Jakarta, 26 November 2014
Arsip Nasional Republik Indonesia –
Hari ini mahasiswa Universitas Negri Jakarta jurusan sejarah melakukan
kunjungan ke gedung arsip. Ini merupakan salah satu kegiatan perkuliahan mata
kuliah Pengantar Ilmu Sejarah. Dengan ditemani dua dosen, Pak Abrar dan Pak
Humaidi, mahasiswa jurusan sejarah berangkat ke gedung arsip pukul 10.30 WIB.
Selama perjalanan
cuaca cukup cerah dan panas, para mahasiswa sampai disana pukul 11.30 menjelang
waktu zuhur. Namun, sekitar pukul 12.00 hujan turun. Acara yang semestinya
dimulai pukul 12.30 mundur menjadi pukul 13.30. tapi hal ini tidak menyurutkan
semangat mahasiswa demi mengetahui tentang kearsipan nasional.
Acara dimulai
dengan pemutaran video arsip. Bagaimana arsip arsip diselamatkan dari banjir, pengolahan
arsip arsip penting yang terkena air, ditunjukan pula gedung arsip sejak zaman
Belandadan tentang peresimian diorama oleh Presiden SBY pada tahun 2009. Dari video
tersebut, diketahui bahwa ada lebih dari dua juta foto bersejarah dan kertas
yang panjangnya tiga puluh ribu kilo meter.
Naskah proklamasi
yang ditulis tangan oleh Soekarno pun juga masih disimpan dengan rapi, namun
sayang telah terkena noda cat berwarna putih yang tidak diketahui asal mulanya.
Juga terdapat surat pengunduran diri Soeharto disertai permohonan maafnya. Kemudian
ditunjukan pula surat perintah sebelas maret namun tidak lengkap karena ada
beberapa bagian yang hilang. Agar arsip tentang supersemar ini lengkap, pihak
ANRI mewawancarai adik dari Presiden Soeharto yang suaranya direkam dan
dijadikan sebagai arsip pula.
Dalam ANRI
ditemukan pula kertas yang paling tua yaitu kontrak dagang VOC. Kertas tersebut
masih tersimpan dengan baik disebabkan karena kualitas kertasnya yang bagus dan
disimpan ditempat yang bersuhu pas untuk kertas tersebut. Sistem kearsipan
telah ada sejak masa colonial namun sempat terhenti pada masa pemerintahan
Jepang. Pemerintah Belanda sejak dulu telah terbiasa menuliskan catatan harian
tentang peristiwa peristiwa penting yang terjadi disetiap harinya.
Acara dilanjutkan
dengan materi oleh Bu Hapsari dari bagian pelayanan ruang baca. Ia menjelaskan
tentang naskah konvesional dan media baru. Konvesional adalah arsip tekstual
yang berupa kertas, kartografi dan kearsitekturan. Sedangkan media baru adalah
arsip nontekstual berupa video, suara, microfilm.
Dalam materinya,
Ibu Hapsari juga menjelaskan tentang tata cara melakukan penelitian, pemilihan
tema dan mencari referensi. Satu hal yang Bu Hapsari tekankan adalah ketika
kita membaca dan mempelajari sejarah, perasaan nasionalisme itu akan muncul
dengan sendirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar