mana.

Percantik dengan akhlak.
Jadi perhiasan dunia dengan menjadi wanita sholehah.
Dekati Dia agar sempurna hidupmu.

#ntms

Tidak ada komentar:

Posting Komentar