Minggu, 05 Januari 2020

Mari Menjadi Cerdas!

Saya agak gereget ngeliat banjir jakarta banten bekasi belakangan ini. Saya berusaha penuh untuk tidak berkomentar, tapi ternyata gereget juga.

Gini gini,

Pada satu titik, ya memang Jakarta sudah sering mengalami banjir. Memang banjir di Jakarta awal tahun ini sangat mengejutkan. Tapi, apa benar jika sampai ada sekelompok orang yang menamakan diri mereka sebagai Tim Advokasi Banjir tapi tujuannya menuntut Anies sebagai gubernur Jakarta yang gagal memanaje jakarta.

Wah.

Gak abis pikir.

Gini,
Hasil BMG, dalam 154 tahun, ini curah hujan terbesar. Harusnya sampe sini, orang orang berfikir ya. Duh saya lupa perbandingannya kaya apa, tapi hujan yang cuma dari 31 desember sampe 1 January ini sama seperti hujan di Jakarta selama beberapa bulan.

Kemudian, ujan yang turun itu, gak cuma di Jakarta. Tapi juga bekasi, tangerang, Bogor, bahkan terakhir yang parah itu di lebak. Dan, mereka nuntut gubernur yang gabisa kerja?

Lagi,
Bertahun lalu, banjir di Jakarta juga makan korban. Kerugian juga gak kalah besar. Dan kenapa baru sekarang mereka kepikiran untuk nuntut gubernur?

Wah.

Gue juga merhatiin banget kok sedari pagi tanggal 1 semua langsung siap siap, evakuasi, kumpulin donasi. Maksud gue, anies itu terlihat turun ke rakyat loh, bantu bersih bersih, maksud gue, mana gubernur yang lain, mana presiden, bahkan postingan pertama presiden di ig itu isinya semangat baru dan yang semacemnya. Iya itu gak salah, tapi ini banjir gak cuma di Jakarta, dimana mana. Tolonglah, yang lebih urgent kan banjir. Tahun baru cuma ganti hari kok. Kesel.

Belum lagi artis artis, orang orang yang main asal menyalahkan. Ya gue bersyukur rumah gue gak kebanjiran, tapi ini yang kebanjiran gak cuma lu doang wey. Kalo misalnya orang Kampung Pulo mau nuntut, mau menghujat, dari dulu mereka udah menghujat gubernur, cuma mereka punya kesadaran emang Jakarta ini isinya rawa, tempat air, harusnya paham, kita yang udah ganggu keseimbangan alam. Salah sendiri lah, tempat air kok dijadiin tempat tinggal. Gangerti lagi.

Coba lah belajar sejarah Jakarta.
Jangan menghujat Jakarta, menghujat gubernur tapi gatau sejarah Jakarta.

Makanya gue mengajak orang orang menjadi cerdas, melihat sejarahnya, aspek geografisnya, dan segala macem keilmuannya.

Jangan apa apa dipolitikin. Maksud gue gini, kalo pun ini terjadi di masanya ahok, jokowi atau djarot sekalipun, gue gak akan pernah kepikiran buat nuntut gubernur. Apalagi gue sadar banget hujan di tanggal 31-1 kemaren itu luar biasa deres.

Cobalah berkaca, bumi ini emang udah tua tapi jumlah manusia makin banyak. Lahan resapan justru dipake buat tempat tinggal ya harus terima resikonya. Belom lagi uler kobra, perasaan gur gada deh berita walikota Depok dituntut gegara bisa bisanya di rumah orang ada uler kobra.

-_-

Gini, mari untuk tidak menyalahkan orang lain, mari belajar untuk menjadi solusi atas permasalahan. Mari menjadi cerdas dan lebih terbuka pada pemikiran yang berbeda. Mari terus mencari tau dari berbagai sumber sekalipun sulit untuk percaya.

Mari membaca, mari menjadi cerdas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar