Rabu, 25 November 2015

tentang guru dari Indonesia Mengajar yang akan datang ke SD di dekat kampung saya.

Selamat hari guru para guru dan calon guru!

Bagian tersulit dan yang mengagetkan adalah saat kakak saya bilang bahwa SD tempat dia bekerja akan didatangi guru dari Indonesia Mengajar. Pertanyaan yang datang ke kepala saya saat itu adalah "woaw, seterpencil itu kah kampung halaman saya?"

Saya hanya lahir di kalimantan, untuk tumbuh dan besar, saya sudah tercampur baur budaya heterogen jakarta. Namun, karakter didikan orang tua saya tidak lepas dari gaya kalimantan dan lampung.

Bersekolah di jakarta bahkan sampai mengenyam bangku kuliah juga di Jakarta, membuat saya geleng geleng kepala saat mengetahui SD di dekat kampung halaman saya akan didatangi guru dari Indonesia mengajar. Saya pikir kampung halaman saya sudah cukup modern, ternyata....

"Kak, emang SD disana kaya gimana si?"
"Ya kaya gitu, SD di kalimantan gimana si, jauh, mesti lewatin jembatan yang serem, kalo ujan becek, licin, mesti hati hati."

Kakak saya lulusan pendidikan luar biasa, murid yang dididiknya sekarang pun juga tak kalah luar biasa.

Iya itu kalimantan, tempat saya dilahirkan. Jauh dari kota, masih rutin mati lampu. Dekat sungai yang dihuni buaya. Masih rumah panggung, dengan rawa rawa di kolongnya. Sesekali ular bisa masuk ke dalam rumah. Kadang kita kesulitan air bersih, sampai harus menyalakan air di jam jam tertentu. Makanya rumah rumah di kalimantan, khususnya di kampung saya, punya banyak drum untuk menyimpan air.

Terakhir saya kesana waktu lulus SMP, saat kakak saya menikah. Bukan hal yang mudah untuk kembali hidup disana dengan segala keterbatasan dan harga yang luar biasa mahal.

Saya ceritakan hal ini ke teman teman, tentang guru dari Indonesia Mengajar yang akan datang ke SD di dekat kampung saya.

Lalu mereka bertanya,
"Tuh na, mau pulang ke kampung halaman gak lu? Ngebangun desa."

Saya tersenyum. Pertanyaan ini sampai sekarang belum dapat saya jawab. Menurut kamu gimana?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar