Kamis, 24 September 2015

Terbawa mimpi.
Kamu pasti benar benar berharga bagiku.
Walaupun telah jutaan kali aku sangkal tapi ternyata tidak bisa.
Kamu datang ke mimpi ku dengan sebuah hal yang paling tak ingin aku bayangkan.
Dan itu seperti nyata terjadi.

Walaupun hanya dalam mimpi, tapi rasa kecewanya terasa sampai hati.
Dari dulu aku selalu menghindari memikirkan hal itu.
Namun lagi lagi hebat, saat aku menghindar, justru saat itulah aku semakin penasaran.
Semakin berpikir keras.
Semakin merasa kekecewaan.

Padahal rumusnya jelas.
Abaikan.
Sederhana, simple, dan mudah.

Tapi ternyata kamu, tak sesederhana itu.
Kamu bahkan lebih rumit dari kalqulus yang diajarkan setiap minggu.
Walaupun formulanya sudah terbentuk, tapi rasanya selalu berubah.
Tak bisa dihitung, tak bisa ditebak, tak bisa diprediksi.

Kekecewaan semakin menumpuk saat mimpi ku barusan terasa nyata.
Menyebalkan.

Secinta apapun kita pada seseorang, bersiaplah untuk kehilangan dia kapan saja. Dengan itu, semoga perpisahan tak begitu menyakitkan
-Ahmad Rifa'i Rif'an-

Sesuai pesan Mas Rifa'i,
Mungkin memang aku sudah harus menyiapkan perpisahan dengan kamu. Iya, kamu.

Rabu, 23 September 2015

Jodoh dulu apa mati dulu?

Entah yang mana duluan.
Lamaran jodoh atau lamaran maut. Tapi semuanya telah tertulis rapi di Lauh Mahfudz. Sering lupa karena sibuk menyiapkan diri agar dapat jodoh yang terbaik. Sering, berjuang agar dapat hidup dengan baik pula.

Ahmad Rifa'i Rif'an pernah bilang, "kita terlalu sibuk memikirkan bagaimana hidup enak. Jadi lupa, bagaimana biar mati enak."

Padahal mati adalah pintu gerbang ke alam nyata. Ia ada dan pasti datang. Tak peduli saat kau tidur, sholat atau sedang menyapu. Bagi Malaikat Izroil, jika Allah telah tetapkan, maka ajal akan datang. Tanpa permisi, tanpa izin, juga tanpa mengizinkan kita untuk bersiap siap.

Jodoh adalah nyata.
Mati lebih nyata lagi.

Syarat mati tidak harus dapat jodoh terlebih dahulu.
Tapi kalo urusan jodoh, bisa jadi Allah ngasihnya entar pas di surga.

Aku tidak bilang salah jika selama ini fokus kita hanya memperbaiki diri agar kelak dapat jodoh terbaik.
Yang ingin aku sampaikan, perbaikilah diri karena Dia, Sang Pencipta.
Fokuskan diri agar hidup yang sekali ini, bisa menjadi berarti lalu bisa mati dengan baik.

Inget, goal kita itu satu, khusnul khotimah. Mati dengan baik. Walaupun hidup seribu tahun, kalo akhirnya gak mati dengan baik, percuma.

Usahain hidup di dunia enak, pas nunggu kiamat di kuburan enak, pas nunggu hisab enak, sampe akhirnya jalan ke surga enak enak aja. Abis itu dapet bonus ngeliat Allah.

Enak kan?

Allah mah gitu, adil banget.
Apa yang kita tanam, itu yang kita tuai.
Allah itu gitu, nikmatNya gak keitung.
Orang jahat aja punya rejeki banyak, apalagi yang baik udah gitu beriman lagi kan.
Allah itu bisa aja nunjukin kasih sayang Nya. Tapi kita aja yang kurang peka. Gak sadar kalo Dia lagi pengen kita ajak ngomong. Dia pengen kita fokus ke Dia aja. Bukan cuma ke jodoh.
Ngurusin jodoh mulu, gak aus? Eh.

Mendingan kita deketin Allah biar Allah deketin jodoh kita.
Mendingan kita minta yang baik baik tentang jodoh kita, biar Allah ngasih yang paling baik sesuai kemampuan kita.
Dekati Dia, biar Dia yang selesai kan dengan cara Nya.

Selasa, 22 September 2015

Selamat menabung rindu!

Teriakan halus kepada mimpi-mimpi semu terdengar begitu nyata. Mereka jelas ingin bertemu, walau hanya dalam mimpi. Begitu juga aku. Tak perlu menatap wajah mu yang penuh cahaya, karena aku tau sulit melawan silaunya.

Tapi rupanya memimpikan bisa bertemu denganmu dalam mimpi, merupakan suatu hal yang tak juga mudah terealisasikan. Air mata tak terbendung, bahkan sesekali menatap kosong, termangu, seakan kau ada di depan mata.

Kau janjikan bertemu denganku, jika aku banyak mengingatmu. Aku, walaupun berusaha keras mengingatmu disetiap waktu, tetap saja ada saat saat dimana semuanya tercampur baur.

Katanya aku sibuk?
Sehingga terlalu banyak pikiran yang berkecamuk.

Aku rindu kamu, setengah mati menahan rindu.

Kamu?

Ah, untuk yang selevel kamu, yang dirindukan setiap manusia di dunia, rasa rasanya mimpi ku terlalu kecil. Ditambah lagi saingan ku yang tak terhitung banyaknya.

Iya, agar kamu tau, aku bersaing secara sehat dan bermanfaat untuk bertemu denganmu.
Aku juga jadi lebih sering berkaca diri, agar saat bertemu denganmu tak ada kekurangan. Bahkan, saat jamuan air dari telagamu datang, aku siap menerima dengan tangan terulur panjang.

Penuh senyum, penuh bahagia, penuh cinta.

Kamu, kebahagiaan pertama ku. Bahkan hanya dengan mencintaimu, Sang Pencipta menjanjikan surga. Setiap hari rasanya aku semakin cinta. Menyebut namamu setiap pagi dan sore, diikuti selepas sholat. Namamu tak pernah lepas dalam lisan. Bertemu denganmu menjadi doa yang tak pernah berhenti kuucapkan.

Aku jadi semakin bertanya tanya, seperti apa dirimu, wajah dan akhlak mu. Sehingga Dia menjanjikan surga hanya karena cinta. Iya, mencintai kamu.

Tapi rasanya, semakin terus kupupuk rasa cinta. Semakin dalam pula rindu yang tercipta.
Biarlah saat ini aku sendiri terlena dengan dentingan cinta. Menyimpan serpihan serpihan rindu kepadamu dan sesekali mengadu kepadaNya jika rindu telah benar benar menyesakan jiwa.

Merindukanmu menjadi hal favorit.
Biar nanti saat kita bertemu, tak ada lagi yang pisahkan kita.
Karena rindu ku padamu tak boleh habis.

Aku akan menabung rindu, agar kau tau bahwa biar hanya sedetik, hatiku selalu terpaut padamu.

Dengan cinta terbungkus rindu.
Teruntuk kamu yang paling dirindu.
Selamat menabung rindu!

Minggu, 20 September 2015

Aku memimpikan duduk disini, entah sendiri atau berdua denganmu. Atau dibeberapa waktu yang akan datang, dengan anak-anak kecil yang berisik. Membaca sambil sesekali mengawasi apakah ada yang bertengkar atau bahkan sampai menangis.

Dari dulu mimpi ku sederhana, tapi juga rumit. Memiliki rumah besar yang muat untuk banyak orang. Dengan setiap sisinya dipenuhi buku buku. Rasanya menyenangkan. Terlebih lagi jika membangunnya dengan kamu. Iya, kamu.

Mungkin juga aku butuh ruang baca ku sendiri. Isinya adalah aku dengan buku-buku favorit dan juga buku ku yang telah terbit.

Mimpi.
Tidak dilarangkan?

Sore itu seperti biasa, seorang teman menceritakan miraclenya. Keajaiban dari Sang Pencipta yang diberikan untuk orang yang berhak.

"Naa, aku dapet tempat buat perpustakaan ku sendiri. Alhamdulillah, dikasih gratis. Katanya dia punya tempat gak kepake. Daripada mubazir, dia titipin ke aku. Alhamdulillah."

Alhamdulillah.
Selalu ada rasa deg degan saat mendengar kisah miracle. Romantis. Sangat menyentuh hati.

"Kok Allah bisa ngasih itu ke kamu? Apa tips nya?"

Aku juga pasti bisa. Allah pasti mau memberikan rumah besar yang muat banyak orang dengan banyak buku di dalamnya.

"Minta sama Allah Naa. Kasih tau Allah kalo kamu butuh. Temui Dia di sepertiga malam terakhir. Berdoa padaNya seperti Nabi Yunus berdoa saat minta dikeluarkan dari perut ikan paus. Gantungkan hati hanya pada Allah. Inget, cuma Allah yang bisa ngabulin keinginan kamu. Bukan usaha kamu, bukan ibu kamu, bukan temen temen kamu, apalagi kamu sendiri."

Aku mengangguk paham.

"Satu lagi naa. Kasih tau Allah, kalo semua itu untuk menyebarkan ilmuNya. Untuk dakwah dijalanNya. Mohon kepadaNya, agar Dia mengabulkan impian mu, karena impianmu itu adalah salah satu cara untuk berdakwah."

Aku mengangguk lagi.

"Pointnya naa, niat yang kuat, lurus, dan murni. Kuncinya, diluaskan. Paham?"

Deg.
Harus ku coba.
Aku mengangguk lagi.

Rabu, 09 September 2015

Getaran itu Masih Ada..

Menunggu jemputan yang tak kunjung datang, sampai muncul sebuah kekesalan, pasti bukan hal yang kebetulan.
Pun, jalan kesana kemari mengarahkan jemputan itu, aku yakini juga bukan hal yang kebetulan.
Dan melihatmu dipersimpangan itu... Pasti bukan hal yang kebetulan.

Aku berada di depanmu beberapa meter, namun gesekan sendal mu terdengar jelas seperti kita sedang jalan bersebelahan. Kamu, tetap pria berkaca mata minus dua yang hobi membaca, juga bicara.

Badanmu masih kurus, tak terurus.
Senyummu masih ikhlas walau kau tampak tua sekarang.
Seperti ada kerutan yang tertinggal setelah senyummu hilang.
Berapa usia mu? 17?
Kau tampak seperti 40.

Caramu berbicara, buku bacaanmu, sampai sampai caramu menatap kehidupan. Kamu jauh lebih tua dari usiamu yang sebenarnya.
Kapan terakhir kali kau bermain?
Bercanda dan tertawa menikmati masa muda.
Jalan jalan menikmati indahnya dunia.
Mensyukuri karuniaNya dan menuliskan mimpi mimpi masa depan.

Kamu, tak berubah.
Kritis, optimis, anti apatis.
Dengan batik dan celana bahan disetiap kesempatan, katamu itu caramu menunjukan bahwa kamu orang Indonesia.

Kaca matamu juga.
Semakin hari semakin tebal.
Warna kulitmu semakin coklat.
Tulang tulang dibadanmu sedikit terlihat.
Sebenarnya apa yang kamu lakukan?
Bunuh diri pelan pelan?

Ah lagi lagi kamu.
Memang selalu ada tiupan angin kencang yang siap menghampiri pohon yang tinggi.
Apapun yang kamu lakukan, membela atau membiarkan, akan selalu ada yang mengomentari.
Akan selalu ada yang mencibir.
Tapi kamu, akan selalu tetap bergerak.

Suara gesekan sendal itu masih ku dengar, dan aku bisa melihat mu dari kaca-kaca mobil yang berbaris panjang.
Kamu, masih dengan buku tertenteng, menyapa orang di kanan kiri, hingga akhirnya suara gesekan sendal tak lagi ku dengar.

Apa aku harus menengok ke belakang?
Penasaran.
Kemana hilangnya kamu?
Tidak tidak tidak.
Itu bukan pilihan.
Jika skenarioNya menakdirkan kita bertemu, pasti kita akan bertemu.

Aku terus berjalan dan sesekali menyapa teman teman.
Hingga saat sampai disebuah persimpangan lagi... Lurus atau belok ya?

Ah ini, jemputan ku datang!

Setengah berlari, aku melangkah kan kaki belok ke kiri.
Dan itu... Kamu?
Kamu juga setengah berlari?
Mau kemana?
Apa yang akan kau lakukan?
Kehidupan model apa lagi yang akan kamu jalani?

Ah, setidaknya aku tau satu hal.
SkenarioNya masih mengizinkan kita untuk bertemu.
Dan aku, menyadari, setelah sekian tahun... Getaran itu masih ada.

Selasa, 08 September 2015

Kelas shiroh FREE!!!

H-2 Penutupan Pendaftaran

Assalamu'alaykum Wr. Wb....

Apa kabar temen-temen mahasiswa UNJ?

💥Islamic Center Al-Ijtima'i (ICA) dengan bangga mempersembahkan💥
    -  Launching  -
     "Kelas Shiroh"
     dengan tema
✨Shinafocess
(Shiroh Nabawiyah for Success)✨

📆 Rabu, 9 September 2015
🏫 Apres FIS UNJ
🕓 16.00 s.d selesai

👨Pembicara : Sony Abi Kim
📌Certified SEFT ( Spiritual Emotional Freedom Technique) Practitioner
📌Certified PPA (Pola Pertolongan Allah) Trainer
📌Penulis buku powerfull Muhammad

Ayo daftarkan segera
Ketik 📲
Kelas Siroh_Nama Lengkap_Fak_Jur_Angktn_No.Hp.

Kirim ke :
Akhwat (081319856015)
Ikhwan (089611846163).

     🎆FASILITAS🎆
📚Perpustakaan mini (2-8 sept 2015 @Lobby FIS)
📡 Kajian Online
🎶Audio Series
📖 Ebook
📹 Video Streaming
📄 Free Certificate*

*Diberikan setelah mengikuti kelas selama satu semester

Gratis loh.🎊
Di buka untuk Mahasiswa UNJ.
Yuk Tunggu apa lagi..... segera daftar ❗😀

#MembangunGenerasiRabbanidenganShiroh

Shinafocess on September

➖➖➖➖➖➖➖➖➖

🐦@ICA_FISUNJ
👥BSO ICA FIS
🍁Teladan Bersahabat🍁