Senin, 11 September 2017

-sebuat note untuk diri sendiri-

Bahwa menuntut ilmu butuh kesungguhan untuk menjalaninya. Karena dibandingkan orang beriman, Allah akan mengangkat orang orang berilmu beberapa derajat.

Memang, ujian dalam menjalaninya tidak mudah. Di berbagai daerah terpencil misalnya, akses, fasilitas, atau tenaga pendidik masih sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan ilmu bagi masyarakat.

Tapi di daerah perkotaan ketika akses mudah, fasilitas serba ada, bahkan pembicara sudah sekelas professor, masih saja ditemukan orang orang yang "kesulitan" menuntut ilmu.

Sebenarnya darimana datangnya kesulitan ini?

Imam Syafi'i pernah dinasehati oleh gurunya, bahwa agar mudah dalam menuntut ilmu dan dalam menghafal ilmu, hendaklah ia meninggalkan dosa dosa. Karena ilmu adalah cahaya dari Allah, dan Allah tidak memberikan cahayaNya kepada orang orang yang berbuat dosa.

Maka, hari ini, kita ketahui bahwa kerusakan-kerusakan moral tidak lagi sulit ditemukan, kecacatan dalam bidang pendidikan bukan hal asing untuk diperlihatkan, dan kebanggaan dalam berbuat dosa-dosa bukan hal yang aneh untuk dipamerkan.

Ketika hari ini dunia semakin rusak, maka tunggulah ketika ilmu semakin sulit di dapat. Jangan sampai kita turut berkontribusi dalam kehancuran dunia. Biarlah orang lain saja yang sulit dalam menuntut ilmu, kita jangan. Orang lain saja yang sibuk mengejar dunia, kita tidak usah.

Semoga Allah ridho dalam urusan kita, melapangkan kita dalam majelis ilmu, memudahkan kita dalam menuntut ilmuNya, mengizinkan kita untuk selalu meluruskan niat hanya untukNya.

-sebuat note untuk diri sendiri-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar