Kamis, 30 Mei 2019

ada yang terlihat sholeh, padahal diam diam bermaksiat
ada yang terlihat jahat padahal amalan tersembunyinya menggunung
ada yang tetap taat ditengah kecewa karena kegagalan
ada yang memutuskan berhenti karena tak kuat lagi menghadapi kehidupan
ada yang sabar dan tetap berprasangka baik
ada yang tak sabar akhirnya mengusahakan segala cara
ada yang diam diam berusaha tanpa ada orang yang mengetahui
ada yang usahanya diketahui semua orang akihrnya menginspirasi
ada yang tidak melakukan apapun namun tetap memiliki penghasilan
ada yang menantikan dalam diam
ada yang berusaha dalam diam
ada yang berjuang dalam keramaian
ada yang diam dalam keramaian
ada yang tak mau dikenal
ada yang maunya terkenal
ada yang ingin saling mengenal
ada yang tak melakukan apapun namun kebermanfaatannya terasa luas
ada yang melakukan berbagai hal agar dapat menginspirasi
ada yang hanya ingin diam tak melakukan apapun
ada yang ingin didengar oleh semua orang
ada yang ingin tak dilihat
ada yang maunya selalu dipandang manusia
ada yang tidak dikenal di bumi namun harum di langit
ada yang terkenal di bumi namun tak diinginkan akhirat

semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing
semua orang berharap dari apa yang dia lakukan berbuah kebahagiaan
semua orang menginginkan apa apa yang terjadi hari ini akan berakhir baik

tidak apa berhenti, asal nanti mulai lagi
tidak apa mengambil jeda yang penting nanti dilanjutkan lagi
tidak apa untuk terus bergerak asal tak pernah memaksakan kehendak.

dari kesemua orang itu,
apa apa yang dilakukan akan berbuah pahala tergantung niatnya.
niat baik saja tidak cukup, tapi harus disempurnakan dengan alasan karena Allah.

semoga, apa apa yang kamu, aku dan kita semua lakukan selalu berujung pada sebab karena Allah

Selasa, 28 Mei 2019

Mungkin tulisan ini hanya satu dari sekian banyak tulisan yang dibuat oleh orang orang yang ingin menceritakan bagaimana rasanya menjadi penerima manfaat dari Dompet Dhuafa.

Kita akrab manggil Dompet Dhuafa as DD. Dalam salah satu pertemuan, kita diminta bersyukur dan berterima kasih sama para dhuafa, kalo gak ada dhuafa namanya Dompet doang 😅🙄

Nah,
Sebagai penerima manfaat DD banyak banget yang kita dapetin, bahkan sangking banyaknya sampe lupa apa aja yang udah dirasain. Tapi beneran, setiap ketemu sama orang DD itu bisa meningkatkan ruhiyah dan semangat bermanfaat untuk umat berkali lipat.

Jadi disalah satu training, kita dibina sama orang keren dari DMC atau disaster management center. Kita diajarin banyak hal, banyaaaak banget. Tentang konsep bencana, apa itu bencana sampe apa yang harus kita lakukan kalo ada bencana. Bahkan hal apa yang bisa kita lakukan kalo ada bencana.

Saya seneng banget denger cerita cerita tim DMC ketika terjun menolong bencana. Saya selalu suka sama ide ide tim DMC. Mereka engga pernah mainstream. Ketika udah banyak yang bantu di dapur, logistik, dll, DD dengan kreatif nya nyari ide lain buat nolong mereka.

Kaya,
Misalnya pas banjir, orang DD bikin servis motor gratis. Atau laundry baju gratis. Dilain tempat justru malah ngasih layanan pijet gratis.

Rasa rasanya itu ide mainstream banget gitu 😅

Bahkan sampe kaya gak kepikiran buat ngadain sesuatu hal yang luar biasa gitu. Bayangin aja, ketika banjir orang orang mikirnya langsung pengungsian, baju, makanan, sekolah dll. Tapi DD bikin tempat servis motor gratis dong 😂

Menurut saya ide DD itu kreatif dan manfaatnya terasa bagi orang luas. Nolong tanpa pamrih dan siapa aja ditolong tanpa pilih pilih. Manfaat dari DD bisa dirasakan oleh semua orang.

Selain itu, DD itu suka banget bantu dalam bidang pemberdayaan manusia. Nah menurut saya ini juga keren. DD itu selalu ngasih pertolongan ke yang membutuhkan, tapi nolongnya itu dalam bentuk pemberdayaan yang nantinya ketika orang itu udah berdaya dan bisa memberdayakan orang lain, DD langsung pergi gitu aja. Bener bener pergi dan ngelepas tanpa minta timbal balik.

Duh kalo lagi pembinaan sama DD tu rasa rasanya mau nangis terus ngeliat betapa banyak orang yang butuh bantuan dan betapa kecil hal yang bis kita lakukan sendirian. Oleh karena itu kita perlu berpartner dan DD itu selalu keren dengan kolaborasi yang terus dilakukan dengan berbagai pihak. Bahkan DD hari ini udah sampe ke Hong kong, Australia, amerika.

Di DD Hong Kong mereka bikin program buat para TKI biar gak shock culture ketika harus pulang lagi ke Indonesia. Karena katanya mantan TKI itu sudah terbiasa hidup disiplin dan ketika ngeliat keluarganya di Indonesia hidup berantakan, mereka gak kuat, sering berantem kemudian pisah. Program DD Hong Kong salah satunya untuk mengurangi angka perceraian. Nah yang ini diceritain sama PM BaktiNusa yang pernah dikirim ke Hong-Kong.

Apalagi?
Program Rumah Siap Kerja.
DD itu ngeliat banyaknya pengangguran, akhirnya mereka buat rumah siap kerja yang isinya orang orang putus sekolah diajarin tentang reparasi alat elektronik. Setelah mereka punya keahlian dan bisa bikin usaha, DD langsung lepas gitu aja.

Bahkan kalo kalian ke Zona Madinah di Parung, DD punya banyak tempat pemberdayaan yang akhirnya sudah dilepaskan karena mereka bisa berdiri sendiri.

Gitu.
Terlalu keren DD itu kan.

Dan,
DD itu punya banyak beasiswa.

Saya termasuk yang hopeless ketika kuliah S1, gatau harus apply beasiswa apa karena semua butuh SKTM. Ketika ngeliat baktinusa, langsung lah berbunga bunga. Semuanya ada disitu.

Tahun 2017 apply dan alhamdulillah nya lolos, panjang lah ceritanya dan Allah baik banget ngizinin saya jadi bagian dari BaktiNusa ini.

Terus, selama di baktinusa banyak banget yang mengingatkan tentang kita ini harus bermanfaat buat orang lain, jangan sampe keberadaan diri kita gak ada manfaatnya.

Setiap kumpul kita selalu dibuat bermimpi sekaligus resah. Resah ngeliat Indonesia, resah ngeliat umat muslim dan resah dengan berbagai kondisi yang ada. Setelah resah, kita diajak merencanakan hal apa yang bisa kita lakukan untuk perbaikan di dunia ini.

Ah, saya banyak berpikir setelah di baktinusa ini.

Pun juga kita diwajibkan untuk memiliki ade ade binaan agar kebermanfaatan yang kita rasakan bisa dibagikan dan diteruskan oleh mereka.

Angkatan saya punya 64 PM, setiap orang minimal punya 8 binaan, 64×8 = banyak. Belom lagi dari angkatan pertama sampe sekarang. Dan lagi, setiap regional baktinusa punya gerakan sosial nya sendiri. Dan DD punya banyak program beasiswa selain baktinusa.

Huhuhu, kebermanfaatan itu semakin luas 😭😭😭

Diakhir temu nasional baktinusa, kita dengerin orasi terbaik dari ka panji PM BaktiNusa Bogor, ketua BEM IPB tahun 2017.

Ka panji berorasi hebat yang akhirnya ngebuat kita seruangan kembali berpikir. Yang akhirnya ngebuat diri ini ngerasa beruntung sekaligus sedih karena..... Selama ini kita dibina dengan uang ummat 😭😭😭😭

Bisa cek videonya di account Instagram DD pendidikan.

Sedih rasanya mengingat banyaknya orang orang yang zakat infaq sedekah di DD dan uang mereka salah satunya mengalir di darah penerima manfaatnya 😭

Kata ka panji lagi, betapa jahat nya kita kalo setelah uang umat itu mengalir di darah kita kemudian kita engga kembali ke umat.

Ah.
DD itu terlalu.... Apa ya.

Saya gatau apa yang sedang merasuki orang orang yang kemudian sibuk mengkritisi sampai menghina DD bahkan mengatakan kalo DD itu berafiliasi dengan salah satu partai bahkan sampe ke ISIS.

Emang pas kita masuk baktinusa pun bertanya tanya, DD ini "punya siapa." kita semua paham maksudnya apa. Dan hal itu saya tanyain ke supervisor baktinusa, mereka balik nanya, maksudnya punya siapa itu gimana. Ya saya juga bingung tapi biasanya lembaga gini ada yang punya.

Eh mereka cuma senyum dan bilang DD punya umat. Sederhana banget gitu.

Kesini sini akhirnya itu saya rasakan. DD emang punya umat. Gapernah sekalipun kita ngomongin bahkan diarahkan untuk menjadi bagian dari satu hal. Kita hanya mendiskusikan banyak hal, semuanya, semua yang bener bener semua hal kita diskusikan.

Jadi aneh aja rasanya orang orang yang baru sekali ngeliat laporan keuangan DD tanpa mengkaji lebih jauh atau melihat tweet, postingan dll langsung dengan mudahnya memberikan stigma negatif hingga akhirnya masyarakat beropini yang sama.

Saya siap sedia kalo ada yang mau diskusi tentang DD walaupun saya gatau banyak banyak banget tentang DD. Tapi rasanya dua tahun dibina DD cukup untuk mengenal, merasakan dan memahami apa itu DD dan apa yang dilakukan oleh DD.

Sebagai salah satu penerima manfaatnya, saya mungkin menjadi orang orang yang tak terlihat ya. Tapi percaya deh, banyak banget orang orang keren yang pernah merasakan manfaat DD.

Kaya, ketua PPI Dunia yang sekarang (lupa namanya) pernah jadi PM baktinusa.
Salah satu pendiri BEM SI pernah jadi PM Beasiswa Etos.
Kemudian ketua ketua bem, ketua lembaga, dll banyak yang jadi PM baktinusa.

Mereka mereka itu orang keren yang dibina dompet dhuafa. Jadi rasanya bersyukur banget kenal DD dan orang orang keren di dalamnya.

Sedangkan saya? Ah saya mah apa atuh heee.
Sekarang "cuma" sibuk jadi Perantara Kebaikan.
Iya, karena saya belom baik tapi ternyata banyak orang yang butuh pertolongan orang baik, akhirnya saya memutuskan untuk jadi perantara kebaikan. Yang menghubungkan orang orang yang saling membutuhkan biar kena pahalanya juga hehehhe.

Senin, 27 Mei 2019

Rasanya keren, menjadi anak yang mendapatkan predikat bandel, susah diatur pun juga menjengkelkan.

Katanya membosankan menjadi anak baik, pintar dan disayang guru. Katanya menjadi anak yang seperti itu memiliki banyak haters, apalagi dari kalangan murid. Tak jarang sebutan carmuk eksis terdengar.

Bagiku, menjadi anak bandel sangatlah tidak mungkin dilakukan. Rupanya menjadi orang yang sudah besar, benar benar bisa merasakan yang benar dan salah. Tapi masalahnya adalah perjara mau atau tidak meninggalkan perbuatan salah dan terus berbuat baik dan benar.

Dan, agak sulit bagiku menjadi yang benar-benar benar, seratus persen baik, pintar dan dikenal semua guru.

Aku menjadi anak yang so-so dimanapun kapanpun. Bagiku keseimbangan harus dijaga, maka tugasku adalah menyeimbangkan dengan tidak menjadi yang terpintar pun terbandel.

Tapi rupanya aku lebih dominan ke arah baik, sehingga dari dulu sampai sekarang paling tidak suka bermasalah dengan guru. Lain halnya dengan teman teman lain yang sangat bangga berhasil membuat guru keluar kelas, menangis, marah marah.

Aku bertanya tanya, bagian mana yang serunya?

Selanjutnya, waktu berjalan.
Aku benar-benar menjaga hubungan baik dengan orang orang yang telah bersedia memberikan ilmunya pada ku.

Sampailah akhirnya aku pada posisi menjadi seorang pendidik. Ku pikir menyenangkan. Mengajar bimbel, privat, dan lain sebagainya. Semua menyenangkan. Favorit ku adalah mengajar privat.

Aku benar benar dapat mengenal murid secara personal sampai ke keluarganya. Mengetahui cara apa yang baik dilakukan untuk tindakan pembelajaran, mencari tau kenapa sulit belajar dan lain sebagainya.

Menyenangkan memiliki orang tua murid yang bisa diajak kerjasama.

Tahun 2017 aku mulai praktek menjadi guru betulan. Sekolahnya baik, dengan pendidikan karakter terbaik, dan lain sebagainya yang baik baik. Tapi tetap rupanya mendidik anak dalam jumlah besar tidak pernah mudah.

Aku mulai kewalahan.

2018 pertengahan, aku mulai menjadi guru betulan. Betul betul menjadi guru. Tanpa guru pamong, tanpa dosen pembimbing. Semua dibawah pantauan kepala sekolah langsung.

Rasanya? Menakutkan.

Aku belajar sekali tentang betapa sulitnya mendengarkan, tidak mudahnya memperhatikan dan ternyata untuk tidak berbicara bukanlah hal yang mudah bagi beberapa orang.

Berbagai peraturan dibuat, tapi ternyata yang mengingat peraturan tersebut hanyalah yang membuat peraturan, yang lain hanya mengiyakan tanpa peduli. Besok lusa akhirnya mereka berbuat semaunya terus menerus.

Banyak sekali hal hal yang baru ku ketahui setelah menjadi guru disana. Terlalu banyak sampai membuat kepala mau pecah. Banyak waktu yang akhirnya habis karena kebanyakan digunakan untuk berfikir. Banyak sekali yang difikirkan.

Sekali waktu, saat melihat kelakuan mereka yang diluar kendali, aku berfikir akan hidup seperti apa mereka diwaktu yang akan datang?

Mereka akan berbuat seperti apa dan lain sebagainya.

Diperjalanan selepas mengajar, ku habiskan dengan bicara sendiri. Memikirkan benar atau salah sesuatu yang telah ku lakukan.

Banyak mempelajari tentang adab sebelum ilmu sampai bagaimana cara memperlakukan orang yang lebih muda dengan baik.

Mulai memikirkan banyak hal namun rupanya praktik tidak pernah mudah. Kadang belum selesai melakukan apa yang sudah direncanakan, kesabaran ku sudah habis hingga akhirnya ku keluarkan ceramah panjang atau aku keluar kelas demi menjaga kedamaian hati.

Aku bertanya dan banyak yang menjawab apa yang ku rasakan hari ini pada murid adalah buah dari perlakuan ku ke guru waktu menjadi siswa.

Beberapa teman ku hubungi, ku tanyakan bagaimana sikap ku ke guru pada saat sekolah. Rupanya sikapku cukup beragam. Kadang baik, kadang iseng, kadang menyebalkan, kadang benar, kadang susah diatur, kadang menjadi pengatur terbaik.

Barangkali iya, aku sebandel itu.

Tapi aku ingat tidak pernah tidur ketika guru menerangkan materi, tidak pernah menjawab ketika sedang dimarahi, bahkan selalu berusaha mengerjakan tugas walaupun akhirnya salah semua.

Kadang berfikir untuk menyerah, terpikir bahwa aku bukanlah guru yang baik. Sesekali berfikir bahwa sebenarnya aku tidak bisa mengajar. Sering cerita ke teman teman sesama guru dan rupanya setiap orang memiliki tantangan hidup masing masing.

Bertahan dalam profesi ini adalah sebuah keinginan yang kuat. Mengingat betapa menyenangkannya memiliki orang orang yang mendengarkan kita berbicara, menghibur bahkan mendoakan dalam berbagai hal walaupun lebih sering menguji kesabaran.

Menjadi guru memang tidak pernah mudah, tapi mudah mudahan apa yang kita lakukan hari ini adalah upaya untuk memudahkan jalan kita di kehidupan berikutnya.

Semangat cikgu!

Jumat, 24 Mei 2019

Si Korban Keegoisan

Mereka tak tau apa apa,
mereka tak bisa memilih,

Mereka ingin marah, tapi tak pernah tau pada siapa amarah harus disampaikan.
Mereka ingin menggugat, ingin menuntut, ingin menyampaikan apa yang selama ini dipendam sendirian.

Mereka seingin itu akan banyak hal, namun tak ada tempat untuk menyalurkan....

Barangkali ada yang pernah menanyakan,

Kenapa?
Ada apa?
Mau cerita?

Dan berbagai pertanyaan yang seolah olah menunjukkan kepedulian.

Namun, bersama hadirnya pertanyaan itu, justru mereka segera menerbitkan senyum yang selama ini disimpannya baik baik. Bagi mereka bahkan kebaikan dunia tak perlu diberikan senyuman.

Hanya saja pertanyaan pertanyaan yang seolah peduli itu mampu dengan mudahnya menghasilkan senyuman. Dan tak ada satupun yang bertanya apa makna senyum itu.

Terlebih lagi jawaban sederhana tidak apa apa yang kemudian muncul. Sebuah senyuman yang hadir bersama jawaban tidak apa apa yang hadir atas pertanyaan kenapa mu itu, justru menunjukkan sebuah kejelasan suatu masalah.

Barangkali karena terlalu rumit, tak ada kata yang mampu ia sampaikan atau bagian terburuknya adalah,

Memang kamu peduli?
Paling kamu hanya ingin tau kan?
Kemudian menyampaikan nya ke semua orang.
Atau palingan kamu tidak jauh jauh dari ingin memenuhi hasrat kekepoanmu dan semua selesai setelah kau tau. Dengan satu dua nasihat kau pikir semua selesai.
Tidak semudah itu ferguso.

Itu bagian termenakutkannya.
Ketika senyum, kemudian katanya tidak apa apa, padahal di dalam hati mereka menanyakan ketulusan.

Sudah terlalu banyak yang mengecewakannya, jadi lebih baik tidak memberi tahu apa pun pada siapapun.

Begitu katanya,
Begitu pikirnya.

Akhirnya mereka diam dengan diri mereka sendiri.
Merusak, membebaskan, melepaskan dengan cara cara yang menurut orang kebanyakan tidak benar. Tapi akhirnya dia merasakan yang namanya hidup. Berbuat semaunya, melakukan sesuatu seenaknya.

Mereka lalu berpikir pendek,

"oh jadi ini rasanya jadi orang tua. Berbuat sesuka hati, melakukan sesuatu tanpa memikirkan orang lain. Masa bodoh ada tangggung jawab kemudian. Asalkan tidak bahagia, tinggalkan. Asalkan bahagia, lakukan. Menyenangkan sekali jadi orang tua. Tak peduli dengan anak anak yang pernah mereka harapkan. Ah apa benar pernah berharap memiliki anak?

Menyenangkan betul menjadi diri sendiri, tanpa peduli apa yang dipikirkan orang. Asik sekali rupanya menjadi egois."

Miris, mereka memilih jalan yang itu.
Memutuskan menjadi nakal kata orang orang, padahal sejatinya mereka hanya korban atas keegoisan. Atas keputusan orang orang yang berkeluarga tanpa disertai ilmu yang memadai. Mereka tidak memilih, mereka tidak meminta, mereka tidak tau besok lusa hidupnya menjadi seperti itu.

Namun ada pula orang orang yang mendapatkan kasih sayang dari mereka yang penyayang. Mereka terselamatkan hingga akhirnya menjadi sebaik baik manusia. Menjadi jawaban bahkan menyerukan pentingnya edukasi sebelum memutuskan untuk hidup bersama kekasih hati.

Pentingnya sebuah kesabaran, kepercayaan dan kemampuan lainnya agar dalam suatu hubungan tak lagi ada yang namanya korban.

Mereka menjadi sebaik baik manusia, mereka menyerukan pada kebaikan dan mengajak menjauhi pelarian negatif. Mereka benar-benar sebaik baik manusia dalam keterbatasan kasih sayang.

Ku berkaca pada setiap kisah nyata maupun maya. Ku memetik hikmah dari setiap ketakutan dan ketaatan. Ku menuliskan kisah dari setiap yang ku tau, ku ingin tau, dan ku pikirkan.

Kali ini ku ingat tentang mereka yang menjadi korban orang tuanya hingga akhirnya menghilang tanpa kabar.

Aku dari sini mendoakan semoga kamu baik baik saja dan terus bahagia sampai surga.

Ku pun menambah satu list baru dalam doa, agar kelak, besok lusa atau jika Allah beri kesempatan di bumi, semoga keberadaan ku tak pernah menghasilkan air mata dan kecewa pada hati setiap manusia. Terutama dia yang Allah titipkan dengan kepercayaanNya untuk ku belajar memetik segudang hikmah berikutnya.

Kamis, 23 Mei 2019

Pagi ku berkabar duka, tentang seseorang yang telah berpulang. Melanjutkan hidup di masa berikutnya.

Aku pernah berfikir, selama apa kita "menunggu" kiamat di alam sana?

Apa yang akan terjadi di diri kita selama masa "penantian" itu?

Sesekali ku lihat nisan bertuliskan tahun tahun kepulangan yang jauh lebih lama dibandingkan usiaku.

Bagaimana nasib ku kelak?
Apa yang akan ku lakukan ketika tiba nanti waktu ku yang akan masuk ke dalam sana?
Lancarkah lisan ku?
Ataukah penuh siksaan.

Sedari dini, aku selalu berdoa agar Sang Pemilik diri ini mengizinkan ku berpulang dalam kondisi sebaik-baiknya sampai ke surga. Walaupun ku sadari bahwa tak jarang ku dengan sengaja berbuat dosa atau lalai karena menyepelekan kesalahan.

Sekali waktu aku berkhusnudzon bahwa dosa ku telah diampuni, kemudian aku berfikir lagi apa iya pantas dosa dosa ku diampuni dengan ibadah yang sangat minimal ini?

Kepulangan gurunda, ulama, dan yang mampu menggerakkan masa menuju kebaikan membuat banyak orang kali ini mengingat kematian. Aku kemudian iri, sungguh hebat seorang ulama, bahkan kepulangannya untuk melanjutkan hidup berikutnya pun tetap menjadi nilai dakwah.

Aku berkhusnudzon kemudian iri dengan mereka yang kemudian mempersiapkan kepulangannya.

Aku pernah memikirkan bahwa sejak masa Rasulullah, telah disampaikan bahwa kiamat sudah dekat, sebentar lagi. Pun juga sampai hari ini, walaupun makin dekat, tetap tak ada yang yang tau.

Aku berfikir, bagaimana jika ternyata sebentar lagi itu masih 200 tahun lagi? Usiaku paling jauh mungkin 63 sesuai standar usia Rasulullah. Lalu dalam masa penantian menuju kiamat, apa yang akan terjadi dengan diriku, jasadku dan segudang hal lainnya.

Ya Allah,
Semoga segala sesuatu yang baik, selalu Engkau berikan bersama hamba.

Rabu, 22 Mei 2019

Beberapa waktu lalu kita sudah memutuskan untuk memilih. Dan terakhir, yang ku tau tentang makna kebebasan adalah bebas untuk memilih disertai dengan pertanggungjawaban atas pilihan tersebut.

Kupikir semua sederhana. Semua mudah. Kamu pilih mana yang baik menurutmu, menurut kepentingan mu, menurut urusanmu. Kamu pilih segala sesuatu yang akhirnya memudahkan dirimu dalam menjalankan sesuatu.

Itulah alasan terkuat kenapa kamu memilih sesuatu.

Tapi ada alasan alasan lain.
Orang orang memutuskan sesuatu karena menjadikan Allah sebagai alasannya.

Seperti yang pernah ku dengar, ada seorang wanita yang mengatakan memutuskan menutup aurat secara sempurna karena Allah yang memerintahkan. Katanya lagi, kalo Allah tidak memerintahkan untuk apa dia melakukan sesuatu. Berbuat baik pun demikian, entah berapa kali Allah perintahkan untuk berbuat baik, oleh karena itu dia memutuskan untuk berbuat baik.

Kita bebas memilih sesuatu, pun juga dengan memilih alasan untuk menjadikan sesuatu itu sebagai pilihan kita.

Sampai disini, semua mudah. Karena ini hanya berhubungan dengan diri sendiri.

Namun belakangan ini, ah tidak. Rupanya sejak islam datang, sudah ada orang orang yang merasa paling benar dengan pilihannya. Ada kaum kafir Quroisy yang mati matian memaksa orang untuk tetap bersama agama lamanya dan meninggalkan Islam yang dibawa Rasulullah.

Permasalahan mulai terjadi ketika orang orang mulai merasa paling benar. Pilihan yang ia ambil seolah-olah pilihan yang paling benar dan pilihan orang lain adalah yang paling salah. Begitu.

Dan dari situlah semua menjadi berantakan.

Aku kadang sakit, hatiku rasanya terluka ketika ada orang yang merasa paling benar sendiri dan menyalahkan orang lain. Kemudian aku berfikir, kalau aku sampai merasa sakit karena kalimat nya, tidakkah sesungguhnya aku juga sedang merasa paling benar sendiri?

Aku diam, namun tak henti membaca berbagai tulisan orang orang. Ruang demokrasi hari ini semakin luas. Via story whatsapp misalnya. Pun juga ku pikir setelah memutuskan untuk tidak membuka instagram, hidup ku lebih damai. Iya, benar memang, tapi ternyata whatsapp pun tak kalah bergejolak.

Aku sedih melihat orang orang yang mengatakan untuk apa ada agama jika hanya melahirkan aksi aksi atas nama agama yang disalah artikan.

Aku juga sedih melihat orang orang yang membela orang lain dengan cara menjelekkan saudara sendiri.

Sebagai anak polisi, aku pernah sedih melihat orang orang baku hantam dengan polisi. Pernah melihat aksi masa secara online dengan tujuan mengkritisi keberpihakan polisi.

Hari itu aku paling depan menyuarakan, polisi yang mana yang kalian tuduh. Orang yang mana yang kalian maksud.

Sekalipun mereka yang menyerukan aksi online itu adalah orang yang ku kenal sendiri pun juga mereka yang bergelar mahasiswa.

Sebagai seorang anak, tak ingin sedikitpun profesi ayahnya dihina walaupun disatu sisi aku juga sering dikecewakan oleh kelakuan polisi.

Dilain waktu, saudara sesama muslim yang dihina oleh saudara muslim lainnya. Yang aksi menyalahkan yang tidak aksi, yang tidak aksi menghina yang turun aksi.

Semua merasa benar. Semua merasa baik. Semua sibuk mengkritisi lawannya masing masing.

Tak ada yang benar-benar benar sampai dia melakukan sesuatu karena Allah. Tak ada yang benar-benar benar sampai dia melakukan sesuatu sesuai tuntunan Rasulullah. Tak ada yang benar-benar benar sampai nanti Allah yang beritau mana yang benar dan salah.

Yang ingin ku katakan,

Apapun pikiran mu, apapun jalan pilihanmu, apapun alasan dibalik sikap sikap mu, apapun yang menjadi landasan utama mu dalam melakukan sesuatu, apapun itu, jangan pernah sekalipun kamu merasa yang paling benar kemudian menyalahkan yang tidak sepemikiran.

Bersibuklah kita dengan sesuatu yang baik menurut Allah, bermanfaatlah kita dengan segala sesuatu yang penuh kebermanfaatan menurut Allah.

Jangan kita biarkan setan datang ke kehidupan kita, kemudian menghancurkan persaudaraan yang muncul karena Allah ini.

Kita pernah tau bagaimana dinasti umayyah dan abbasiyah berdiri. Sudah tak cukup lagi kita tempuh jalan jalan yang seperti itu.

Biarlah kita sekarang hidup damai berdampingan. Menjalankan pilihan kita masing-masing dengan penuh kedamaian. Melakukan segala sesuatu dengan ikhlas hanya mengaharap ridho dan balasan dari Allah semata :')

Sesungguhnya segala sesuatu yang baik hanya datang dari Allah, dan sesungguhnya segala sesuatu yang memecah belah adalah kesukaan syaitan :')

Semoga Allah jaga kita sampai surga :'

Senin, 20 Mei 2019

Ramadhan yang Ku Tau

Aku tau semua rindu ramadhan,
menanti datangnya bulan suci,
diam diam menggebu gebu menanti datangnya bulan penuh berkah

Berdoa penuh harap,
Agar setidaknya usia dipanjangkan sedikit saja oleh Allah agar bertemu ramadhan yang mulia
Agar mendapatkan keberkahan malam malam panjang nya

Tak hanya muslim,
Semua agama turut merasakan berkah ramadhan.
Mulai dari keseruan tayangan televisi, hiburan penghantar buka dan sahur sampai ke beragamnya jajanan menu takjil yang menghiasi pinggiran jalan.

Ramadhan yang ku tau indah,
Di negeriku, Indonesia.

Ku tengok sedikit lebih jauh,
Pada bumi dimana keberkahan melimpah ruah,
Pada tanah yang penuh berkah,
Pada tanah yang hari ini menjadi salah satu penyumbang syahid terbesar.

Ramadhan yang ku tau indah,
Penuh gelak tawa, haru berhasil melewati satu hari dengan melawan nafsu sendiri, bersyukur karena banyaknya pertemuan pertemuan yang terjadi bersama ramadhan.

Aku tak pernah sekali pun berfikir akan makan sahur ditemani suara bom, melihat reruntuhan rumah sampai ternyata harus melihat orang orang syahid di jalanNya

Ramadhan yang ku tau indah,
Tapi ternyata keindahan menurut Allah memiliki versinya sendiri.

Untuk ku yang lemah iman,
Allah hadirkan keindahan berupa kenikmatan duniawi

Untuk mereka yang dirindukan surga,
Allah karuniakan pertemuan secepat kilat karena surga tak mampu lagi membendung rindu pertemuan dengan para penghuninya.

Yang ku tau ramadhan indah,
Tapi tak pernah ku sangka keindahan duniawi ini yang dirindukan saudaraku di bumi syam
Sedang aku sibuk memikirkan apa yang akan ku katakan kepada Yang Mahakuasa apabila ditanya tentang saudaraku disana

Sabtu, 18 Mei 2019

Naja: Hafidz Indonesia RCTI

Allah selalu mengatur bagaimana kita bisa dipertemukan dengan segala sesuatu yang baik. Pulang kuliah, buka buka story wa, kemudian liat link hafidz Indonesia yang diposting temen. Akhirnya diklik dan jadilah saya menonton beberapa videonya.

Kali itu, tentang Naja.
Anak laki-laki bentuk kasih sayang Allah yang membuat saya belajar banyak sekarang.

Naja kena lumpuh otak, bicaranya jadi lambat, gerakannya jadi terhambat. Untuk makan nasi pun dibandingkan anak lainnya dia termasuk yang tidak bisa cepat.

Tapi lagi lagi Allah Maha Baik.

Suatu ketika saya sering mikir, kenapa ya Allah menciptakan manusia ada yang berkebutuhan khusus, ada yang sempurna tapi gabisa apa apa. Ada yang kekurangan tapi bisa segalanya. Kenapa ya?

Katanya Allah ciptain segala sesuatu dengan sempurna, lalu kenapa ada yang kekurangan? Kenapa ada orang yang bisa dan engga? Kenapa ada yang bisa matematika tapi ada yang sangat kurang di matematika.

Pertanyaan itu membuat saya banyak berpikir, lama. Sampai akhirnya saya menyimpulkan sendiri. Pun juga dengan perkataan langsung dari Allah.

Allah SWT berfirman:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَا نَ فِيْۤ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ ۖ 
"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,"
(QS. At-Tin 95: Ayat 4)

Gitu jawabannya.

Justru dari sesuatu yang saya anggep kekurangan, itu malah Allah sedang menunjukkan kuasaNya loh. Allah mau ngasih tau kalo Dia bisa nyiptain manusia dengan bentuk yang beragam. Warna kulit yang berbeda, jenis rambut, dan lain sebagainya.

Dan, apapun yang Allah ciptakan itu adalah sebaik baiknya bentuk. Sesempurnanya yang Allah kasih. Bukan berarti produk gagal, tapi itu Allah yang mau menciptakan dia dengan sempurna yang diposisi itu.

Jawaban dari pikiran saya itu akhirnya ngebuat saya tenang. Ditambah lagi ada ASEAN Paragames kemaren.

Menghasilkan banyak pikiran baru yang akhirnya ngebuat saya malu sendiri 😅

Ngaku ngaku sempurna, punya tangan dua kaki dua secara fisik gak ada kekurangan dari Indikator sempurna nya manusia menurut manusia itu sendiri. Tapi ternyata olahraga saya jelek, renang masih belajar, lari dikit dikit cape, boro boro olahraga yang perlu latihan berat 😅

Astagfirullah.

Dari situ saya ngerasa kaya, kok ya kita pede banget ngaku ngaku sempurna padahal masih kalah dibandingkan mereka yang berkebutuhan khusus. Sok ngaku gak berkebutuhan khusus padahal saya sendiri yang paling membutuhkan pertolongan Allah itu.

Ditambah lagi contoh berikutnya sekarang si Naja ini. Naja, entah berapa usianya berhasil menghafalkan Al Quran dalam waktu 10 bulan. Naja, kata dokternya kena lumpuh otak.

Coba sekarang pikirkan, mana ada orang lumpuh otak yang bisa hafal qur'an 10 bulan?

Ada orang yang berniat menghafalkan qur'an bertahun tahun tapi gak hafal juga, ada.

Jadi siapa yang sebenernya lumpuh otak?
Atau mungkin kita lumpuh hati?

Ya Allah...

Semoga kita menjadi salah satu yang diselamatkan Al Qur'an di hari akhir kelak...

Jumat, 17 Mei 2019

Beberapa waktu ini, gue memutuskan untuk mengenal diri sendiri lebih jauh. Awalnya gegara ngeliat postingan sodara tentang tes mbti. Gue yang dulu pernah ngambil tesnya juga akhirnya memutuskan untuk re-test.

Hasilnya?

Mencengangkan.
Gue.... INFP.

Penjelasannya cukup panjang si, gue baca beberapa dan yak bener. Sesuai. Tapi besok paginya gue putuskan buat re-test. Dan jawabannya konsisten.

Berarti itu soalnya valid dan reliabel ya, okesip~

Gue sering mikir, apa yang salah di diri gue. Kenapa gue banyak melakukan sesuatu yang beda dibandingkan orang lain.

Ternyata, tes itu pelan pelan ngejawab.

Gue juga ngeliat meme gitu kan tentang INFP. Dan ada satu yang menurut gue menarik.

Disitu ada gambar orang dan dia bilang, "so you're an INFP? So... Tell me why is the world so heartless."

Gue baca pertanyaan itu langsung sedih ya 😂
Kocak banget emang. Gue bahkan langsung mikirin, ia kenapai si everyone so heartless, why there's so much conflict in the world. Huhuhu.

Padahal itu meme ngeledek, tapi gue mikirin banget. Dan ternyata itu emang ciri INFP.

Well gue gak 100% membenarkan semua, apalagi temen gue anak psikologi pernah bilang jangan terlalu mematok diri pada yang demikian itu, karena tiap manusia itu unik.

Cuma menurut gue, engga ada yang salah dari mengenal diri sendiri. Seenggaknya setelah kita kenal diri kita, kita bisa menentukan mana yang terbaik buat kita pilih. Jalan yang mana dan kira kira kita nyaman gak si atau mau berjuang gak si kalo milih jalan itu. Gitu.

Sebenernya, dalam hidup ini, kita hanya butuh sadar sepenuhnya kalo kita adalah Hamba Allah. Allah udah kasih petunjuk melalui qur'an, hadits dan kehadiran ulama ulama muslim.

Ketika kita selesai dengan pemahaman tentang kehambaan dan kewajiban untuk taat kepada Allah, maka beres si. Toh jaman rasulullah gak pernah ada psikotes, tapi orang orangnya udah langsung selesai dengan dirinya.

Barakallaah.

Selasa, 14 Mei 2019

Kok, saya yang malu ya

Kemaren, ketika sampe kampus, gue ke Blok M. Seperti biasa emang, blok m mau bulan puasa, bulan biasa, sama, selalu rame. Memang si ada beberapa warung yang tutup, alhamdulillah. Tapi gak sedikit juga yang buka.

Gue ke blok m memang niat buat ngeprint. Udah itu aja. Pas masuk blok m ternyata Allah kasih banyak pemandangan yang.... Ngebuat berfikir.

Memang lebih banyak perempuan yang makan disana, tapi ada jug laki-laki nya. Khusnudzon aja kalo lagi halangan. Terus ada laki-laki juga ternyata, khusnudzon aja siapa tau mereka non muslim. Eh ada juga ternyata yang laki-laki dan gue kenal, khusnudzon lagi barangkali dia lagi sakit.

Sulit banget sebenernya buat khusnudzon. Belom lagi ketika keluar Blok M ternyata ada tongkrongan laki-laki segerombolan yang dengan PDnya makan siang dipinggiran gedung bung hatta.

Khusnudzon khusnudzon.

Harusnya kan kita gausah ber-dzon dzon gitu ya. Gausah mikirin orang, tapi gimana ya caranya biar otak ini, perasaan ini gak mikirin apa yang orang lain lakukan.

Ada ide?

Gue udah nyoba istighfar, tapi sesekali pikiran tentang orang orang itu dateng. Belom lagi di hari pertama puasa, ketika gue juga ke Blok M, eh ngeliat senior yang gue kenal lagi makan di Blok M.

Yang bikin malu adalah karena gue kenal dia. Akhirnya gue bertingkah seolah-olah gak kenal dia deh. Buang muka ketika akhirnya gue tau dia gak puasa (entah apapun alasannya).

Kaya... Yang gak puasa kan dia, kok gue yang malu ya ngeliat dia gak puasa. Malu aja karena gue jadi punya pandangan yang berbeda jadinya ke dia. Dan gue gak suka itu sebenernya.

Disitu gue banyak berpikir bahwa puasa memang hanya diperintahkan untuk orang orang yang beriman dengan harapan agar kita bisa naik tingkat jadi orang yang bertakwa. Gapapa, gapapa. Toh hubungan tiap manusia kan langsung ya ke Allah tanpa perantara.

Semoga kita menjadi golongan beriman yang Allah wajibkan berpuasa agar segera naik tingkat jadi orang bertakwa.

Jumat, 10 Mei 2019

Kak, Kencengin Dong

Dududu, ada ada aja kelakuan warga negara +62 ini (biar kaya orang orang).

Takut keburu lupa atau kedapetan ide lain jadi ini gak ke tulis, gue pun menyegerakan diri untuk menulis.

Ceritanya seperti biasa gitu ya, kuliah jam 2 jam setengah 12 udah di kampus terus puasa puasa gini mau kemana gitu~

Perpustakaan juga pasti tutup, yang buka itu ya mushola mushola fakultas. Gue pun melenggang santai ke musholla pasca lantai 6 gedung bung hatta.

Kaya biasanya, rame. Ternyata gak cuma gue yang hobi duduk duduk di masjid. Kebanyakan orang juga gitu ternyata, mungkin salah satu alesannya karena di masjid itu adem kali ya, apalagi mushola pasca ini ber-AC. Iyalah, di gedung 😂😂😂

Nah terus sesampainya di mushola, gue ngeliatin orang orang. Ada yang tidur, ngobrol, ngerjain tugas. Persis banget di rumah nenek. Gue pribadi gak jauh beda kalo ke mushola /masjid. Bahkan kalo ke berbagai tempat baru, gue suka banget nanya dimana mushola. Kalo nungguin orang suka juga duduk aja di masjid.

Cuma nih, cumaaaa. Kita harus peka gaes. Serius. Kadang orang orang itu butuh yang namanya kenyamanan dalam beribadah.

Kaya, misalnya ketika masjid lagi rame ramenya orang sholat, coba deh kalo kira kira yang kamu lakuin itu gak urgent banget, silakan keluar, jangan duduk duduk gak penting di masjid, apalagi dandan sambil ngobrol, sedih aku tu. Mau negor tapi ya gimana, daripada mereka dandan di luar mushola dengan aurat terbuka. Jadi diem aja deh menahan keresahan. Akhirnya keresahan ini pun tertulis di blog.

Nah, ba'da sholat dan berbagai kegiatan wajib, gue pun tilawah. Azeeek sholehah banget gak wkwk.

Ketika lagi asik asik nya tilawah, eh ada orang yang dengan pedenya minta gue ngajinya yang kenceng biar dia sekalian dengerin 😂😂😂

Ya gue kencengin dong, terus gue pikir dia mau nyimak gitu ya, gataunya dia dandan. Emang dah bener-bener.

Sambil gue tilawah dan ganti posisi, awalnya gue munggungin dia, terus akhirnya gue jadi ngadep ke depan kan, pokoknya jadi duduk sebelahan gitu deh.

Kocag si, pede banget asli.

Tilawah tu gue ya, dia sibuk pasang foundation, bedak, dan segala hal lainnya. Suka gangerti gue, sama orang orang yang dandan. Sempet aja gitu mereka dandan. Nemu aja ya waktunya 😂

Gue semalem aja baru nyoba skin care yang di rekomendasiin kakak gue dan ketika make itu tu rasanya waktu gue sayang banget cuma buat ngurus muka. Ya emang gak cuma si, muka kan aset ya dududu.

Tapi gue ngerasa kaya ketika harusnya gue bisa baca buku, bales chat orang, ngerjain tugas, atau ketemu orang, ini malah sibuk depan kaca hehehe. Gapapa tiap tiap orang punya pendapat yang berbeda.

Nah akhirnya tilawah gue dia potong,

"jauh banget ka udah juz 30 aja"
"manaa juz 30, baru 27"
"wih cepet bngt ka, sehari se juz ya?"
"engga, saya mulai nya gak dari juz 1, lagian kalo sehari sejuz baru dapet 5 juz dong hehehe."

Berlanjut lah obrolan kita yang akhirnya gue tau dia masih S1, jurusan elektronika dan angkatan 2017.

Seketika gue flashback dong pas masa masa STM. Dulu waktu mau berangkat PKL, guru guru udah ngingetin tentang pentingnya menjaga penampilan, terutama muka. Tapi sebagai cewe STM, buat kita, muka itu gak perlu diapa apain, polos aja udah 😂

Dan sekarang gue ngeliat angkatan 2017 sudah selihai itu dengan bedak dan make up. Ma syaa Allah. Jangan lupa doa becerminnya ya sholihahQ

Balik lagi, ketika biasanya gue tilawah ya tilawah aja, atau separah parahnya adalah nge-ruqiyah, ini akhirnya ngetilawahin orang yang lagi dandan. Gue juga si suka sambil sambil. Tapi kalo yang ini kayaknya baru deh. Dandan sambil mintain orang asing tilawah yang keras wkwk.

Udah hari ke5 Ramadhan gaes!!!

Kamis, 09 Mei 2019

Dari Matahari Terbit Sampai Mata Suami Tenggelam

Hari ini giliran nge-Cinderella.
Bedanya, semua dilaksanakan bukan karena paksaan ibu tiri 😂

Selesai nugas langsung gas ke dapur ngeliat ibu yang lagi beres beres. Langsung lah gue cuci piring, cuci baju, cuci gentong dan semua yang bisa dicuci. Selesai yang satu, urus yang lain. Belom selesai yang satu, udah mulai sama yang lain.

Selesai bikin buat bukaan, tiduran lah bareng ibu. Terus ngomong, "kerjaan ibu rumah tangga gak selesai selesai ya bu"

Mulailah ibu ngomong panjang lebar,

"iya memang, kalo kita guru masuk jam setengah 7 pulang jam 3. Karyawan ada jam kerjanya, ibu rumah tangga itu gak ada jam kerjanya. Pokoknya kerjaan itu gak abis abis, perasaan udah beres, baru duduk eh ada lagi yang dikerjain. Dari Matahari terbit sampe mata suami tenggelam kalo kata ustadz tu"

😅

Padahal ibu gue sebelum matahari terbit udah bangun dan berkelut di dapur. Sebelum subuh udah mandi karena harus siap siap ke sekolah, nanti jam setengah 6 udah berangkat ke sekolah baru pulang ke rumah jam 4/5 atau kalo repot banget bisa jelang maghrib.

Alhamdulillah.

Makin kagum aja, kalo gue mau makan tinggal makan, mau minum udah ada minum. Bahkan pagi pagi ibu selalu siap sedia bikinin teh/susu buat anaknya. Sampe hari ini pun, sampe anaknya udah pada gede, masih disiapin amunisi pagi pagi biar pada semangat kegiatan seharian 😂

Pokoknya, gue kagum bet lah sama semua para ibu. Mau ibu rumah tangga, mau ibu sambil kerja, mau ibu sambil olshop, semua ibu keren si.

Gue ngurus tisya rame rame sama ayah ibu adek aja suka pusing sendiri 😅

Tapi kalo ibu ibu tu bisa aja ya ngurus anak banyak. Bahkan orang dulu anaknya sampe 10,11, 12.

Barakallaah, banyak anak banyak pengalaman :3

Rabu, 08 Mei 2019

Fizi pun Menangis Tersedu

Yang nonton upin ipin pasti kenal siapa Fizi. Diwaktu menjelang buka ini, giliran tisya yang kebagian jatah nonton. Kita sama sama stay di mnc tv dan nonton kartun bederet.

Ba'da buka, sambil nyuapin tisya, ternyata upin ipin and the gank lagi main bebas karena besok puasa. Setelah ketemu atok, eh disuruh pulang takutnya gapada berangkat teraweh kan.

Bubarlah anak anak itu, dan upin ipin bilang kalo mereka akan berangkat teraweh. Terus si ehsan gamau berangkat. Fizi pun juga jadi gamau berangkat.

Emang dasar anak anak iseng dan cengeng ya, akhirnya upin ipin nakut nakutin, kalo gak sholat nanti Tuhan nya marah. Karena fizi takut, akhirnya fizi bilang kalo dia mau sholat aja. Tapi si upin bilang,

"terlambat, Tuhan sudah marah."

Aseli, ketika gue liat adegan itu, itu lucu si 😂
Emangnya siapa upin tu sampe bisa tau kalo Tuhan udah marah wkwk.

Terus tau tau udah malem, dan disitu upin ipin ehsan sama mail lagi ngobrol santai depan masjid ketika akhirnya melihat Fizi nangis tersedu sedu sambil ditenangin Atok.

Fizi nangis tersedu sedu. Sedih banget. Bahkan terlalu sedih untuk ukuran anak anak. Kata atok, tenang aja, Allah udah maafin. Tapi ternyata Fizi masih nangis tersedu sedu.

Adegan yang tadinya lucu tiba-tiba jadi sedih :(

Fizi itu selalu punya pikiran yang beda dibandingkan yang lain. Waktu ngomongin cita cita, Fizi mau jadi tukang yang mungutin sampah di tong sampah gitu. Katanya biar bersih soalnya dia suka kebersihan.

Yaampun, fizi.
Terus sekarang dia nangis gegara takut Tuhannya marah.

Seandainya kita yang manusia setakut itu ya sama Tuhan kita, sama Allah.
Fizi yang masih kecil aja nangis nya segitunya karena takut dosa, lah kita.....ya Allah.

Yuk sesali dosa dosa kita.
Semoga Allah ampuni kita, aku, kamu, mereka, semuanya Allah ampunin.

Kita emang terlalu bebel kan, sadar ngelakuin dosa tapi gak minta ampun sama Allah.
Banyak banyak istighfar, minta ampun sama Allah.

Mudah mudahan dengan penyesalan penyesalan kita, Allah mau ngampunin. Dan dengan kasih sayangNya kita bisa hidup bahagia sampe surga :')

Allah Yang Maha Memiliki Waktu


Allah itu baiknya luar biasa, paling mengerti hambaNya banget. Ma syaa Allah.

Kali ini tentang gue yang agak sulit jalan otaknya kalo gak mepet deadline. Gue sudah mencoba mengerjakan tugas jauh jauh hari, cari referensi dari berminggu minggu sebelumnya. Tapi ternyata sulit.

Otak stuck. Sebenernya karena gabiasa aja si hehe.

Jadi bulan april kemaren gue baru sadar kalo ternyata tugas numpuk dan sebenernya hampir berderet gue maju presentasi. Tapi gataunya, Allah bantu dengan tanggal merah di kalender 😂😂😂

Tanggal merah ini, akhirnya membuat gue bisa fokus dengan satu satu tugas. Pernah si gue panik sama tugas dan akhirnya izin kegiatan huhuhu. Eh gataunya pas presentasi, gue gak kedapetan maju.

Sedih si, ini efek dari perencanaan yang tidak baik ya. Tapi duh ngomongin perencanaan, kayanya butuh banyak belajar deh dari para suhu. Padahal skripsi gue kumpas tuntas banyak banget tentang urgensi perencanaan. Cuma perencanaan pembelajaran si, dan itu teoritis. Setelah jadi guru rasanya pengen revisi skripsi aja pas bagian ngomongin perencanaan 😂

Ditengah kesibukan ngajar, kuliah, ngurus tisya, sama main hape, sebenernya ada tugas kuliah yang harus dikerjain. Tapi Allah itu baiknya gabisa dimasukin ke akal kita loh. Dosa yang menggunung ini bisa bisanya masih Allah berikan kasih sayang.

Jadi ceritanya hari jumat gue akan presentasi. Dan harusnya, senin juga presentasi. Terus gatau gimana, dosen malah ngasih UTS yang harus dikumpulkan senin dan kuliahnya diundur jadi sabtu minggu depannya lagi.

Gimana si 😅

Padahal udah panik eh Allah kasih kemudahan macem itu. Barakallaah.

Emang nikmat waktu itu ya yang sering kita abaikan. Dan betapa senengnya gue ketika bisa ngerjain tugas dengan sungguh sungguh dan mendapatkan hasil yang baik.

Lagi lagi, Allah Maha Baik

Tapi sekarang gue lagi diuju juga nih tentang waktu. Tapi untuk sesuatu yang lain.

Let's see, semoga Allah persiapkan sesuatu yang baik untuk hambaNya yang tak kenal lelah meminta dan berdoa ini.

Selasa, 07 Mei 2019

Rejeki Allah datang tanpa tau asal

Udah dua sore ini, kita mantengin Net TV karena mau nonton nussa sebenernya. Tapi ternyata sebelum nussa ada acara Kupenuhi PanggilanMu.

Yaaa kemaren nonton "cuma" nyeritain tentang kegiatan orang umroh aja. Gue taunya dia guru yang dikasih umroh. Udah gitu aja.

Di hari kedua ini, ternyata informasi yang didapatkan lebih detail.

Ternyata, ibu ibu yang dapet hadiah umroh dari net ini adalah mantan atlet dayung nasional. Ngeliat rumahnya yaa gajauh beda sama rumah orang biasa di Kalimantan 😅

Pun juga dengan kondisi keluarganya yang biasa aja, emang udah rahasia umum si kalo atlet jarang ada yang hidupnya makmur😅

Nah, bedanya ibu ini mendirikan berbagai pelatihan buat memajukan desanya. Banyak mendidik anak disana bahkan mengasuh anaknya yang punya penyakit genetik parah. Yang bisa melepuh dengan mudah.

Ya Allah...

Tapi ternyata rejeki Allah selalu datang dari arah yang gapernah kita duga. Ibu itu (gue gatau namanya) pasti doa mau umroh, mau haji. Tapi ternyata kan kalo pake uang gak tau ya kapan berangkat nya. Pokoknya doa dulu deh, gimana gimananya belakangan. Yang penting doa dulu.

Lagian, yang bikin kita umroh itu kan Allah ya, bukan uang. Iya gak?

Selama ada Allah, semua beres deh 😊

Kerennya lagi dari ibu ini adalah, dengan terus berbuat baik. Allah kan suka ya sama orang orang yang berbuat baik. Jadi, berbuat baik aja terus. Balesan di dunia atau di akhirat in syaa Allah sama sama baik. Tapi mudah mudahan dengan kebaikan yang udah dilakukan Allah jadi sayang sama kita dan menyelamatkan kita dari siksa akhirat kan.

H-28 lebaran
Waktu berjalan cepat dari yang kita pernah kira.
Udah berapa juz tilawahnya?
Udah nambah berapa hafalannya?
Udah berapa sedekah nya?

Yuk, mumpung ada bonus berkali lipat dari ibadah "biasa" yang kita lakukan.

Semangat ramadhan nyaaa!


Maafnya tanpa akhir 🤗

Sholihahnya tante husna ini mengajarkan begitu banyak hal. Mulai dari yang menyenangkan sampe menguji kesabaran hehe.

Sekali waktu emang saya berantem sama tisya, karena sulitnya dia diajak kerjasama. Tapi dilain waktu, ketika saya samperin dan bilang "sayang kakak tisya," dia langsung melupakan kejadian yang baru saja membuat drama drama berdatangan.

Kadang, sangking gemasnya, gigi gigi ini sampai bergemelutuk rasanya nahan gemas. Gemaaaas betul, apalagi ketika dia malah tertawa ngeliat kita yang kesal karena tingkahnya.

Ternyata tisya beneran emang pengen bikin kita kesel aja wkwk

Tisya ini mengajarkan banyak hal, benar benar banyak. Kadang dia begitu sedih ketika tantenya harus berangkat ke sekolah atau kuliah. Tapi sambutannya ketika tantenya pulang, benar benar membuat lelah hilang. Paham betul sekarang rasanya jadi orang tua yang bahagia ngeliat anaknya di rumah. 

Belum lagi ketika dia yang lagi asik nonton upin upin dan lagi iklan, tau tau dia nyamperin dan meluk sambil bilang, "tisya sayang tante husna." pelukan lah kita. Pas upin ipin mulai lagi, dia balik ke tv. Dan itu kejadian berulang beberapa kali.

Ma syaa Allah tabarakallah 
Begitu menyenangkan ya rasanya disayangi. 

Senin, 06 Mei 2019

Tangan Kiri Serba Tau

Ramadhan hari pertama terasa spesial karena, ya spesial aja, kan Ramadhan 😅

Tapi akhirnya dengan datangnya ramadhan ini, gue yang selalu pengen tau jadi banyak nanya ke orang target ramadhan kalian apa. Sebenernya gak terlalu urgent si buat ditanyain, tapi kok rasanya pengen tau aja ya. Buat memotivasi diri mungkin 😆

Atau emang gue yang kepoan. Hehehe.

Jadi, selepas kuliah tadi, gue duduk syantik di mushola sambil ngeliatin orang orang. Ma syaa Allah, gak penting banget ya.

Ada satu orang yang gue liatin ketika dia udah berdiri dan keluar dari mushola. Emang guenya aja yang kurang kerjaan suka ngeliatin orang, pas dia mau keluar, dia jalan dulu ke kotak amal. Dan masih gue liatin. Dia sedang berusaha masukin uang ke dalem kotak ketika gue sadar kalo uang yang dia masukin warna merah!

Gak mau salah liat, setelah orang itu keluar dan bener bener pake sepatu pergi, gue samperin lah kotak amalnya dan..... Bener! 100rb dong!

Gue berusaha merecognize muka ibu ibu yang amal 100rb tadi. Membaca apakah ada ekspresi sayang atau merasa keren setelah sedekah 100rb.

Ternyata wajahnya so-so. Bikin gue engga yakin kalo ibu ibu tadi udah sedekah 100rb 😅

Ada banyak hal yang masuk kepikiran gue sebenernya.

Tentang, betapa besar rasanya 100rb muat disedekahin, tapi kecil banget rasanya buat nonton the avengers sambil makan pop corn.

Padahal 100rb yang disedekahin itu nantinya yang akan nyelamatin kita. Belom lagi di bulan ramadhan semua akan berkali kali lipat.

Tapi ibu ibu tadi jadi motivasi tersendiri buat gue yang semakin suka nyontek amalan orang biar gue bisa ikut keren juga. Walaupun sebenarnya Rasulullah udah mencontohkan banyak amalan, tapi ngeliat ada orang yang amalannya banyak dan gue tau orang nya, itu rasanya lebih memotivasi.

Semangat ya, 29 hari lagi lebaran!

Minggu, 05 Mei 2019

Halaqoh Cinta - Kang Abay

Ribuan malam menatap bintang dan harapan
Dan ribuan siang Menahan terik penantian
Mungkin Tuhan ingin Kita sama-sama tuk mencari
Saling merindukan Dalam do'a-do'a Mendekatkan jarak Kita
Tuhan pertemukan Aku dengan kekasih pilihan
Seseorang yang mencintai-Mu mencintai rasul-Mu
Di Multazam ku meminta
Ribuan pagi Menatap terbit matahari
Dan ribuan senja menahan gemuruh di dada
Mungkin Tuhan ingin Kita sama-sama tuk mencari
Saling merindukan Dalam do'a-do'a Mendekatkan jarak Kita
Tuhan pertemukan Aku dengan kekasih pilihan
Seseorang yang mencintai-Mu mencintai rasul-Mu
Di Multazam ku meminta
Hingga malaikatpun tersenyum mendo'akan kita
Menguatlah keyakinan dihati
Tuhan pertemukan Aku dengan kekasih pilihan
Seseorang yang mencintai-Mu mencintai rasul-Mu
Di Multazam ku meminta
Tuhan persatukan Aku dengan kekasih pilihan
Seseorang yang kan menemaniku menuju surga-Mu
Halaqah cinta Tempat hati bertemu
Halaqah cinta Tempat hati bersatu


***
Gonna have this one to write, shall I post something like this for special Ramadhan? :)
Coming very soon! 

Hari itu dia bilang bahwa akan pergi jauh. jauh sekali sampai-sampai tak tau apakah nanti bisa kembali atau tidak. terlalu jauh bahkan hanya untuk sekedar membayangkan kepulangan. dia tidak berjanji akan pulang, tapi dia bilang akan mengusahakan kepulangan.

aku memutuskan percaya.

sehari sebelum ia berangkat menuju antah berantah, dia menghubungiku lagi. tak sering komunikasi kami dilakukan, hanya seperlunya. dan aku meyakini setiap kali dia menghubungi itu akan sangat penting sekali. ku putuskan segera membaca pesannya.

ia bilang jangan menunggu.
kemudian pesan berikutnya muncul,
sempurnakan yang bisa disempurnakan sekalipun itu hanya separuh kesempurnaan.

iya, kataku.

itu kali terakhir aku melihat whatsapp nya aktif. setelah sekian waktu, sesekali ku buka kontaknya dan melihat waktu terakhir dia online adalah tepat ketika ia membaca pesan terakhir yang ku kirim.

dia benar-benar hilang. bahkan untuk sekedar menanyakan dimana keberadaannya aku tak tau kepada siapa.

sekali waktu aku menceritakan ini kepadaNya. jarang sekali, benar-benar jarang aku menceritakan urusan ini. rasanya malu sekali kalau harus mengadukan hal ini langsung kepadaNya. malu sekali jika hal-hal remeh ini justru menjadi doa yang paling ingin ku sampaikan. akhirnya aku putuskan untuk hanya bercerita kepadanya sesekali tentang hal ini.

walaupun disampaikan atau tidak, dinyatakan atau disembunyikan Dia tetap lebih tau apa yang ku rasakan. hanya saja, aku benar-benar merasa malu jika harus menomor satukan cerita ini.

aku punya kisah dan rencana, tapi Dia yang menentukan skenarionya seperti apa. jadi kuputuskan saja untuk mengikhlaskan segalanya. agar apa-apa yang Dia siapkan, aku mampu jalani dengan baik.


***

pagi ini ada pesan masuk.


Cinta Dalam Ikhlas - Kang Abay

aku klik link tersebut.
terimakasih atas jawabannya :)

Sabtu, 04 Mei 2019

Berburu Diskon!

Barusan gue ke perpustakaan Pasca UNJ yang baru, dilantai 6 gedung bung hatta. Dipikiran gue langsung terlintas, "why we have to buy books when library have everything."

Kemudian gue keliling ngeliat koleksi dan yaaa ternyata masih dikit koleksi nya hehe. Gapapa, gue menemukan banyak buku menarik. Kemudian gue ambil satu buku, kumpulan tulisan Ong Hok Ham dan gue baca beberapa sambutan serta satu tulisan beliau yang dimuat di kompas, judulnya Minangkabau.

Gue udah siap dengan berlembar lembar tulisan ketika yang gue liat cuma setengah halaman (aja). Wkwk. Akhirnya gue memutuskan baca tulisan itu dua kali biar lamaan dikit wkwk.

Gak penting emang.

Selanjutnya, gue otw ke MNI (masjid nurul irfan) yang sudah dua bulan ini tak tersentuh.

Sambil makan, gue mencoba kembali mengingat tesis yang gue ajukan, why we have to buy books when library have everything. Dan akhirnya membuat antitesis sendiri 😂

Beneran.

Ceritanya, beberapa hari lalu, ig nya mba dewi nur aisyah ngasih tau kalo bukunya ada diskon. Terus gue? Panik dong. Langsung cek aja. Lagian diskonnya sampe 40%. Dan bukunya mba dewi tu kaya must to read banget si. Beliau udah ngeluarin tiga buku dan gue rasa tiga tiga nya sama sama penting. Sebenernya sama harga buku itu, worth it. Cuma.... Emang guenya aja yang perhitungan hehe.

Terus, pas ada diskon 40% gue sempet nunda nunda buat beli. Gataunya kepikiran terus. Yaudah H-2 closing diskon gue beli aja bukunya. Langsung tiga tiganya diorder dan seneng banget cuma 162+ongkir, ketika seharusnya bayar 250 :3

Seneng gak? Seneng banget gue tu wkwk

Nah ketika datang, akhirnya gue baru buka dua buku. Awe inspiring me dan awe inspiring us. Asli dua duanya bagus. Gue nahan nahan buat buka buku shalihah mom's diary biar nunggu "waktunya" aja wkwk.

Karena dua buku itu bener bener nyeritain gimana caranya mengisi waktu dalam masa penantian. Dan sebagai perempuan, kita harus gimana, itu diceritain banget disitu. Ya walaupun banyak buku yang nyeritain tentang itu, gue rasa mba dewi adalah salah satu contoh akhwat yang konkret terbukti dengan postingan di ig yang bener-bener inspiratif si.

Dan, karena gue beli buku itu, gue jadi menolak tesis gue sendiri 😂😂😂

Ya gapapa, emang kenapa kalo kita mau beli buku? Kan gada yang tau, besok lusa siapa tau kita yang bikin perpus wkwk.