Selasa, 18 April 2017

Ketika Allah Cabut Nikmatnya Beribadah

Sholat, dzikir, tilawah adalah beberapa bentuk dari yang namanya beribadah kepada Allah. Selain karena Allah mewajibkan hal tersebut kepada manusia, Allah juga menjadikan perasaan manusia butuh untuk beribadah kepada Allah. Karena hati itu fitrah, keinginan untuk beribadah itupun fitrah dari Allah.

Masalahnya​, sekarang adalah mengapa masih banyak orang orang bermaksiat ketika Allah telah berikan fitrah untuk beribadah kedalam hati hati manusia?

Hati manusia mulanya bersih, lalu oleh perlakuan manusia itu sendiri kemudian berubah-ubah menjadi hitam tertutup fitrah. Keinginan beribadah awalnya masih ada, tapi sudah kehilangan ruh nya. Ibadah hanya sekedar ritual, dan tidak lagi bernilai. Ketika hal ini terjadi, Allah kemudian cabut nikmat nya beribadah.

Pada suatu hari ada seorang sahabat bertanya kepada sayyidina Umar bin Khattab, kurang lebih isinya seperti ini, "Ya Umar, kenapa saya bermaksiat tapi Allah tidak menghukum saya?" Kemudian sayyidina Umar bin Khattab menjawab, "sesungguhnya Allah telah menghukum mu dengan mencabut nikmatnya beribadah. Ketahuilah seburuk buruknya hukuman adalah Allah cabut nikmatnya beribadah."

Astaghfirullah..

Saya, belum sempurna, bahkan jauh dari kata baik. Ketika dosa dosa saya menggunung, Allah masih dengan relanya menutup aib aib saya. Ketahuilah, bahwa Allah tutup aib kita pun adalah nikmat yang mahal. Karena ketika Allah bukakan aib aib kita, berkaca saja kita malu. Bangun dari kasur saja, malu. Tapi Allah Maha penyayang. Allah tutup aib hambaNya. Bahkan Allah melaknat orang yang membuka aibnya sendiri dan berbangga bangga dengan maksiatnya, sedangkan Allah menutup aibnya.

Ya Allah..
Sesungguhnya ini adalah pengingat bagi diri saya sendiri, karena Allah Maha baik mau menutup aib saya.

Berilah celah dihati kalian untuk ketidaksempurnaan saya. Sehingga ketika Allah izinkan kalian tau sedikit saja dari aib saya, semoga kalian memaafkan diri ini karena terlalu banyaknya dosa dosa yang tersembunyi. Kelalaian yang tak terungkapkan. Ketidaksempurnaan saya yang nampak jelas.

Semoga Allah mengampuni saya dari semua prasangka baik orang orang terhadap saya, karena sesungguhnya saya jauh dari kata baik.

Semoga Allah ampuni saya yang menutup aib dengan rapat karena tak mau dipandang buruk oleh manusia.

Semoga Allah, memandang saya baik seperti manusia yang menilai saya dengan baik. Sempurna. Tanpa cela.

Ya Allah...
Kembalikan nikmat beribadah kepada hati yang gersang.
Tutup aib diri yang menggelapkan hati.
Kembalikan hati agar sekalipun ia terbolak balik, selalu berhasil melangkah lebih dekat menuju Mu.

Aamiin aamiin aamiin ya rabbal alamin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar