Jumat, 23 November 2012

aku kamu dan hujan

rintikan hujannya mulai membasahi bumi...
kamu ingat dulu kita pernah duduk disana, memandang warna langit yang berubah menjadi kelabu.
dulu kita bertanya tanya sendiri, kenapa hujan itu identik dengan warna langit yang kelabu.
sampai sekarang kita masih belum menemukan jawabannya.
aku ingat, saat langit sudah semakin gelap, orang orang pergi mencari tempat yang tidak memungkinkan mereka terkena hujan. tapi saat itu, kita masih duduk menatap langit dan terus bertanya tanya berbagai macam hal bodoh. hal bodoh yang membuat kita tertawa. aku masih dapat tersenyum jika mengenang hal itu.
tes.... tes..... tes....
rintikan hujan itu membasahi hidung ku. lalu, satu satu rintik rintik hujan itu datang membasahi pipi, mata, dan kita mulai tersadar ini bukan gerimis, tapi ini hujan deras. tersadar dari lamunan, kita mulai panik mencari tas, memakai jaket, mencari payung, tapi ternyata kita tetap saja basah semua. akhirnya kita tertawa melihat seluruh tubuh kita yang sudah tersiram air hujan itu.
tidak peduli semua orang memperhatikan tingkah kita yang seperti orang bodoh yang menertawakan diri sendiri, kita mulai berlari, tertawa, bermain air ditengah hujan. semuanya begitu indah.
aku, kamu, dan hujan.
tawa bahagia yang begitu lepas, senyum yang begitu menawan, hujan yang begitu deras, dan aku yang begitu bahagia.
kita dan hujan.
aku mulai kedinginan setelah berlama lama bermain hujan, tanpa ku katakan, kau sudah mengerti.
kau tarik diriku dari tetesan hujan itu mencari tempat teduh.
sayang sekali, semua barang bawaan kita basah. aku hanya duduk mulai menggigil kedinginan, berusaha tersenyum menatapmu, yang saat itu aku tidak tau kau sedang melakukan apa. sibuk sendiri.
tapi dapat kulihat jelas, kau begitu panik, kau memeras jaket mu, kau keluarkan semua barang dari tas mu, dan aku masih ingat dengan jelas senyum kemenangan mu saat menemukan handuk kecil yang selalu kau bawa kemana mana itu masih kering.
aku menyenderkan kepala ku kedekat tiang, aku mulai mengantuk, aku mulai merasa lemas, aku tidak bisa merasakan tangan ku. semuanya begitu dingin.
tiba tiba ada kehangatan yang datang. kepala ku mulai di kompress, tangan ku merasakan air yang begitu hangat. aku bisa merasakan diriku lagi.
samar samar aku mendengar komentar penjaga warung itu, "kalo gampang sakit jangan main ujan ujanan mbak...." kau tertawa mendengar nasihatnya. "iya pak, abis tadi tanggung, udah basah semua, ujan ujanan aja sebentar, haha. lagian ada saya, saya akan jaga dia terus"
aku tersenyum, kata katanya itu.... aku tau banyak wanita di sekeliling ku yang iri mendengar perkataannya.
aku membuka mata ku, dan tersenyum menatapnya. "gombal, hahaha"
"biar gombal kamu seneng kan? hahaha" kami tertawa bersama.
minum teh, sambil terus menatap hujan.
"kamu tau kenapa tadi aku memperhatikan perubahan warna langit menjadi kelabu?"
aku menggeleng mendengar pertanyaanmu. ku minum teh ku, dan kembali menatap wajahmu.
"langit cerah, lalu mendung, lalu gerimis, lalu hujan deras, hujan berhenti, langit tidak terlalu mendung, lalu ada pelangi." dia menatap ku. "mengerti?" aku menggeleng.
"semua perubahan itu, pada akhirnya akan menjadi pelangi. aku suka pelangi karena pelangi begitu indah. aku yakin, semua tahapan tahapan perubahan itu akan menjadi pelangi yang indah. karena semua itu akan indah pada waktunya."
aku tersenyum mendengar kata katamu.
aku tersenyum mengenang semua kejadian itu.
dulu, di hari itu, aku percaya semua akan indah pada waktunya, aku percaya semua perubahan akan menjadi pelangi yang indah, dan aku percaya, saat kau mulai berubah, kau sedang menciptakan pelangi mu sendiri. dan aku belajar untuk percaya, pelangi indah yang kau ciptakan ternyata bukan bersama ku.
pelangi ku dan pelangi mu ternyata berbeda.

aku, akan terus mengenangmu disini, bersama hujan.
aku, kamu dan hujan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar