Kamis, 29 Agustus 2019

Aku sampaikan begini,

Pernah suatu hari kalimatku terasa kosong, kata kata ku tak bermakna, semua yang ku sampaikan tak ada rasa.

Sebanyak itu kata kata mengalir deras dari lisan tapi tak satupun yang menyentuh kalbu.

Katanya, "kalo kamu yang nyampein tu lebih ngena na."

Aku bergumam dalam hati, sesungguhnya itu ruhiyahmu yang sedang dalam kondisi terbaik.

Aku mengeluarkan kata lagi, menyampaikan yang bisa ku sampaikan hingga akhirnya kelelahan.

"silakan jika ada yang ingin didiskusikan."

Sedetik dua detik menanti respon adalaah salah satu waktu terpanjang. Dalam waktu yang sesederhana itu, kepalaku memikirkan banyak hal.

Tentang apakah mereka paham yang ku maksud, apakah mereka tau, apakah mereka setuju, apakah mereka benar-benar mengerti, apakah aku sia sia hanya mengeluarkan kata kata tanpa kondisi ruh terbaik?

Padahal hanya dua detik, tapi bagiku cukup untuk membuat ku memikirkan apa yang sudah ku lakukan.

Bagiku, menjadi seseorang yang banyak bicara itu melelahkan. Tapi disatu sisi kita harus banyak bicara, bukan untuk didengar, tapi untuk dipetik hikmahnya bagi mereka yang mendengarkan.

Jumat, 23 Agustus 2019

Ada satu titik yang mungkin sedang Allah usahakan agar kamu segera paham. Satu hal yang selama ini kamu yakini bahwa, "tenang saja kamu bisa melakukannya sendiri."

Sampai pada titik akhirnya kamu sadar bahwa semuanya perlu dikomunikasikan. Ada hal hal yang perlu untuk disampaikan dan tidak dipikirkan sendiri. Perlunya diskusi, tukar pikiran dan hal hal sejenis yang dilakukan secara normal oleh manusia.

Bisa saja sekarang, besok, kamu merasa tidak apa apa. Tapi tentu saja sejatinya Allah sedang menunggu dititik mana pelajaran itu perlu disampaikan agar kamu bisa langsung belajar tanpa perlu tapi tapi.

Sabtu, 17 Agustus 2019

Ada yang perjuangannya terus dilanjutkan karena apabila ia menyerah, kehidupan hari ini tak akan begini. Apabila ia seemosi itu, hidup ini tak bisa baik begini. Ada, dan itu adalah ia manusia yang nyaris sempurna dan paling sempurna.

Besok lusa, mungkin menyenangkan menyampaikan langsung padanya, terimakasih telah berjuang dan memutuskan untuk tidak menyerah.

Terimakasih manusia terbaik.
Rasulullah ku.

Minggu, 11 Agustus 2019

Rindu - Tere Liye

Satu lagi, novelnya Bang Tere.

Ah, kenapa si, Tere Liye ini selalu mampu memberikan sesuatu yang......sensasi yang ma syaa Allah abis baca buku bukunya tuh.

Saya selalu suka caranya bang tere membuat saya menikmati setiap lembar buku. Hanya dengan membaca tulisan, pikiran saya melanglang buana. Entah gimana caranya. Setiap baca buku justru saya merasa pikiran saya sebenernya lagi membuat gambaran cerita dan lupa kalo sebenernya yang lagi saya liat itu adalah tulisan tulisan panjang.

Saya suka banget cerita cerita model novel ini.

Sesuatu yang pada akhirnya membuat kita berkhusnudzon dengan apapun yang Allah siapkan.

Terima kasih geng baktinusa yang udah ngasih novel tere liye pas tukeran kado. This is literally the first tere liye's book that i have.

W gak akan cerita tentang isinya, tapi novel ini bener-bener ngebuat w berkhusnudzon atas apa yang Allah tetapkan.

Nasihat nasihat yang bener-bener kita butuh, sesungguhnya membaca bener bener ngebuat kita jadi kaya.

Ma syaa Allah, tabarakallah.