Rabu, 17 Maret 2021

Agar Bidadari Cemburu Padamu - Salim A Fillah

 

Buku ini bekas, dibeli tahun 2019 waktu ada senior di sejarah UI jual jualin bukunya. Katanya, daripada dipendem di lemari mending dijualin dan hasil jualannya akan disumbangkan kemana ya...lupa.


Pas banget, pengen baca buku ini, tapi belum ada yang minjemin. Akhirnya kebelilah beberapa buku dengan harga yang sangat minimal, lupa berapa. 


Buku ini terbit lama, kayanya pas masih SD. Tapi baru dibaca beberapa minggu lalu. Karena baru meluangkan waktu aja buat ngebacanya.


Ustadz Salim, selalu gitu ya, tulisannya. Penuh hikmah dari shiroh. Bahasanya sastra, untaian katanya tidak terduga, pengibaratannya luar biasa tak pernah disangka. Indah.


Buku ini, layak, sangat layak, dibaca oleh setiap perempuan. Siswi, mahasiswi, istri, mami mami atau yang masih sendiri.


Banyak sekali, pengingat, bahwa Islam datang dengan syariat yang memuliakan perempuan. Sayang, hari ini banyak sekali yang justru memandang Islam mengecilkan peran perempuan. 


Padahal, ada sangat banyak sekali hal hal yang pada masa romawi, Yunani, arab jahiliyah, mesir kuno, bahkan sampai masa dark ages juga renaissance Eropa, mereka sangat tidak memuliakan perempuan.


Lalu Rasulullah hadir dengan Al Quran dan pemuliaannya pada perempuan. Pembatasan poligami hanya 4, sebelumnya tidak diatur. Hukum waris yang sepersekian, sebelumnya perempuan malah tidak dapat warisan.


Bukan bukan, kita perlu memahami sesuai konteks zamannya. Dan sampai hari ini Islam masih relevan. Bahkan sampai kiamat. Akan selalu ada hikmah dibalik alasan persaksian perempuan harus dua orang untuk menggantikan satu orang laki-laki. Ada hikmahnya pasti kenapa Allah mengizinkan memiliki istri empat walaupun pasti berat bagi setiap hati.


Kita hanya perlu banyak banyak belajar untuk memahami jika belum mampu taat seperti para sahabat. Orang orang yang ketika datang syariat langsung mengerjakan tanpa bertanya kenapa 😊


Ah ya, 

Perempuan sholihah, tentu jauh lebih menarik - di surga - dibandingkan bidadari yang banyak itu. Jadi, jangan khawatir kalo nanti laki-laki dapat banyak bidadari. Kita, in syaa Allah, akan selalu lebih indah. 


Ya belom tau juga si, tapi nanti di surga kita cerita cerita ya 🤭


Semoga,

Kita semua jadi orang orang yang dirindukan surga dan membuat bidadari cemburu 😊

Sabtu, 13 Maret 2021

Nafsu

 Sejatinya, kita semua paham betul bahwa yang baik adalah baik dan yang salah adalah salah. Hati kita, entah bagaimana, dapat mengetahui apakah yang kita lakukan baik atau tidak. Dan memang, fitrah Allah, hati kita diciptakan dalam keadaan baik.

Pun juga, pada salah satu dialognya dibuku Sang Pangeran dan janissary terakhir , Pangeran Diponegoro menyampaikan bahwa dosa adalah apa apa yang hati kita gelisah dalam melakukannya. Barangkali ia boleh dilakukan, namun hati kita merasa resah ketika kita melakukannya.

Dan nafsu, tentulah tidak semuanya salah dan tidak semuanya bernilai tanpa manfaat. Namun, hati kita paham bahwa nafsu yang dituruti ini bernilai baik atau tidak ada nilai apapun. Berkat fitrah Allah bahwa hati diciptakan dalam bentuk baik, akhirnya apa apa yang bernilai tidak manfaat maka hati menjadi resah jika terlalu lama dilakukan. 

Akibatnya, hati tidak lagi peka. Tanda tanda fitrah yang Allah berikan pada hati menjadi hilang kepekaannya. Ia, tak lagi merasa bersalah pada nafsu nafsu tak bermanfaat yang kita turuti. Dan itu adalah titik terburuk dari banyaknya nafsu yang dituruti.

Bukan berarti tidak boleh, beberapa hal, ada kalanya tidak dilakukan terlalu sering. Misalnya, saat berpuasa tentu saja kita tidak boleh minum. Padahal saat tidak berpuasa kita pasti minum sepuas yang kita mau. Dan minum adalah halal, namun saat puasa ia tidak boleh kita lakukan. Syariat Allah.

Begitu juga dengan kegiatan kegiatan yang tidak bernilai manfaat. Ia tidak dilarang, namun sebaiknya tidak dilakukan. Sesekali mungkin tidak mengapa asal jangan kecanduan. Namun, untuk hal hal yang telah kita ketahui posisinya adalah dosa, berusahalah semaksimal mungkin untuk tidak melakukannya.

Berat memang, sangat.
Sangat berat sekali.

Iya, setan, jin, iblis dan bangsanya tentu saja berusaha keras menjerumuskan pada lubang kehinaan agar kita tidak berpulang pada tempat asal kita, surga.

Maka, bersyukurlah ketika hati masih merasakan keresahan. Karena ia masih Allah jaga fitrahnya. Dan barangkali itu adalah cara Allah berkomunikasi dengan kita hambaNya.

Mohon doanya semoga kita sama sama dapat melawan keresahan ini dengan terus beramal sholeh.

Barakallahu fiik 💕

Selasa, 09 Maret 2021

Taman Kehidupan - Amar Ar Risalah

 Saat berkunjung ke rumah salah satu senior, saya melihat buku ini, yang ramai di story wa dan instagram. Akhirnya saya baca beberapa paragraf random. Sepulang dari rumah kakak tingkat saya itu, saya putuskan membeli buku ini.


Saya hubungi penulisnya, alhamdulillah, fast respon. Saya diberikan kontak yang mengurus pengiriman. Tertulis bahwa bukunya PO 14 hari. Yasudah. Saya pernah menunggu yang lebih lama dari ini. Eh.


Ternyata, hanya beberapa hari ini, CP mengirimkan resi. Dua hari kemudian sampailah buku ini di rumah. Cepat, tepat dan sangat dimudahkan.


Buku ini langsung memotong jalur antri buku yang mau dibaca. Selesai satu buku yang sedang dibaca, saya menyegerakan baca buku ini.


Deg. Selalu begitu, kalau baca kisah kisah Rasulullah. Gambaran nyata dari kisah yang tertulis seolah terpampang jelas dihadapan. Sampai lupa bahwa saya sedang membaca, bukan menonton.


Tidak kurang, sahabat, begitu gaya penulis menyapa pembacanya, kita sama sama diajak berefleksi bersama. Memetik segala hikmah dari shiroh yang mungkin lupa kita kaitkan dalam kehidupan hari ini. Agar kisah-kisah panjang Rasulullah tidak hanya sekedar kisah pengantar tidur atau sekurang kurangnya sebagai romantisme masa lalu.


Namun, kisah Rasulullah harus banyak banyak kita ambil hikmah dan kita jadikan cermin besar untuk refleksi diri sebelum mengoreksi orang lain. Agar, pada kisah Rasulullah dan sahabat-sahabatnya tentu saja, kita dapat menjadi pejuang pejuang Islam, yang mungkin hari ini bukan pejuang yang mengangkat senjata, namun pejuang yang terus mengajak kebaikan agar beribadah kepada Allah terasa nikmat dan menggiurkan. 


Bukankah Allah menciptakan manusia dan jin hanya untuk beribadah kepada Allah? 

Kamis, 04 Maret 2021

Sang Pangeran dan Janissary Terakhir

 Sebuah review.


Buku ini sebenernya udah gue punya dari 2019 ya. Lama banget hahaha. Tapi akhirnya baru selesai dibaca tadi pagi, ya gimana dong memang ternyata bukunya walaupun fiksi tapi sejarah. Maksudnya sejarahnya dapet banget. Dan gue agak kesulitan baca alurnya yang maju dan mundur gitu. Dan maju mundurnya gak yang sehari dua hari, sebulan dua bulan, langsung lima tahun, 12 tahun atau tau-tau sampe masanya Daendels. Kan jauh banget ya. Tapi karena dengan niat yang kuat dan kasian juga sama bukunya yang gak gue baca baca, akhirnya gue putuskan buat baca. Alhamdulillah. Akhirnya selesai.

Jadi, kalo diminta satu kata buat buku ini, gue gak bisa si. Karena terlalu banyak yang ingin gue tuliskan. Ini novel ter apa ya, ternyata kayanya. Paling nyata yang gue baca. Gue seolah bisa ngeliat pangeran diponegoro dibagian akhir novel ini.

Jadi emang buku ini tetralogi, jadi gue pikir bakalan ngomongin Pangeran Diponegoro terus sampe empat bukunya beres. Eh ternyata malah selesai dibuku satu ini. Dan apa yang terjadi sodara-sodara ketika gue selesai baca buku ini. Hmm.

Gue terakhir sesedih itu baca novel ketika Api Tauhid ngomongin runtuhnya Turki Ustmani. Ternyata, gue baca buku ini lebih sesenggukan. Yaampun, kaya orang abis diputusin. Sedih banget.

Karena emang senyata itu kisahnya. Bahkan ketika Pangeran Diponegoro dikhianati sama Belanda, ya Allah, gue bener-bener cuma bisa doa semoga Allah ridhoi perjuangan Perang Sabil, Perang Jawa ini. Bahkan dibagian ketika nyeritain gimana Pangeran Diponegoro dipengasingan, benteng Makassar dengan kondisi penjara yang jauh dari kata layak. Aduh gue udah gak sanggup. Tapi Pangeran Diponegoro sabar aja gitu. Disitu gue sesenggukan parah. Aduh, itu rasanya ya kaya patah hati banget. Gue berharap orang-orang yang berbuat jahat ke Pangeran Diponegoro diberikan balasan terbaik dari Allah. 

Cuma ada satu si yang menghibur banget, ketika dicatatan kaki Ustadz Salim nulis tntang Perang Sabil yang dikobarkan Pangeran Diponegoro ini adalah efek bola saljunya kemerdekaan. Jadi karena Perang Jawa, akhirnya kas belanda kosong, terus Van den Bosch bikin Tanam Paksa (cuulturstelsel) abis itu akhirnya di Belanda ada yang nuntut politik balas budi, lahirlah politik etis, terus dari politik etis lahirlah kaum pembelajara, dibuka sekolah dan pemuda pada jadi berilmu akhirnya bisa memperjuangkan kemerdekaan dengan cara yang baru.

Gue sangat, sangat, terharu dengan novel ini. gue secara emosional tidak memiliki kedekatan dengan tokoh sebelum pergerakan nasional. Wkwk. Tapi yes, gue bisa memahami dengan baik bagaimana perjuangan Ciptomangunkusumo, Douwes Dekker, apa yang dikepala Soekarno, Hatta, Agus Salim. Gue bener-bener bisa memasukkan hati gue ke kisah pergerakan. Tapi sebelum pergerakan kaya pas kolonial terus perlawanan itu, gue gak memasukkan hati gue ke kisah-kisah itu. 

Melalui buku ini, gue, akhirnya, memahami kenapa kita perlawanannya kedaerahan, kenapa akhirnya ada Londo Ireng (orang nusantara yang mendukung belanda). Ini gak mudah sampe kesini, sampe akhirnya gue bisa merasa memiliki kedekatan emosional dengan Pangeran Diponegoro, tentu ini jangka panjang ya. Tapi dari perjuangannya gue bisa sehusnudzon itu sama Pangeran Diponegoro.

Fix si, emang gue suka sama Ustadz Salim dan tulisannya. Tapi novel ini, terlalu nyata. Perjuangan Pangeran Diponegoro bener-bener merupakan sebuah hal yang harus kita ingat terus bahwa ada seseorang yang berjuang untuk melawan Belanda walaupun dengan semangat yang tidak sama dengan semangat yang ada pada masa Pergerakan Nasional. Dan masuk akal juga kenapa dulu dibilang nya perlawanan yang kedaerahan. Dulu tu ibaratnya Jawa sama Sumatra udah beda kepemimpinan. Udah gak satu suara, jiwa raga kaya kita sekarang. Ibarat mah Singapura malaysia, malaysia brunei, tetangga tapi beda pemerintahan. Namanya juga jaman kerajaan. Jadi gak bisa dibenarkan juga kalo perlawanan dibilang bersifat kedaerahan, orang emang masing-masing berjuang aja. Belum ada semangat persatuan juga. Ada sih, persatuan di bawah wilayah kerajaan masing-masing.

Tapi ini novel sangat perlu dibaca untuk pencinta sejarah dan suka novel fiksi. Bagi yang butuh kedekatan emosional dengan Pangeran Diponegoro kaya gue juga, perlu baca novel ini.

Semoga kita dapat memetik sebaik-baik hikmah dari novel ini ya. In syaa Allah :)

Senin, 01 Maret 2021

28 Februari 2021

 Waktu itu berjalan cepat tanpa kita sadari. Dia gak menunggu kita siap, gak juga menanti kita mau. Dia selalu jalan dan siap meninggalkan siapa saja baik yang berbuat baik atau justru bermalas malasan.

Parahnya justru, 
Saat kita sadar, waktu telah berjalan jauh. 
Kita terlalu terlambat menyadari ini semua. 
Entah apakah sebuah penyesalan dapat menjadi solusi atau tidak. 

Hari ini akhirnya sesuatu yang dimulai setahun yang lalu, menemukan akhirnya. 
Hari ini pula, sesuatu yang dilibatkan enam tahun lalu bertemu dengan akhirnya. 
Hari ini juga, sesuatu yang dimulai sebulan lalu telah sampai pada akhirnya. 

Dan pada 28 Februari 2021 ini terlalu banyak yang berakhir, terlalu banyak kehilangannya, terlalu banyak kesempatan yang terlambat disadari kepergiannya.

Boleh ya, untuk tetap menyesali waktu yang terbuang sia sia atau waktu yang hanya digunakan untuk kegiatan tidak bermanfaat lainnya. 

Boleh juga ya, untuk tetap menyesali dosa dosa yang telah lama dilakukan namun seperti baru kemarin melakukan dosanya.

Bersamaan dengan itu semua,
Semoga sudi kiranya Allah tetap menjaga aib orang orang yang berdosa agar tak sedikitpun ia terbongkar.
Dan semoga Allah ampuni kita semua.