Jumat, 15 Oktober 2021

 Allah itu, gak selalu kita mengerti dan pahami makna bahasa cintaNya. Karena manusia seringkali hanya hidup untuk masa sekarang. Sedangkan Allah berbahasa untuk setiap zona waktu yang ada.

Sekarang, kita bisa lihat bahwa ada hal hal yang menyakitkan, tapi besok lusa ternyata membawa berkah. Atau kemarin kita bahagia karena satu hal, tapi besok justru menyedihkan. Ini, bisa jadi, karena pengetahuan manusia terbatas. Dan perasaan tidak ada yang abadi, sedangkan Allah maha mengetahui.

Tidak mudah memang, mengakui bahwa Allah yang maha mengatur segalanya, lebih tau tentang diri kita. Terlebih karena apa yang membuat kita bahagia sekarang seringkali dipandang sebagai sesuatu yang membahagiakan selamanya. Padahal, besok besok tidak.

Lucu kan?

Penguasaan zona waktu sekarang manusia inilah yang seringkali membuat bahasa takdir Allah sulit terbaca. Jadi, seringkali perlu refleksi mendalam terhadap kejadian yang satu dengan kejadian yang lainnya. Melihat pola, sebab akibat, kekurangan dan kelebihan serta hal hal yang tidak terbaca lainnya diwaktu sekarang saat kejadian tersebut terjadi. 

Jika berhasil, maka bahasa cinta Allah akan lebih mudah sedikit sedikit dipahami. Bisa saja dengan cara yang luar biasa seperti tiba-tiba terilhami atau bahkan dengan renungan panjang panjang sampai pada tahapan, apa ya makna bahasa takdir Allah yang ini?

Kalau masih sulit, tidak apa-apa. Ternyata dalam Al Quran sudah secara jelas ditukis, bisa jadi kita menyukai sesuatu padahal itu tidak baik untuk kita dan bisa jadi kita tidak menyukai sesuatu padahal itu baik untuk kita.

Tau darimana kita bahwa itu baik atau tidak untuk kita tanpa kita merasakan secara langsung? Bukankah harus didapatkan dulu atau ditolak dulu?

Nah itu, bahasa cinta dan juga bahasa takdir Allah.

Bukan untuk dibaca dan dipahami oleh mereka yang mengaku beriman tapi tidak mau diuji. Bukan untuk mereka yang mengaku hambaNya tapi mengabaikan kewajiban padaNya.

Lantas, sudah seberapa banyak kita coba memahami bahasa bahasa cintaNya?

Atau, gini deh, sebelum jauh jauh memahami bahasa cintaNya.

Sudah sejauh apa berkomunikasi denganNya? Seberapa sering? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar