Senin, 30 April 2018

Memang begitu, kamu sesekali harus pura-pura tidak melihat, pura-pura tidak mendengar, pura-pura acuh. Biar apa? Biar dirimu tidak terpengaruh. Seringnya omongan orang tentang dirimu membuatmu galau, berkecil hati, kemudian mundur teratur. Padahal, apa yang mereka lihat, apa yang mereka katakan tidak pernah benar-benar menggambarkan dirimu seutuhnya. Mereka hanya menebak, lalu kamu mengiyakan. Akibatnya? Kamu semakin memandang negatif pada dirimu.

Aku juga pernah berada diposisi seperti kamu. Bedanya, aku memilih seperti burung ini. Tutup mata, tutup telinga, pura-pura tidak melihat kemudian aku terbang. Semakin tinggi. Menuju langit. Menjemput mimpi mimpi yang selama ini aku semogakan. Mengabaikan orang orang yang mengatakan, "padahal gue pengennya dia nyerah." kemudian aku tertawa, seolah itu lucu, padahal aku hanya menghibur diri. Berpura-pura bahagia sampai benar-benar bahagia.

Sini ku ajari caranya, mau?

Sabtu, 28 April 2018

Catatan dari Pasuruan

Ada banyak cara untuk menikmati kehidupan ini. Ada orang yang harus ketemu orang orang baru dia enjoy, ada orang yang sendirian jauh lebih nyaman, ada yang butuh menyendiri, ada yang fleksibel dimana aja oke.

Bicara tentang ini, maka kita akan bertemu pada tiga kepribadian yaitu ekstrovert, introvert dan ambivert. Sebenernya test test psikologi kaya gini cukup unik buat saya. Kenapa unik? Karena saya pernah ikutan test ini di beberapa waktu yang berbeda, dan hasilnya beda semua 😂

Lucu memang, awalnya ekstrovert banget, kemudian ambivert dan sekarang introvert. Saya coba diberbagai web dan hasilnya tetep introvert. Awalnya gak percaya, pun dengan orang orang yang saya ceritakan juga gak percaya kalo saya introvert banget 😅

Tapi... Ternyata bener. Dibandingkan komunikasi dengan manusia lainnya, mungkin saya lebih nyaman buat nulis. Menyampaikan perasaan lewat tulisan dan jadi lebih ahli dalam mendengarkan - sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh orang-orang yang akhirnya membuat saya mampu lebih dekat dengan orang-orang baru.

Sampai disini, saya jadi lebih suka menikmati waktu sendirian sambil ngeliatin orang orang, seperti sekarang. 2040 muslimah akan memecah rekor muri dengan cara memainkan rebana sambil memakai bakiak di kaki mereka.

Jangan mikir bakiak yang aneh aneh, cuma bakiak yang biasa ada di tempat wudhu itu loh 😅

Awalnya saya mikirnya udah bakiak yang biasa dipake buat lomba 17an yang bertiga tiga itu, tapi ternyata saya mikirnya kejauhan hahahaha.

Beberapa hari yang lalu sampe di Pasuruan langsung nyari bisa pergi kemana ya buat eksplor kota ini. Tapi gugel pun kurang menjawab. Pasuruan kurang memiliki tempat yang bisa saya jangkau. Kebanyakan di wilayah Kabupaten yang banyak taman atau tempat tempat yang jaraknya satu jam ditempuh pake motor. Gabisa pake gojek 😂

Alhasil hari pertama disini, saya main ke carrefour dan nonton the avengers. Diperjalanan  pulang ba'da nonton, saya ngeliat ada baliho acara rebana 2040 muslimah berbakiak dalam rangka memecahkan rekor muri. Yaudah, gugling dan besoknya memutuskan buat kesini. Berangkat ba'da maghrib menjelang isya.

Sendirian, as always.
Sebelumnya berangkat saya udah mikir, kira kira hari ini Allah kasih ketemu siapa lagi yaa, dan pembelajaran apa lagi ya yang saya dapetin.

Dalam perjalanan kali ini saya berusaha untuk lebih peka terhadap hal hal kecil, berusaha melihat dengan sebaik baiknya, merasakan dengan sepeka pekanya agar ada yang bisa saya ambil dan tulis. Tidak selalu untuk dibagikan, namun untuk saya kenang sendirian.

Baru beberapa langkah keluar rumah, abang gojek sudah menanti depan pager. Baru beberapa roda putaran, Allah jadikan abang gojek ini sebagai "partner" pulang pergi. Abangnya nawarin buat ditungguin, saya bilang gausah aja kan karena memang ditunggu itu gaenak, gak bebas, saya jadi merasa terbebani karena ada yang nungguin._.

Tapi abang gojeknya keukeuh mau nungguin. Bahkan bilang mau ngajak saya muter muter sambil bilang kalo rumah dia sama rumah saya itu searah.

"Ya Allah, apalagi ini? Niat jalan sendirian kok ya langsung dapet temen muter muter."

Jadilah saya pasrah dan mengiyakan sambil bilang, "saya gatau ya pak pulang jam berapa, nanti saya kabari lagi aja."

Ketika dijalan akhirnya abangnya curhat kalo disini ternyata sulit dapet orderan. Bahkan dalam sehari bisa aja gak dapet penumpang. Kemudian saya paham kenapa akhirnya abang gojek ini mau nungguin saya pulang.

Sepanjang perjalanan, bapak ini berusaha menjadi guide yang baik gitu. Ngajak ngobrol, ngasih tau tempat oleh oleh, ngasih tau makam nya kiai a, kiai b, dan berusaha terus buat ngajak ngobrol, makasih ya pak, semoga Allah mudahkan rejekinyaaaa.

Sebelumnya beberapa minggu lalu saya juga pernah naik gojek disini. Pertama kali naik gojek disini eh langsung diajak ngobrol sama abangnya. Setelah hasil ngobrol panjang lebar, akhirnya diketahui bahwa kita seumuran dan berujung pada dimintanya nomer hape saya. Katanya, "buat temen ngobrol aja mba." biar gak lama, akhirnya saya kasih aja si haha, cuma pas dia chat gak saya bales._.

Hal kaya gini ternyata gak terjadi sekali dua kali ke saya. Setiap pergi kemana mana, bahkan ketika memutuskan untuk sendirian, akhirnya selalu Allah berikan "partner" perjalanan dalam bentuk apapun.

Seminggu yang lalu juga sama persis. Ketika saya di Surabaya, Allah pertemukan saya dengan orang lain lagi yang akhirnya berujung pada tukeran nomer hp dan Instagram 😂

Unik memang, malah akhirnya ketika saya keluar sendirian, saya langsung memikirkan kira kira hari ini bakalan ketemu siapa lagi dan dengan cerita yang gimana lagi ya 😂

Saya suka banget sama hal hal yang unpredicted. Semakin bikin kagum sama skenario Allah.

Jumat, 27 April 2018

Ngebolang Bareng

Yes, setiap kita punya perjalanan hidupnya masing-masing. Dan dalam beberapa hal, mungkin tujuan bukan yang utama, tapi prosesnya. Perjalanan panjang yang menempuh tujuan itu yang seringkali kita ingat dan kenang. Gak melulu yang seneng seneng, tapi bisa juga yang nano nano, penuh drama dan gak karuan bentuknya.

Kaya perjalanan yang satu ini.

Buat saya, jalan sendirian itu menyenangkan dan bisa jalan sendirian itu selalu menghasilkan kenangan. Bahkan dalam beberapa hal, saya lebih suka memilih untuk jalan sendirin walaupun sebenernya ada banyak orang yang bisa diajak jalan.

Kenapa?

Karena menurut saya, mencari partner perjalanan yang pas dan klik itu gak mudah. Daripada sisa perjalanan saya bete dan lebih kaya "ngemong" anak orang, it's better to go by myself. Yes, walaupun mungkin gak terlalu terlihat saya bete, tapi ketika saya gabisa menikmati perjalanan yang sedang saya lakukan, saya bisa merasakan kekecewaan dan bilang, "kenapa tadi gak pergi sendirian aja ya gue."

Tapi gak selalu, jalan rame rame pun menyenangkan, yang penting tujuan awal dan proses perjalanan itu berhasil memberikan pembelajaran yang banyak buat saya. Dan sebenernya jalan rame rame ini berhasil membuat saya banyak belajar, terutama latihan sabar dan memaafkan.

Ketika jalan sendirian mungkin i can blame no one but myself. Tapi ketika ada orang lain, mungkin saya bisa aja seenaknya nyalahin orang lain walaupun ya hanya dalam hati hahaha.

Dan, ada sebuah perjalanan yang buat saya cukup berkesan. Sebuah perjalanan yang saya terlalu takut untuk jalan sendirian dan membuat saya memutuskan untuk memilih partner perjalanan secara acak. Yes, dan saya gak kecewa telah memilih partner yang ini.

Malem itu, kita lagi nonton drama korea di kamarnya. Sebenernya film korea yang diadaptasi dari dramanya. Entah judulnya apa.

Sambil baper baper nonton film, saya iseng ngajak dia jalan.

"do you have any schedule tomorrow?"
"no, why?"
"emm... I'm going to visit my uncle's house, but I'm not quite sure where exactly is it."
"sooo?"
"the only thing I know is his house at Manu'an village, and my uncle's name is pakde taufik. People know him as the teacher pension. His house near the gudang garam factory. If you want to company to look for his house, it will be nice."
"emmm... Let's go there then."
"really?"
"yes."
"but we're going to get lost, i told you from the first time, we're going to get lost."
"its ok, me and my friend usually get lost in jogja, but i will get angry whenever we get lost. So you have to be patient."
"yeay, ok."

Sesimpel itu.

Sampe jam setengah 12 dramanya selesai, baru saya balik ke kamar dan tidur. Gabisa ngebayangin akan ngebolang di kediri, dengan orang yang juga gatau jalan. Hahaha.

Keesokan paginya seperti biasa nyuci, makan dan siap siap. Kita janjian berangkat jam 9, tapi masih leyeh leyeh sampe jam setengah 9.

Gak lama kemudian, kita makan dan langsung gas ke tempat penyewaan motor. Jalan kaki yang lumayan jauh sebenernya 10 menit di tengah panas matahari pagi dan kita baru aja makan. Dengan jalan pelan pelan kita menuju ke tempat nyewa motor langganan. Sebelumnya kita pernah nyewa motor juga disana buat ke blitar, kapan kapan saya tulis ceritanya.

Terus ketika dijalan, kita sama sama nengok kanan dan ngeliat tulisan gamis diskon. Oh my god. Kenapa ya perempuan itu selalu kalap liat diskon. Akhirnya kita tengok tengokan dan memutuskan buat visit ke toko itu. Kemudian kita liat liat gamis, dan yampun kenapa gamisnya bagus bagus-_-

"na tapi aku gabawa uang. Aku belom ngambil uang di atm."
"me either. Kalo aku bayar gamis ini, aku gabisa bayar nyewa motor hahaha. Tapi aku mau beli yang ini, lucu banget."
"yang mana?"
"pink. Ini berapa mba?"
"oh itu 90."
"wah murah banget! Mba saya mau beli yang ini, tapi saya gapunya uang sekarang, saya belom ngambil uang. Kalo saya beli ini, saya gajadi bisa nyewa motor hehehe."
"yaudah disimpen dulu aja mba."
"eh bisa?"
"iya bisa."
"yeay,yaudah abis ini saya kesini lagi ya mba buat ngambil gamisnya. Jangan dijual ke yang lain."
"iya mba."

Dan temen gue itu pun melakukan hal yang sama. Padahal hari sebelumnya, orderan kita dari bandung baru aja nyampe. Saya baru beli 2 gamis dengan harga sama yang gak kalah bagus. Bahkan hari itu saya udah pake gamis baru tersebut yang niatnya sampe malem, tapi ternyata..... Nanti agak akhir akan saya ceritakan.

Ima juga baru beli baju lebaran warna putih, pas di toko itu saya liat gamis putih bersih disitu dan dia menyesal sekali gak ketemu gamis itu lebih awal hahaha. Saya jadi inget gamis putih saya yang cuma dipake ketika lebaran itu 😅

Abis itu kita jalan ke tempat nyewa motor dan realized hape saya ketinggalan, masih di cas. Saya agak pelupa dan teledor gitu si. Ceroboh lah bahasa mudah nya. Akhirnya setelah nyewa motor, kita balik lagi ke camp buat ngambil barang. Ketika ketemu ibu camp, dijelasin lah arah arahnya segala macem. Dan saya iya iya aja sampe ima nanya pas dijalan,
"na kamu ngerti ibunya ngejelasin apa?"
"engga sama sekali."
"jadi kamu iya iya aja?"
"iya hahahahaha."
"dasar si husna."

Sebenernya saya udah bilang ke ayah sama ibu buat gak pergi ke rumah pakde. Terlalu beresiko ke sebuah tempat yang gak ke detect Google maps. Tapi kalo buat pabrik gudang garam nya si ada aja di google. Akhirnya ayah saya bilang ditelfon, "yaudah kalo kamu gatau gapapa gak kesana."

seketika saya merasa peka sendiri gitu. Saya tau ada kekecewaan tersembunyi dibalik kata kata gapapa ayah saya. Terus saya nekat berangkat sambil berharap semua orang yang saya tanya nantinya, tau kampung manu'an itu dimana.

Dan, Allah itu gak tidur guys. Kalo niatnya silaturahim dan membahagiakan orangtua, pasti ada aja jalannya.

Sesampainya di gumul, kita tau kalo kediri udah deket. Well actually kota kediri. Mulailah pake gmaps sampe ke pabrik gudang garem. Kita yakin kita berada dijalan yang bener ketika bau rokok menyeruak kemana mana. Yes it is, sepanjang jalan baunya rokok semua.

Kami asal jalan aja sampe nemu ibu ibu dan bermodal bismillah, ima turun nanya ke ibu ibu. Beruntung bukan saya yang nanya, karena ketika nanya arah dan terlalu banyak arah jawaban yang dikasih, saya bisa pusing dan lupa jalan sendiri.

Terus kata ima, "lurus aja na, ini ikutin jalan terus belok kanan."

Oke siap.

Motor pun berpacu dengan santai. Kanan kiri depan belakang truk besar. Mungkin mereka distribusiin rokok. Yah saya gabisa ngebayangin sebanyak apa perokok di Indonesia. Ketika ternyata pabrik gudang garam nya itu sangat sangat luaaaas. Truknya sangat banyak dan itu baru satu pabrik rokok.

Kalo aja semua orang sadar bahaya rokok, dan mau sayang sama diri mereka sendiri. Atau sayang sama orang lain ya, mungkin mereka gak akan ngerokok. Saya selalu bilang ke orang terdekat saya yang ngerokok, "kalo rokok ada khasiat nya buat tubuh, ada manfaatnya buat masa depan, saya akan jadi manusia pertama yang merokok dan ngajak semua orang ngerokok." tapi rokok gada manfaatnya guys. Sama sekali gak ada.

Can you stop smoking, please? Buat dirimu, atau mungkin buat orang yang gamau kehilangan kamu.

Haaa, lanjut lagi ke cerita perjalanan berikutnya.

Tips yang gatau bener apa engga si sebenernya, saya selalu bilang ke ima buat nanya ke orang tua. Karena orang tua biasanya tau aja. Gak kaya anak muda. Well kaya saya gitu. Tetangga samping rumah aja gatau namanya. Taunya nama anaknya hahaah.

Jadi inget dulu pas SD pernah ditanyain orang tau rumahnya pak toto engga. Karena saya gatau pak toto itu siapa, terus saya bilang wah kurang tau juga pak. Terus temen saya nanya, "yang anaknya namanya ferdi ferdi itu ya pak?" bapaknya ngeiyain. Dan ditunjukkan lah rumahnya ferdi. Kalo ferdi saya tau, kalo bapaknya saya gatau.

Kesimpulan saya kenapa temen saya bisa tau rumah pak toto adalah karena mungkin dia sering main kata kataan nama orang tua sama si ferdi. Gatau ya bener apa engga hehe.

Semua orang yang kita tanyain kurang lebih empat kali kita nanya dimana kampung manu'an, tau lokasi kampung tersebut. Saya semakin optimis aja bisa nyampe kesana. Sampe akhirnya pemberhentian kita ada di tukang lumpia Semarang yang ngebawa kita sampai ke tujuan.

Sambil beli lumpia, kita istirahat dan dikasih tau arah jalannya. Beruntung banget kita berenti disitu karena ternyata kita keterusan dikit. Bener bener cuma dikit. Tinggal belok terus menggunakan ingatan dua tahun lalu akhirnya nyampe deh~

Rumahnya masih sama persis sama dua tahun lalu saya kesini. Dan saya inget banget karena pernah nginep disini, akhirnya saya gapernah suka lagi tidur sendirian di kamar dengan lampu mati dan pintu tertutup. Kalo kalian tau sleep paralysis, malemnya ketika tidur di rumah pakde, saya sleep paralysed dan ketika sadar mulut saya masih baca ayat kursi. Didn't it horror right? And it happened again the next day and the the day after tomorrow.

Kalo kata orang si itu ketindihan, tapi apapun itu saya gak suka tiba-tiba gabisa bergerak waktu tidur dan menyadari hal itu. Terlebih lagi kebangun sambil mulut masih baca ayat ayat huhu.

Di tempat pakde, kita diceritain banyak hal. Ternyata pakde ini kelahiran tahun 43 dan juga cerita sedikit tentang hidupnya masa awal kemerdekaan. Serta hidup mbah saya juga yang seorang pejuang melawan belanda. Heee akhirnya saya tau kenapa saya gapernah ketemu mbah dari ayah, karena memang sudah tua dan meninggal sekitar tahun 80an. Mbah saya orang hebat, i knew that.

Pakde saya seorang guru dan keluarga saya memang keluarga guru. Guru itu walaupun gajinya gak seberapa, tapi manfaatnya luar biasa. Guru itu amal jariyahnya banyak, in syaa Allah.

Terus pakde juga cerita betapa keuangan nya itu sulit. Akhirnya ketika bangun rumah, pakde bangun rumah sendiri sambil ngumpulin uang. Nyangkul sendiri, nyemen sendiri, ngecat sendiri bahkan di sekolah juga ikutan ngecat demi dapet uang tambahan.

Pakde seumur umur mentok jadi wakil kepala sekolah, sekretaris, dan bendahara. Ketika mau diangkat jadi kepala sekolah, pakde nolak. Mungkin kecintaan terhadap profesi yang membuat pakde tetap milih jadi guru.

I'm proud of you.

Pakde juga cerita tentang penyakit diabetes dan obat yang dikirim dari medan, usut punya usut, obatnya itu dibuat oleh farmasi USU dan dijual oleh fakultas ekonomi nya. Keren! Obatnya pait tapi worth it.

Jaga kesehatan ya, jangan kebanyakan makan minum manis, banyakin air putih. Ok?

Selesai itu, kita izin balik padahal kita lanjut ke mcd. Pengen makan eskrim mcd. Kita muter muter dan nyasar tapi akhirnya nyampe kesana juga. Sampe jam 4 disana terus kita memutuskan untuk pulang karena malemnya saya masih ada acara lagi.

Keluar dari mall kediri, langitnya udah mendung, bahka gerimis. Tapi ima bilang ayo na gas aja. Ngebuka maps dan jalan yang ditunjukkan itu bukan jalan biasanya. Tapi kita ikutin aja sampe...... Hujan deras pun datang. Konyol banget sebenernya karena kita awalnya nekat jalan. Tapi karena terlalu deras, kita pun neduh.

Disana saya udah takut telat, takut gajadi bisa ngumpul sama yang lain dan ketakutan hal lainnya. Ditambah lagi rasanya mau pipis banget. Tapi yaudah tahan aja. Kita lumayan lama neduh disana. Ujannya deres banget tapi ima ngajak jalan, terobos aja ujannya. Toh ternyata baju yang kita pake juga udah basah. Baju yang niatnya saya pake buat ketemu temen temen sampe malem juga udah basah, gak mungkin make baju itu lagi.

Saya bilang ke ima buat nunggu sampe jam 5. 10 menit, 5 menit,saya gak henti henti doa supaya hujannya reda atau kita selamat sampe tujuan.

Dan alhamdulillah Allah kabulkan doa kedua. Jam 5 kita nekat ujan ujanan, dingin, ima bawa motor pelan pelan, kita diklakson orang, diciprat orang dan akhirnya paham, ternyata orang jawa kalo ujan tetep ngegas ya bawa motornya :')

Kita basah semua, yang pertama karena kecipratan, yang kedua karena hujannya deres :')

Kita balik ke jalan awal, seenggaknya kita harus lewat kota, gak boleh lewat kampung biar gak makin nyasar. Ya Allah jangan banjir, jangan sampe motornya mati.

Ima deg degan, saya deg degan,
"husnaaa, aku takuttt, takuttt."
"tenang tenang, ada Allah. Bismillah bismillah."
Saya ngeliatin jalanan, terus bilang, "gas terus ma gas terus jangan berenti. Gas terus."
Ima terus bilang ketakutan, saya terus terus doa sambil deg degan sampe kita ngeliat jalanan yang agak ke atas. Disitu kita nafas bentar sebelum memutuskan untuk lanjut lurus lagi biar balik ke mall.

Bismillah, lampu ijo kita jalan. Baru beberapa meter, saya ngeliat ada orang yang berenti dan dorong motornya.
"stop ma! Kita gabisa lewat sana, nanti motor kita mati, ini banjir."
Gak lama akhirnya ima berenti, muter balik dan dia terus bilang aku takut naaa. So do i, takut juga hahaha. Seenggaknya jangan sampe motor kita mati. Kalo mati gada yang nolong dan kita gatau gimana caranya pulang hahaha.

Di lampu merah, kita asal belok kiri. Bismillah aja gitu. Dan Allah Maha Baik, kita dibawa ke jalan yang lurus di tengah hujan. Saya banyak banyak doa aja pas dijalan sambil ketawa tawa miris sama ima. Miris banget si. Sedih gitu loh hahaha. Sambil ngetawain kita yang nekat ke mcd padahal udah tau nyasar. Lama lama disana dan yak ampun hahaha.

Emang mungkin ini adalah salah satu keinginan yang Allah kabulkan ya. Karena saya pernah mikirin pengen ujan ujanan disini. Buat saya ujan ujanan itu menyenangkan. Selain basah, kita juga bisa doa banyak banyak dibawah hujan. Seru! Tapi tergantung momennya dan momen yang Allah berikan selalu yang terbaik hehehehe.

Sepanjang jalan kami diliat orang, digodain truk dll. Dan, setelah 2/3 perjalanan, sepertiganya kering kerontang. Disitu saya sama ima makin ketawa ngakak dan miris hahahaha. Sedih banget disana kita basah kuyup dan disini kering kerontang.

Saya udah bikin alesan mau bilang kecebur bak mandi lah biar gak diketawain anak anak secamp hahaha. Tapi alhamdulillah kami sampe camp dengan selamat. Beres beres, nyuci dll.

Akhirnya harus ganti baju buat ngumpul sama temen yang lain lagi. Pake ada acara nyuci baju malem malem pun hahaha.

That was one of the memories that I loved. Kumpul sama temen temen pas malem juga menyenangkan tapi diceritain nya harus beda moment dan nunggu mood nulis bagus dulu hehe.

Trip ke blitar sama anak camp juga belom sempet ditulis. Later, in syaa Allah ❤️

Sabtu, 21 April 2018

Husna Ngebolang

Inget banget dulu kemana mana harus dianter. Pun sampe sekedar ke tukang foto copyan deket rumah, sering banget minta adek nganterin. Bahkan ketika mager naik bus sering minta ayah anterin ke kampus, atau ngegojek dengan harga yang gak murah itu.

Dulu, pulang ke rumah aja nyasar. Lupa sebelah mana gang rumah, sampe diomelin sama temen yang waktu itu nganterin gara gara gatau jalan ke rumah sendiri, hahaha.
Ketika rumah ganti cat pager tanpa ada pemberitahuan, pulang pulang bingung ini bener rumah gue apa engga. Dan semuanya terlalu lebay untuk gue yang kerjaannya rumah-sekolah, rumah - kampus. Jangan kan bisa naik motor, naik sepeda aja pernah jatoh sampe gigi pada lepas.

That's me, dulu.

Mungkin yang minta anterin ke tukang foto copyan sama adek masih kali ya sampe sekarang. Abis kalo gak ngajak dia jalan keluar atau nraktir dia makan, susah kali nemu waktu buat ngobrol bareng.

But then, ketika akhirnya gue bisa naik motor (udah sembilan bulan gue bisa naik motor, I'm proud of myself :'), dan usia terus bertambah, dan lagi gak diperlakukan seperti bocah, akhirnya pelan pelan gue mencoba untuk berani ngeliat Indonesia.

Mungkin gue berproses terlalu terlambat dibandingkan kalian yang udah ngeliat Indonesia bahkan dari kalian masih kecil. Terbiasa ngerantau, menuntut ilmu jauh dari orang tua, atau sampe jadi delegasi kemana mana.

Well, dulu gue terlalu "takut" kemana mana dan terlalu nurut sama orang tua hahaha. Tapi sebenernya sekalipun gue udah cukup ngerasa penurut, masih juga dianggep susah diatur bahkan mungkin diantara empat bersodara, gue yang paling parah bandelnya.

Nah, ketika orang tua gak ngizinin kemana mana yaaaa udah paling mentok nangis terus ngikhlasin.

Bukan, gak diizinin nya bukan karena orang tua gak percaya, tapi lebih kaya, "apa si husna manfaatnya kamu jalan jalan? Main main sama temen temen."

Dulu mungkin ketika jalan hanya sekedar main, foto foto dll, gue mikirnya yaaa masa temen temen main, ngumpul, jalan, terus gue engga. Sekecil itu pemikiran gue, makanya sampe hari itu gue nurut nurut aja ketika gak diizinin kemana mana.

Tapi ternyata, setelah ikut berbagai organisasi yang kemudian mempertemukan gue dengan orang dari berbagai belahan dunia dan denger cerita cerita mereka, perasaan untuk pergi ngeliat Indonesia dan dunia itu semakin besar. Tapi niatnya udah berubah. Gak cuma sekedar main atau foto foto. Tapi, justru nilai dari perjalanan itu sendiri.

Ngeliat Indonesia yang begitu beragam kemudian ngeliat dunia yang lebih beragam lagi, akhirnya banyak ngebuat berfikir dan belajar. Terus tau tau akhirnya nemu aja cara biar diizinin orang tua kemana mana dan orang tua tau tau juga ngizinin aja lagi. Beneran ya niat itu berpengaruh besar...

Iya si, kangen ibu, pasti. Kangen masakan ibu, apalagi ayam kecap sama ati dikecapin nya. Tapi ya gimana, ternyata bener kata imam syafii, merantaulah kamu maka Allah akan gantikan dengan keluarga baru.

Akhirnya ketemu orang lebih banyak, dapet jaringan lebih luas, dan lain sebagainya.
Sampe akhirnya saya percaya bahwa setiap orang hadir di kehidupan kita dengan "tugasnya" masing-masing.

Yang pasti dari setiap kedatangan orang orang tersebut, kita mendapatkan pembelajaran. Banyak pembelajaran.

Kali ini, gue disini.
Jauh dari rumah. Cuma ratusan kilometer memang. Tapi gue rasa, kalo ratusan kilometer itu dijadikan kertas untuk menuliskan seberapa bersyukurnya gue bisa disini dan sampai pada titik ini, gak akan cukup karena nikmat yang udah Allah kasih terlalu banyak dan terlalu hebat.

Jadi, kamu kapan nemenin #HusnaNgebolang buat #NgeliatIndonesia dan #NgeliatDunia?

Rabu, 18 April 2018

"Kamu pernah jatuh cinta?"

Katanya pada suatu kesempatan. Aku berfikir, berulang, berfikir lagi lebih keras, bahkan ratusan kali lebih keras. Sampai akhirnya aku berhenti pada dua huruf yang berhasil ku rangkai,

"ya."

"berapa kali?"

Aku kembali berfikir, sekali, dua kali, sepuluh, seratus? Sebanyak mungkin. Aku tidak pernah menghitung seberapa banyak aku jatuh cinta atau hanya sekedar jatuh pada sebuah tatapan mata.

"kau bisa lihat dari tulisan tulisan yang ku terbitkan. Seberapa banyak ia berbicara tentang cinta, maka sebanyak itulah aku jatuh cinta."

"tulisan mu selalu tentang rasa, tentang perasaan, tentang mencinta dan dicinta."

"tentu saja.
Aku jatuh cinta setiap hari. Jika tidak pada orang lain, maka pada diriku sendiri. Jika tidak pada manusia, maka pada pencipta manusia. Sesederhana itu."

"kamu jatuh cinta setiap hari?"

"ya, cinta membuat hidupku berwarna, membuatku bahagia dan membuatku lebih peka. Aku bisa jatuh cinta setiap hari dengan kebaikan kebaikan manusia, aku bisa jatuh cinta pada ketidaksengajaan episode rahasia yang diciptakan pencipta manusia."

"kamu pernah patah hati?"

"pernah. Tentu saja."

"kapan?"

"ketika kebaikan manusia tidak berbalas, ketika setiap cinta tidak terjawab, ketika setiap rasa hanya bisa disembunyikan. Aku bisa benar benar patah hati pada ketidaktahuan."

"lalu kamu menuliskan nya?"

"iya, kadang, tidak selalu. Banyak yang tidak ku terbitkan. Biar aku saja yang merasakan patahnya hati itu, kamu tidak usah."

"kenapa? Mungkin yang kamu rasa sama seperti yang orang lain rasakan. Bukankah bagian terpenting dari sakit hati adalah adanya orang lain yang juga memahami perasaan kita? Mengetahui bahwa tidak hanya kita yang sendirian sakit hati?"

"tidak, tentu saja tidak. Kebahagiaan boleh dibagikan tapi rasa sakit harus disembunyikan baik baik. Justru semakin menyakitkan ketika semua orang tahu kita sedang sakit hati tapi tidak ada satu pun yang mampu menyembuhkan. Lebih baik diam diam saja, pura pura baik, berakting bahagia sampai nanti waktu menyembuhkan nya."

....

Kamu hanya tidak tau a yang tidak terlihat seringkali lebih besar, lebih kuat dan lebih banyak lagi dibandingkan yang terlihat dengan jelas.

Aku bisa menuliskan tentang bahagianya jatuh cinta, tapi kamu tidak tau bahwa perasaan ketika aku jauh cinta itu jauh lebih Bahagia dibandingkan apa yang aku tuliskan.

Dan, tidak usah bicara tentang rasa sakit. Kamu tidak akan paham.

Sabtu, 14 April 2018

Drama kelulusan 1

Setiap orang punya dramanya masing masing ya kan, dan yang paling seru adalah nonton drama korea.

Yes it is, rather than you play your own drama, its much better if you watch drama korea, right? Hahaha

Tapi ternyata drama drama dalam kehidupan kita yang justru kita kenang. Pun ketika orang orang bilang, "husna enak ya, udah lulus, 3,5 tahun lagi." gue pasti akan senyum terus memuji kebaikan Allah yang luar biasa sambil dalam hati ngomong sendiri, "elu gatau drama perjuangan gue brooo biar sampe ke titik ini."

Kalo orang orang yang bilang "husna mah enak ya" itu tau drama dan perjuangan apa yang udah gue lakuin dia pasti tau setiap kebaikan atau pencapaian yang kita dapatkan mengandung drama drama yang selalu diluar dugaan.

Atas setiap drama, tawa dan air mata. Here I am.
Bahwa dalam perjuangan menyelesaikan skripsi, penelitian yang juga berbarengan dengan ngajar bocah bocah seminggu enam kelas sehingga mengharuskan hampir setiap hari masuk kelas. Pun ketika masih PKM juga harus bolak balik kampus buat bimbingan, ngasih revisian atau sekedar minta tanda tangan.

Yaaa setiap orang punya perjuangannya masing masing gue paham betul. Dan disetiap kebahagiaan yang gue dapatkan, orang orang hanya gatau kalo gue juga berjuang kalo kata DP1 gue, "samper berdarah darah ya husna kalo mau lulus 3,5 tahun."
Yes, DP1 gue yang bilang kalo mau lulus 3,5 tahun harus berdarah darah.

Kamu udah berdarah darah belom? Hahaha. Bercanda, cuma kiasan kok.

Pun juga, ketika abis sidang, ketika semua orang dapat ucapan selamat, eh gue malah disuruh sabar karena "kelulusannya ditunda sampai seluruh nilai mata kuliah keluar dan husna dinyatakan lulus dari seluruh mata kuliah yang lain."

Kamu tau rasanya? Sidang jam 8 pagi kemudian mendapatkan pengumuman kelulusan mu ditunda pada jam 4 sore hanya karena nilai belum keluar. Seketika itu juga saya nyanyi,

"ku ingin marah, melampiaskan, tapi ku hanyalah sendiri disini, ingin kutujukan pada siapa saja yang ada, bahwa hatiku kecewa ~~~"

Yes, gue kecewa banget. Mau marah bahkan, tapi gatau harus nyalahin siapa. Pun juga gue tau gue gak salah toh gada aturan tertulis yang mengatakan kalo mau sidang seluruh nilai harus udah keluar -_-
Pun juga ketika kemarahan dan kekecewaan sudah keluar gue dengan sombong nya bilang, "ampun deh, nilai yang belom keluar juga udah pasti nilainya A kok." dan iya bener, besoknya keluar nilai gue A kok. Beres kan? Tapi lagi lagi Allah itu ya mau memberi kenangan gitu buat gue. Dan akhirnya hampir setiap hari, ketika ada orang yang tau drama kelulusan sidang gue, setiap ketemu selalu bilang, "sabar ya naaa"

Hahahha seminggu kali ya gue disuruh sabar sampe akhirnya ada sidang kloter kedua, gue juga disuruh dateng buat sekedar nerima pengumpulan lulus hahhaha.

Ah iya ada yang kelewat, ba'da pengumuman kelulusan gue ditunda, dosen penguji dan dosen pembimbing semua nelfonin gue dan ngechat gue duluan sambil nyuruh sabar. Hehehe. Dan semua telfon gada yang ke angkat karena gue sedang menenangkan diri dari kemarahan dan kekecewaan.

Setelah tenang, yaudah lah ya gapapa toh yang penting wisuda masih bulan maret kok :))

Belom lagi ketika sedang skripsi dan pkm, gue harus berangkat ke Entikong dalam rangka salah satu program dari beasiswa yang gue dapatkan. Ketika orang orang ngerjain skripsi enam bulan, gue ngerjain nya berkurang satu bulan bro hahahha.

Selama di Entikong hampir gapernah nyentuh skripsi dan ngubungin dosen. Lupa sama drama drama kampus karena punya drama sendiri di Entikong. Sampe akhirnya temen gue yang juga sedang skripsian punya drama lebih hebat karena harus pulang ke surabaya demi skripsi yang harus dijelaskan.

Dan ba'da pulang dari Entikong, beberapa minggu kemudian dia cerita "na gue fix lulus semester depan." gue tau si doi amanahnya ma syaa Allah luar biasa tapi tanpa ada kekecewaan dia tunjukkan itu lagi lagi menjadi pembelajaran buat gue. Iya banget, coba kalo gue yang diposisi dia, mungkin gue akan kesel lagi hahaha.

Yaudah ~
Masih banyak potongan potongan drama di hidup gue terutama tentang menjadi sarjana ini yang pelan pelan akan gue ceritakan.

Btw, sudah sebulan jadi sarjana pendidikan apakah ada yang berubah dari hidup gue?

Entahlah, tapi pr besarnya adalah pendidikan Indonesia menanti untuk diperbaiki.

Sabtu, 07 April 2018

Gue dari dulu tau banget Indonesia itu luas. Apalagi gue yang hobi banget nonton film tentang keindahan Indonesia walaupun berbanding terbalik dengan pendidikan, ekonomi, dll, tapi Indonesia itu indah, luas dan kaya!

Tapi.... Ya cuma sebatas nonton di tv. Mau kesana? Mau banget sebenernya, cuma entah guenya yang belom berani atau orang tua gue yang belom ngizinin.

Sampe akhirnya, gue diterima beasiswa aktivis terus ada sebuah program yang membuat gue pergi jauh dari rumah. Jauuuuuh banget. Sampe ke perbatasan Indonesia Malaysia, kapan kapan gue share kegiatan disana yaaaa.

Nah, ketika ibu ngelepas gue berangkat ke perbatasan, gue berkaca-kaca, pun ibu juga begitu. That was my very first time keluar dari rumah lama dan jauh. Banyak ketakutan yang menghantui gue sampe pas pulang ke rumah gue sadar sesuatu, gue bisa bro. Gue bisa. Gue bisa keluar dari rumah dan ngeliat Indonesia! Ngeliat dunia!

Tapi maju mundur bro, kaya mungkin gue masih butuh pendamping buat jalan jalan. Butuh partner yang bisa jagain gue. Gue tahan tahan tuh ya walaupun godaan dan ledekan untuk kemana mana selalu datang, tapi gue selalu bersabar menunggu si...... Apa yang entah akan dateng 😂

Gue berusaha sabar aja si nahan nahan keinginan buat kemana mana sambil nungguin situ yang mau dateng gatau kapan heu 😂

Tapi sambil nunggu, gue makin sering nonton film tentang Indonesia heuheu. Kaya mikir gue mau kesini, kesini, kesini. Nanti lah sama dia gue ajak kesini sini 😂
Bahkan gue bikin list gue mau kemana mananya dan gue juga bahkan udah mulai mempersiapkan diri biar bisa naik gunung lagi gitu loh huhu.

Gue cukup bersabar ya kan menahan perasaan ingin kemana mana itu. Sampe akhirnya gue nonton film the naked traveller.

Sebenernya bisa aja si kalo gue mau kemana mana sendirian. Gue cukup berani kok, dan pengalaman kemaren di perbatasan cukup ngebuat gue yakin bahwa kemanapun kita pergi, Allah pasti nyiapin sodara sodara baru buat kita ya kan!

Yaudah, gue mikir gimana caranya biar bisa jalan jalan dan ngeliat Indonesia heu.

Entah lah, gimana ceritanya akhirnya gue sekarang ada di Blitar dan baru mengunjungi makam mantan orang nomor satu di Indonesia ini.

Well, gue utang cerita buat gue kenang sendiri sebenernya heu. Nanti akan gue tulis kalo gak mager.

Selasa, 03 April 2018

#1

Ini sedih guys :

Jadi seperti yang pernah gue bilang kemaren, gue sedang menjalani kehidupan yang berbeda sekarang. Ceritanya lagi nyoba nyoba jadi anak kosan. Terus, barusan banget gue ada kegiatan sampe jam 9 dan terakhir makan itu tadi siang. Laper? Iya. Ngantuk? Iya. Dan akhirnya gue melipir ke tukang nasi padang deket kosan.

Pake ayam telor bu ya. Ibunya cuma bungkusin ayam sama telor, kemudian gue bilang nasinya juga bu, dipisah.

Coba tebak ketika magic com dibuka, apa yang gue cium?

Ternyata bau nasi basi :"

Karena kalo di cancel nasinya gue gak enak sama ibunya, akhirnya gue ikhlas aja.

Seketika nafsu makan semua hilang. Terus gue gak ngestok apapun di kosan, eh ada deng mie. Tapi gak bisa masak bro.

Akhirnyaaaaaa nasi basi tadi gue buang dan gue mikir apa gausah makan aja ya. Terus, gue merasakan kepala gue udah keliyengan a.k.a pusing. Perus udah ngasih tanda tanda kalo gue harus makan.

Jadi, gue itu tahapannya gini kalo laper.

Pertama laper, terus laper banget, terus perutnya kaya minta diisi banget. Kalo gue gak makan makan, nanti lapernya pasti ilang sendiri kemudian penyakitnya pindah ke kepala.

Entar yang dari duduk ke berdiri butuh waktu buat ngejelasin pandangan dulu soalnya semua bisa tiba-tiba serba item. Atau kepala yang pusing, sakit, berat, dll.

Kalo kepala udah begitu, gue tau gue butuh makan hahahha. Tapi gak laper, sama sekali gak ngerasa laper. Cuma kepalanya tuh beraaaat banget. Kaya sekarang.

Akhirnya gue punya solusi guys.

Diluar kontroversi gojek halal atau haram :"
Akhirnya gue gofood gengs.
Go food ditengah jam segini.

Gue masih kuat berdiri, ngapa ngapain, cuma takut diculik kalo keluar beli makanan :(

Lagian disini kalo udah jam set10 itu perempuan udah gaboleh keliaran gitu. Gatau si gue yang terlalu taat atau gimana, tapi serem aja kayanya keluar malem malem.

Ketika abang gofood nya nyampe, terus gue masuk ke dalem rumah bawa makanan, orang orang langsung bilang,

"orang jakarta ya..."

:"

Gimana ya guys.
Daripada saya sakit ya kan malah gabisa ngapa ngapain 😅
Terus juga akhirnya saya jadi belajar lagi, kalo ternyata jadi anak kosan itu gak mudah.
Butuh perjuangan melawan mager, ngatur jadwal makan, dll.
Belom lagi ketemu hal yang unpredictable kaya tadi.

Beli makan jam 9 malem eh gataunya nasinya basi. Thats really something right?

Allah itu baik emang,. Gue disini gak pernah sedekah - kecuali senyum- eh gataunya Allah kasih jalan buat gue sedekah. Ikhlasin aja yang penting.

Walaupun sebenarnya boros itu gaboleh, tapi jangan lupa jaga kesehatan ya 🙆

Senin, 02 April 2018

drama sempro


Well, alhamdulillah banget sebenernya karena salah satu moment dalam hidup telah dilalui dan berhasil dicapai dengan baik. menjadi seseorang dengan gelar S.Pd dibelakangnya sebenernya gak berarti banyak kalo kita gabisa melakukan perubahan apapun. Kemaren itu kampus saya ngelulusin 1406, most of them adalah sarjana pendidikan. bulatkan aja sekurang-kurangnya 1000 orang mendapatkan gelar sarjana pendidikan. logikanya, kalo 1000 orang ini disebar keselurh Indonesia ya pendidikan Indonesia bisa lebih baik lah ya harusnya.
Tapi, kenyataannya, setelah lulus banyak sarjana-sarjana yang keenakan dengan waktu istirahatnya. Mereka santai-santai (mungkin termasuk saya juga didalamnya) dan terlena karena gak terbebani atas sesuatu hal. Tapi ada juga orang-orang yang memang dari sebelum wisuda sudah membangun karirnya sendiri. Kerja dan menjadi yang terbaik dari dirinya.
Sebenernya bukan ini maksud dan tujuan saya nulis hahahaha.
Saya mau cerita tentang perjuangan dulu dari sebelum sempro sampe akhirnya wisuda kemaren. Ceritanya bakalan panjang dan menurut saya cukup sayang kalo gak diceritakan. Too much drama, tapi ini yang benerbener bikin kenangan :’)
Orang-orang nanya waktu saya mau sempro, “kok gak ada angin gak ada ujan, tau tau sempro sih na.” iya, saat itu saya juga gatau bakalan sempro dalam waktu dekat. Ketika temen saya ngabarin dia mau maju sempro, saya Cuma mikir oh yaudah mungkin emang saya belum sebaik dia, ikhlasin aja, semoga Allah mudahkan segala urusannya. Sedih si karena belum bisa sempro semester enam. Terus saya ngadu ke Allah, minta diikhlaskan kalo ternyata emang perjuangan saya belum sebesar temen saya ini. sampe akhirnya yaudah saya ikhlas atas apapun yang Allah kasih. karena saya selalu yakin skenario Allah selalu lebih indah.
Di jumat paginya, saya selesai beresin rumah dan udah bikin to do list hari itu. Ketika akhirnya nengokin hape, tau tau dp1 tercinta nelfon. Terus saya langsung mikir ya, telfon balik atau dichat aja. Tapi karena hati dosen saya ini lembut banget, akhirnya saya chat aja. Ngeri salah ngomong kalo ditelfon. Saya nanya ke ibunya, ada apa bu gak lupa juga saya minta maaf kalo tadi gak ngangkat telfonnya karena masih beresin rumah.
“husna ke kampus tidak hari ini?”
“belum tau bu, tapi kalau ibu meminta saya ke kampus, maka saya akan berangkat sekarang.” Sigap brooo, karena dosen ini harus diutamakan haha.
Terus jadilah drama grasak grusuk di rumah karena harus bersegera di kampus. Saya selalu bersyukur si punya gamis yang gak perlu disetrika dan kerudung yang udah disetrika walaupun nyetriknya seminggu sekali. Jadi saat itu saya pake kerudung abu abu dan gamis pink. Ketika siap siap saya mempertimbangkan dengan matang, perlu gak si bawa laptop. Dan jawaban akhir saya adalah perlu. Oke, jadilah saya bawa laptop kesana dan entah gimana pokoknya saya bersyukur atas keputusan saya bawa laptop serta berlembar lembar revisian yang seolah gak menemukan ujungnya itu. Saya bilang ke ibu dosen kalo nyampe jam setengah 11 di kampus, kenyataannya jam 10 kurang saya udah di kampus. Karena bingung mau ngapain, akhirnya saya langsung masuk aja tuh ke prodi. Terus ketemu ibunya, dan ibunya langsung bilang “loh koku dah nyampe husna? Katanya tadi jam setengah 11 nyampenya.” “hehehe iya bu, jalanannya lancar.”
Dan, ibu dosen langsung ngoreksi proposal yang waktu itu saya kasih. nih husna kurang disini, disini disini. Yang ini harus dibenerin ya. ini bisa ditambah buku ini ini dan ini. yang ini sumbernya dilengkapi ya. yang ini catatan kakinya jangan lupa dikasih ya. dan segala masukan lainnya. Dalem hati saya udah mikir nanti hari senin langsung dikasih revisian ini ke ibunya. Eh ternyata, drama belom selesai sodara sodara. Justru drama dan pertolongan Allah baru akan dimulai disini.

“Nah, sekarang husna kerjain revisiannya, bisa kan?”
“bisa bu.”
“husna minta form daftar proposal ke mas budi ya.”
“oke bu.” Terus saya jalan ke mas budi yang juga TU prodi dan langsung minta form buat seminar proposal. Saat itu saya masih gatau apa yang akan terjadi kemudian.
“husna DP satu nya siapa?”
“pak x bu.”
“pak x lagi sakit ya, hem.”
“yaudah gapapa, kamu tulisin dulu nama kamu, nanti ibu tanda tanganin.”
*saya nulis nama DP1, DP2, judul serta nama koorprodi.
“ini bu.”
“bismillah ya, ibu tanda tangani, setelah ini husna bantuin ibu sebentar bisa kan? Kita saling memudahkan ya, ibu mudahkan urusan husna, husna mudahkan urusan ibu.”
“siap bu.” Saling memudahkan ini bener bener ilmu yang gak boleh dilupain ya guys.
setelah ibunya ttd form daftar sempro, terus saya disuruh minta ttd koorprodi. Pas saya ngadep koorprodi, bapaknya senyum ngeliatin kan terus saya bilang dengan polosnya, “iya pak, bu y minta saya buat daftar sempro pak hehe. Doain ya pak.”

Terus saya balik lagi ke ibu y dan nanyain gimana nasib ttd pak x. terus ibu DP1 ngadep bapak koorprodi dan terjadilah diskusi sebentar yang berujung di ttd nya bagian pak x oleh bapak koorprodi.
“sekarang husna daftar ya ke mas budi.”
“majunya kapan bu?” saat itu jantung saya masih berdetak dengan normal. Saya khusnudzon sekali akan sempro semester depan dikloter pertama. Sekhusnudzon khusnudzonnya deh pokoknya.
“hari senin.” Ibu DP 1 dengan intonasi tenang langsung bilang begitu. Tiba tiba saya jadi deg degan kaya mau ketemu kamu.
“senin…..nanti bu?”
“iya, senin nanti. Husna siap kan? Kalo tidak siap, mundur saja.”
“siap bu.” Gapake mikir bro ngomong siapnya. Maju terus pantang mundur. Tapi abis itu semuanya jadi random banget.
Gak lama abis itu, bapak koorprodi ngobrol sama mas budi ngebahas siapa ya yang pas jadi penguji. Kemudian keluarlah dua nama. Ibu u dan bapak n. saya bersyukur karena bapak n ini baik sekali. Tapi ibu u, saya cukup mengetahui kedisiplinannya. Bismillah, tenang husna, Ada Allah. Saat itu saya gatau lagi si apa yang harus dilakukan, tapi saya tau Allah itu ada dan Alah pasti bantu saya bereskan semuanya.
Selanjutnya, saya bantuin ibu DP 1 ngurus beberapa hal sampe jumatan tiba. Ibu DP1 ngasih petuah kalo saya harus ngadep penguji penguji dan sampaikan kalo saya “minta ditungguin” buat nyerahin proposal atau izin buat nganter revisian besok ke rumahnya. Sederhana si emang, tapi ternyata butuh perjuangan bro ngomongnya. Saya ketemu sama penguji dua, terus saya dinasehatin panjang lebar,
“husna yakin bisa gak nyelesain revisiannya?”
“bisa yah, tapi kan takutnya belom selesai, jaga jaga aja hehe.”
“kalo gitu husna gak yakin dong.”
“yakin yah, tapi gimana ya/”
“sekarang, kalo husna yakin, kerjain proposalnya, terus ngadep penguji satunya lagi. husna pasti bisa. Daripada husna ini nanti waktunya kebuang, mending dipake buat ngerjain revisian.”
“he,,, iya deh yah.”
Fyi, penguji 2 ini baiknya luar biasa. Karena akrab juga akhirnya saya manggilnya ayah. Bahkan orang orang sampe ngira saya anak dosen ini beneran karena manggilnya ayah terus. Dan setiap ayah nyapa saya balik langsung bilang, “eh anak ayah”
Lanjut, berikutnya saya ngadep penguji satunya tuh. Dan drama pun dimulai.
“bu, ibu di kampus sampe jam berapa bu. Saya kan baru dapat info kalo ibu penguji saya.”
“loh, kok tambah lagi si? Ibu hari senin tuh udah banyak nguji skripsi. Ditambah satu lagi nguji skripsi. Gabisa gabisa.”
duh.
“saya seminar proposal kok bu.”
“oh kamu masih proposal bu?”
“iya bu.”
“yaudah mana proposalnya.”
“nah gini bu, masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki, saya baru terima revisiannya dari dp1 tadi.”
“loh kamu gak siap dong berarti. Diundur aja kalo gitu.”
“eee, maksudnya tinggal sedikit lagi kok bu, abis ini juga selesai. Ibu disini sampe jam berapa bu?”
“kalo kerjaan ibu udah selesai ya ibu pulang.”
“biasanya jam berapa bu selesainya?”
“ya tergantung banyak enggaknya kerjaan ibu.”
“bu, kalo misalnya saya anter revisianya ke rumah ibu aja boleh gak bu?” *ngelunjak bro
“ibu di kampus sudah dari hari senin sampai jumat. Jam setengah tujuh ibu sudah di kampus. Kadang sampe abis mahrib baru ibu bisa pulang. Ibu gak terima mahasiswa ke rumah ibu. Ibu gak terima hari sabtu minggu ibu diganggu mahasiswa.”
lemes.
“ogitu ya bu. Kalo hari ini kira kira ibu pulang jam berapa bu?”
Akhirnya ibunya berhenti beraktivitas dan ngeliat gue dengan pandangan kasian.
“ibu paling malem jam setengah tujuh dari sini. Hari ini ibu ada rapat sampe sore, belom tau selesai jam berapa.” Penguji 1 saya waktu itu adalah wakil dekan 3 jadi yaaa nano nano aja rasanya.
“baik kalo gitu bu, nanti sore saya serahkan revisiannya ke ibu dan undangannya juga ya bu.” *cium tangan* “makasih ya bu.”

And… drama started here.
sejak maba emang saya cukup akrab sama masjid fakultas, jadi yang ada dipikiran saya waktu itu adalah ke masjid. Sampe masjid saya gatau harus mulai darimana segala sesuatunya. Saya ngubungi temen temen saya kalo gajadi ke sekolah. Waktu itu saya udah mulai prakter ngajar di sekolah dan alhamdulillahnya hari senin sama jumat gada jadwal ngajar. Emang saya ngaturnya gitu heuheu.
Balik lagi, jadi di masjid saya akhirnya memutuskan buat nelfon ibu. Entah lah ibu saya ngerti apa engga kenapa saya bingung gitu, tapi yang waktu itu saya inget adalah doa ibu. Saya percaya banget bahwa doa ibu bisa menembus langit dan memberikan yang terbaik buat anak anaknya.
Pas nelfon ibu, akhirnya jatuhlah air mata yang berusaha ditahan sekuat tenaga. Terus saya itu kalo udah nangis gabisa ngomong. Akhirnya saya tahan deh tuh air mata sambil Tarik nafas sekuat tenaga terus. Baru deh ngomong sama ibu, ceritain segala sesuatunya. Terus pesan ibu adalah, “kamu jangan lupa makan ya. beli makan dulu, ngerjain revisiannya sambil makan.” Setelah saya iyain, saya langsung gelar lapak di masjid. Eh gataunya ada kakak senior juga yang lagi revisian. Saya titip tuh barang barag terus beli makan. Beli ketoprak di depan. Terus ngambil duit buat ngeprint dll. Abis itu balik lagi ke masjid dan makan sambil revisian.
Kalian tau gak apa yang saya lakukan sama proposal tercinta itu?
segala macem catatan kaki yang harus dibenerin, akhirnya saya buang. Dengan segala drama drama akhirnya pas ashar selesai. Tau tau temen saya yang udah daftar proposal duluan itu nanyain saya dimana, abis itu saya cerita ke dia dan temen temen PKM lainnya. Saya bilang kalo senin maju sempro tapi saya belom ngapa ngapain. Semua orang langsung heboh gitu kan. Ngomelin karena saya gak cerita cerita. Ya gimana mau cerita, semuanya terlalu cepat ya gak sih, terlalu dadakan dan terlalu penuh drama T.T
Pas ashar, setelah pulang sekolah, temen saya yang mau sempro juga itu akhirnya datang ke kampus. Nanyain saya dimana dan ngajak ngurus segala sesuatunya bareng. Tapi saya belom sholat dan belom ngeprint hahahaha. Yaudah saya nitip ke dia, terus ngeprint proposalnya, biar hemat, sisanya di foto copy aja bro ~
Abis itu di jilid. Bikin lima jangan lupa. Penguji dua, pembimbing dua, koorprodi satu. Padahal buat koorprodi ini ternyata gak perlu guys. Tapi gapapa, nyerahin proposal ke koorprodi ini juga menghasilkan drama.
Selanjutnya kita ke prodi dan minta undangan. Kata mas budi, “lah kan udah diambil undangannya.” “saya belom dapet tapiii.” “lah di gue gak ada. Tanyain tuh sama 2013.” “ampun daaah, ini udah telat banget iniii, belom nyebar undangan.” “ya mana gue tauuu.”
Akhirnya kita nanya nanya siapa yang sempro bareng dan nanyain undangan ada dimana. Hampir setengah jam drama, baru deh dapet undangan. Foto copy sengaja agak banyakan, buat kenang kenangan. Padahal akhirnya itu semua hilang hahaha. Atau mungkin saya buang.
Beruntung banget waktu itu foto copy undangan banyak, soalnya ketika nulis nama nama dosen itu, tangan saya gemeteran. Akhirnya ada aja yang salah. Yang harusnya Dr jadi Drs dan itu berulang. Ada tiga kertas kayanya saya salah nulis nama dosen sampe akhirnya saya bilang, “tolong tulisin dong, gabisa nulis masa L” terus temen saya yang baik hati sedunia akhirnya bilang sini na aku aja yang tulis. Jadilah ditulis dia, alhamdulillah. Ngelem ngelem undangan, masukin jadwal, ngestabiloin nama di jadwal, berangkat lah saya ke penguji penguji.
Ternyata penguji dua udah pulang bro, terus bapak pengujinya sempet nyariin saya dan saya masih hectic di masjid ngerjain revisi. terus saya hubungi tu penguji dua dan langsung disuruh taro mejanya aja. Oke, beres. Satu dosen selesai.
Ke dosen berikutnya, ternyata ibunya masih repot. Saya lupa deh ngasih ke ibunya langsung atau dititip, tapi akhirnya hari itu selesai dengan tenang. Buat pembimbing satu proposal saya di gojek ke rumah beliau. Terus pesan ibu DP1 adalah, “jangan lupa serahin proposal  kamu ke koorprodi yaa.” Besok paginya saya baru ngirimin buat koorprodi dan harus diantar ke depok sodara sodara. Sabtu pagi berangkat lah saya ke depok dan mencari rumah koorprodi yang entah dimana.~
Dan, drama menyebar proposal pun selesai. Tapi, drama sempro belom selesai bro. belom.
Hari minggu saya ditegur sama ibu DP1 tercinta karena ngirim proposal tapi gak ngirim ppt buat presentasi hahaha. Saya gatau kalo ppt juga harus dikoreksi wk, jadi hari minggu itu saya buat dengan segera, email ke dp1 dan abis itu telfonan.
“husna bikin ppt bayar gak?”
“hah? Engga bu, memangnya kenapa?”
“kamu ppt nya hemat banget. Nambah slide gak bayar kan ya?”
“hehehe, engga bu. Yaudah nanti saya tambahin bu hhe.”
Aseli, kata kata ibu ini halus banget memang tapi berhasil buat mikir. Dan emang saya seringnya lebih ngena dengan cara yang kaya gitu. Daripada langsung di gas, saya biasa ngegas balik huhu. Nah terus revisi ppt pun selesai, dikirimkan lagi ke ibunya. Abis itu saya tidur dengan damai sampai dipagi hari nya saya ngebuat heboh orang orang ya kan. Entah apa yang harus dilakukan. mulai dari milih baju, laptop, barang barang lainnya. Everything just too complicated to be calm.
Tapi drama belom selesai. Jam setengah 8 kurang udah nyampe kampus terus saya bantu kakak kakak yang juga mau sidang skripsi kan. Terus ibu DP1 bilang, “husna karena penguji kamu abis ini mau ada acara, kamu siapin ruangan di atas ya. cari ruangan, proyektor, dll nya ya.” saat itu juga saya grasak grusuk sendirian. Bolak balik lantai 1 – lantai 3 buat minjem kunci, buka pintu dan kebingungan kuncinya yang mana. Its just too drama isn’t it?
Terus semua beres. Sejam, dua jam, tiga jam. Sampe zuhur pun belom juga ada tanda tanda saya mau ujian. Akhirnya saya ke dp1 terus nanya gimana nasib saya. Ibu dp1 nyuruh saya hubungi ibu penguji 1, terus gak dibales. Saya chat lagi, baru dibales setengah jam kemudian.
“bu, ibunya lagi rapat di luar…. Kata beliau, gak sempet ke kampus lagi…”
Allah, drama apa iniiii. Yakali gajadi ujiaaaan.
“husna tenang ya, coba tanya ke ibu pengujinya baiknya bagaimana.”
“baik bu.”
Saya chat lagi ibunya, nanya baiknya gimana. Terus kata ibunya, “yaudah lanjut aja.”
Saya laporan lagi sama ibu DP1 terus ibu DP1 bilang, “yaudah nanti ibu yang bilang ke koorprodi ya.”

Alhamdulillah banget yaaaa ibunya so sweet. Panic si, tapi kaya yampun drama muluuuu. Gapapa deh ya biar ada kenangan.
Mungkin saat itu adalah salah satu momen digantungin terhebat saya. Bolak balik depan ruang dosen Cuma buat nunggu kepastian. Jam 1, jam 2 masih belom ada juga kejelasan. Terus bapak koorprodi tau tau bilang, “husna sebentar ya, dosen mau rapat dulu.” Saya senyum sambil bilang siap pak. Terus selebihnya yaudah let it flow ~
Kaya yaudah lah ya, terserah aja gapapa kok mau kaya gimana juga. Saya udah pasrah terserah Allah mau gimana. Deg degan sudah hilang, panic sudah gak ada sampe setengah jam kemudian koorprodi buka pintu ruangan dan bilang, “husna kamu pertama ya sekarang.”
Guys!
Saya panic. Ambil laptop. Ambil pulpen. Ambil proposal. Langsung siap siap dan saya gapernah liat sempro orang sebelumnya jadi saya gatau apa yang harus dilakukan. pun saat itu saya juga gatau siapa yang jadi penguji 1 saya sampe akhirnya saya dikasih tau sama koorprodi kalo penguji 1 saya adalah pembimbing saya di PKM. Ah, Allah Mahabaik. Pembimbing saya ngajar di sekolah ini baiknya luar biasa. Luar biasaaaaa sekali. Sampe kaya I’m so lucky that ibu penjuji 1  rapat diluar hahahaa. Dapet bapak penguji yang luar biasa baik dan sabar dan siap mengayomi. That’s.
Presentasi berjalan dengan lancar, masukan, revisi dan berbagai hal lainnya disampaikan oleh ibu pembimbing, bapak penguji 1 dan 2, koorprodi. Sampai bapak koorprodi bilang kalo “penelitian kamu boleh dilanjutkan untuk skripsi.”
Guys <3 br=""> Allah baik banget ya kan.
sampe situ, drama sempro saya, what do you think?
seru kan ya hahaha.
Setiap orang punya dramanya sendiri. Jangan pernah merasa dan bilang kalo hidup kamu lebih sulit dari saya atau hidup saya lebih sulit dari kamu. Yang saya rasain sekarang adalah sebaik baik drama yang bisa Allah kasih ke saya. Karena saya mampunya Cuma segini. Dan kalo kamu dikasih drama sama Allah yang menurut kamu berat, ya berarti kemampuan kamu segitu. Allah tau kamu mampu dengan ujian yang segitu beratnya.
Percaya kan kalo Allah gak akan ngasih ujian diluar kemampuan hambaNya?
Seru tau drama drama kaya gini, kaya ngetes seberapa percaya kita sama Allah dan seberapa hebat skenario Allah kalo kita tetep percaya dan yakin sama Allah.
<3 o:p="">

drama sempro


Well, alhamdulillah banget sebenernya karena salah satu moment dalam hidup telah dilalui dan berhasil dicapai dengan baik. menjadi seseorang dengan gelar S.Pd dibelakangnya sebenernya gak berarti banyak kalo kita gabisa melakukan perubahan apapun. Kemaren itu kampus saya ngelulusin 1406, most of them adalah sarjana pendidikan. bulatkan aja sekurang-kurangnya 1000 orang mendapatkan gelar sarjana pendidikan. logikanya, kalo 1000 orang ini disebar keselurh Indonesia ya pendidikan Indonesia bisa lebih baik lah ya harusnya.
Tapi, kenyataannya, setelah lulus banyak sarjana-sarjana yang keenakan dengan waktu istirahatnya. Mereka santai-santai (mungkin termasuk saya juga didalamnya) dan terlena karena gak terbebani atas sesuatu hal. Tapi ada juga orang-orang yang memang dari sebelum wisuda sudah membangun karirnya sendiri. Kerja dan menjadi yang terbaik dari dirinya.
Sebenernya bukan ini maksud dan tujuan saya nulis hahahaha.
Saya mau cerita tentang perjuangan dulu dari sebelum sempro sampe akhirnya wisuda kemaren. Ceritanya bakalan panjang dan menurut saya cukup sayang kalo gak diceritakan. Too much drama, tapi ini yang benerbener bikin kenangan :’)
Orang-orang nanya waktu saya mau sempro, “kok gak ada angin gak ada ujan, tau tau sempro sih na.” iya, saat itu saya juga gatau bakalan sempro dalam waktu dekat. Ketika temen saya ngabarin dia mau maju sempro, saya Cuma mikir oh yaudah mungkin emang saya belum sebaik dia, ikhlasin aja, semoga Allah mudahkan segala urusannya. Sedih si karena belum bisa sempro semester enam. Terus saya ngadu ke Allah, minta diikhlaskan kalo ternyata emang perjuangan saya belum sebesar temen saya ini. sampe akhirnya yaudah saya ikhlas atas apapun yang Allah kasih. karena saya selalu yakin skenario Allah selalu lebih indah.
Di jumat paginya, saya selesai beresin rumah dan udah bikin to do list hari itu. Ketika akhirnya nengokin hape, tau tau dp1 tercinta nelfon. Terus saya langsung mikir ya, telfon balik atau dichat aja. Tapi karena hati dosen saya ini lembut banget, akhirnya saya chat aja. Ngeri salah ngomong kalo ditelfon. Saya nanya ke ibunya, ada apa bu gak lupa juga saya minta maaf kalo tadi gak ngangkat telfonnya karena masih beresin rumah.
“husna ke kampus tidak hari ini?”
“belum tau bu, tapi kalau ibu meminta saya ke kampus, maka saya akan berangkat sekarang.” Sigap brooo, karena dosen ini harus diutamakan haha.
Terus jadilah drama grasak grusuk di rumah karena harus bersegera di kampus. Saya selalu bersyukur si punya gamis yang gak perlu disetrika dan kerudung yang udah disetrika walaupun nyetriknya seminggu sekali. Jadi saat itu saya pake kerudung abu abu dan gamis pink. Ketika siap siap saya mempertimbangkan dengan matang, perlu gak si bawa laptop. Dan jawaban akhir saya adalah perlu. Oke, jadilah saya bawa laptop kesana dan entah gimana pokoknya saya bersyukur atas keputusan saya bawa laptop serta berlembar lembar revisian yang seolah gak menemukan ujungnya itu. Saya bilang ke ibu dosen kalo nyampe jam setengah 11 di kampus, kenyataannya jam 10 kurang saya udah di kampus. Karena bingung mau ngapain, akhirnya saya langsung masuk aja tuh ke prodi. Terus ketemu ibunya, dan ibunya langsung bilang “loh koku dah nyampe husna? Katanya tadi jam setengah 11 nyampenya.” “hehehe iya bu, jalanannya lancar.”
Dan, ibu dosen langsung ngoreksi proposal yang waktu itu saya kasih. nih husna kurang disini, disini disini. Yang ini harus dibenerin ya. ini bisa ditambah buku ini ini dan ini. yang ini sumbernya dilengkapi ya. yang ini catatan kakinya jangan lupa dikasih ya. dan segala masukan lainnya. Dalem hati saya udah mikir nanti hari senin langsung dikasih revisian ini ke ibunya. Eh ternyata, drama belom selesai sodara sodara. Justru drama dan pertolongan Allah baru akan dimulai disini.

“Nah, sekarang husna kerjain revisiannya, bisa kan?”
“bisa bu.”
“husna minta form daftar proposal ke mas budi ya.”
“oke bu.” Terus saya jalan ke mas budi yang juga TU prodi dan langsung minta form buat seminar proposal. Saat itu saya masih gatau apa yang akan terjadi kemudian.
“husna DP satu nya siapa?”
“pak x bu.”
“pak x lagi sakit ya, hem.”
“yaudah gapapa, kamu tulisin dulu nama kamu, nanti ibu tanda tanganin.”
*saya nulis nama DP1, DP2, judul serta nama koorprodi.
“ini bu.”
“bismillah ya, ibu tanda tangani, setelah ini husna bantuin ibu sebentar bisa kan? Kita saling memudahkan ya, ibu mudahkan urusan husna, husna mudahkan urusan ibu.”
“siap bu.” Saling memudahkan ini bener bener ilmu yang gak boleh dilupain ya guys.
setelah ibunya ttd form daftar sempro, terus saya disuruh minta ttd koorprodi. Pas saya ngadep koorprodi, bapaknya senyum ngeliatin kan terus saya bilang dengan polosnya, “iya pak, bu y minta saya buat daftar sempro pak hehe. Doain ya pak.”

Terus saya balik lagi ke ibu y dan nanyain gimana nasib ttd pak x. terus ibu DP1 ngadep bapak koorprodi dan terjadilah diskusi sebentar yang berujung di ttd nya bagian pak x oleh bapak koorprodi.
“sekarang husna daftar ya ke mas budi.”
“majunya kapan bu?” saat itu jantung saya masih berdetak dengan normal. Saya khusnudzon sekali akan sempro semester depan dikloter pertama. Sekhusnudzon khusnudzonnya deh pokoknya.
“hari senin.” Ibu DP 1 dengan intonasi tenang langsung bilang begitu. Tiba tiba saya jadi deg degan kaya mau ketemu kamu.
“senin…..nanti bu?”
“iya, senin nanti. Husna siap kan? Kalo tidak siap, mundur saja.”
“siap bu.” Gapake mikir bro ngomong siapnya. Maju terus pantang mundur. Tapi abis itu semuanya jadi random banget.
Gak lama abis itu, bapak koorprodi ngobrol sama mas budi ngebahas siapa ya yang pas jadi penguji. Kemudian keluarlah dua nama. Ibu u dan bapak n. saya bersyukur karena bapak n ini baik sekali. Tapi ibu u, saya cukup mengetahui kedisiplinannya. Bismillah, tenang husna, Ada Allah. Saat itu saya gatau lagi si apa yang harus dilakukan, tapi saya tau Allah itu ada dan Alah pasti bantu saya bereskan semuanya.
Selanjutnya, saya bantuin ibu DP 1 ngurus beberapa hal sampe jumatan tiba. Ibu DP1 ngasih petuah kalo saya harus ngadep penguji penguji dan sampaikan kalo saya “minta ditungguin” buat nyerahin proposal atau izin buat nganter revisian besok ke rumahnya. Sederhana si emang, tapi ternyata butuh perjuangan bro ngomongnya. Saya ketemu sama penguji dua, terus saya dinasehatin panjang lebar,
“husna yakin bisa gak nyelesain revisiannya?”
“bisa yah, tapi kan takutnya belom selesai, jaga jaga aja hehe.”
“kalo gitu husna gak yakin dong.”
“yakin yah, tapi gimana ya/”
“sekarang, kalo husna yakin, kerjain proposalnya, terus ngadep penguji satunya lagi. husna pasti bisa. Daripada husna ini nanti waktunya kebuang, mending dipake buat ngerjain revisian.”
“he,,, iya deh yah.”
Fyi, penguji 2 ini baiknya luar biasa. Karena akrab juga akhirnya saya manggilnya ayah. Bahkan orang orang sampe ngira saya anak dosen ini beneran karena manggilnya ayah terus. Dan setiap ayah nyapa saya balik langsung bilang, “eh anak ayah”
Lanjut, berikutnya saya ngadep penguji satunya tuh. Dan drama pun dimulai.
“bu, ibu di kampus sampe jam berapa bu. Saya kan baru dapat info kalo ibu penguji saya.”
“loh, kok tambah lagi si? Ibu hari senin tuh udah banyak nguji skripsi. Ditambah satu lagi nguji skripsi. Gabisa gabisa.”
duh.
“saya seminar proposal kok bu.”
“oh kamu masih proposal bu?”
“iya bu.”
“yaudah mana proposalnya.”
“nah gini bu, masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki, saya baru terima revisiannya dari dp1 tadi.”
“loh kamu gak siap dong berarti. Diundur aja kalo gitu.”
“eee, maksudnya tinggal sedikit lagi kok bu, abis ini juga selesai. Ibu disini sampe jam berapa bu?”
“kalo kerjaan ibu udah selesai ya ibu pulang.”
“biasanya jam berapa bu selesainya?”
“ya tergantung banyak enggaknya kerjaan ibu.”
“bu, kalo misalnya saya anter revisianya ke rumah ibu aja boleh gak bu?” *ngelunjak bro
“ibu di kampus sudah dari hari senin sampai jumat. Jam setengah tujuh ibu sudah di kampus. Kadang sampe abis mahrib baru ibu bisa pulang. Ibu gak terima mahasiswa ke rumah ibu. Ibu gak terima hari sabtu minggu ibu diganggu mahasiswa.”
lemes.
“ogitu ya bu. Kalo hari ini kira kira ibu pulang jam berapa bu?”
Akhirnya ibunya berhenti beraktivitas dan ngeliat gue dengan pandangan kasian.
“ibu paling malem jam setengah tujuh dari sini. Hari ini ibu ada rapat sampe sore, belom tau selesai jam berapa.” Penguji 1 saya waktu itu adalah wakil dekan 3 jadi yaaa nano nano aja rasanya.
“baik kalo gitu bu, nanti sore saya serahkan revisiannya ke ibu dan undangannya juga ya bu.” *cium tangan* “makasih ya bu.”

And… drama started here.
sejak maba emang saya cukup akrab sama masjid fakultas, jadi yang ada dipikiran saya waktu itu adalah ke masjid. Sampe masjid saya gatau harus mulai darimana segala sesuatunya. Saya ngubungi temen temen saya kalo gajadi ke sekolah. Waktu itu saya udah mulai prakter ngajar di sekolah dan alhamdulillahnya hari senin sama jumat gada jadwal ngajar. Emang saya ngaturnya gitu heuheu.
Balik lagi, jadi di masjid saya akhirnya memutuskan buat nelfon ibu. Entah lah ibu saya ngerti apa engga kenapa saya bingung gitu, tapi yang waktu itu saya inget adalah doa ibu. Saya percaya banget bahwa doa ibu bisa menembus langit dan memberikan yang terbaik buat anak anaknya.
Pas nelfon ibu, akhirnya jatuhlah air mata yang berusaha ditahan sekuat tenaga. Terus saya itu kalo udah nangis gabisa ngomong. Akhirnya saya tahan deh tuh air mata sambil Tarik nafas sekuat tenaga terus. Baru deh ngomong sama ibu, ceritain segala sesuatunya. Terus pesan ibu adalah, “kamu jangan lupa makan ya. beli makan dulu, ngerjain revisiannya sambil makan.” Setelah saya iyain, saya langsung gelar lapak di masjid. Eh gataunya ada kakak senior juga yang lagi revisian. Saya titip tuh barang barag terus beli makan. Beli ketoprak di depan. Terus ngambil duit buat ngeprint dll. Abis itu balik lagi ke masjid dan makan sambil revisian.
Kalian tau gak apa yang saya lakukan sama proposal tercinta itu?
segala macem catatan kaki yang harus dibenerin, akhirnya saya buang. Dengan segala drama drama akhirnya pas ashar selesai. Tau tau temen saya yang udah daftar proposal duluan itu nanyain saya dimana, abis itu saya cerita ke dia dan temen temen PKM lainnya. Saya bilang kalo senin maju sempro tapi saya belom ngapa ngapain. Semua orang langsung heboh gitu kan. Ngomelin karena saya gak cerita cerita. Ya gimana mau cerita, semuanya terlalu cepat ya gak sih, terlalu dadakan dan terlalu penuh drama T.T
Pas ashar, setelah pulang sekolah, temen saya yang mau sempro juga itu akhirnya datang ke kampus. Nanyain saya dimana dan ngajak ngurus segala sesuatunya bareng. Tapi saya belom sholat dan belom ngeprint hahahaha. Yaudah saya nitip ke dia, terus ngeprint proposalnya, biar hemat, sisanya di foto copy aja bro ~
Abis itu di jilid. Bikin lima jangan lupa. Penguji dua, pembimbing dua, koorprodi satu. Padahal buat koorprodi ini ternyata gak perlu guys. Tapi gapapa, nyerahin proposal ke koorprodi ini juga menghasilkan drama.
Selanjutnya kita ke prodi dan minta undangan. Kata mas budi, “lah kan udah diambil undangannya.” “saya belom dapet tapiii.” “lah di gue gak ada. Tanyain tuh sama 2013.” “ampun daaah, ini udah telat banget iniii, belom nyebar undangan.” “ya mana gue tauuu.”
Akhirnya kita nanya nanya siapa yang sempro bareng dan nanyain undangan ada dimana. Hampir setengah jam drama, baru deh dapet undangan. Foto copy sengaja agak banyakan, buat kenang kenangan. Padahal akhirnya itu semua hilang hahaha. Atau mungkin saya buang.
Beruntung banget waktu itu foto copy undangan banyak, soalnya ketika nulis nama nama dosen itu, tangan saya gemeteran. Akhirnya ada aja yang salah. Yang harusnya Dr jadi Drs dan itu berulang. Ada tiga kertas kayanya saya salah nulis nama dosen sampe akhirnya saya bilang, “tolong tulisin dong, gabisa nulis masa L” terus temen saya yang baik hati sedunia akhirnya bilang sini na aku aja yang tulis. Jadilah ditulis dia, alhamdulillah. Ngelem ngelem undangan, masukin jadwal, ngestabiloin nama di jadwal, berangkat lah saya ke penguji penguji.
Ternyata penguji dua udah pulang bro, terus bapak pengujinya sempet nyariin saya dan saya masih hectic di masjid ngerjain revisi. terus saya hubungi tu penguji dua dan langsung disuruh taro mejanya aja. Oke, beres. Satu dosen selesai.
Ke dosen berikutnya, ternyata ibunya masih repot. Saya lupa deh ngasih ke ibunya langsung atau dititip, tapi akhirnya hari itu selesai dengan tenang. Buat pembimbing satu proposal saya di gojek ke rumah beliau. Terus pesan ibu DP1 adalah, “jangan lupa serahin proposal  kamu ke koorprodi yaa.” Besok paginya saya baru ngirimin buat koorprodi dan harus diantar ke depok sodara sodara. Sabtu pagi berangkat lah saya ke depok dan mencari rumah koorprodi yang entah dimana.~
Dan, drama menyebar proposal pun selesai. Tapi, drama sempro belom selesai bro. belom.
Hari minggu saya ditegur sama ibu DP1 tercinta karena ngirim proposal tapi gak ngirim ppt buat presentasi hahaha. Saya gatau kalo ppt juga harus dikoreksi wk, jadi hari minggu itu saya buat dengan segera, email ke dp1 dan abis itu telfonan.
“husna bikin ppt bayar gak?”
“hah? Engga bu, memangnya kenapa?”
“kamu ppt nya hemat banget. Nambah slide gak bayar kan ya?”
“hehehe, engga bu. Yaudah nanti saya tambahin bu hhe.”
Aseli, kata kata ibu ini halus banget memang tapi berhasil buat mikir. Dan emang saya seringnya lebih ngena dengan cara yang kaya gitu. Daripada langsung di gas, saya biasa ngegas balik huhu. Nah terus revisi ppt pun selesai, dikirimkan lagi ke ibunya. Abis itu saya tidur dengan damai sampai dipagi hari nya saya ngebuat heboh orang orang ya kan. Entah apa yang harus dilakukan. mulai dari milih baju, laptop, barang barang lainnya. Everything just too complicated to be calm.
Tapi drama belom selesai. Jam setengah 8 kurang udah nyampe kampus terus saya bantu kakak kakak yang juga mau sidang skripsi kan. Terus ibu DP1 bilang, “husna karena penguji kamu abis ini mau ada acara, kamu siapin ruangan di atas ya. cari ruangan, proyektor, dll nya ya.” saat itu juga saya grasak grusuk sendirian. Bolak balik lantai 1 – lantai 3 buat minjem kunci, buka pintu dan kebingungan kuncinya yang mana. Its just too drama isn’t it?
Terus semua beres. Sejam, dua jam, tiga jam. Sampe zuhur pun belom juga ada tanda tanda saya mau ujian. Akhirnya saya ke dp1 terus nanya gimana nasib saya. Ibu dp1 nyuruh saya hubungi ibu penguji 1, terus gak dibales. Saya chat lagi, baru dibales setengah jam kemudian.
“bu, ibunya lagi rapat di luar…. Kata beliau, gak sempet ke kampus lagi…”
Allah, drama apa iniiii. Yakali gajadi ujiaaaan.
“husna tenang ya, coba tanya ke ibu pengujinya baiknya bagaimana.”
“baik bu.”
Saya chat lagi ibunya, nanya baiknya gimana. Terus kata ibunya, “yaudah lanjut aja.”
Saya laporan lagi sama ibu DP1 terus ibu DP1 bilang, “yaudah nanti ibu yang bilang ke koorprodi ya.”

Alhamdulillah banget yaaaa ibunya so sweet. Panic si, tapi kaya yampun drama muluuuu. Gapapa deh ya biar ada kenangan.
Mungkin saat itu adalah salah satu momen digantungin terhebat saya. Bolak balik depan ruang dosen Cuma buat nunggu kepastian. Jam 1, jam 2 masih belom ada juga kejelasan. Terus bapak koorprodi tau tau bilang, “husna sebentar ya, dosen mau rapat dulu.” Saya senyum sambil bilang siap pak. Terus selebihnya yaudah let it flow ~
Kaya yaudah lah ya, terserah aja gapapa kok mau kaya gimana juga. Saya udah pasrah terserah Allah mau gimana. Deg degan sudah hilang, panic sudah gak ada sampe setengah jam kemudian koorprodi buka pintu ruangan dan bilang, “husna kamu pertama ya sekarang.”
Guys!
Saya panic. Ambil laptop. Ambil pulpen. Ambil proposal. Langsung siap siap dan saya gapernah liat sempro orang sebelumnya jadi saya gatau apa yang harus dilakukan. pun saat itu saya juga gatau siapa yang jadi penguji 1 saya sampe akhirnya saya dikasih tau sama koorprodi kalo penguji 1 saya adalah pembimbing saya di PKM. Ah, Allah Mahabaik. Pembimbing saya ngajar di sekolah ini baiknya luar biasa. Luar biasaaaaa sekali. Sampe kaya I’m so lucky that ibu penjuji 1  rapat diluar hahahaa. Dapet bapak penguji yang luar biasa baik dan sabar dan siap mengayomi. That’s.
Presentasi berjalan dengan lancar, masukan, revisi dan berbagai hal lainnya disampaikan oleh ibu pembimbing, bapak penguji 1 dan 2, koorprodi. Sampai bapak koorprodi bilang kalo “penelitian kamu boleh dilanjutkan untuk skripsi.”
Guys <3 br=""> Allah baik banget ya kan.
sampe situ, drama sempro saya, what do you think?
seru kan ya hahaha.
Setiap orang punya dramanya sendiri. Jangan pernah merasa dan bilang kalo hidup kamu lebih sulit dari saya atau hidup saya lebih sulit dari kamu. Yang saya rasain sekarang adalah sebaik baik drama yang bisa Allah kasih ke saya. Karena saya mampunya Cuma segini. Dan kalo kamu dikasih drama sama Allah yang menurut kamu berat, ya berarti kemampuan kamu segitu. Allah tau kamu mampu dengan ujian yang segitu beratnya.
Percaya kan kalo Allah gak akan ngasih ujian diluar kemampuan hambaNya?
Seru tau drama drama kaya gini, kaya ngetes seberapa percaya kita sama Allah dan seberapa hebat skenario Allah kalo kita tetep percaya dan yakin sama Allah.
<3 o:p="">

Minggu, 01 April 2018

Terimakasih Orang Baik!

Saya gak ngerti lagi sama orang jawa. Well sebenernya bukan orang jawa aja si hehe, tapi saya tiba-tiba jadi kagum sendiri sama kebaikan orang jawa 😅

Kalo diluar negeri, let's say Jepang, amerika dan negara negara eropa, ketik kita nanya orang, kebanyakan orang itu akan ngarahin kita buat nanya ke petugas aja segala sesuatunya. Belom lagi kalo bahasa inggris kita kacau dan lupa menambahkan kata "please" dibelakangnya. Pasti bnget deh gak ditolong.

Disini mah beda 😅
I'm in a nowhere place haha.
Ketika turun dari bus saya udah siap siap mau mesen gojek as usual, buat dianterin ke tempat tujuan. Pas banget berapa langkah, barang udah beres, tinggal ngeluarin hape dan mesen gojek, eh gataunya ada orang baik ngadep belakang dan ngajak ngomong.

"mbak mau kemana? Bareng saya aja."

"eh gausah pak, saya naik ojek aja hehe"

"gapapa, bareng aja. Rumah saya juga deket sini. Mba mau kemana? Ke....?"

"iya pak, kesitu, di jalan...."

"oyaudah bareng saya aja, tunggu sebentar ya, motor saya disitu."

*duh kalo gue diculik, kelar hidup gue nih*

Disitu saya pasrah aja lah ya, mungkin nanti akan ada di headline news,

"seorang fresh graduate asal Jakarta hilang, terakhir terlihat di terminal."

Dan alhamdulillah nya hal itu gak akan terjadi. Pas nyampe tujuan tuh langsung mikir, eh gue nyampe beneran ya 😅
Eh gue beneran dianterin ya 😅

Saya gangerti lagi sama orang jawa. Alhamdulillah nya ini disini baik semua, coba kalo gak baik. Mungkin kalo di jakarta, saya bakalan nolak si ya, tapi disini yaaaa percaya aja hehe.

Tapi sebenernya saya pernah juga si bareng orang gak dikenal sampe depan rumah karena orangnya ngeliat saya lagi jalan aja sendirian dipinggir. Terus diajak bareng dan saya ngeiyain 😂

Kadang suka bingung sama orang baik dan saya yang mau aja dibaikin 😅

Ini bukan hal mudah sebenernya, soal percaya dan dipercaya. Yang lebih gak mudahnya lagi adalah tentang menjadi baik dan menawarkan kebaikan.

Saya gak sekali ini aja si main main ke daerah jawa. Tapi kebaikan orang jawa pun juga orang orang yang dibesarkan di jawa, karakternya itu beda banget, dan kebanyakan dari mereka itu begitu 😅

Saya termasuk orang yang cukup risih ketika ada orang baik yang terlalu baik ke saya apalagi kalo orang nya belom dikenal 😅

Btw akhirnya bapak itu banyak cerita tentang dirinya, banyak nanyain saya, banyak nasehatin, pun juga bapaknya cerita kalo punya mi. Saya jadi menyayangkan kenapa gak banyak nanya tadi. Mudah mudahan Allah pertemukan dengan orang baik lainnya ya ❤️