Senin, 10 April 2017

Hari ini saya belajar bahwa sehat benar benar harga yang mahal dan seringkali lalai untuk disyukuri.

Menelan ludah contohnya. Pernah bersyukur karena menelan ludah? Emmmm, saya lupa pernah atau tidak. Lalu anggaplah saya tidak pernah mensyukuri nikmat yang satu ini.

Dan sekarang, saya belajar bahwa ternyata menelan adalah hal yang harus bahkan sangat harus untuk kita syukuri. Ketika akhirnya menelan menjadi begitu memilukan, menyakitkan, baru kemudian saya sadar bahwa bisa menelan adalah hal yang besar.

Saya bisa menelan. Nasi, minum, air liur, atau apapun, saya bisa. Bedanya adalah diperasaan sakitnya. Ketika sehat, tak ada yang dirasa bahkan sampai melupakan bahwa ini adalah hal indah untuk disyukuri. Lalu saat sakit, ah rasanya jika badan tak butuh makan dan minum, maka pastilah diri ini sanggup puasa berhari hari agar menghindari yang namanya menelan.

Pun jika badan telah sanggup tak makan minum, masih ada yang harus ditelan. Produksi air dari mulut kita sendiri. Ah rasanya menelan ludah pun sakiiittt sekali. Sampai ke kuping. Sampai tak bisa bersin. Tak bisa batuk. Tak bisa bicara lama. Tak mau tersenyum. Sakit ketika ingin berlama lama sujud.

Apa harus diberi sakit dulu baru bersyukur?

Sepertinya iya.

Ya Allah, terimakasih atas nikmat sakitnya. Hamba jadi sadar lagi bahwa jangan lupa untuk bersyukur sekalipun nikmat itu tak terlihat atau bahkan tak terasa nikmat.

Terimakasih sekali lagi untuk selalu mengingatkan. Untuk selalu menegur, untuk selalu mengizinkan hamba menjadi hamba Mu.

Izinkan hamba menjadi hambaMu selalu ya Rabb. Sampai nanti. Sampai mati. Sampai bertemu denganMu nanti 💕

Tidak ada komentar:

Posting Komentar