Kamis, 07 Februari 2019

Hari itu giliran KBRI Malaysia yang kita datengin. Naik grab dari hotel bayar 17ringgit tapi biar mecahinnya adil jadi bayar 18ringgit.

Gak lama kita nyampe.
Sempet ngobrol sebentar sama supir dan singkatnya kita langsung sampe ke KBRI.

Diterima sama duta pendidikan dan kebudayaan yang sebelumnya udah email siap nerima kedatangan anak anak baktinusa.

Diskusi berjalan lancar. Pak erwin baik, pak farid baik. Pak Farid ini kepalanya. Sama pak erwin kita diskusi banyak, kapan kapan gue tulis, tapi sekarang gue mau ceritain hasil ngobrol sama pak farid.

Gue enggatau si bapak punya "apa" yang akhirnya ngebuat gue bisa nangis hampir sesenggukan ditengah kunjungan tokoh kali ini. Dari sekian banyak, baru kali ini gue sesenggukan segitunya. Lebay asli.

Tapi si bapak yang hadir diawal kemudian izin bentar buat ketemu wakil duta besar, balik lagi langsung dengan to the point bahas Pendidikan.

Panjang banget omongan nya, nanti gue ketikin.

Tapi yang paling ngebuat gue emosional adalah kata kata bapaknya yang bilang,

"kalian ini termasuk yang beruntung loh bisa kuliah sampe level ini. Kalian termasuk yang sedikit. Bayaran kalian itu gada apa apanya dibandingkan dengan apa yang kalian dapatkan di kampus. Kalian bayar 10jt yang teknik tapi fasilitas kalian harganya bermilyar milyar. Gada apa apanya uang bayaran kalian itu.

Terus uang siapa yang dipake?

Ya uang orang orang itu, ada orang orang yang 'mengalah' supaya kalian bisa kuliah, bisa pinter dan memberdayakan orang orang lain.

Kalian berutang sama pengamen pengamen, pengemis. Mereka dengan ketidaktahuan nya mengalah demi kalian yang kuliah. Ibaratnya pemerintah punya uang 500juta. Daripada dikasih ke orang miskin terus buat mereka makan dan yaudah gada hasil lainnya, lebih baik buat ngebiayain kalian kuliah, sekolah, ngasih beasiswa. Jadi sebenernya orang orang di jalanan itu mengalah sama kalian. Kalian punya utang besar sama mereka. Nah pertanyaan nya, kalian bisa gak bales mereka yang udah ngalah buat kalian?

Gausah mikirin bales orang tua dulu, pikirin tu bales orang orang itu. Makanya setelah nanti sarjana tugas tugas kalian yang membantu mereka."

Sebenernya isinya panjang dan mengharukan, tapi gue sampein segitu sebagian gambaran awal aja.

Gue dengerin itu sesenggukan guys, bayangin dong pengamen pengamen itu dalam ketidaktahuan nya harus mengalah demi masa depan gue yang sedang diusahakan.

Cobadeh, barangkali kalo boleh milih, dia lebih milih sekolah daripada harus duduk jaga warung. Kenapa juga harus ngalah sama orang yang gak dikenal kan.

Hm.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar