Sabtu, 31 Oktober 2015

Membumikan Al-Qur’an, melangitkan Manusia.

Berita dari odojers Taiwan

http://www.kabarumat.com/2015/10/4248/senandung-al-quran-di-taman-taichung/

KABARUMAT.com - “Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al-Qur’an dibacakan kepada mereka, niscaya mereka tersungkur atas muka sambil bersujud.” (QS. Al Isra’: 107)

Dari ayat di atas, bisa kita pahami bahwa semua kitab Allah yang telah diturunkan kepada hamba-Nya merupakan pengajaran bagi mereka yang tujuannya untuk memimpin dan memberi petunjuk ke jalan yang lurus. Karena itu, wajib bagi para hamba Allah untum membaca dengan benar dan berulang-ulang. Berusaha memahami petunjuk Allah di dalamnya.

Petunjuk dari Al-Qur’an sudah begitu nyata dan jelas. Lalu, apakah kita sebagai umat Muslim masih enggan untuk membacanya?

Terkadang, dengan segudang alasan untuk absen dan tidak meliriknya pun banyak kita jumpai. Apa yang membuat kita malas sedangkan banyak petunjuk yang bakal kita dapatkan?

Sering kita mendengar alasan; aku repot, kerjaan banyak, nggak ada waktu baca, dan masih ada yang lain. Ngelus dada sambil beristigfar, Yaa Sholihat.

Di saat sebagian orang yang mempunyai banyak waktu luang untuk membaca. Namun dengan mudah mereka berkelit dengan alasan sibuk. Para pekerja Migran Indonesia di Taiwan dengan gigih berusaha mencari cara untuk tetap melafaskan Al-Qur’an. Entah mencuri waktu ketika si nenek-kakek nya terlelap tidur. Karena mereka sadar yang akan memberi syafaat kelak di yaumul Qiyamah adalah ayat-ayat yang pernah mereka lafadzkan.

Bermodal gadget kami menyatukan cinta ukhuwah. Di Taiwan, tak semua TKW mempunyai hak istimewa untuk libur. Namun, dengan kecanggihan teknologi kami bisa menjalin ukhuwah dan tetap menebar kebaikan.

Minggu, tanggal 25 Oktober 2015 kemarin di taman Taichung, Odojer Taiwan mengadakan acara Kopi Darat (Kopdar) ke-dua. Semangat kami membumikan Al-Qur’an tak ‘kan surut walaupun terhalang berbagai macam kendala. Acara berjalan dengan lancar dan sukses. Tilawah satu Juz sebagai simbul acara resmi dari Odoj, Asmaul husna, shalawatan, dan berakhir dengan silaturahmi antar Odojer yang sebelumnya hanya bersua lewat maya.

Itulah indah cinta dari langit. Kami merasa sebagai saudara. Do’a bersama untuk saudara kita di Indonesia yang mengalami bencana asap pun tak lupa kami senandungkan.
Taman Taichung, menjadi saksi bersejarah lantunan Ayat suci yang Kami persembahkan atas rasa persahabatan.

Marilah Sholihat, kita manfaatkan waktu sebisa mungkin. Sesibuk apapun kita luangkan waktu untuk bertilawah karena itu wujud syukur kita pada Allah.

Semangatlah Sholihat, satukan barisan, eratkan genggaman, raih cinta langit dalam dekapan ukhuwah. Bersama hingga menuju jannah.

Semangat Membumikan Al-Qur’an, melangitkan Manusia.

Taiwan, 27 Oktober 2015.

Dzakirah T.A (Komunitas ODOJ )

Jumat, 30 Oktober 2015

Muslimah Rahim Peradaban

Muslimah Quality Time
30/10/2015
Gedung Sertifikasi Guru - Lantai 8
@Universitas Negeri Jakarta

Judul : Muslimah Rahim Peradaban
Pemateri : Ustadzah Suci Susanti

Anak muda yang datang ke majelis ilmu adalah anak muda pilihan.

Seharusnya kita bersyukur lahir sebagai perempuan muslim. Sebagai muslim kita sudah diatur dari awal sampai akhir.
Tapi sayang yang terjadi saat ini, orangtua bisa durhaka terhadap anak. Lebih dari 40juta anak mengalami kekerasan (KPAI 2007). Peningkatan laporan seksual terhadap anak, hampir terjadi setiap hari.

Bagaimana agar tidak menjadi ibu yang durhaka?
Muslimah harus berilmu dan berkarakter.
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِذَا قِيْلَ لَـكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَـكُمْ   ۚ  وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ  ۙ  وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍ    ؕ  وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, "Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis," maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, "Berdirilah kamu," maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
[QS. Al-Mujadilah: Ayat 11]

Mengapa wahyu pertama adalah kata iqro?
Apa yang kita baca, mempengaruhi pikiran dan perilaku.

Persiapan muslimah sampai menikah :
1. Ilmu
2. Agama
اَلْخَبِيْثٰتُ  لِلْخَبِيْثِيْنَ وَالْخَبِيْثُوْنَ لِلْخَبِيْثٰتِ ۚ  وَالطَّيِّبٰتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَالطَّيِّبُوْنَ  لِلطَّيِّبٰتِ ۚ  اُولٰٓئِكَ مُبَرَّءُوْنَ مِمَّا يَقُوْلُوْنَ  ؕ  لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌ
Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga).
[QS. An-Nur: Ayat 26]

3. Konsepsional
Calon calon mempelai harus memahami bahwa menikah bukan dongeng. Marriage is not fairytale!

4. Kepribadian dalam Al Quran
- Asiyah (istri firaun teguh dalam mempertahankan aqidah)
- Maryam (menjaga kesucian)
- Hindun (penghasut, tukang fitnah)
- Zulaikha (penggoda)
- Istri Nabi Nuh & Nabi Luth (ingkar kepada suami)

5. Management
Manajemen diri, waktu dan keuangan.

6. Sosial & Komunikasi
Cara bergaul, lihatlah agama seseorang dengan siapa dia berteman.

Karakter muslimah sebelum menikah
1. Berjiwa mandiri tidak bergantung pada orang lain.
2. Maksimal dalam setiap kegiatan.
3. Efektif dan efisien dalam mengatur waktu.
4. Tanggung jawab terhadap amanah.
5. Bermanfaat bagi orang lain

Menikah jangan dijadikan tujuan akhir hidup.

Karakter muslimah setelah menikah
اَلرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ وَّبِمَاۤ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْ   ؕ  فَالصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُ   ؕ  وَالّٰتِيْ تَخَافُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ فَعِظُوْهُنَّ وَاهْجُرُوْهُنَّ فِى الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوْهُنَّ  ۚ  فَاِنْ اَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلًا    ؕ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيْرًا
Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh, adalah mereka yang TAAT (KEPADA ALLAH) dan MENJAGA DIRI KETIKA (SUAMINYA) TIDAK ADA, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Mahatinggi, Mahabesar.
[QS. An-Nisa': Ayat 34]

1. Taat kepada Allah
2. Menanamkan Tauhid
3. Mendidik akhlak yang benar
4. Memahami Tarbiyah Jimsiyah
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِيَسْتَـأۡذِنْكُمُ الَّذِيْنَ مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ وَالَّذِيْنَ لَمْ يَـبْلُغُوا الْحُـلُمَ مِنْكُمْ ثَلٰثَ مَرّٰتٍ  ؕ  مِنْ قَبْلِ صَلٰوةِ الْفَجْرِ وَحِيْنَ تَضَعُوْنَ ثِيَابَكُمْ مِّنَ الظَّهِيْرَةِ وَمِنْۢ بَعْدِ صَلٰوةِ الْعِشَآءِ   ؕ   ثَلٰثُ عَوْرٰتٍ لَّـكُمْ   ؕ  لَـيْسَ عَلَيْكُمْ وَ لَا عَلَيْهِمْ جُنَاحٌۢ بَعْدَهُنَّ    ؕ  طَوّٰفُوْنَ عَلَيْكُمْ بَعْضُكُمْ عَلٰى بَعْضٍ    ؕ  كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَـكُمُ الْاٰيٰتِ    ؕ  وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Hendaklah hamba sahaya (laki-laki dan perempuan) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig (dewasa) di antara kamu, meminta izin kepada kamu pada tiga kali (kesempatan), yaitu sebelum salat subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari, dan setelah salat isya. (Itulah) tiga aurat (waktu) bagi kamu. Tidak ada dosa bagimu dan tidak (pula) bagi mereka selain dari (tiga waktu) itu; mereka keluar masuk melayani kamu, sebagian kamu atas sebagian yang lain. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat itu kepadamu. Dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.
[QS. An-Nur: Ayat 58]
5. Professional

Para pahlawan, pejuang, dan orang orang hebat, mereka lahir dari rahim seorang ibu yang taat kepada Tuhannya.

Kamis, 29 Oktober 2015

Memandangimu dari jauh seperti ini sudah cukup menyenangkan...

Dari dulu, aku paling suka duduk di kelas. Makan, belajar, mengobrol, juga sesekali tertidur.
Dari dulu, aku memang tidak terlalu dikenal dan tidak berusaha mengenal orang lain.
Dan dari dulu juga, aku paling suka berdiskusi dengan teman sekelas dan teman satu organisasi.
Jadi, diluar dari mereka tak ada yang berusaha untuk ku kenali.

Namun kali ini berbeda.
Semenjak hari itu, rasanya aku ingin selalu di luar kelas.
Memandangi seluruh sekolah, mengenali semua orang, dan berusaha lebih bersahabat.
Bahkan aku sudah punya tempat duduk favorit.
Disini aku bisa melihat semuanya, terutama kamu. Iya, kamu.

Selepas mengambil jalur memutar agar bisa melihat kamu, aku menaruh tas dan langsung duduk disini. Dari sini semua tampak jelas, apalagi kamu.

Aku tidak memandang wajahmu, tidak juga senyummu, apalagi cahaya dimata mu.
Aku adalah pengguna kaca mata. Tanpanya, aku tidak bisa melihat dengan jelas.
Namun inilah bagian yang paling menyenangkan.
Aku bisa dengan mudah mencarimu dengan menghafal bahasa tubuhmu.
Saat aku menemukan kamu, aku segera melepaskan kacamata ku.
Dan permainan mencari kamu lagi pun dimulai.

Tidak ada yang tau kenapa aku suka tersenyum belakangan ini.
Apalagi ditengah musim ujian tengah semester.
Aku benar benar berubah menjadi orang yang paling cuek saat musim ujian tiba.
Tapi semenjak aku tau kamu, semuanya menjadi berbeda.

Terasa lebih menyenangkan belajar diluar kelas, ditemani udara pagi dan sebungkus roti, kadang juga dengan sekotak susu.

Jika waktu istirahat tiba, aku juga jadi lebih suka duduk duduk disini.
Dengan kamu diujung sana.
Berjalan, dengan tangan di dalam kantong celana.
Cara berjalanmu khas.
Aku bisa dengan mudah mengenalinya.
Kamu juga sering terlihat sendiri. Walaupun sesekali bersama teman temanmu bermain bola.

Memandangi mu dari jauh seperti ini sudah cukup menyenangkan.
Namun kamu, sering kali membuat ku harus menggunakan kacamata lagi untuk sekedar memastikan bahwa yang melakukan hal hal luar biasa itu kamu.

Kamu memungut sampah di sekitar tong sampah.
Kamu menyusun sepatu yang berantakan di depan masjid.
Kamu ngobrol santai dengan penjaga sekolah.
Bahkan kamu pernah memandikan anak penjaga sekolah.

Sebenarnya kamu itu siapa?
Dan apa tujuan mu melakukan hal itu?
Mungkin aku terlalu banyak di dalam kelas selama ini.
Sampai sampai aku baru mengetahui bahwa orang seperti kamu itu ada.

Pasti bukan kebetulan kan aku bertemu denganmu?
Dan juga bukan kebetulan kan kalau aku sering mendapat pelajaran berharga darimu?

Aah, aku jadi penasaran.
Sebenarnya skenario seperti apa yang sedang ditulis Sang Pencipta..

29 Oktober 2015
@Universitas Negeri Jakarta

Picture by Sinta

Rabu, 28 Oktober 2015

Tawazun

Rabu, 28/10/15
Mushola ICA FIS

Judul : Tawazun
Pemateri : Nurhayati

Tawazun : seimbang
Dalam hidup, keseimbangan adalah satu hal wajib. Apalagi keseimbangan dunia dan akhirat.
Akhir dari kehidupan adalah kematian. Tapi, apakah kita sudah menyiapkan bekal untuk kematian?

Tidak ada jaminan kerudung panjang, berkaos kaki, bisa masuk surga. Tapi kita mencoba untuk mencapai ridhoNya.

Tawazun berkaitan dengan menyikapi dua atau lebih hal agar seimbang.
Selain dari sikap seimbang dunia dan akhirat, kita juga harus seimbang dengan kehidupan alam.

Allah menciptakan manusia dengan membawa fitrah.

وَ اِذْ اَخَذَ رَبُّكَ مِنْۢ بَنِيْۤ اٰدَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَ اَشْهَدَهُمْ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ  ۚ  اَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ   ؕ  قَالُوْا بَلٰى    ۛ   شَهِدْنَا     ۛ   اَنْ تَقُوْلُوْا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اِنَّا كُنَّا عَنْ هٰذَا غٰفِلِيْنَ  ۙ
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, "Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini,"
[QS. Al-A'raf: Ayat 172]
Fitrah kita sebagai manusia adalah suci. Setiap orang adalah suci.

Allah mengatakan kita harus seimbang antara hubungan dengan Allah dan manusia. Hablumminallah wa hablumminannas.
Siang melakukan kebaikan untuk umat, malamnya diisi dengan kebaikan kebaikan kepada Allah.

Allah melarang kita untuk berlebihan, tapi tidak ada larangan untuk kekurangan. Namun Allah menganjurkan keseimbangan.

Dalam islam tidak boleh hanya sekedar berdoa namun harus juga ikhtiar. Karena itu adalah bentuk dari tawazun.

Kita harus tawazun, harus seimbang. Karena dampaknya adalah nikmat lahir dan batin.

Selasa, 27 Oktober 2015

Kamu dan Kecintaan ku padaMu

Salah satu hal yang indah memang bercengkrama denganMu.
Membiarkan kalimat kalimat suciMu mengisi setiap detik di hidup ku.
Walau kadang terasa sulit dan lelah, tapi Kamu masih izinkan aku dekat dengan Mu dan Al Quran.

Bertafakur alam, merefleksi diri dan semakin sadar akan keMahaan Mu.
Pohon, air, batu, tanah, udara, sampai ke langit seakan jadi saksi.
Adakah perlunya bukti lain untuk menunjukan bahwa Kamu itu Ada?
Bahwa Kamu itu Sang Maha.
Bahwa Kamu itu Sang Pemilik Semesta.

Semakin aku membaca kalimatMu, semakin tenang hati ku.
Namun disisi lain, aku resah.
Resah karena masih saja ada yang mengabaikan ayat cinta Mu.
Padahal ayat cinta Mu adalah petunjuk.
Surga atau neraka.
Dunia atau akhirat.
Bahagia di dunia saja atau bahagia dunia akhirat.

Sesekali aku ingin teriak dan mengatakan bahwa kita akan mati.
Dan Quran adalah penyelamat.
Apa kamu masih bisa mengabaikannya?

Namun dilain waktu, aku hanya ingin membacakan ayat cinta Mu di depan mereka dan membuat mereka jatuh cinta.
Membuat mereka merasakan keindahan yang aku rasakan.
Membuat mereka ketakutan seperti yang aku rasakan.
Membuat mereka waspada, bersiap dan berjuang lebih dari yang aku bisa lakukan.

Tapi lagi lagi, yang bisa kulakukan hanyalah menyebarkan, mengajak dan berdoa.
Rasulullah saja tidak bisa membuat pamannya masuk Islam.
Apalagi aku yang bukan apa apa.
Tapi dalam doa, disetiap sujud, disaat selesai membaca kalimat cintaMu,
Aku doakan mereka agar Engkau pilih untuk jatuh cinta padaMu.
Dan agar Kamu izinkan aku jatuh cinta padaMu setiap saat.

Jatibening, 27 Oktober 2015

Sabtu, 24 Oktober 2015

Perpapasan Kita yang Itu Sebenarnya...

Entah ini pertemuan ke berapa diantara kita.
Ah ralat, bukan pertemuan, tapi papasan.
Mungkin sudah puluhan kali sejak terakhir kali aku menghitung perpapasan kita.
Dan yang kali ini, mungkin yang paling berkesan.
Karena berbeda dari biasanya, jantungku ikut memainkan peran.
Ia hampir keluar dan mengambil langkah seribu sangking gugupnya bertemu denganmu.

Ini memang bukan perpapasan kita yang pertama, tapi ini ku anggap sebagai yang pertama.
Karena...
Karena...
Karena, kamu
Dan...
Getaran itu.

Mungkin memang tidak ada yang berbeda.
Kamu tetap memandang ke arah timur, dan aku memandang ke arah barat.
Namun saat aku melihat mu diujung sana, jantungku berdegup.
Mungkin itu alasan kenapa aku bisa merasakan getaran ini saat perpapasan itu terjadi walaupun tanpa memandangmu.

Pengakuan ku berikutnya, haruskah aku mengatakan bahwa perpapasan berikutnya bukanlah hal yang benar benar murni alami?

Kadang aku sengaja memilih jalan memutar agar bisa berpapasan denganmu.
Walaupun tak ada interaksi yang terjadi.
Itu tetap menjadi moodboster ku.

Bukan, bukan karena kamu dan keindahan ragawi yang diberikan Sang Pencipta untukmu.
Tapi karena Sang Pencipta memberikan contoh terbaik lewat kamu.
Walaupun tak sempurna, kamu berasil mendapatkan beberapa keindahan akhlak Rasulullah.

Ssssttttt.
Rahasiakan ini darinya ya.
Aku takut dia menyadari dan 'ngeh' kalau dalam sehari aku dan dia bisa berpapasan sampai tiga kali :'D


24 Oktober 2015

@Sentul Bogor

*pict by sinta

Kamis, 22 Oktober 2015

Kode yang Paling Indah

Yang paling sulit adalah menemukan kode Mu.
Sering Kamu memberikan ujian tanpa bisa ku baca maksudnya.
Bahkan sampai emosi ku meledak ledak, aku belum menemukan maksudnya.
Namun saat ketenangan ku dapatkan, pelan pelan kode Mu terbaca.
Hikmah datang berdatangan.
Rasa syukur datang tak terbendung.

Mungkin jika aku tidak meledak kemarin, aku tidak bisa mencicipi oleh oleh dari seorang teman yang ayahnya baru pulang dari Mekkah.

Ledakan tak terhankan, bom yang telah gagal ditaklukan ternyata membawa ku menemui teman baru. Ditambah lagi aku bisa makan oleh oleh dari Mekkah.

Makanan yang untuk membelinya harus naik pesawat dulu.
Makanan yang dibeli di tanah kelahiran Rasulullah.
Makanan favorit Rasulullah yang di tanam di bumi yang pernah Rasulullah pijaki.
Makanan yang bisa dengan mudah mengingatkan ku akan Rasulullah. Sang kekasih hati.

Oh jadi ini maksudMu.
Hikmah ini yang ingin Kau sampaikan?
Ma syaa Allah.
Betapa sempurnanya skenario Mu.

Semoga kita selalu berhasil berkhusnudzon kepada Allah.

Minggu, 11 Oktober 2015

Jumat berkah bersama PPA

Jumat berkah pertama yang ku ikuti bersama tim PPA Jakarta. Sebenarnya setiap hari jumat sore, tim PPA selalu berbagi kebahagiaan, disetiap kota masing masing. Palembang, Jakarta, Bekasi, purwokerto, semarang, Bali dan beberapa daerah lainnya.

Memang selalu ada kebahagiaan tersendiri saat berbagi.

Jumat, 9 Oktober 2015, setelah ashar di Masjid Nuurul Irfan. Masjid Alumni, yang ada di Universitas Negeri Jakarta.
Rasanya alasan kenapa aku bisa ikut jumatberkah adalah karena lokasinya di UNJ, kampus ku.

Dua hari sebelumnya, kami sudah mulai melihat anak anak yang biasa jualan di sekitar masjid. Ketemulah satu orang yang diharapkan bisa mengkondisikan teman temannya.

Dari sekian kali berbagi yang pernah aku ikuti, mungkin ini yang tersulit. Mereka anak yang terlepas dari ikatan yayasan. Jumlahnya tak tentu. Latar belakangnya berbeda. Usianya juga. Namun satu hal yang sama, mereka adalah anak anak.

Aku juga, dulu pernah seusia mereka, sama. Inginnya bersenang senang, bermain, berkumpul bersama teman. Namun ada yang berbeda dari aku dan mereka. Aku habiskan masa kecilku di sekolah dengan teman teman, bermain sambil belajar. Kalo mereka, menghabiskan waktu bersama teman teman di kampus. Bermain sambil jualan.

Miris.

Saat anak seusia mereka mestinya berkeluh kesah dengan matematika atau bahasa inggris, mereka malah mengeluhkan dagangan yang tak kunjung dibeli.

Sering kita lupa bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa adalah tugas semua warga negara Indonesia, bukan hanya tugas pemerintah. Namun, itulah sulitnya. Setiap warga sibuk menuntut hak dan lupa kewajiban.

Jangan sibuk mengutuk kegelapan, tapi bantulah menyalakan cahaya. Inilah yang mestinya dipahami oleh setiap orang. Jika kita menyadari bahwa tempat itu gelap, mari berkontribusi untuk menjadi penerang. Kesadaran akan kegelapan yang terjadi, menandakan bahwa kita tau ada yang salah, ada yang bisa kita lakukan untuk menghadirkan cahaya terang.

Inilah yang kurang lebih ingin disampaikan oleh saudara saudara dari PPA (pola pertolongan Allah). Berbagi kebahagiaan setiap jumat, menjadikan hari jumat menjadi jumat yang berkah.

Jangan pernah diam melihat kegelapan,
Jangan diam melihat kekacauan,
Jangan diam melihat anak anak yang kehilangan masa kecilnya.
Bantulah dia.
Jika tidak kamu temukan cahaya disebuah tempat, mungkin Allah mengirim kamu untuk jadi penerangnya. Kamu, iya kamu.

Selasa, 06 Oktober 2015

Pagi ini diskusi terhenti disebuah grup whatsapp. Dipertemukan dengan saudara satu Indonesia memang menghasilkan satu kebahagiaan yang luar biasa. Namun, topik pagi ini tidak jauh dari curhatan yang mengiris hati.

"Mbak, ini foto yang baru ku ambil di atap rumah."
Dengan emot menangis diakhir, dia menceritakan kesedihan. Di riau dulu juga pernah terjadi hal yang sama, kebakaran hutan yang menghasilkan asap banyak.

"Mba, bukannya dulu Riau pernah kejadian hal serupa ya? Bagaimana cara menyelesaikannya waktu itu?"

" Iyaaa Riau memang sering kena asap, tapi ini yg terparah ..
Biasanya asap itu hilang dlm wktu 2 minggu."

Belum selesai menjawab, ada yang ikutan menjawab juga dari provinsi lain.

"Dulu masih ada SBY
Kalo skrg jokowow
Jd beda
Beda penangannya"

Sebenarnya saya cukup tergelitik dengan pernyataan ini, saya pikir ini adalah jawaban sensitif dari rakyat yang kecewa atas janji janji jokowi. Namun ternyata ini benar, karena seorang saudara dari pekanbaru melanjutkan penjelasannya.

" Waktu SBY menjabat, begitu dtg ke riau, beliau langsung bawa sluruh personel utk padamin titik api, nah skrg jokowi cma dtg sendiri
Sampai saat ini, jokowi blm mengunjugi pekanbaru..
Nah di jadwalkan akan datang hari kamis."

Rasanya benar benar miris, bahwa ternyata gagal move on pun tidak hanya dialami oleh orang yang baru ditinggal kekasih. Namun juga dari orang orang yang ganti presiden.

Memang, saya akui tidak ada kepemimpinan yang sempurna, sekalipun Soekarno. Namun, perbandingan akan terus terjadi. Soeharto membandingkan diri dengan Soekarno, SBY dengan Megawati, SBY dengan Gusdur, Gusdur dengan BJ Habibie, lalu sekarang SBY dengan Jokowi.

Saya rasa ini menjadi hal yang wajar namun juga menjadi hal yang menyedihkan. Saat perbandingan dilakukan namun yang ditemukan adalah kemunduran, bukan kemajuan. Ditambah lagi ada banyak meme yang meledek dengan muka Soeharto didalamnya sambil mengatakan "enak jaman ku to."

Masalah asap ini bukan hanya masalah Riau atau daerah yang terkena asap.
Ini adalah bencana nasional,nyawa sudah ada yang terenggut, kegiatan belajar mengajar di sekolah terhenti, kesediaan oksigen berkurang, kualitas suatu daerah untuk menjadi tempat tinggal bisa bisa menjadi hilang.

Ketika salah seorang saudara di grup yang sama bertanya apa yang dibutuhkan, maka saudara dari Riau menjawab

"Temen2 saya beberapa minggu lalu sudah berbagi masker sejumlah 2000 masker
Beberapa tempat skrg lg serentak sholat istisqa
Penerbangan via padang itu bner2, tp gk bs bebas, ada batasannya."

"Selain masker butuh apa mb?"

"Vitamin, Biar daya tubuh kuat
Karena masker pun sebenarnya tak bnyak membantu
Asapnya ini bner2 perih, mwnyesakkan mata, bayi2 kebanyakan di ungsikan ke rumah kerabat yg rmahnya ada AC, utk menjaga tubuh si bayi
Masker yg bagus itu N95, namun kebanyakan pemerintah memberikan kami masker "hijau" yg harusnya di gunakan utk bedah, bukan utk penanggulangi asap
3 hr yg lalu balita umur 15bulan anak pertama dr pasaangan di jambi meninggal karena ISPA
Disini Masyarakat terkadang buat gemeees krn masih membakar sampah2 rumahan mereka😔
Hutan mah bnyak bgt yg udh terbakarnya..

Mungkin cma tersisa sekian persennya saja lagi
Utk temen2 di seluruh indonesia, mohon doanya agar hujan segera turun yaaa di Riau, di pekanbaru khususnya...

Karena kami ini tempatnya asap kiriman..
Kiriman dr rohul, dr jambi, numpuklah di pekanbau
Pengusaha2 yg mau ambil untung bnyak, cara pintas utk buka lahan yaaa bakar hutan..."

Dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW, bersabda:
“ Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di
akhirat . Barang siapa yang menutupi aib seorang
muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba
Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya ”. (HR. Muslim, lihat juga Kumpulan
Hadits Arba’in An Nawawi hadits ke 36).

Saudaraku, kita sudah dipanggil.
Mari bantu dengan harta, jiwa atau minimal doa.

Minggu, 04 Oktober 2015

PPA (Pola Pertolongan Allah) disitu Allah 'Manggil' Saya

Memang Allah selalu memberikan scenario terbaik atas usaha yang kita lakukan. DIa selalu memberi yang kita butuh, bukan yang kita ingin. Dia lebih tau kita daripada diri kita sendiri. Dan Dia tau kapan waktunya memanggil agar kita pulang, agar kita kembali dan agar kita bersamaNya lagi.

Desember 2014, saya dan teman-teman menabung untuk liburan ke Jogja. Qodarullah, jadwal kuliah dibulan Januari masih dipenuhi sama deadline tugas UAS, alhasil ke Jogjanya batal. Tapi, Allah ternyata emang lagi nyiapin yang lain buat saya. Uang yang dipake buat nabung ke Jogja itu, ternyata udah Allah arahin buat ketemu Dia. Buat mesra-mesraan sama Dia. Buat memenuhi hati saya dengan Dia. Cie~

Januari 2015, ada broadcast info PPA di salah satu group whatsaap yang saya ikutin. Setelah nanya singkat PPA itu apa, dan dapet jawaban yang gak memuaskan, hehe, akhirnya saya memutuskan buat ikut. Saya hubungi cpnya, yang waktu itu Ka Sonny. Sambil liat liat testimony PPA di polapertolonganAllah.com, saya ngeyakinin diri buat ikut. Lumayan, bayarnya 650ribu. Duit buat ke Jogja, dialihin semua buat PPA, hehehe. Scenario Allah itu :D

Pas ngechat Ka Sonny, disuruh transfer 650ribu, eh saya percaya aja, langsung transfer. Selesai transfer baru deh mikir, ini penipuan gak ya? Telat banget. PPA waktu itu belom setenar sekarang. Saya angkatan ke 20, sekarang mah udah ratusan. Tapi setelah nethink gitu ya saya pasrah aja. Pas chat sama temen di Al Azhar, dia nanya, husna transfer ke siapa? Terus saya jawab, ke Ka Sonny, Sonny Sandi. Dia bilang, ooh itu, aku kenal. Alhamdulillah, nethink saya salah, dan langsung dikasih jawaban sama Allah.

Saya transfer hari rabu, dan kelas PPA hari sabtu. Full seharian. Kalo digambarin perasaan saya waktu sebelum ikut PPA, ampun banget deh. Sendirian. Kesepian. Cape. Bosen. Lelah. Kalo pernah ngerasain kaya lagi sendirian di dunia ini, nah itu saya sebelum ikut PPA. Ngaku-ngaku punya Allah, tapi bisa-bisanya ngerasa kaya gitu. Sering ngomongin tentang cintaNya Allah, tapi gak tau cara ngaplikasiin ke kehidupan. Iya, itu saya sebelum PPA. Ngejalanin semua syariatNya, ikutin semua aturanNya, karena Allah yang nyuruh, karena Allah yang merintahin. Semuanya emang karena Allah, tapi kadang saya kehilangin ruhnya. Ruh dalam beribadah. Sampe timbul pertanyaan, “ya Allah, sebenernya gue ngapain si hidup? Ibadah doang? Kuliah doang? Belajar doang? Buat apa si? Temenan sama temen yang pikirannya dunia terus, bikin repot doang. Maunya seneng seneng.” Itu saya sebelum PPA. Heboh menyalahkan diri sendiri, nyalahin orang lain, lengkap dengan semua perasaan yang semua serba gue.

Iya, itu saya sebelum PPA.

Waktu daftar PPA dibilangin sama temen, “bulan depan aja na bareng aku.” Berkali kali dibilangin begitu. Tapi ya ternyata karena emang saya butuh Allah dan Allah udah manggil  saya, akhirnya walaupun gak punya temen, saya jalan juga. Biarin aja sendirian, yang penting saya dapet ilmunya. Dari dulu begitu banget ya. Hobinya sendirian, kemana mana sendirian. Selalu sendirian, sampe saya ikut PPA dan sadar, kalo saya itu gak sendirian.

Pas dateng PPA, waaaaaaah. Tau gak? Baru masuk ruangannya aja saya udah ngerasa ada Allah disitu. Baru kali itu saya ngerasa Allah beneran deket. Baru kali itu saya ngerasa hidup. Saya tau apa yang mau saya lakuin. Iya, itu padahal baru masuk ruangan. Baru dengerin ka Sonny yang waktu itu jadi co-trainer. Ka Sonny ngebuka acara, ngomongin testimony, peraturan ini itu, dan miracle Nya.

Meleleh.

Saya baru bagian Ka Sonny aja udah meleleh, apalagi saat Ka Rendy, trainer utamanya ngomong. Baru kali itu saya seharian nangis karena Allah… baru kali itu saya tau betapa nikmatnya nangis buat Allah, baru kali itu saya ngerasa bebasnya hati yang diguyur airmata karena cinta dan takut sama Allah. Ya Allah…

Saya baru tau, ternyata di PPA itu kita diajarin ketauhidan. Ternyata, selama ini saya salah. Saya terlalu percaya sama diri sendiri, sampe ternyata saya lupa sama Allah. Saya sering bebicara tentang Dia, tapi jarang bicara sama Dia. Sampe saat PPA, saya baru memahami, doa yang selama ini saya lakuin itu caranya salah.

Saya seakan-akan ngatur Allah, ya Allah, saya mau ini ini ini, tolong kasih ya Allah. Saya lupa, kalo Allah maunya kita minta Cuma sama Dia. Saya emang sih doa ke Allah minta ini itu, tapi prakteknya? Saya gapercaya kalo Allah bisa ngasihin. Mustahil. Kata mustahil itu masih ada dipikiran saya. Sampe akhirnya saya percaya sama ikhtiar saya. Kalo saya maksimal, maka hasilnya maksimal. Kalo saya usaha 100 maka saya akan dapet 100. Hingga saat PPA saya sadar, Cuma Allah yang bisa ngasihin itu semua…

Saya gaperlu usaha 100 persen, yang penting saya berhasil dapetin hatiNya Allah…
Di PPA, saya berhasil menempati posisi dimana saya gak butuh apapun kecuali Allah…
Cuma Allah, ada Allah, iya, Allah aja.
Saya bisa memaknai pengertian kalimat, “tenang ada Allah” dalam artian sebenarnya, bukan sebagai bahan omongan sesaat.

Saya berangkat PPA dengan uang di dompet, namun pas saat saya pulang, uang di dompet saya ludes. Ada satu moment pas PPA dimana saya meyakini bahwa saya hanya butuh Allah. Hingga akhirnya saya pulang Cuma dengan uang sepuluh ribu. Panik? Takut? Enggak. Bahkan berhari hari kemudian saya gak punya uang. Tapi saya berhasil kemana mana. Ngumpul sama temen ini itu. Main sama saudara-saudara, silaturahim.

Uang darimana Na?
Itu dari Allah.

Walaupun saya gapunya uang, tapi Allah selalu ngasih jalan buat keluar, buat silaturahim. Sampe saya bingung. Ya Allah, saya gapunya uang tapi kenapa mau jalan kemana mana aja gampang banget ya. Dulu kalo punya uang mau ngapa-ngapain aja udah ketakutan duluan. Takut duitnya abis.

Sebelum berangkat, saya selalu doa ke Allah, “ya Allah, temenin saya ya. Saya mau jalan kesini, kesini dan kesini. Saya mau ketemu ini, ini dan ini. Tolong ya Allah. Jangan sampe hamba ngelakuin ini semua sendiri, biarkan Engkau yang selesaikan semua dengan caraMu.” Berangkat deh.

Selesai PPA, banyak yang nanya, kok mukanya cerah banget, kok bahagia banget, kok kayanya gampang banget ngapa ngapainnya. Saya, waktu itu senyum senyum aja, hehe. Apalagi muka saya cetakannya jutek kalo gak senyum. Pas ada yang bilang mukanya cerah sama bahagia saya langsung ngomong dalem hati, “iyalah, orang ada Allah, siapa yang gak senyum kalo ada Allah di deketnya, hehe.”

Saya iklanin PPA kemana-mana, saya syiar PPA kemana mana, Alhamdulillah sahabat sahabat saya banyak yang udah PPA, banyak yang udah ngerasain nikmatnya PPA, dan yang paling menyenangkan adalah saat temen saya bisa saya ajarin sedikit tentang percaya ke Allah.

Liburan semester dua kemaren, banyak temen temen saya yang belom bayar kuliah. Saya juga panic, takut kalo mereka gak bisa bayaran dan akhirnya mahasiswa di kelas  tinggal sedikit. H-3 atau H-1 batas waktu pembayaran UKT, saya ceritain tentang PPA sedikit ke temen temen.

“gue pernah ikut training, Alhamdulillah efeknya berasa di hidup gue. Mudah mudahan kalian bisa nerapin ini juga. Sekarang kalian ikhlas, pasrah ke Allah. Gausah panic gabisa bayaran, tenangin diri dulu. Istighfar, mungkin gabisa bayarannya kita karena Allah lagi pengen kita istighfar. Allah pengen kita minta dulu.

Kalo udah tenang, udah relax, niatin, nanti malem bangun tahajud. Temuin dia di sepertiga malam terakhir. Ngadu, minta tolong, nangis, cerita, jelasin ke Allah kenapa belom bisa bayar kuliah. Minta sama Allah buat cariin jalan keluar. Jangan lupa, kasih tau ke Allah kenapa kita mesti kuliah. Kasih tau Allah kalo kita kuliah, kita bisa bikin orang tua seneng, kita dapet ilmu buat dishare ke orang-orang, dan segala hal lainnya yang bermanfaat untuk umat. Selesai itu, pastiin kita Cuma yakin ke Allah.”

Selesai.
Just focus on Allah, and see what happen.
H-1 pembayaran uang kuliah, ada info broadcast bahwa jadwal bayar kuliah diperpanjang 20 hari.

Alhamdulillah. Semua bisa bayar kuliah. Gak ada yang jadi cuti karena gabisa bayaran. Allah itu gitu ya, suka ngasih hadiah diakhir, hehehe.

Lebih dari itu semua, saya gak lagi jadi orang emosian, saya gak lagi jadi orang panikan, bahkan saya bisa berdakwah sambil gak ngapa-ngapain. Coba bayangin, ada yang tiba-tiba ngechat dan bilang, “aku pengen kaya kamu.” Saya langsung mikir, emang saya ngapain sampe ada orang yang mau kaya saya? Apa yang udah saya lakuin? Pas saya tanya dia, kenapa pengen kaya saya, dia bilang, “kamu itu adem diliatnya. Nenangin banget. Aku pengen pake kerudung kaya yang kamu pake. Pengen ngobrol sama kamu. Sharing sama kamu. Aku juga pengen dapet hidayah kaya kamu.

Ya Allah….
Saya mau nangis aja waktu baca chat itu. Itu Allah, itu Allah, itu Allah yang lagi nutupin aib saya. Itu Allah. Dan Alhamdulillah, saya tau dan paham tentang Allah. Saya meyakini Allah adalah Tuhan saya. Satu satunya Dzat yang patut disembah. Satu satunya Dzat yang menemani. Cuma Dia. Hanya Dia.

Mudah mudahan tulisan saya ini bisa jadi dakwah buat saya, dan bisa bantu temen-temen sekalian buat dapet hidayah juga.


Jangan sampe salah paham. Ini semua terjadi karena Allah, Cuma saya dapet ilmunya di PPA. Percayanya tetep ke Allah, bukan ke trainingnya. Disitu kita Cuma dilatih. Tergantung Allah mau milih hati kita apa engga. Saya pun ikut PPA gak cukup sekali selesai. Harus diulang terus. Karena sering, saya gak sadar udah buat dosa, bahkan saya sadar juga kalo udah buat dosa. Saat saya buat dosa itulah saat cintaNya Allah buat saya agak gak kerasa di saya. Dosa dosa itu yang ngebuat hati saya jadi kaya batu. Makanya, cintaNya Allah harus terus dikejar. PPA ini juga harus terus diulang supaya prakteknya makin jago, cintaNya Allah makin mudah diraih.  

Sabtu, 03 Oktober 2015

Shiroh nabawiyah for success #2

Pertemuan ke Dua Sinafoces
@R.112 FIS UNJ

Masa Muda Rasulullah
Pemateri : Sonny Abi Kim

لَـقَدْ كَانَ فِىْ قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّاُولِى الْاَلْبَابِ‌ؕ مَا كَانَ حَدِيْثًا يُّفْتَـرٰى وَلٰـكِنْ تَصْدِيْقَ الَّذِىْ بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيْلَ كُلِّ شَىْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً لِّـقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ
Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (Al-Qur'an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.
[QS. Yusuf: Ayat 111]

Sepertiga Al Quran itu adalah cerita, tidak mungkin Allah hanya sekedar menyampaikan cerita, pasti ada hikmah yang mesti kita pelajari.

Kisah bermula dari sebuah tempat yang Allah berkahi yaitu Makkah. Dan seseorang yang lahir dari kaum terbaik, Quraisy.

Sepeninggal Nabi Ismail, Makkah dikelola oleh anak anak dari nabi ismail.

Pada zaman Rasulullah, ada orang yang mengaku sebagai Nabi, Musailamah.
Strategi Musailamah dalam menarik masa adalah dengan menggalang suku. Ia menarik keturunan Rabi'ah, sedangkan Rasulullah adalah keturunan Mudhar.

"Saya tau bahwa Muhammad jujur, tapi Musailamah bohong. Namun, orang bohong dari Rabi'ah lebih baik bagi kami daripada orang baik dari Mudhar."
Kata keturunan Rabi'ah.

Quraisy adalah kabilah yang mulia. Ada satu pemimpin yang bisa menyatukan Quraisy pertama kali, ia adalah Qushay bin Malik.
Pada awalnya Quraisy tinggal dipinggir Makkah, tapi Qushay lah yang menyatukan Quraisy di Makkah karena dia berhasil memenangkan sebuah peperangan.

Qushay membangun kepemimpinan disana untuk pertama kali dan membangun parlemen pertama(Darun Nadwah) di kota Makkah.
Qushay juga yang berkuasa untuk memegang panji perang
Ia juga sebagai Qiyadah (pemberi izin perjalanan)
-hijabah
- siqayah
-rifadah

Saat qushay meninggal dunia, ia digantikan Abd Manaf, lalu dilanjutkan dengan Hasyim.
Hasyim memiliki istri dari bani Najjar, Madinah. Ia melahirlan seorang anak bernama, Syaibah (Abdul Mutholib) *baru lahir sudah memiliki uban*.
Kepemimpinan dilanjutkan oleh adiknya, bernama Mutholib.

Mutholib pergi ke Madinah, dan mengatakan ke ibu dari Syaibah, anak Hasyim, bahwa dia akan membawa Syaibah ke Makkah. Awalnya ibunya tidak mengizinkan, namun Mutholib mengatakan bahwa ia harus diperkenalkan dengan tanah kekuasaannya nanti.

Orang2 yang melihat Mutholib membawa Syaibah, memanggil syaibah dengan sebutan Abdul Mutholib (budaknya Mutholib)."
Namun kata Mutholib,"Celakalah kalian, dia adalah calon pemimpin kalian."

Rasulullah lahir dari keturunan terbaik.
Abdul Mutholib adalah pemimpin yang punya posisi di hati orang Makkah. Beliau lah yang pertama kali menemukan sumur zamzam setelah hilang selama ratusan tahun. Dan Makkah kembali seperti posisi awalnya.

Beberapa tahun menjelang kelahiran Rasulullah, ada seorang pemimpin bernama Dzu Nuwas. Ia beragama Yahudi dan memerintakan semua rakyatnya untuk memeluk agama itu. Namun rakyat nya ada yang menolak terutama yang beragama nasrani.

Perang pun tak dapat dihindari, orang orang nasrani dihancurkan. Pembantaian besar itu menelan korban ribuan manusia. Namun salah seorang Najran berhasil lolos dan dalam pelariannya, ia berhasil mencapai Konstantinopel. Ia mengadu pada Heraklius, pemimpin Romawi saat itu. Ia mengadukan dengan sebuah pidato yang mengesankan.

Jika harus menyerang dari Konstantinopel, perjalanan terlalu jauh. Hingga ia mengirim surat ke Negus, Raja Habasyah di Ethiopia untuk menyerbu Yaman (wilayahnya hanya berseberangan).

Penyerbuan ini dibagi menjadi dua, yang satu dipimpin oleh Aryad, satu lagi dipimpin oleh Abrahah. Namun karena Abrahah haus akan kekuasaan, Abrahah pun membunuh Aryad.

Dzu Nuwas juga berhasil dikalahkan, ini membuat Abrahah diangkat sebagai Raja Muda di Yaman. Ketika melihat banyak orang yang datang ke Makkah untuk ziarah ke Kakbah, Abrahah merasa cemburu dan ia pun membuat gereja tandingan. Namun pesona gereja itu, tidak mampu menarik masa agar berjalan kesana. Ia pun memutuskan untuk menyerang kakbah.

Berangkatlah Abrahah dengan pasukan gajah nya. Ia mrrampas ribuan hewan ternak termasuk unta milik Abdul Mutholib.

Abdul Mutholib datang dengan penuh wibawa, abrahah yang melihat pun merasa hormat pada Abdul Mutholib, sehingga ia duduk sejajar dengan Abdul Mutholib di permadani

"Aku datang dengan pasukan ku ingin menghancurkan Kakbah. Jika engkau tidak menghalangiku aku jamin kesalamatanmu dan semua kaummu." kata abrahah

"Silakan saja, namun tolong kembali kan 200 ekor unta saya yang telah kamu rampas." jawab Abdul Mutholib

"Demi Al Masih, aku tak percaya orang sepertimu yang ku hormati. Bagaimana mungkin kau tak peduli ketika lambang suci agamamu hendak ku hancurkan?"

Abdul Mutholib tersenyum, "Kakbah punya Pemilik, dan aku hanya pemilik 200 ekor unta."

Akhirnya abrahah pun tetap menyerang Kakbah, namun saat diperjalanan, gajahnya memberontak, dan beberapa saat kemudian, datanglah sekawanan burung.

Kenapa burung?
Karena burung datang dari atas, dan hal ini membur mereka melihat ke atas, bahwa ada Yang Lebih Besar daripada mereka.
Abrahah dan pasukannya pun meninggal seketika.

Rasulullah lahir pada tahun Gajah, 55 hari setelah peristiwa penyerangan Kakbah. Ada yang mengatakan bahwa Rasulullah lahir tahun 571 M.
Dilahirkan pada Senin pagi 9 Rabiul Awwal, tanggal 22 April 571 M. *ada yang berpendapat lain.

Ketika Aminah melahirkan Rasulullah, ia melihat cahaya yang terang.

Abdul Mutholib sangat senang saat cucunya lahir. Ia memberikan nama Muhammad yang saat itu masih asing. Saat ditanya kenapa namanya Muhammad? Abdul Mutholib menjawab, "karena dia akan menjadi orang yang dipuji dilangit dan dibumi."

Orang yang pertama kali menyusui Rasulullah adalah Thuwaibah, hamba sahaya Abu Lahab, ia juga menyusui paman Rasulullah yaitu Hamzah.

Kebiasaan di Arab adalah kalo ada bayi lahir dirawat selama 2 tahun diluar kota Makkah. Rasulullah pun dirawat di Bani Sa'ad.
Hal ini dengan tujuan
-untuk menjauhkan anak-anak mereka dari penyakit yang biasanya menjalar di daerah yang sudah maju.
-menguatkan fisik anak2, mengkokohkan urat saraf.
-agar anak berbahasa Arab yang fasih sejak kecil.

Rasulullah disusui dan diasuh di Bani Sa'ad oleh Halimah Binti Abu Dzu'aib.
Saat pertama kali digendong, sudah terasa berkahnya.

Pada awalnya, tidak ada yang mau merawat Rasulullah, karena Rasulullah adalah anak yatim.
Saat itu, hanya Halimah yang belom dapet bayi. Halimah bilang "demi Allah, saya tidak akan pulang sampai saya dapat bayi."
Lalu Halimah mengambil Rasulullah.
Saat Halimah menggendong anaknya, air susunya kering, namun saat ia menggendong Muhammad, air susunya mengalir deras, sampai Rasulullah kenyang dan anak Halimah pun kenyang.

Usia 2 tahun, Halimah minta izin agar Rasulullah masih dijaga olehnya. Sampai usia 4 tahun, terjadilah peristiwa pembelahan dada. Teman temannya mengira bahwa Rasulullah dibunuh. Padahal saat itu dada Rasulullah dibelah, dan dibersihkan dengan air zamzam.

Karena khawatir pada peristiwa ini, Halimah mengembalikan Rasulullah kepada ibunya.

Usia 4-6 tahun diasuh ibunda.
Saat Rasulullah di Bani Sa'ad, ia tidak menyadari bahwa ia adalah yatim. Namun saat diasuh ibunya, Rasulullah dijelaskan bahwa ia adalah yatim, ayahnya sudah meninggal. Dan Rasulullah dibawa ke Madinah, untuk ziarah.
Mereka menetap di Yatsrib selama sebulan (Rasulullah memiliki saudara di Yatsrib). Dan saat perjalanan pulang ke Makkah, aminah jatuh sakit lalu meninggal di Abwa, kawasan antara Makkah dan Madinah.
Usia enam tahun, Rasulullah menjadi yatim piatu.

Usia 6-8 tahun, Rasulullah diasuh oleh Abdul Mutholib.
Rasulullah sering diajak Abdul Mutholib untuk ikut meeting pemimpin Makkah.
Abdul Mutholib punya satu tempat khusus di dekat Kakbah, tidak ada satu pun yang berani duduk disitu. Suatu hari, Rasulullah duduk ditempat tersebut lalu ditegor oleh pamannya. Namu kata Abdul Mutholib, biarkan Muhammad disitu.

Sepeninggal Abdul Mutholib, Rasulullah diasuh oleh pamannya, Abu Thalib.
Lebih dari 40 tahun Abu Thalib bersama Rasulullah.
Abu Thalib pernah meminta hujan dengan wasilah diri Rasulullah. Dan saat itu hujan turun.

Rasulullah menjalankan bisnis usia dua belas tahun ke Syam.
Lalu ia saat di busrah, bertemu dengan rahib bernama bahira, ia menyampaikan fakta tentang Nabi terakhir.
Nabi terakhir itu sangat dikenal oleh orang orang yahudi.
Taurot menjelaskan bahwa Nabi terakhir akan muncul di sebuah tempat, antara dua gunung, dan banyak kebun kurma.
Al a'raf 157.

Usia 15tahun sudah ikut perang fijar walaupun saat itu hanya ditugaskan untuk mengambil panah.
Posisinya saat itu, Quraisy sedang melakukan pertahanan.
Perang ini menghasilkan Hilful fudhul (siapapun yang terdzolimi di kota Makkah, maka akan kami bela). Perjanjian ini yang Rasulullah bangga banggakan saat menjadi Nabi.

Usia 25, Rasulullah berdagang ke Syam dengan modal dari Khadijah.
Rasulullah tidak pernah mengambil upahnya sendiri, tapi selalu lewat utusan.

Pernikahan Rasulullah dengan Khadijah adalah pernikahan antara profesional bussiness dan investor.
Pernikahan tersebut berlangsung dua bulan setelah kepulangan dari syam.
Mahar 20 ekor unta.
Rasulullah usia 25 tahun, Khadijah 40tahun.

Perjalanan karir Rasulullah
12-13 magang sama abu Thalib
17 th punya usaha mandiri
25 th investmen manager, setelah menikah dengan Khadijah, Rasulullah menjadi bussiness owner
30 th menjadi investor
35 th financial freedom, selesai urusan dunia.
Memikirkan kondisi masyarakat.

Lima tahun sebelum kenabian, Makkah dilanda banjir yang mengakibatkan Kakbah rusak.
Lalu Kakbah pun direnovasi.
Orang orang Quraisy bersepakat untuk tidak membangunnya kecuali dengan usaha yang baik. Mereka tidak memakai dari uang pelacuran, transaksi ribawi dan hasil pemasaran.
Setelah selesai dibangun, ada konflik peletakan Hajar Aswad. Mereka mengatakan, siapapum yang datang pertama kali dari pintu Kakbah boleh memberikan keputusan. Dan yang datang adalah Rasulullah. Mereka mengatakan, "ya saya percaya. Biar al amin yang memutuskan."

Rasulullah mengambil kain dan meletakan hajar aswad diatasnya. Lalu perwakilan dari masing masing suku memegang kainnya dan mengangkat bersama. Ini adalah keputusan yang adil dan membuat semua orang damai.

Jumat, 02 Oktober 2015

Ada yang salah dari cara kita belajar sejarah. Sebagai mahasiswa tahun kedua di jurusan sejarah, ternyata cara kita selama ini menerima dan mengajarkan sejarah dapat dikatakan salah. Tujuan awal kita belajar sejarah adalah agar kita semakin kritis menerima serangkaian cerita sejarah. Namun ternyata sejarah bukan lagi ilmu yang membuat kritis pemikiran kita, tapi membuat kita terdoktrin dengan pola pikir yang diharapkan rezim pemerintahan.

Sebut saja masa penjajahan yang digembar gemborkan selama 350 tahun. Pada kenyataannya, Indonesia saat itu belum berdiri. Jika penjajahan benar dilakukan, itu hanya terjadi pada beberapa kerajaan. Kerajaan itu pun hanya dibeberapa wilayah setempat. Belum meng-Indonesia atau me-nusantara. Faktanya, Papua adalah wilayah yang dapat dikatakan terjajah paling akhir. Maka adalah salah jika mengatakan Indonesia dijajah selama 350 tahun.

Kesalahan dalam belajar sejarah inilah yang kemudian memudahkan kita untuk menjudge suatu kejadian. Padahal, suatu kejadian tidak akan terjadi tanpa latar belakang. Maka hal utama yang mesti kita tekankan dari belajar sejarah adalah unsur bagaimana dan mengapa.

Beberapa hari ini, kita dihebohkan dengan peringatan G30S/PKI. Seperti yang telah saya jelaskan diatas, tidak mungkin ada kejadian tanpa latar belakang dan pure hanya terjadi pada satu hari. Kita perlu menengok ke tahun tahun sebelumnya. Bagaimana posisi pemerintah dengan rakyat. Posisi partai dengan rakyat. Kita tidak bisa menjudge satu hari yang penuh darah sebagai pure kesalahan satu pihak.

Doktrinisasi sejarah yang selama ini kita terima, membuat daya kritis kita hilang. Kita mendukung semua perkataan pemerintah dalam hal pembelajaran di sekolah. Kemdian tanpa kita sadari ternyata disitulah otak kita sedang di doktrin.

Jujur saya akui, saya belum pernah menonton film G30S/PKI, namun doktrinisasi yang saya dapatkan semasa sekolah cukup membuat saya benci terhadap partai ini. Tapi, setelah duduk di bangku kuliah dan mengenyam pendidikan sejarah, saya belajar keras bagaimana untuk netral. Tidak menilai satu dan lain hal dari satu sisi.
Kita perlu melihat latar belakang dari suatu kejadian, maka kita akan beraifat netral.

Saya bukan pendukung PKI ataupun komunisme, terlebih lagi marxisme. Yang ingin saya tekankan adalah, kita perlu perbaikan terhadap cara belajar sejarah. Agar doktrinisasi sejarah yang berujung pembelokan fakta sejarah dapat kita hindari semaksimal mungkin.
Kita tidak bisa belajar sejarah dari sebuah buku, karena penulisannya mungkin terlalu subjektif. Kita perlu belajar dari banyak buku, melihat dari banyak sudut pandang, memahami, dan kritis. Agar kita tak lagi dibodohi rezim pemerintahan dan berhenti menjudge kejadian dan menyalahkan saudara satu bangsa.

Bukankan yang memperkenalkan komunisme adalah seorang Haji?
Bukankah komunisme menjadi ideologi Sarekat Islam Merah?
Bukankah PKI pernah begitu dekat dengan para santri?

Yuk belajar sejarah, perbaiki cara kita memandangnya, mari belajar netral, hindari doktrinisasi sejarah.

Ayok berpikir kritis!