Rabu, 09 September 2020

Tentang Sujud

Tentang Sujud,

Pertanyaannya: 

adakah kau merasa sedang menyembah sesuatu ketika kepalamu kau sentuhkan ke sajadah?

Adakah perasaan kecil dihatimu ketika sujud dan merasakan sesuatu Yang Maha Besar diluar dirimu?

Adakah perasaan takut? Terhina? Berdosa? Merasa bukan siapa siapa saat kau tundukkan kepalamu?

Ataukah,

Sujudmu sekedar menyentuhkan bkepala tanpa makna. Itu hanya bagian dari sholat, tak apa jika tak bermaka. Yang penting sholat.

Padahal,

Sujudmu adalah bentuk penghambaan. Pengakuan akan kebesaranNya dan kehinaanmu. Pengakuan bahwa dirimu hanyalah serpihan dibandingkan Dia Yang Maha Kuasa atas segalanya.

Padahal,
Sujudmu adalah posisi terdekatmu denganNya. Dan sujudmu adalah istirahat terbaik, pelepas beban terbaikh.

Tapi adakah sujud menjadi sebuah gerakan yang mendekatkanmu padaNya ataukah sekedar penggugur kewajiban? 

Sabtu, 22 Agustus 2020

Kok, aku baik baik aja?

Ada yang aneh dipagi buta tadi, mataku terbuka, otak ku tersadar, tapi hatiku tak merasa ada luka. Padahal, kali terakhir ku merasa, sebuah lubang baru saja tercipta. Tidak besar memang, tapi berbekas.

Pasca berdoa atas luka, seketika ada yang sirna. 

Pagi tadi setelah matahari agak lama bersinar, ku cari kembali, "dimana luka kemarin?"

Kenapa secepat itu sebuah luka bisa pergi padahal sebelumnya butuh hitungan bulan untuk kembali baik-baik saja.

Siang tadi, di tengah terik matahari, kembali ku cari, "dimana luka itu berada?"

Ku korek, ku cari, ku panggil kembali semua memori yang berujung luka. Nihil, dia sirna.

Malam tadi, ku sampaikan bahwa luka ku hilang. Tak percaya juga, ku ceritakan pada malam tentang luka yang telah hilang, tentang memori yang berujung luka. Tentang kenangan yang pernah indah namun berujung air mata.

Tapi dalam setiap kisah, kenapa aku merasa lega? Ada dimana semua luka?

Bahkan sampai saat ku tulis, aku kembali bertanya, kenapa aku baik-baik saja? Kemana perginya setiap luka?

Ah barangkali aku terlalu mengenal cara kerja ciptaanNya sampai hilang semua kecewa mendalam pun tak lagi ku rasa bahagia utuh. 

Aku terlalu percaya tentang ketidakabadian sampai luka dan bahagia rasanya sama. Bedanya, luka meninggalkan kesedihan, bahagia meninggalkan senyuman. Keesokan harinya semua tinggal memori dan paling aku sudah lupa rasanya hehe. 

Rabu, 19 Agustus 2020

i choose to be happy!

Time flies, everyone cries, another happy, some of them just let past go. 

Tertawa, sedih, bahagia, nangis, udah pasti ada di kehidupan setiap manusia. Masa lalu yang bahagia harus dilewatkan, masa lalu yang sedih juga mesti dilewatkan. 

Semuanya berlalu silih berganti. Jadi, gak ada yang abadi. 

Bahkan memori, kadang ada hanya untuk sekedar dilupakan. Mereka jadi sisa sisa kehidupan yang kita gak tau apakah besok lusa masih bisa dikenang atau tertimbun memori baru. 

Hari ini bisa jadi begitu bahagia, besok sore bisa jadi makin bahagia atau malah hancur berantakan. Ya, semua bisa aja terjadi. Karena hidup gak ada satupun yang bisa prediksi. 

Bahkan fisika bisa salah, matematika bisa salah hitung, ledakan chernobyl bisa aja terjadi. 

Terus hati kita patah, hancur, luka mendalam. Sedih gak ada akhir, sampe lupa kebahagiaan kebahagiaan kecil sesederhana bisa nafas tanpa alat bantu. 

Begitu manusia, dan manusia akan terus begitu. Sampai nanti, sampai mati, sampai kaki menapak surgawi. 

Tak ada yang abadi, apalagi kebahagian. 
Tak ada yang abadi, juga termasuk kesengsaraan. 

Bahagia abadi ada di surga, 
Sengsara abadi, ada di neraka. 
Selangkah masuk surga, sengsara neraka seketika sirna. 

So I chose to be happy for myself, 
I'm happy being a moslem, 

I'm just crazy happy to know that in the end, heaven is patiently waiting me. 

So, right now I'm preparing myself to be heaven's citizen as soon as I can ๐Ÿค“

Sabtu, 08 Agustus 2020

selalu tentang nasihat kematian

Pada setiap nafas terakhir,
Ada yang berfikir, ada yang menangis, ada pula yang menyesal. 

Hidup tak lagi bisa dilanjutkan, kata mereka yang menyesal. Akhir sudah tiba, maka tak ada lagi yang bisa dilanjutkan. 

Air mata pun tak akan berarti apa apa. 
Sambil bertanya, mengapa saya?

Entah itu,

Mengapa saya yang pergi
Atau
Mengapa saya yang ditinggal.

Mengapa kita tak bisa pergi bersama?

Padahal pada setiap jiwa yang pergi, mereka akan meminta satu kali lagi kesempatan. Jika boleh. 

Dengan rengekan air mata ia meminta pada Sang Maha. 

Tak usah sehari, sedetik pun cukup. 

Berikan sekali lagi waktu tambahan untuk beribadah kepadaMu. 

Sebanyak apapun, selalu terasa kurang. Selalu terasa tak cukup. 

Besok, mereka yang bertanya mengapa mereka ditinggal, pada saatnya mereka akan berbalik bertanya, "mengapa saya yang pergi?"

Karena waktu tak pernah menunggu siap.
Ia akan selalu tiba, tepat pada waktunya. 

Selasa, 12 Mei 2020

Wahai Yang Maha Penguasa,
Apalagi yang kita perlu lakukan jika dimata manusia kita dianggap terlalu baik tanpa cela sedang kenyataannya kita manusia hina banyak dosa?
Apakah melanjutkan pura pura baik adalah jawaban atau menjelaskan panjang lebar bahwa kita sebenarnya banyak dosa?

Wahai Sang Maha Pencipta, 
Yang mana yang harus kita lakukan?
Tetap berusaha terlihat baik atau diam saja agar tak makin banyak dosa karena prasangka manusia yang melihat kita begitu sempurna?

Wahai Yang Maha Mengetahui apa yang dinyatakan dan disembunyikan,
Apakah menutup aib adalah pahala jika malah membuat manusia lain mengira kita akan masuk surga paling awal?
Apakah harus menolak segala bentuk peluang menunjukkan kebaikan atau diam dengan menyembunyikan aib sambil berharap kita benar masuk surga paling awal. 

Wahai Yang Memiliki surga, neraka, langit, bumi serta apa yang ada diantara keduanya
Apa kebaikan adalah segala sesuatu yang hanya terlihat, sedang yang tersembunyi adalah pahala kecil. Atau dosa besar adalah dosa yang disembunyikan sedang dosa kecil adalah menutup aib? 

Bagaimana kami menjawab ini ketika dosa banyak, aib tak tau lagi sampai kapan bisa tertutup sedangkan orang lain terus mengira kita baik? 

Apakah membuat orang lain berprasangka bahwa kita adalah orang baik adalah kebaikan pula? Atau justru dosa karena sebenarnya muncul lagi sifat jahil berikutnya yaitu munafik. 

Wahai Yang Memiliki Jiwa setiap makhluk, 
Kami butuh ilmu Mu yang maha luas, setetes aja, agar kami paham pesan cintaMu

Sabtu, 02 Mei 2020

kita gaboleh mati kecuali dalam keadaan muslim!

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ูŠٰูۤ€ุงَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ุงٰู…َู†ُูˆْุง ุงุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„ّٰู‡َ ุญَู‚َّ ุชُู‚ٰุชِู‡ٖ ูˆَู„َุง ุชَู…ُูˆْุชُู†َّ ุงِู„َّุง ูˆَุงَ ู†ْู€ุชُู…ْ ู…ُّุณْู„ِู…ُูˆْู†َ
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 102)

Allah menyampaikan bahwa kita gak boleh mati kecuali dalam keadaan muslim. muslim dalam artian berserah diri kepada Allah, berserah diri pada Allah berarti hanya percaya pada Allah dan hanya meniggal ketika ketentuan Allah telah tiba.

setan itu benci banget sama manusia, apalagi kalo manusianya beriman. godaannya makin kuat, makin besar. setan semakin berusaha sekuat tenaga menggoda manusia beriman agar lalai dari Allah. gak kaya orang-orang yang udah lalai, ya biarin aja mereka lalai orang dari awal udah males ibadah gausah digoda juga emang mereka udah males.

bahkan dikatakan, sampe ajal menjelang pun setan terus berusaha untuk menggoda kita, hambaNya Allah. kan katanya dicabut nyawanya sakit banget tuh, terus ketika kita kesakitan, setan engga lelah menggoda kita. biar kita gak kesakitan katanya. orang-orang yang gak  kuat imannya bisa aja jadi kafir, tapi kita berdoa terus semoga Allah mematikan kita dalam keadaan muslim.

aamiin.

waktu SMP pernah diceritain sama guru ngaji dari sekolah, katanya Firaun itu ketika nyawanya udah ditenggorokan berikrar kalo dia percaya sama Tuhannya Musa. tapi ketika itu pintu taubat untuk Firaun udah ditutup. sedangkan dimasa Rasulullah, Allah akan mengampuni hambaNya sampai nyawa ditenggorokan.

ma syaa Allah, keutamaan yang penting banget ya ini menjadi umat Rasulullah Saw.

setelah Allah atur begini, maka penting banget buat kita terus berdoa untuk mati dalam keadaan muslim. karena Rasulullah langsung minta jaminan kepada Allah agar umatnya masuk surga. agar setiap muslim masuk ke dalam surga.

ketika Rasulullah sakaratul maut pun Rasulullah bertanya sama Jibril apa yang ditinggalkan untuk umatnya, Rasulullah gak juga tenang sampai akhirnya Jibril menyampaikan bahwa semua umat Rasulullah masuk surga.

sebuah cinta yang luar biasa. bahkan ketika meninggal pun yang diinget adalah umatnya. rasulullah sadar betul ujian akhir zaman sehingga memikirkan umatnya dengan sangat. belum lagi ayat Allah yang menyampaikan bahwa kita gaboleh meninggal kecuali dalam keadaan beriman pada Allah.

tapi kita gapernah tau hidup kita akan seperti apa ke depan. ujian dan cobaan apa yang akan melanda kita pun, kita gatau. jadi perlu banget untuk terus berdoa agar Allah matikan kita dalam keadaan muslim. agar menjadi salah satu penghuni surga walaupun akhirnya harus dibersihkan dulu dari dosa-dosa di neraka.

syukur syukur kalo bisa ketemu rasulullah di surga dan ketemu Allah.

bumi ini bukan tempat kita. dari awal kita ditakdirkan untuk di surga. jadi, semoga kita selalu terjaga dalam iman dan menjadi sebaik-baik hambaNya Allah sampe kita bisa ketemu Allah.

ketemu sama Tuhan kita Yang Mahabesar, Yang Mahakuasa, sama Allah.

ya Allah, semoga kita selalu terjaga dan semoga Allah ampuni dosa-dosa kita.

aamiin. 

Jumat, 01 Mei 2020

gue, setiap nonton drama, film, apapun, selalu bingung

"kok bisa si orang bikin terus kuenya gaenak dan pait?"

gue pribadi, dari sekian banyak masakan di dapur, yang paling sering gue masak ya gak jauh dari kue kuehan. sepengalaman gue bikin kue pun gak ada yang gosong, pait, gaenak, pokoknya semua masuk kategori bisa dimakan.

gue pede aja dong akhirnya dengan kue buatan gue. sampe kemaren, akhirnya, gue bikin kue pas puasa. gue kira semua akan baik-baik aja. gue takut diabetes akhirnya ngasih gula 5 sendok makan. kalo buat bikin teh asli itu udah manis banget.

adonannya wangi banget pas gue puasa, harum, enak, menggodalah pokoknya.

sampe, akhirnya buka, adek gue yang pertama kali nyoba. digigitan pertama, dia bilang "kok pait?"

gue yang gak percaya dan khawatir juga akhirnya nyobain segigitan kecil. eh bener pait T.T

akhirnya gue paham sekarang kue bisa pait, beneran pait sampe ngilangin nafsu makan. ya bener aja abis itu gue cuma makan kurma sebiji sama minum air segelas. langsung buka cookpad dan nyari resep ngolah kue gagal.

jadi awalnya mau bikin bola bola kukus isi keju, dan itu pait banget. akhirnya nemu resep, abis maghrib langsung gue praktekin sampe beres.

alhamdulillah, berhasil hahahaha.
kuenya bisa dimakan, enak, tapi kejunya hilang entah kemana wkkw.

dari bola kukus isi keju jadi makanan tak bernama wkwk.

cuma itu emang bola kukusnya gue ancurin, gue kasih susu kental manis yang banyak sampe rasanya enak terus gue bungkus pake dark coklat. rasanya terselamatkan, apalagi dimasukin kulkas dan dimakan ketika masih agak keras dan dingin, lebih greget.

tapi dari situ gue paham, oh ya wajar kue bisa pait. dia gak nyobain dan gak ngasih gula yang banyak kali ya.

sama kaya sayur bisa gosong, masakan bisa keasinan, sesuatu yang berlebihan atau kekurangan itu engga baik.

gue pun ketika main ke dapur selalu bilang sama ibu, "bu aku nanti jadi wanita karir kaya ibu ya."

gue sehari sebelumnya bikin kroket, itu dari abis ashar sampe maghrib. pas udah jadi, ngobrol dong sama ibu, "kalo beli, paling 20rb dapet lumayan ya bu, gak pake lama, langsung kenyang, rasa juga kejamin."

hahaha. beda emang orang orang yang hobi ke dapur sama gue yang jarang ke dapur.

tapi jangan dibiasain engga ke dapur.
membuat makanan adalah fitrah yang sebaiknya dimiliki perempuan. gabisa masak gapapa, semua akan bisa masak pada waktunya. tenang aja.

anaknya kakak gue pun pernah bilang lebih enak masakan bapaknya daripada masakan mamanya, tapi gak masalah. kakak gue gak sakit hati dan dia tetep masak. its ok, ketika udah masuk perut semua makanan sama bentuk dan fungsinya. harga dan rasa gak keliatan ketika udah di perut heee.

semangat ya girls yang pada belom bisa masak. w juga, semangat. tetep ke dapur, kapan kapan.

Kamis, 30 April 2020

Mari Berhitung

Biaya tes covid 1,5jt
Ventilator 1,5jt/hari
Cuci darah 800-1jt sekali
Stroke ringan 150jt
Stroke berat 450jt
Usus buntu 8jt-45jt
Pasang ring jantung 80jt

Total : tak terhingga.

Hehehe. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ูˆَุงٰ ุชٰูฎูƒُู…ْ ู…ِّู†ْ ูƒُู„ِّ ู…َุง ุณَุงَ ู„ْู€ุชُู…ُูˆْู‡ُ ۗ ูˆَุงِ ู†ْ ุชَุนُุฏُّูˆْุง ู†ِุนْู…َุชَ ุงู„ู„ّٰู‡ِ ู„َุง ุชُุญْุตُูˆْู‡َุง ۗ ุงِู†َّ ุงู„ْุงِ ู†ْุณَุง ู†َ ู„َู€ุธَู„ُูˆْู…ٌ ูƒَูَّุง ุฑٌ
"Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)."
(QS. Ibrahim 14: Ayat 34)

Tubuh dari lahir Allah kasih secara gratis. 
Kalo kita disuruh beli mata, beli hidung, beli tangan, beli kaki. Yaampun. Kalo ada pasangan baru nikah terus mau punya anak harus bayar dulu biaya anggota tubuhnya, terus kalo tubuhnya ada mata kw mata kw super sama mata asli dengan harganya yang bervariasi. Terus kalo semua anggota tubuh yang kita punya ada masa aktifnya, kalo udah expired harus ganti. 

Yaampun. 
Harus sekaya apa kita di dunia kalo Allah perhitungan gitu ya. 

Alhamdulillah nya Allah baik, semua dikasi secara cuma cuma. Gak dihitung satu pun. Cuma disuruh memanfaatkan dengan baik aja buat ibadah sama Allah. 

Ya iya dong, Allah minta dipake segala yang udah Allah kasih untuk kepentingan ibadah kepada Allah aja. Semua anggota tubuh, difungsikan hanya untuk Allah aja. Dan ketika kita menggunakan pemberian Allah untuk beribadah, Allah kasih balesan surga.

Surga yang nikmatnya tak terhingga. 
Yang ketika di dunia, nikmatnya udah berkali lipat, terus masuk surga tambah nikmaaat banget. 

Akhirnya, wajar kalo Allah bilang manusia itu zalim dan mengingkari nikmat yang udah Allah kasih. 

Nikmat bisa jalan, karena ngerasa ya wajar aja bisa jalan, akhirnya jadi lupa buat disyukuri. Wajar. Kaya wajar gitu ya. Padahal sebenernya engga boleh diwajarin.

Menjadi hamba Allah betul betul harus peka, pada setiap hal yang ada pada diri, ada nikmat Allah yang perlu disyukuri. Ada setiap anggota tubuh yang perlu digunakan untuk ibadah. Dan itu wajib hukumnya.

Jangan sampai terdaftar pada list orang yang merugi. 

Na'udzubillah. 

Kita kan maunya balesan terbaik, mau akhir yang indah dan kehidupan yang indah, mari kita maksimalkan ibadah sebagai bentuk bersyukur pada apa yang telah Allah berikan :) 

Rabu, 29 April 2020

๐ŸKamu abis ini mau kemana?
๐Ÿ“Kemana-mana banyak kerjaan, sibuk.
๐ŸWih mantap, aku mah abis ini rebahan.

Gitu, obrolan santai apel sama strawberry.

๐Ÿ“Kamu kalo abis dari dunia mau kemana? 
๐ŸKe surga lah. 
๐Ÿ“Sama. 
๐ŸYa mana ada orang gamau ke surga, kocak. 
๐Ÿ“Ada tau. 
๐ŸSiapa? 
๐Ÿ“Itu orang yang kerjaannya rebahan mulu. 

#The End#

Seenak enaknya si apel bilang mau masuk surga tapi kerjaannya tiduran doang, yhaaa musuhin aja geng. Mana mau kita satu surga sama dia. Udah susah payah terus dia enak enakan rebahan doang terus masuk surga. Kocik. 

Orang kata Allah kalo kalo mau masuk surga ada ujiannya dulu. Dia ujian lawan kasur aja gagal. Seenak jidat lagi minta surga terus biar bisa tetanggaan sama Rasulullah. 

Yaampun, itu orang yang di Palestina aja masih ngerasa pantes gak pantes buat ketemu rasulullah di surga. Eh dia yang rebahan doang berani beraninya minta surga 

:(

Kesel aku tuh. 
Ya aku rebahan juga si, cuma tau diri, kalo dikasih hidup enak berusaha peka khawatir istidroj. Terus kondisi kaya gini bikin makin berusaha peka. Berusaha bersyukur. Berusaha gak ngeluh. 

Kesel aku tuh. 
Ngeliat orang orang ngeluh katanya hidupnya rebahan mulu. Kalo emang seneng rebahan ya syukuri pas bisa rebahan, jangan bentar bentar ngeluh cape rebahan. Dikasi aktivitas sama Allah, ngeluh lagi pengen rebahan. Disuruh belajar online, ngeluh katanya materinya gak masuk. Pas kemaren maren belajar tatap muka, sibuk main hape, kepikiran rebahan, ngeluh lagi banyak tugas cape. 

Yaampun. Kesel aku tuh :(

Emangnya masuk surga gampang apaaah. 
Dikit dikit ngeluh, dikit dikit ngomel. Engga bersyukur. 

Yang hidupnya susah beneran tuh yang pantes ngeluh. Yang gatau nanti saur pake apa gegara gada makanan tu yang boleh ngeluh. Yang gapunya tempat tinggal tu yang boleh ngeluh. 

Tapi mereka ngeluh gak? 
Iya mungkin, tapi gak kedengeran sama kita yang bermedsos. Iyalah, orang kaya mereka masa iya sempet sempetnya mikir punya gadget dan update status

"duh bingung nih, malem ini tinggal dimana yaa. Grobak, emperan toko apa pinggir jalan yaaa?" 

Pernah baca status kaya gitu? Aku si engga. Lebih sering baca status yang "rebahan, makan, drama."

Duuuh,dasar manusia jaman now. 

Padahal Al-Qur'an udah ngasih bocoran wey, emangnya situ bakalan masuk surga kalo kerjaannya rebahan doang? Kalo gak diuji, emang situ bisa masuk surga? 

๐Ÿคฆ‍♀️๐Ÿคฆ‍♀️๐Ÿคฆ‍♀️

Kita, kebanyakan liat ke atas. 
Lupa sama yang di bawah.

Kita, kebanyakan mengeluh. 
Lupa sama nikmat yang ada.

Kita kebanyakan iri sama orang lain.
Lupa sama yang udah kita miliki.

Kita, kebanyakan berandai dalam kehidupan.
Lupa sama apa yang udah Allah kasih.

Bahwa sebaik baiknya adalah yang Allah kasih. Kondisi sekarang yang harus disyukuri. 

Tak baik banyak mengeluh, sedang mereka yang pantas mengeluh lebih banyak tersenyum.

Tak pantas kufur nikmat, sedang mereka yang tak punya nikmat sibung mensyukuri hikmah dari tiada nikmat dunia.

Tak pantas meminta surga, sedang kita sibuk menghitung dunia.

Malu pada mereka yang tak memiliki harta dunia tapi sudah memiliki banyak bekal di akhirat.

Dan malu, pada mereka yang benar benar memperjuangkan surga sedang kita hanya sibuk mengeluhkan rebahan. Corona. Aktivitas di rumah.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ุงَู…ْ ุญَุณِุจْุชُู…ْ ุงَู†ْ ุชَุฏْุฎُู„ُูˆุง ุงู„ْุฌَู€ู†َّุฉَ ูˆَ ู„َู…َّุง ูŠَุฃْุชِูƒُู…ْ ู…َّุซَู„ُ ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ุฎَู„َูˆْุง ู…ِู†ْ ู‚َุจْู„ِูƒُู…ْ ۗ ู…َุณَّุชْู‡ُู…ُ ุงู„ْุจَุฃْุณَุงุٓกُ ูˆَุง ู„ุถَّุฑَّุงุٓกُ ูˆَุฒُู„ْุฒِู„ُูˆْุง ุญَุชّٰู‰ ูŠَู‚ُูˆْู„َ ุงู„ุฑَّุณُูˆْู„ُ ูˆَุง ู„َّุฐِูŠْู†َ ุงٰู…َู†ُูˆْุง ู…َุนَู‡ٗ ู…َุชٰู‰ ู†َุตْุฑُ ุงู„ู„ّٰู‡ِ ۗ ุงَ ู„َุงۤ ุงِู†َّ ู†َุตْุฑَ ุงู„ู„ّٰู‡ِ ู‚َุฑِูŠْุจٌ
"Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, Kapankah datang pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 214)

Kita, belom sampe pada tahap ujian orang orang terdahulu. Ada yang masih bisa makan tapi dia ngeluh bosen sama makanan. 

Ada yang menderita tapi sebenernya dengan ngeluh di medsos pake desain unyu udah menunjukkan dia punya waktu buat membuat penderitaan nya begitu indah.

Keluhan keluhan kita, kesulitan yang kita rasakan sekarang, belom sampai pada tahap kesadaran kolektif

"ya Allah, kapan pertolongan Mu datang?"

Kita masih punya banyak hal, jadi kita belom sampe pada titik itu. Kita punya banyak pertolongan tempat kita bergantung selain Allah seperti pemerintah mungkin? Gubernur kece? Presiden merakyat? Negara pembela kepentingan bersama?

Subhanallah.
Pertolongan semu ini yaaa.
Pantes, udah ditegor sedemikian rupa gak peka juga.
Masih ada pertolongan semu kan..

Biarin biarin,
Allah tungguin, Allah akan tunggu sampe kita cuma bener bener bergantung sama Allah aja. Baru deh diberesin nih bumi.


********

A note to myself.
To only myself.
To only me.
Not to anyone of you.
I wrote this only for me.
For being stupid me. 

Selasa, 28 April 2020

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ูˆَุงَ ู†َّู‡ٗ ู‡ُูˆَ ุงَุบْู†ٰู‰ ูˆَ ุงَู‚ْู†ٰู‰ ۙ 
"dan sesungguhnya Dialah yang memberikan kekayaan dan kecukupan."
(QS. An-Najm 53: Ayat 48)

Masih dalam suasana covid19.
Timeline, wa grup sebagian besar berisi dagangan dan kajian. Alhamdulillah, kajian online makin banyak yang ngadain. Seliweran dimana mana sampe bingung mau ikut yang mana ๐Ÿ˜‚

Terus, yang gak kalah rame pun tentang dagangan. Ibu saya bilang, "kalo ada orang jualan, beli aja. Itu cara mereka dapet rizki, dan itu juga cara kita dapet rizki.

Awalnya saya gak terlalu mikirin, karena ibu bilangnya dari sebelum bulan puasa. Tapi kesini sini saya perhatiin timeline WA saya kok makin rame yang jualan ya ๐Ÿ˜‚

Bahkan yang gak biasa dagang pun posting dagangan, jualan. Entah itu kue, buah, takjil, makanan berat, baju, celana, mukena, semua ada. 

Dan dagangan mereka laku. Banyak yang beli padahal saya engga ikutan beli. Iya gak ngaruh si hehe. 

Tapi biasanya saya suka mikir kalo ada yang jualan apalagi kenal sama orangnya gada salahnya dong buat beli. Cuma kemaren maren ini males aja belinya, gak pengen aja. Terus beberapa hari kemudian orang orang tersebut posting testimoni dagangan mereka. 

Saya jadi penasaran, tapi bukan penasaran tentang seberapa enak makanan atau seberapa bagus pakainnya yang dijual sehingga dapet testimoni kaya gitu.

Saya cuma penasaran, kok bisa ada orang jualan dan ada yang beli. Yang jual satu tapi yang beli dimana mana. Terus abis dagangannya dibeli sama satu orang, muncul puluhan orang lain lagi yang beli dagangannya. 

"dateng darimana para penbeli itu?"
"apakah mereka benar membutuhkan barang yang dijual tersebut?"
"kenapa mereka membeli dagangan tersebut."

Saya berpikir dong ya akhirnya. 
Beberapa minggu lalu pun saya juga sempet posting kurma, dagangannya temen saya. Ada si yang beli, cuma gak serame dagangan orang lain ๐Ÿ˜‚

Mikir lagi dong saya hahahha. 
Kok bisa ya, saya yang jual lakunya cuma sedikit tapi orang lain yang jual udah sampe mana mana dagangannya bahkan antar pulau. Padahal dagangan yang kita jual sama ๐Ÿ˜‚

Wah, konspirasi nih hahaha. 

Saya coba telusuri, mungkin temen temen saya bukan tipikal yang suka belanja. Mungkin jaringan saya kurang luas. Mungkin saya emang gak bakat jualan.

Tapi engga juga ah. 
Banyak kok temen saya yang lain yang gak biasa dagang tiba-tiba jadi pedagang terus laku aja. Yang orangnya kalem terus tau tau dagangannya laris manis juga banyak. 

Akhirnya setelah banyak mikir, barulah otak saya sadar. Emang gak peka saya ini. 

Iya, baru sadar, kalo itu cara Allah ngasih mereka rizki. Saya, punya jalur rizki yang lain, beda dari pedagang itu. Barangkali rizki saya berupa barang yang mereka jual. Dan rizki mereka adalah uang yang saya daper dari sumber lainnya. 

Kan, rizki itu adalah sesuatu yang kita konsumsi ya. Uang tabungan, uang gaji, uang yang di dompet, bisa jadi itu bukan rizki kita. Rizki kita adalah yang kita gunakan/makan.

Dan mereka menjual rizki saya, saya berikan ke mereka rizki mereka. Mudah aja sebenernya. Saya mikirnya yang kelamaan. 

Dan itu semua udah Allah atur dan Allah yang bilang kalo Allah yang akan kasih kekayaan dan kecukupan. Setelah kata kekayaan, Allah lanjutkan dengan kata kecukupan.

Kaya aja gak cukup, yang penting itu cukup. 
Mau beli makan cukup. 
Mau sedekah cukup. 
Mau jajan cukup. 
Mau beli buku cukup. 
Mau beli mobil cukup.
Mau beli rumah cukup. 
Mau naik haji cukup. 

Hehe. 

Gak bisa sekedar kaya, tapi juga harus cukup. Dan Allah sampaikan dalam ayat cintaNya bahwa Allah yang berikan kekayaan dan kecukupan.

Terjawab ya pertanyaan kenapa para pedagang itu selalu bertemu dengan pembelinya. 

Jangan khawatir, burung aja dijamin rizkinya, masa kita manusia ciptaan Allah yang mulia engga dikasih rizkinya hehe. 
Tenang, ada Allah.
Mudah mudahan lancar ya rizkinya. 

Senin, 27 April 2020

kita nih sebenernya tau, tapi..

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,"
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 155)

gitu kata Allah. dan itu bener, terjadi sekarang.
dan Allah udah ngasih tau juga solusinya.

jadi, sebenernya itu kita udah tau dengan kondisi kita, cuma kadang kitanya kurang peka atau malah gak mau peka. ini masalah bersama emang. ketika masalah dan solusi sebenernya udah jelas banget di qur'an tapi kita gak cukup bersahabat sama quran sehingga gak semudah itu untuk menemukan jawaban atas permasalahan.

memang, gak semudah itu.

ketakutan, kelaparan, kurang harta, jiwa dan buah-buahan itu bukan hal yang sepele buat manusia, buat saya juga. apalagi jadi mahasiswa tingkat akhir dengan kondisi yang kaya gini. duh, ketakutan dan di kepala udah mikirin gimana buat bayaran semester depan. itu udah keliatan banget bahwa apa yang Allah sampein itu beneran terjadi sama saya.

tapi diakhir ayat Allah ngasih tau lagi.

"sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar."

itu, kuncinya cuma sabar. dan Allah bersama orang yang sabar.
sederhana banget ya. ketakutan, kelaparan, kurang harta, jiwa, buah-buahan, kuncinya cuma sabar. sabar atas segala ketetapan Allah.

dan sesungguhnya kesabaran ini engga mudah, makanya Allah ngasih tau buat sampein ke orang yang sabar bahwa akan ada kabar gembira.

apa kabar gembiranyaaa?
silakan dicek qur'an nya dan dibaca ayat lanjutannya.

memang kehidupan sekarang itu rasanya selalu lebih sulit daripada yang dulu-dulu pernah kita rasain. memang qodarullah nya gitu. gak mungkin dong hidup dulu lebih susah dari sekarang. tiap ujian, harusnya lebih berat karena kita kan mau naik kelas hehehe.

dan orang-orang yang gak bersabar atas ujian Allah ini, yang ada makin merasa kesulitan. dan gak dapet kabar gembira dari Allah.

bocoran nih yaa, di ayat ayat berikutnya, Allah ngasih tau kalo orang yang bersabar itu akan dapet ampunan dan rahmat dari Allah.

waaah. ada lagi gak yang kita butuhkan dari itu?
hehe. harusnya gak ada. harusnya kita cuma butuh Allah.

memang ini gak mudah, memang. apalagi kalo lagi laper berat cuma disuruh sabar, gak mudah ya hehe. apalagi pas lagi laper-lapernya, gak punya uang, terus ada orang yang bilang "nikmatin aja lapernya,sabar aja, nanti ada kabar gembira dari Allah berupa ampunan." kalo sampe ada orang yang bilang kaya gitu, bisa jadi malah ngajak berantem ya hahaha.

tapi, hal yang terpenting perlu digarisbawahi adalah karena sabar itu sulit makanya hadiahnya besar. dan husnudzon atas ujian dari Allah itu sulit, makanya hadiahnya ampunan.

gitu.

kita ni sebenernya udah tau, udah tau ujian dan solusi. masalah dan jawaban. cuma gabisa jalanin aja, kesulitan. gitu si kayanya.

Minggu, 26 April 2020

Ramadhan ini sudah memasuki hari ketiga,
Ada yang sibuk berlomba dengan waktu sambil memperbanyak ibadah. Keluhan akan kelelahan ia hiraukan, ramadhan ini dia berjanji untuk menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya.

Ada juga yang tak bisa ibadah, karena ada yang perlu dipenuhi kebutuhan jasadiyahnya. Waktunya hampir habis untuk bekerja. Tapi dalam hati dia berdoa agar kerjanya juga bernilai ibadah.

Ada juga yang menangis, tak berharap banyak. Dia hanya bersyukur sampai usianya di ramadhan. Dia hanya terharu sambil mengadu betapa banyak dosanya. Dalam hati dia merayu Tuhan nya, tak apa tak diberi pahala tapi dia berharap agar hilang segala dosa yang pernah ada. 

Ada juga yang diam diam meratap. Banyak membaca sambip merenung. Mengkaji dan bersyukur. Lalu menyerbaluaskan kebaikan melalui tulisan. Hari harinya dipenuhi bacaan sampai dia kaya ilmu dan sibuk membagikan pada manusia luas. Dalam hatinya ia berharap tulisannya berbuah hikmah dan keinginan bagi para pembaca untuk menerapkannya dalam kehidupan. Ia berharap ada kebaikan yang juga mengalir pada dirinya tanpa mengurangi pahala orang yang menjalaninya.

Mereka semua sama, sadar betul, bahwa ramadhan hanyalah tentang dirinya yang dulu dan dirinya yang sekarang. Melawan dirinya yang penuh dosa agar hilang dosanya hari ini. Berburu pahala agar melimpah bekalnya menuju surga. 

Tapi diam diam, dia tak peduli betul dengan dosa dan pahala. Dia hanya mengharap Rabbnya, itu saja. Cukup. Asalkan Allah ridho, selesai. Tak ada urusan lagi, tak perlu penjelasan lagi, tak perlu panjang lebar alasan lagi. Cukup Allah baginya. 

Sabtu, 25 April 2020

Kita banyak banget ya dapet berita negatif, hehe.
Terlalu banyak malah sampe kesulitan bagaimana caranya biar tetep bisa keep positive thinking. 

Iya, berbagai berita mulai dari penyakit, ekonomi, ketidak stabilan negara, ketimpangan sosial, kesulitan hidup,kematian dan lain sebagainya. Banyak banget berita yang kita dapetin berseliweran entah itu hoax atau engga. 

Heee. 

Mau tutup mata, tutup telinga, tutup hati rasanya kalo ngeliat hal yang gak menyenangkan tapi kita harus kuat menghadapi ini semua :')

Selalu senang karena ada banyak orang orang yang menggerakkan kebaikan. Gak cuma satu dua, tapi ratusan bahkan ribuan gerakan. Bahkan belom lama ini Indonesia dapet gelar negara yang paling dermawan. 

Wah!

Kalo kita pikirin terus, jalan sampai akhirnya berkaca pada wabah wabah yang dulu juga pernah ada, waktu yang dibutuhkan sampe penyakitnya selesai emang gak sebentar. Lama. Dan itu qodarullah. 

Apa yang terjadi sampe saat ini kita harus yakini bahwa diluar itu semua, adalah takdir Allah. Ada sesuatu yang sedang Allah ingin sampaikan ke hambaNya di bumi. Mudah mudahan kita cukup peka untuk bisa membaca pesan cintaNya melalui apa yang terjadi di bumi :)

Ketika membahas itu, tentu hati kita menjadi tenang, aman, damai karena tempat kita bergantung ya cuma kepadaNya. Dan ini sungguh menenangkan dan bener banget hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.

Tapi kemudian, kegelisahan muncul lagi ketika menengok dunia sekitar. Bumi yang sedang sakit rasanya tambah diperparah dengan orang orang yang semakin sakit. Bukan sakit raga tapi jiwanya.

Ada orang yang entah apa yang ada dipikirannya tapi katanya berusaha menyelamatkan rakyat, tapi tak terjawab rakyatnya yang mana :(

Ada juga yang berjuang agar ekonomi stabil, katanya demi kepentingan rakyat. Tapi rakyat yang sebelah mana kita gatau :(

Kebijakan kebijakan yang udah diterapkan ternyata gak juga berhasil memastikan seluruh rakyat Indonesia setidaknya tidak mati karena kelaparan. Diluar penyakit, kelaparan adalah cara paling menyedihkan untuk meninggal. Berita yang sempat viral tentang kelaparan ini agaknya cukup membuat hati cemas ya walaupun masih banyak berita yang mengklarifikasi berita tesebut. 

Juga dengan berseliweran nya teori konspirasi, banyak sekali hal hal yang menyebalkan untuk di dengar tapi pelan pelan terbukti kebenarannya. 

Hahaha.

Tapi mari kita apresiasi, pemerintah sedang berjuang keras menyelamatkan seluruh rakyat Indonesia agar hidupnya tentram damai. Kurang kurangi membaca berita negatif rasanya bisa membuat kita sedikit percaya sama pemerintah hehe. 

Untuk sekarang, husnudzon perlu sekali. Kalaupun tidak pada pemerintah kita percaya, mari percaya pada orang orang yang berjuang demi kesehatan semua orang dan mari percaya pada orang yang membuat gerakan kebaikan. 

Mari kita menjadi baik dan tetap husnudzon atas segala yang sedang Allah berikan. Dan mari kita terus husnudzon agar Allah menetapkan sesuatu sesuai prasangka baik kita :) 

Jumat, 24 April 2020

yaaa kita kan manusia yang menuju baik

bagaimana hari pertama ramadhan?
bahagia? ceria? atau gimana?
apa yang kamu rasakan?

yah, jelas, ramadhan hari ini berbeda. tidak hanya setan yang di penjara, rupanya manusia juga dikarantina di rumah masing-masing, yang mau. yang tidak bisa ya harus menjalankan hidup sebagaimana mestinya bahkan ada yang justru harus bekerja lebih ekstra.

yah, anggap saja ramadhan ini adalah jawaban atas doa mayoritas yang ingin memiliki waktu luang agar bisa lebih banyak ibadah. dibandingkan tahun lalu, hari pertama ramadhan ini pasti lebih santai.

ya gak?

jangan-jangan karena tidak harus aktivitas di luar rumah, ba'da saur dan shubuh kita langsung terlelap kembali di kasur. bangun ketika matahari sudah setengah naik. aktivitas sebentar bersama gadget, sholat zuhur lalu kembali rebahan dan tak sadar niat qolilullah keterusan sampai ashar lewat. bangun, sholat ashar, bersih-bersih, mencari persiapan untuk buka lalu ngabuburit sambil main gadget.

ketika adzan maghrib tiba, sibuk mengisi perut lalu tak sanggup untuk isya awal waktu. duh apalagi teraweh, nanti dulu, perut terlalu berat. sambil main gadget lagi nunggu makanan turun. beberapa saat kemudian tidak sadar sudah rebahan lagi. pelan-pelan mata menutup lalu tidur lagi. menuju tengah malam baru bangun, sholat isya kemudian begadang sampai sahur.

ah, tentu saja itu bukan kehidupan kita. ya kan?

kita pastilah manusia-manusia yang bersyukur atas ramadhan ini. tentu saja bersama dengan datangnya ramadhan kita sudah siap dengan ramadhan planner kita. hari pertama setelah saur langsung kita baca berjuz-juz al quran. istirahat sebentar sambil menunggu matahari naik, lalu sholat dhuha, kemudian tilawah lagi. lalu kerja dari rumah sampai zuhur, sholat lalu tilawah lagi. aktivitas lagi, lalu tilawah lagi. sholat lagi, lalu tilawah lagi. siap-siap untuk buka, lalu tilawah lagi. buka, lalu tilawah lagi. sholat isya dan teraweh lalu tilawah lagi.

cek gadget sesekali karena kerja dari rumah butuh online. diam diam melirik mbanking lalu 'iseng' transfer ke rekening penyalur donasi. membuka aplikasi gojek/grab kemudian pesan makanan dengan alamat palsu sambil bilang "pak itu untuk bapak ya" ya jelas, bayarnya pakai ovo/gopay.

lalu malamnya membuka ramadhan planner dan sibuk memberikan ceklis diseluruh list. ah keren.

itu pasti kita, manusia-manusia yang sering mengeluh bahwa tak punya waktu ibadah. yang biasanya setelah shubuh langsung siap-siap berangkat kerja. yang biasanya selalu panik di kendaraan karena maghrib hampir habis tapi belum sholat dan jalanan macet total. jangankan teraweh, makan aja belom.

itu pasti kita, manusia-manusia yang berdoa agar setiap ramadhan diberi keluangan waktu sehingga ketika hadir waktu untuk ibadah tak kita lewatkan sedikitpun. bahkan tidur, makan, minum, semuanya harus bernilai ibadah.

tentu saja itu kita, karena kita sadar betul kondisi yang terjadi sekarang adalah kondisi luar biasa yang tidak pernah direncanakan sehingga tidak ada persiapan yang baik untuk menghadapinya. dan ketika kita cukup beruntung untuk bisa tetap di rumah maka kita akan memaksimalkannya dengan baik.

kita juga pasti mendoakan orang yang masih harus aktivitas di luar, bahkan mereka yang harus terus bekerja dan tidak bisa berharap banyak untuk mengkhatamkan alquran berkali lipat seperti yang kita targetkan. mereka hanya berharap kita tetap di rumah agar mereka juga bisa segera di rumah.

tentu saja kita mendoakan mereka, tentu saja bersama setiap huruf yang terbaca dari alquran terselipkan doa agar mereka juga mendapatkan pahala atasnya. tentu saja kita tidak egois untuk beribadah sendirian lalu membiarkan mereka terus bekerja menyelamatkan jutaan nyawa.

tentu saja, kita manusia yang tidak egois.
kita berusaha baik dan menjalankan yang mereka perintahkan dengan baik.
tentu saja.

ibadah kita pun adalah bentuk bersyukur dan tanggung jawab atas apa yang mereka minta.
akan sangat egois kalau kita hanya sibuk dengan amalan sendiri tanpa memperhatikan mereka yang juga ingin ibadah. dan pelit sekali jika berdoa untuk mereka saja tidak kita lakukan.

ah tapi itu pasti bukan kita, kita kan manusia baik yang terus berusaha untuk menjadi baik. biarlah nanti hasilnya yang penting sekarang berusaha dulu sambil mendoakan mereka yang ada di garda terdepan.

Kamis, 23 April 2020

kita kan cuma manusia he he he

memang kesalahan itu kalau bisa kita hitung, sudah lebih dari sejuta kali dilakukan. dan akan terus dilakukan sampai kita benar-benar selesai menjalankan kehidupan di dunia.

pun juga dengan pemahaman yang menuju baik, tidak akhirnya kesalahan itu benar-benar kita tinggalkan. kadang rasanya menyenangkan untuk berbuat kesalahan sembari menuruti hawa nafsu. walau dalam hati dan pikiran terus menyalahkan perbuatan.

"hei, kita hanya manusia."

seolah dengan menjadi manusia, kita berhak menjadi manusia yang memang penuh keluh kesah, tidak bersyukur dan penuh kelalaian. hanya pandai mengkritik dan menyalahkan sambil mengasihani diri sendiri yang penuh kekurangan.

"besok, aku janji akan berubah."

dan itu terjadi ratusan bahkan ribuan atau jutaan. pokoknya besok berubah, pokoknya besok lebih baik dan ketika hari esok tiba kemudian pikiran mengatakan

"kayanya berbuat sesuatu dimulai dari hari senin lebih pas."

 lalu janji untuk berubah diundur beberapa hari dengan alasan menemukan momentum yang pas untuk menjadi baik.

dan ini terjadi terus, terus, terus.

beruntungnya, kita gak sendirian. ada aku, ada kamu dan ternyata banyak juga yang begitu. rasanya menyenangkan bahwa tidak hanya kita sendiri yang kesulitan menjadi baik dan kerap kali melakukan kesalahan walaupun telah mengetahui mana yang benar dan salah.

alasan dibalik kita hanya manusia membuat tersenyum puas bahwa kita juga kesulitan mengatasi hawa nafsu yang tak kenal waktu. besok lusa berjanji lagi, sampai tiba datangnya hari ini.

"satu ramadhan"

selamat datang, bulan yang penuh potongan dosa, berkah dan berkali lipat pahala. selamat datang.

sama seperti manusia diseluruh dunia, kita bersuka cita atas datangnya ramadhan. sambil berjanji dalam hati, "hari ini aku akan jadi baik, dimulai dari sekarang."

sekarang, aplikasi drama-drama korea, film-film hollywood akan dihapus.
media sosial akan dikurangi sebanyak mungkin.
bulan ini adalah waktunya untuk ibadah.
kita harus berhasil dibulan ini.

kenapa?
karena ini ramadhan dan ada banyak sekali tawaran lipat ganda pahala atas amalan yang sama dibulan lainya dan potongan dosa-dosa yang telah dilakukan dibulan lainnya.

euforia, karena ini ramadhan, terus terjadi dimana-mana.

lalu nanti setelah ramadhan?
ya, berarti sudah, hehehe.

kita kembali lagi menjadi manusia, kesulitan mengatasi hawa nafsu, kembali lalai dalam kehidupan, kembali berjanji akan lebih baik lagi, lalu gagal kemudian berjanji lagi. berhasil dua hari lalu gagal lagi dan besok berjanji akan berusaha lebih giat sampai ternyata ramadhan tiba lagi. kemudian tiba-tiba menjadi lebih giat, rajin beramal, lebih sholeh dan lebih taat.

lalu nanti setelah ramadhan?
ya, berarti sudah, hehehe.
kita hanya manusia.
maklumi lah.

Sabtu, 11 April 2020

Another Master In The House

Ya, setelah vagabond, ternyata bucin ke seung gi oppa makin menjadi. Padahal sebelumnya i was doing just fine, tapi setelah kerennya vagabond, gue kembali bertanya tanya, "ini ada apa sama oppa ya?"

Kemudian seperti biasa, gugling, searching jadi kebiasaan setelah nonton drama. Dan gataunya gue jadi keranjingan karena oppa satu ini seolah menjadi leader dalam variety show yang berjudul master in the house atau disana lebih dikenal dengan sebutan jipsabu.

Gue pernah review dikit tentang episode nya park jin young kalo gak salah namanya ya, nah disitu ternyata gue bingung sama konsep jipsabu. Setelahnya gue putuskan untuk liat liat tentang jipsabu ini di gugel. Eh gataunya pertanyaan gue terjawab di episode 1.

Disitu lee seung gi baru selesai wamil dan dia bilang kebanyakan dari mereka yang baru selesai wamil gatau harus melakukan apa, gatau harus mengikuti gaya hidup seperti apa untuk kembali survive sama hidupnya. Dan itulah yang berusaha dijawab sama jipsabu. Mereka mencoba untuk belajar dari orang orang terkenal kemudian mengambil point yang bisa dipelajari.

Seiring berjalannya waktu, gataunya gue makin sering nonton jipsabu ini. Dan sering kali gue dibikin merinding. Salah satunya ketika mereka mempelajari kehidupannya para pemadam kebakaran dan ketika anjing yang selesai melayani kepolisian selama 8 tahun akhirnya pensiun.

Diberbagai episode emang banyak banget yang menginspirasi, lucu, kocak, tapi di dua episode itu gue lebih banyak merinding dan nangis sendiri.

Ah ternyata jipsabu ini mencoba mengapresiasi hal hal yang selama ini gapernah kita tengok. Barangkali kalo gue gak nonton jipsabu, gue gatau kalo jadi pemadam kebakaran itu susah. Dan pemadam kebakaran di korea itu bener-bener diapresiasi sama rakyat disana.

Kemudian tentang anjing yang akhirnya pensiun, gue gak suka sama anjing tapi di episode itu gue paling banyak nangis hehehe. Sedih banget, bahkan hampir semua member jipsabu nangis di episode itu.

Masih banyak lagi sebenernya tokoh lainnya yang bener-bener menginspirasi kaya shin ae ra yang lagi s3 psikologi dan mengobati kekhawatiran member sampe mereka pada nangis gegara merasa sangat sulit dan dimengerti posisinya.

Kemudian ada juga kesulitan member jipsabu yang harus ikut ngasih kuliah ke mahasiswa waktu master mereka profesor sejarah yang terkenal di korea. Ada juga yang harus ikut latihan nari demi show mereka bareng dance sport kelas dunia atau jadi team cheerleader yang semuanya dipelajari kurang dari 24 jam.

I appreciate them a lot.

Maksud gue, ketika mereka ngomongin orang hebat, mereka tau nama nama master yang ada di bidangnya masing-masing dan kebanyakan master itu gak cuma di dalam negeri tapi juga luar negeri. Kemudian master mereka gak cuma yang terkenal di dunia entertainment tapi juga akademik, sport dan bidang lainnya.

Konsep dari jipsabu ini keren banget, gue merasa dengan nonton ini mengobati kekhawatiran tentang kehidupan yang barang kali kita lakukan dengan kemampuan masing-masing dan kita khawatir gabisa sukses.

Tapi jipsabu memperlihatkan bahwa setiap master punya gayanya masing masing dan mereka semua sukses di bidangnya.

Jipsabu ilche \../

Jumat, 10 April 2020

Terima kasih telah menemukan, 
Terima kasih telah memilih,
Terima kasih telah memutuskan.

Kita pernah saling berdiam di bawah hujan yang panjang. Tak ada kata, tak ada suara, kita hanya diam sambil melihat berbagai kendaraan yang lalu lalang.

Kita tak bersuara meski orang dikiri kanan saling bertegur sapa. Kita hanya diam, namun di kepalaku penuh pikiran apakah harus diam dan tak ada suara sama sekali? Sedang aku tau kamu tak mungkin sekali kali mengeluarkan suara mengajak ku bicara duluan.

Kita hanya diam, melirik pun tidak, apalagi saling tersenyum. Kita hanya sibuk berdiam, berusaha agar pikiran masing-masing tak terbaca, agar tak satupun yang tau betapa gemuruh di dada tak lagi bisa diajak kerjasama.

Beruntung hujan deras berbicara banyak sampai tak terdengar teriakan panik dalam hati yang tak suka kekakuan.

Ah lucu sekali.
Bahkan lima tahun kemudian kita masih saling diam, tak banyak bicara walaupun ada yang ingin disampaikan.

Kita hanya saling diam sampai akhirnya kamu paham bahwa diamku adalah sebuah jawaban.

Hingga akhirnya kita kembali diam dan hujan diluar semakin deras. Tapi kita hanya diam lalu sesekali terlihat senyuman di kaca mobil yang memantulkan gambaran wajahmu juga diriku.

Kita masih diam, namun sekarang kita sudah mulai tersenyum.

Terimakasih sudah memilih, bukankah setelah memilih langkah selanjutnya adalah bertanggung jawab atas pilihan? 

Senin, 06 April 2020

what if we didn't survive

100 tahun lalu 50 juta orang yang meninggal.
Indonesia, katanya mencapai 1,5 juta.
Dengan masa terjadinya kurang lebih selama 2 tahun.

What if, kita bukan termasuk mereka yang survived?
Kita terkena virus, dirawat, meninggal, dikubur dengan protokoler yang luar biasa ribet. 

Gimana?

Rather than dreaming about what my marriage will be, I'm more often to imagine how will I die and what will happen to me and my funeral. Is there anyone crying?

Salah satu yang paling dikhawatirkan dari virus sekarang adalah bagaimana nanti kita meninggal. Bukankah menyedihkan tidak disholatkan? Tidak dimandikan dan tidak dikafankan? Tapi juga terlalu egois jika ingin diperlakukan sama seperti manusia yang tidak sakit lainnya.

Bagaimana?


Sabtu, 04 April 2020

Ada yang bahasanya halus, beirama merdu, selalu terlihat baik, padahal diam diam dia melakukan yang sebaliknya.

Ada yang tulisannya bermakna, kalimatnya indah dirasa, satu satu menyentuh hati sampai berbunga bunga. Tapi dalam hening dia berbuat sebaliknya. 

Ada yang bicaranya lantang, seolah semangatnya tak pernah hilang, keinginannya untuk membuat muslim menjadi sebaik baik umat semakin terang. Tapi dalam kesendirian dia berbuat sebaliknya. 

Itu aku. 
Itu pasti aku. 
Itu jelas aku. 

Begitu memang, bagiku dipandang manusia memang indah. Dirasakan kebermanfaatannya oleh manusia lain memang membuatku berbunga bunga. Sedang diriku tak pernah sadar bahwa aku pelan pelan berjalan menuju neraka. 

Begitu memang, bagiku amalan ku sudah cukup banyak. Ibadah tak juga perlu ditambah tambah, hafalan apalagi, sulit. Tapi Allah Maha Maklum, Allah pasti memamklumi. Sedang diriku tak pernah sadar bahwa surga berada diarah sebaliknya langkah kakiku.

Begitu memang, terlihat sholehah sudah cukup. Posting yang baik baik pun membantu. Tak pasang foto diri sendiri, cukup nasihat nasihat islami. Ah, aku semakin merasa baik. Sedang diriku tak sadar seluruh pahala amal kebaikan sudah hilang entah kemana.

Begitu memang. 
Aku.

Tak usahlah menjadi yang terbaik, berada di dekat orang baik pun cukup membuat ku terlihat baik. Ah, mudah sekali pencitraan ini. Dan aku semakin jauh dari bertemu denganNya. 

Begitu kira kira, 
Hidupku di tengah isolasi diri. 

Ku pikir aku yang tak punya waktu, 
Rupanya itu aku yang tak mau. 
Atau, 
Yang Maha Kuasa tak suka lihat ibadahku?
Ibadah yang modus, yang sekedar ingin mendapatkan dunia.

Ah, itu pasti aku, itu pasti aku, sudah jelas itu aku. Di dunia ini mana ada orang lain yang bisa menjadi semunafik itu, kecuali diriku? 

Senin, 23 Maret 2020

Selamat menua, selamat bertambah usia, selamat berkurang jatah di dunia.

Hidup itu begitu, kamu diberikan selamat atas sesuatu yang harusnya kamu tangisi. Kamu berbahagia atas sesuatu yang seharusnya kamu jadikan evaluasi. Kamu bersyukur atas sesuatu yang seharusnya kamu lebih pedulikan lagi. 

Sedetik yang berlalu adalah sebuah penyesalan. Apalagi tanpa sebuah kebaikan di dalamnya. 

Tapi kamu terbiasa berbahagia atas sesuatu yang datang setahun sekali. Padahal tak disangka, rambut putih perlahan muncul. Fisik tak sekuat dulu. Makanan tak bisa asal mau. 

Tapi kamu berbahagia atas sesuatu yang harusnya kamu tangisi. 

Waktu yang terus berjalan, tak menjadikanmu berfikir bahwa kematian justru bertambah dekat. Kepulangan sebenarnya akan tiba dalam segera. 

Tapi kamu bersyukur atas usia yang terus bertambah dan waktu yang semakin sedikit. 

Tak disangka bahwa manusia begitu berbahagia merasakan waktunya yang telah lewat. Lalai dalam bermanfaat tak menjadikannya bersedih dan sadar kembali pada kebenaran. 

Kamu tau, tak sebaiknya detik detik itu berlalu seperti itu. Dalam setiap hembusan nafas, suapan makanan yang masuk ke badan, pembelajaran dalam kehidupan, seharusnya justru mendekatkan kita pada sebaik baik tempat kembali. 

Ada yang perlu disyukuri dan itu lebih banyak dari sekedar berbahagia atas usia yang berkurang. Atas jatah waktu yang tidak lagi lama. 

Bersyukur bahwa usia yang panjang menjadikanmu lebih banyak waktu ibadah. Bersyukur karena memiliki lingkungan baik yang peduli untuk mengingatkan bahwa jatah usiamu berkurang di dunia. Bersyukur karena setiap detik kamu akan disibukkan dalam hal bermanfaat. Bersyukur bahwa diusiamu tak disibukkan dalam hal hal maksiat. 

Yang seharusnya hidup seperti itu, alih alih kamu malah hidup seenaknya. Setiap tahun menjadikan tanggal tertentu spesial dan ingin bebas dalam berbuat kesenangan. 

Atas waktu yang sekali lagi berkurang, kamu sesekali sadar. Kamu sesekali juga lupa. Tapi sekarang kamu lebih banyak tersenyum. Setidaknya kamu bisa lebih bijaksana menghadapi kehidupan. 

Selamat berkurang jatah usia, selamat perlahan meninggalkan kehidupan di dunia. 


Sampai nanti. 

Senin, 09 Maret 2020

Kita sama, berjuang dan berjuang.
kita sama, menangis dan berjuang.
kita sama, melangkah dan berjuang.
kita sama, gagal dan berjuang.
kita sama, merasa sulit dan terus berjuang.

kita sama, tapi porsinya beda.
bukan ukuran berat atau ringannya,
bukan tentang punya ku yang lebih ringan atau jalanmu yang lebih mudah.
kita sama, sesuai dengan kemampuan masing-masing.

hidup ini,
kesulitan ini,
ketakutan ini,
semakin dirasakan semakin ingin ku tinggalkan dunia.
semakin ingin ku pasrahkan pada penguasa.
semakin jauh ingin ku serahkan segalanya.

kita sama, terus berjuang,
tapi bagiku, porsi pasrah pada keputusanNya menjadi lebih besar.

seolah ia mengambil sebagian besar dari kepercayaan diri yang pernah hadir dan bertumpuk hebat di dada. semuanya hilang entah kenapa dan diambil entah oleh siapa.

semakin kesini, semakin ku percaya bahwa aku hanya manusia dan tidak bisa melakukan apa apa tanpaNya.

bahwa segala sesuatu adalah keputusanNya.

kemudahan yang kamu rasakan, aku rasakan,
kesulitan yang aku rasakan, kamu rasakan,

semua adalah kehendakNya.

kita berjuang, sama.
tapi kisah yang ditulis tentang kita olehNya berbeda.

maka setelah ikhtiar, bertawakal adalah yang terbaik.

dan akhirnya kuputuskan tidak lagi berharap pada manusia.
kemudian hari itu aku hanya tersenyum dan kehilangan rasa kecewa yang dulu tumbuh besar.
tidak apa, semua indah karena itu adalah kisah yang ditulis olehNya.

Kita Semua Punya Waktu

Yang tak habis adalah dia, tapi mungkin juga ia terlewatkan. Dia mungkin dilalaikan dan diabaikan, mungkin juga tak dinantikan.

Dia tak mau menunggu, selalu berjalan dan tak peduli yang lain. Tak sekalipun ku perhatikan ia peduli pada yang lain. 

Baginya, hidup adalah tentang dirinya dan dia tak akan peduli dengan apa yang ia lakukan apalagi orang lain. Ia hanya berjalan selangkah selangkah. Terus ke depan sampai kita semua kehilangan. 

Kita tak banyak memperhatikan, tapi dia selalu berjalan melalui setiap yang kita lakukan. 

Langkahnya konstan, jaraknya selalu sama. Tak pernah lebih lambat tak juga selangkah lebih cepat. Dia selalu melakukan hal yang sama sejak dilahirkan. 

Ada yang memintanya untuk sesekali lebih lambat, besok ada yang berdoa untuk lebih cepat datang. Ada pula yang meminta untuk sekali saja terlewati. 

Mereka semua dengan harapan masing-masing menginginkan dapat mengontrolnya. Sedang dia menoleh pun tidak. Tatapannya lurus ke depan. Tak pernah sekalipun menjawab pertanyaan.

Dia hanya ingin menyelesaikan tugasnya. Berjalan terus sampai nanti dia tak dipedulikan lagi oleh umat manusia. 

Kapan?

Nanti, ketika semua sudah kekal abadi, tak ada lagi yang peduli tentangnya. Dikeabadian, tak satupun menghiraukan sudah berapa lama mereka bersama dan berapa lama lagi mereka akan bersama. 

Tak satu pun. 

Kekekalan yang bisa jadi bahagia bisa juga sengsara selamanya. 

Saat itu mungkin untuk pertama kalinya ia berkata

"aku memberikan segalanya sama, tak ku bedakan yang satu dengan lainnya. Aku sesuai dengan perintah Penciptaku. Dan aku menjalankan tugas sesuai perintahNya. Aku tak dapat kembali berputar mengulang dari awal. Sekarang aku kekal ataupun menghilang tak ada lagi yang peduli. Aku hanya akan menjadi diri sendiri."

Tinggal kita yang bertanya tentang kekekalan, kebahagian dan kesengsaraan. Akan ada di sebelah mana kita akhirnya. 

Jumat, 06 Maret 2020

Life is getting hard lately, and it is.
I'm sad, of course but being happy is a must.

Satu satu urusan kita selesai, tapi urusan yang lain datang dan kita gabisa apa apa selain menerima dan bersepakat dengan apa yang diberikan sama kehidupan.

Kita punya pilihan dan ketika terjebak antara b dan d, pilihan kita mendadak jadi c. That's life. Bahkan disisi lain, kita ingin membatalkan segalanya dan memilih b atau membuat opsi baru lainnya. 

While writing this, rasa rasanya pemahaman tentang how confusing this life is getting more real and we're just can't avoiding it. We're only can postpone until it comes back. All of options are getting frustrating and we can do nothing on it.

I do feel it to. 

But that's life. 

Bingung akan pilihan akan menyenangkan ketika kita akan tau apa yang mau kita lakukan kemudian. Tapi ketika tidak tau setelah ini akan melakukan apa, bukankah itu yang paling menyakitkan?

Life is hard because we choose to have a hard one. The reason why is because we believe that we can push ourselves and get through all the struggles. If we only choose the easy one, then our life just as much as people did. 

It's ok, a hard life is a good one to. 
Options just to make sure that you are still a human. Then, those options just trying to make you become superhuman while you're still learning how to be. 

It's ok, since you're a human let's being a human to get through all of this. 

Selasa, 03 Maret 2020

I'm trying to be careless

Entah apalagi sebutan untuk kondisi yang diawali dengan istilah globalisasi ini. Proses mendunia, menghubungkan satu sama lain, entah sudah pernah diprediksi atau belum bahwa proses globalisasi ini benar-benar menghilangkan privasi seseorang.

I'm tired. 

Beberapa jam lalu saya dapet postingan wa di grup yang di forward katanya dari si suspect corona. Si perempuan ini cerita tentang betapa privasi nya, identitas bahkan sosmednya rame dengan orang orang. 

Ah engga ngerti. 
Maksudnya gini, saya juga seorang pemain sosmed dan cukup aktif. Kasus yang ada justru ngebuat saya makin mempertanyakan keabsahannya. Kroscek dua kali dan hanya percaya media tertentu juga saya lakukan.

Pun ketika ada orang suspect corona, gada sedikit pun terlintas untuk nyari tau siapa dia, kerja apa, mainnya sama siapa. Bahkan saya gapernah kepikiran bahwa ada orang yang ngebongkar identitas dia. 

Duh kenapa ya orang orang ini kalo udah tau sesuatu tu gabisa gitu pura pura aja kalo dia engga tau?

Atau

Misalnya abis nyari tau sesuatu, terus kita dapet info, kan gak kemudian mengharuskan kita ikutan komen disitu atau share ke berbagai dunia tentang hal tersebut.

Kan bisa ya diem diem aja. 
Saya abis stalking diem diem aja kok, kalo ngobrol sama orang dan keliatannya dia excited walaupun saya udah tau, saya selalu berusaha menyimak tanpa memotong dengan bilang "iya gue udah tau"

Ah itu ngeselin. 

Kita gak jadi bodoh kok hanya dengan diam. Justru malah kita jadi bijak. Lain kalo kita lagi di kelas, forum diskusi, kita harus keluarin pemikiran kita, berbasis data.

Balฤฑk lagi, maksudnya apa coba ya menghilangkan batasan batasan mana ruang privasi dan mana ruang publik. Saya sangat merasa kita ini harus belajar untuk ngurus urusan sendiri aja. 

Rumah tangga orang biar dia aja yang tau

Cobalah jadi cerdas dan memiliki hati. 
Globalisasi itu keren, tapi ketika privasi orang dilanggar, duh gak setuju. 

Senin, 02 Maret 2020

Ternyata dia benar-benar menjadi obat.
Setelah ditinggalkan sekian waktu dan tak menjadi produktif sama sekali, awalnya ku kira semua akan baik-baik saja. 

Kenikmatan waktu tanpanya sungguh benar-benar menyenangkan. Dan aku mencintai setiap detik tanpanya. 

Waktu waktu yang ku habiskan dan ku sibukkan hanya untuk memenuhi keinginan sendiri. Dan ku rasa itu menyenangkan. 

Sampai pagi ini, di hari yang kesekian tanpanya. Perasaan linglung kembali hadir. Ternyata, menghabiskan waktu untuk diri sendiri juga tidak pernah dibenarkan. Dan aku bukan tipe yang mau menghabiskan waktu sendiri.

Pergi meninggalkan segalanya termasuk kekecewaan dan berusaha mengabaikan kekhawatiran. Awalnya itu menyenangkan, tapi ternyata tidak aku banget. 

Menjadi khawatir, kemudian menulis adalah salah satu yang perlu dilakukan untuk menjadi obat. Ku pikir bersenang senang sendirian adalah obat. Tapi setelah ku tinggalkan sebulan tanpa menulis apapun, ku pahami ternyata dia benar-benar menjadi obat. 

Sabtu, 01 Februari 2020

Sudah lama tidak menjadi penumpang yang duduk di belakang sembari melihat pemandangan. Lalu kemudian perasaannya terbang, membawa setiap serpihan serpihan keresahan.

Baginya semua baik, sampai yang tak baik terkatakan. Baginya semua mudah, sampai yang tak mudah ditunjukkan. Baginya semua terlihat normal, sampai yang tak normal diperlihatkan.

Sesederhana itu sampai ia tau bahwa hidup tak pernah sederhana.

Bukan satu atau dua orang yang mengatakan tentang kepolosannya yang sesekali terlihat. Ia selalu merasa cukup cerdas untuk mengetahui sesuatu, tapi kata mereka "terlalu polos" hingga mudah dibohongi.

Baginya, semua orang jujur, sampai kebohongannya ia ketahui sendiri. Semua orang dapat dipercaya sampai ia tak percaya pada diri sendiri karena telah memutuskan memberikan kepercayaan pada orang lain, sampai ia tak tau mana yang bohong dan tidak.

Ternyata dunia terlalu rumit, untuk si polos.

Bagi yang polos, yang selalu percaya semua orang baik, bahkan melihat pencuri pun dia berusaha memaklumi. Otaknya mencari cara atas pemakluman hal tersebut sampai dia tau, mencuri memang sesuatu yang selalu dia lakukan.

Tanpa sadar akhirnya, kepolosan melahirkan luka. Belakangan ia tau kalo ini namanya kecewa.

Tak apa, hari ini kita belajar tentang rasa kecewa. Besok lusa semoga tetap memandang manusia baik seutuhnya.

Memang, beberapa hal lebih baik tidak kita ketahui. Dan untuk mereka yang tau, some things are better left unspoken.

Kamis, 30 Januari 2020

Bukan Akhir Bahagia

sebuah kisah yang dimulai dengan awal yang tidak baik, jarang sekali berujung pada kebaikan. atau, ketika dia berujung pada sesuatu yang terlihat baik, maka sebenarnya itu hanya tipuan belaka. kita melihatnya indah, padahal itu hanya sebuah fiksi belaka. dibaliknya ada air mata, ada duka yang tercipta, ada emosi yang membara.

kita hanya tidak pernah tau, dan orang orang menyembunyikannya dengan sangat baik.

kehidupan orang lain yang kita inginkan karena berbagai keindahan yang kita miliki, adalah sesuatu yang kita inginkan. sampai kita mengatakan bahwa kisah yang dimulai dengan tidak baik tersebut akhirnya berujung pada kebahagiaan.

kita tidak pernah tau bahwa dibaliknya mereka sering saling diam tak bicara. kita tidak pernah tau bahwa setiap apa yang mereka sampaikan pada dunia adalah sesuatu yang terus disaring dengan penyaringan berulang kali.

kita hanya tidak tau betapa itu semua mereka lakukan hanya untuk terlihat bahagia dan sebuah kisah yang dimulai dengan awal yang tidak baik, jarang sekali yang berujung pada kebaikan.

mereka mungkin bahagia, tapi apa itu benar kebaikan yang mereka inginkan?

bukankah kita tidak butuh akhir yang bahagia? kita hanya butuh akhir yang baik, kan? atas kehidupan kehidupan kita di dunia, kita hanya butuh akhir yang baik kan?

maka, sesuatu yang dimulai dengan awal yang tidak baik, jarang sekali berujung pada kebaikan. mereka mungkin bahagia, tapi tujuan akhir kita adalah kebaikan dunia dan akhirat.

Minggu, 05 Januari 2020

Mari Menjadi Cerdas!

Saya agak gereget ngeliat banjir jakarta banten bekasi belakangan ini. Saya berusaha penuh untuk tidak berkomentar, tapi ternyata gereget juga.

Gini gini,

Pada satu titik, ya memang Jakarta sudah sering mengalami banjir. Memang banjir di Jakarta awal tahun ini sangat mengejutkan. Tapi, apa benar jika sampai ada sekelompok orang yang menamakan diri mereka sebagai Tim Advokasi Banjir tapi tujuannya menuntut Anies sebagai gubernur Jakarta yang gagal memanaje jakarta.

Wah.

Gak abis pikir.

Gini,
Hasil BMG, dalam 154 tahun, ini curah hujan terbesar. Harusnya sampe sini, orang orang berfikir ya. Duh saya lupa perbandingannya kaya apa, tapi hujan yang cuma dari 31 desember sampe 1 January ini sama seperti hujan di Jakarta selama beberapa bulan.

Kemudian, ujan yang turun itu, gak cuma di Jakarta. Tapi juga bekasi, tangerang, Bogor, bahkan terakhir yang parah itu di lebak. Dan, mereka nuntut gubernur yang gabisa kerja?

Lagi,
Bertahun lalu, banjir di Jakarta juga makan korban. Kerugian juga gak kalah besar. Dan kenapa baru sekarang mereka kepikiran untuk nuntut gubernur?

Wah.

Gue juga merhatiin banget kok sedari pagi tanggal 1 semua langsung siap siap, evakuasi, kumpulin donasi. Maksud gue, anies itu terlihat turun ke rakyat loh, bantu bersih bersih, maksud gue, mana gubernur yang lain, mana presiden, bahkan postingan pertama presiden di ig itu isinya semangat baru dan yang semacemnya. Iya itu gak salah, tapi ini banjir gak cuma di Jakarta, dimana mana. Tolonglah, yang lebih urgent kan banjir. Tahun baru cuma ganti hari kok. Kesel.

Belum lagi artis artis, orang orang yang main asal menyalahkan. Ya gue bersyukur rumah gue gak kebanjiran, tapi ini yang kebanjiran gak cuma lu doang wey. Kalo misalnya orang Kampung Pulo mau nuntut, mau menghujat, dari dulu mereka udah menghujat gubernur, cuma mereka punya kesadaran emang Jakarta ini isinya rawa, tempat air, harusnya paham, kita yang udah ganggu keseimbangan alam. Salah sendiri lah, tempat air kok dijadiin tempat tinggal. Gangerti lagi.

Coba lah belajar sejarah Jakarta.
Jangan menghujat Jakarta, menghujat gubernur tapi gatau sejarah Jakarta.

Makanya gue mengajak orang orang menjadi cerdas, melihat sejarahnya, aspek geografisnya, dan segala macem keilmuannya.

Jangan apa apa dipolitikin. Maksud gue gini, kalo pun ini terjadi di masanya ahok, jokowi atau djarot sekalipun, gue gak akan pernah kepikiran buat nuntut gubernur. Apalagi gue sadar banget hujan di tanggal 31-1 kemaren itu luar biasa deres.

Cobalah berkaca, bumi ini emang udah tua tapi jumlah manusia makin banyak. Lahan resapan justru dipake buat tempat tinggal ya harus terima resikonya. Belom lagi uler kobra, perasaan gur gada deh berita walikota Depok dituntut gegara bisa bisanya di rumah orang ada uler kobra.

-_-

Gini, mari untuk tidak menyalahkan orang lain, mari belajar untuk menjadi solusi atas permasalahan. Mari menjadi cerdas dan lebih terbuka pada pemikiran yang berbeda. Mari terus mencari tau dari berbagai sumber sekalipun sulit untuk percaya.

Mari membaca, mari menjadi cerdas.

Sabtu, 04 Januari 2020


Orang yang Pernah Datang Kepadamu tapi Kamu tidak Memiliki Tempat untuk Menerimanya


©kurniawangunadi
Suatu hari, pernah beberapa kali terjadi di hidupmu. Ada orang-orang yang kamu rasa cukup baik, hadir di hidupmu. Ia berkata kepadamu, kata terbaik yang pernah diucapkan oleh siapapun yang berniat baik. Kamu tersipu, kamu merasa menemukan, ia pun demikian. Kamu merasa segala sesuatunya akan berjalan dengan baik.
Siapa sangka. Ia adalah ujian.
Hidup ini kadang membuat kita khawatir, mengapa seseorang dinilai begini dan begitu, mengapa sulit melihat kebaikan orang lain, juga mengapa seringkali – kita pun begitu – lebih mudah melihat sisi buruknya. Mencari-carinya untuk menjadi alasan penyangkalan itu. Juga, ada pikiran-pikiran yang dipaksakan untuk seragam, padahal manusia itu sendiri amatlah beragam.
Ia datang kepadamu sebagai dirinya. Kamu menerimanya, tapi tidak dengan mereka. Alasannya beragam dari mulai terlalu jauh, terlalu asing, berbeda asal, berbeda usul, berbeda ini-itu, yang dicari adalah perbedaannya. Alangkah sedihnya hatimu, mendapati kenyataan bahwa ia adalah ujian.
Dikatakan kepadanya, bahwa tidak ada tempat untuk menerimanya. Ia pun berlalu. Begitu seterusnya hingga berkali-kali terjadi dalam hidupmu, kejadian serupa. Berulang-ulang. Sampai kamu bertanya-tanya, apakah akan selamanya begitu?
Salah satu bagian sulit di hidup ini adalah melewatkan kebaikan-kebaikan. Saat kebaikan itu berlalu, tidak sempat menjadi milikmu, dan ia menjadi milik orang lain. Menjadi pahalanya, menjadi amalannya. Kebaikan itu berlalu berkali-kali.
Kini coba perhatikan. Berapa waktu berlalu. Masih tidak ada ruang di dirimu untuk semua itu. Coba perhatikan bagaimana orang-orang yang dulu berlalu, perhatikan bagaimana hidupnya kini. Itu adalah pelajaran berharga yang amat penting.
Sebab satu hal yang sering luput untuk kita insyafi adalah kita sulit menerima kenyataan, kita sulit menerima perbedaan, kita sulit untuk menerima kebaikan hanya karena orang yang melakukannya tidak kita sukai.
Pelajarilah hal-hal yang berlalu, karena mereka adalah ujian. Tentu saja, mereka dititipi oleh Tuhan pelajaran berharga yang bisa kita petik. Sayangnya, tidak semua dari kita bersedia menerima pengetahuan itu dengan terbuka.