Jumat, 27 Juli 2012

jari jari menari

malam itu, aku terduduk.
suasana sudah hening.
ku raih laptop ku, dan mulai mengetik.

entah apa yang akan kutulis,
api ku biarkan saja jari jari ku menari menghiasi lembar demi lembar halaman ini.
aku ingat,
hari itu komputer begitu asing,
untuk mengetik satu kata dibutuhkan waktu beberapa detik.
kini? jari jari ku dengan mudahnya menari di atas keyboard.
bahkan untuk lomba mengetik cepat aku bisa menjadi juaranya.
mengetik. ku biarkan semuanya mengalir begitu saja.
inspirasi itu tertuang begitu saja saat kubiarkan jari ku menari di atas keyboard.

aku tertegun.

ku buka pikiran ku lebih luas.
aku melihat setumpuk novel disamping laptop tua ku,
entah kapan nama ku tertera di cover buku itu.
entah kapan aku memiliki nama pena,
entah kapan orang orang akan membaca tulisan ku

untuk apa jika setiap malam kubiarkan jari jari ku menari,
kalau ternyata hasil dari tarian indah itu tidak ada artinya.

tumpukan buku itu, mulai dari novel, komik, sajak, tips tips berpidato, dan lain lain
jari jari ini ingin sekali menjadi bagian dari isi buku itu.
tapi kapan?

aku kembali tertegun.

start > document > kumpulan cerpen

kulihat file demi file cerpen yang sudah kutulis.
sejak kelas 3 SD, sudah kubiarkan jari ku ini menulis.
kumpulan cerpen pun sudah banyak.
kapan cerpen ini akan dibaca oleh orang orang?
ha-ha-ha

keberanian, sedikit pun tidak kumiliki.
rasa takut akan kritik,
rasa takut akan penolakan,

rasa takut akan segala hal yang selalu membuat ku ragu.

kini, kubiarkan jari jari ku terus menari cantik di atas papan keyboard,
dan menuangkan segala isi pikiran ku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar