Rabu, 19 Agustus 2020

i choose to be happy!

Time flies, everyone cries, another happy, some of them just let past go. 

Tertawa, sedih, bahagia, nangis, udah pasti ada di kehidupan setiap manusia. Masa lalu yang bahagia harus dilewatkan, masa lalu yang sedih juga mesti dilewatkan. 

Semuanya berlalu silih berganti. Jadi, gak ada yang abadi. 

Bahkan memori, kadang ada hanya untuk sekedar dilupakan. Mereka jadi sisa sisa kehidupan yang kita gak tau apakah besok lusa masih bisa dikenang atau tertimbun memori baru. 

Hari ini bisa jadi begitu bahagia, besok sore bisa jadi makin bahagia atau malah hancur berantakan. Ya, semua bisa aja terjadi. Karena hidup gak ada satupun yang bisa prediksi. 

Bahkan fisika bisa salah, matematika bisa salah hitung, ledakan chernobyl bisa aja terjadi. 

Terus hati kita patah, hancur, luka mendalam. Sedih gak ada akhir, sampe lupa kebahagiaan kebahagiaan kecil sesederhana bisa nafas tanpa alat bantu. 

Begitu manusia, dan manusia akan terus begitu. Sampai nanti, sampai mati, sampai kaki menapak surgawi. 

Tak ada yang abadi, apalagi kebahagian. 
Tak ada yang abadi, juga termasuk kesengsaraan. 

Bahagia abadi ada di surga, 
Sengsara abadi, ada di neraka. 
Selangkah masuk surga, sengsara neraka seketika sirna. 

So I chose to be happy for myself, 
I'm happy being a moslem, 

I'm just crazy happy to know that in the end, heaven is patiently waiting me. 

So, right now I'm preparing myself to be heaven's citizen as soon as I can 🤓

Tidak ada komentar:

Posting Komentar