Selasa, 06 April 2021

Handle with Care - Jodi Picoult


Buku ini...

Lebih break my heart,
Gue pernah belajar tentang empathy, dan sebenernya merasa lebih baik ketika kita merasa lebih baik daripada orang lain memiliki istilah sendiri - silakan baca tesis gue._.

Buku ini, dengan jahatnya membuat gue bersyukur bahwa gue lahir dalam keadaan normal, baik baik saja dan bersyukur dengan seluruh lingkungan, keluarga, teman-teman bahkan sekedar orang yang gue liat, dalam kondisi yang serba baik. Walaupun mungkin dalam diri masing masing kita hancur.

Tapi, setidaknya, walaupun tidak ada yang baik-baik saja, kita cukup beruntung dan harusnya pandai bersyukur ketika kita dilahirkan dengan fisik yang lengkap.

Ini tentang willow, yang lahir dengan osteogenesis imperfecta. 

Apa itu? Sesuatu yang bahkan tidak pernah kita bayangkan untuk mendengar istilahnya, tapi penyakit ini ada dan langka. Sebuah penyakit bawaan yang tidak bisa dilakukan apapun tentangnya.

OI, singkatannya terdiri dari beberapa jenis. Yang paling ringan, menyebabkan kau akan mematahkan ratusan tulang dalam rentang waktu singkat. Yang paling parah kematian.

Pertanyaannya, ketika, kau hamil, atau istrimu, kakakmu, adikmu, tetanggamu, temanmu atau hanya seseorang yang kau kenal, ketika melakukan usg terhadap bayinya, kemudian terlihat bahwa bayinya mengidap OI, pertanyaannya, akankah kau mempertahankan bayi itu? Atau opsi berikutnya, menggugurkannya?

Semua pilihan yang sulit.
Bahkan ketika akhirnya bayi itu lahir, dia mampu bertahan hidup, tidak ada asuransi apapun yang memenuhi semua kebutuhan si bayi.


Sampai, akhirnya ibunya willow memutuskan untuk mengajukan gugatan pada sahabatnya yang sekaligus adalah dokter kandungannya.

Malpraktik kelahiran.
Istilah apalagi ini?

Novel ini benar-benar penuh emosi. Tidak ada satupun yang tidak menguras emosi. Bahkan buku lebih dari 600 halaman ini, pada suatu malam, mengantarkan gue pada willow. Bayi pengida OI yang sebenarnya sudah berusia enam tahun namun terlihat seperti ukuran anak 3 tahun.

Tentang langkahnya perlahan yang takut takut melangkah ke tangga. Tentang dia yang berharap agar ibunya tidak membuangnya. Willow sangat raput, bahkan bergeser ditempat tidurnya bisa membuat tulangnya hancur.

Ini sulit sekali. Bahkan untuk membacanya saja sangat sangat sulit. Apalagi untuk tidak terlibat secara emosional.

Bagaimana, jika, si ibu harus berpura-pura tidak menginginkan willow ketika mengajukan gugatan ke dokter sekaligus sahabatnya itu?
Bagaimana perasaan willow?

Bagaimana lagi, perasaan suaminya ketika dia akhirnya merasa istrinya sudah gila karena tidak menginginkan anaknya.

Atau, anak perempuannya yang satu lagi, yang membenci segala kondisi sampai mengidap bulimia, menyayat tangannya dan berubah menjadi klepto. Mengambil barang orang yang tidak bermanfaat.

Novel ini terlalu emosional, dan Jodi Picoult menulis ini dengan baik - untuk menghindari kata sempurna.

Gue rasa ini review teremosional.
Dan buku ini terlalu bagus untuk buku murah yang dibeli di gramedia hampir tiga tahun lalu. Mohon maaf baru sekarang bisa terbaca.

Buku ini mengantarkan pada pemahaman tentang kehidupan keluarga yang tidak mudah, tentang saling bertahan walaupun situasi sulit. Tentang menjadi dewasa ketika usiamu bahkan masih lima tahun? Atau 12 tahun untuk Amalia.

Tentang sahabatmu yang tiba-tiba menggugat? Tentang suami yang tiba-tiba tidak lagi mengenali istrinya?

Tapi ini, tentu saja tentang ibu yang ingin segalanya baik-baik saja dan lebih baik lagi kedepannya untuk putrinya sendiri. Ini tentang itu, dan...

Terkadang kau harus jadi manusia yang buruk demi menjadi ibu yang baik. 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar