beberapa hari yang lalu baru aja nonton film Alone, dan yaa bisa dibilang filmnya lumayan serem sekaligus ngagetin. ada beberapa bagian yang kita gak tau kalo hantunya mau nongol.
film ini mengambil lokasi di dua negara, Korea Selatan sama di Thailand. bahasa yang digunakan juga bahasa Korea sama Thailand, tapi kalo pake subtitle semuanya jadi satu bahasa ~
lanjut ke film, cerita ini tentang anak kembar siam yang salah seorangnya memutuskan untuk memisahkan diri setelah hidup kurang lebih 15 tahun bareng dan dempet. tapi pemisahan mereka itu gagal, jadi salah satunya meninggal. anak kembar itu namanya Ploy sama Pim, yang meninggal itu si Ploy, setelah ploy meninggal, Pim memutuskan untuk pindah ke Korea sama Vee - orang yang dia sukain.
Pim tinggal di Korea sama Vee dan ninggalin ibunya.
setelah beberapa tahun tinggal di Korea, Pim ditelfon sama rumah sakit, katanya ibunya kena stroke jadi dia harus segera kembali ke Thailand. dengan berat hati Pim pun balik ke Thailand, tapi hidupnya sama sekali gak tenang disana. Ploy selalu menghantui dari segala sisi. it's so scary.
berbagai kejadian muncul hingga suatu hari Vee nengokin Ibunya Pim di kamarnya, sendirian. Pim lagi ketakutan sendiri di rumah soalnya arwah Ploy menghantui dimana mana.
setelah beberapa kejadian aneh, dan Vee selesai ketemu sama ibunya Pim. kebenaran pun terungkap.
Vee menghampiri Pim yang sedang ketakutan sendirian di kamar. Saat melihat Vee datang, Pim merasa begitu bahagia, ketakutannya sedikit sirna, tapi ada yang aneh. tatapan Vee seperti tatapan orang jijik. saat itu juga Vee menyuruh Pim untuk mengaku, siapa dia sebenarnya.
jeng jeng...
Vee shock mendengar kebenaran yang baru saja terungkap dari mulut ibu Pim dan Ploy. segera Vee berlari menuju ke sebuah makam besar yang bertuliskan sebuah nama di nisannya. "Pim."
jadi selama ini yang tinggal bersamanya adalah Ploy? bukan Pim? Vee merasa amat sangat dibohongi, dia kecewa sejadinya. ingin rasanya segera menghabisi nyawa Ploy yang dengan beraninya mengaku ngaku sebagai Pim. mereka kembar secara fisik bukan berarti mereka sama. itulah yang ada dipikiran Vee.
Ploy yang merasa takut, berusaha membunuh Vee, iya mengikat Vee di kursi dan menyiram rumahnya dengan minyak tanah. tapi rupanya Vee cukup lincah, ia pun bisa melarikan diri, bersembunyi di dalam rumah. Ploy dengan mata elangnya mencari cari Vee hingga pada akhirnya dia mengeluarkan pemantik dan berkata "Vee, keluar, atau akan ku bakar rumah ini!" Vee pun keluar dan berusaha mengambil pemantik itu. tapi....pemantiknya jatuh, dan rumah pun terbakar.
sekian.
belom deng.
Vee berusaha kabur, tapi Ploy gak ngebiarin Vee kabur.
akhirnya, setelah beberapa adegan seru, film pun berakhir.
kalo mau tau akhirnya nonton aja filmnyaaa :p
sometimes, you just need to share, and sometimes you need to keep it in your memory
Senin, 19 Agustus 2013
Alone - Thai Horror Movie
Kamis, 08 Agustus 2013
Ini Kisah Ku!
Ini kisah ku, bagaimana pun caranya, ini adalah kisah ku.
menjadi orang yang tiba tiba masuk ke dalam kehidupan orang lain memang tidak mudah, terlebih lagi jika kau harus menjadi orang ketiga untuk sementara waktu. iya, untuk sementara waktu. karena ini kisah ku, maka aku akan menjadi peran utama perempuan, bukan menjadi orang ketiga.
kisah ini berawal disaat semuanya mulai hancur berantakan. saat cinta sudah tidak bisa berkata kata, saat semua perkataan maaf hanya bisa diterima dengan percuma, tak ada gunanya.
matahari masih terbit dari timur, dia masih bersinar cerah. tapi....hari ku mendung.
aku berjalan memikirkan semua masalah ini, kehidupan ku yang mulai berantakan. sebagai seorang pelajar, bukan kah tugas mu belajar? bukan bekerja kan? tapi...ahh, orang tua ku terlilit hutang dengan rentenir itu. apa yang harus ku lakukan?
hari ini rasanya aku malas sekali berangkat ke sekolah. pura pura sakit dan berbaring di rumah mungkin akan menjadi obat yang paling manjur untuk ku.
ibu, dengan mudahnya mengizinkan aku untuk tidak masuk hari ini, tapi...kenapa? tumben. sudahlah, manfaatkan saja.
sejam dua jam aku berleha leha di atas kasur, datanglah orang itu. orang orang yang membuat hidup ku berubah 180 derajat. mereka berpakaian amat sangat rapi, mengenakan kemeja, jas, sepatu, dan kaca mata yang sama. aku yakin mereka bukan boy band. lalu mereka siapa?
aku mengintip ke arah ruang tamu dari lubang kunci yang ada di pintu. siapa mereka? ibu ku melayani mereka dengan penuh rasa hormaat. apa mereka rentenir yang menagih utang? tapi kenapa sopan sekali?
rasa penasaran ku terus muncul, lubang kunci ini terlalu kecil untuk orang yang penuh rasa penasaran seperti ku. aku pun membuka pintu ku sedikit. ia mengulurkan sebuah cincin, dan aku bisa mendengar kata kata 'putri mahkota' ada apa ini? otak ku semakin bingung, sebisa mungkin aku merangkai cerita, tapi yang ada hanya kisah kisah cinderella, snow white dan cerita tidak masuk akal lainnya.
aku terus berfikir sampai tiba tiba ibu menegur ku dari balik pintu.
'ngintipin apa kamu?'
'ah, enggak. tadi siapa?'
'kamu beneran mau tau?'
'em.'
aku melihat ibu menarik nafas panjang, dan berusaha berbicara setenang mungkin.
dan rentetan cerita ibu membuat ku tertawa terbahak bahak, maksud ku, di era seperti ini, apakah masih ada perjodohan antara orang biasa dengan seorang keluarga kerajaan? aku pikir cerita itu hanya dongeng.
tapi ibu mengeluarkan cincin.
'pakai ini besok, kau akan pergi ke istana.'
kata kata ibu simple, tapi begitu membuat ku bingung.
keesokan harinya, benar saja, aku dijemput oleh orang yang datang kemarin. mereka memperlakukan ku dengan sangat baik.
aku berangkat ke istana dan menemui satu satu orang orang yang akan memberikan pendidikan menjadi putri mahkota. kau mungkin bertanya, apakah ini benar benar kisah ku?
setelah puas diwawancarai dan mewawancarai orang orang di istana, tibalah saat ku bertemu dengan calon suami ku, calon putra mahkota. apa ini benar nyata?
inilah puncaknya.
'kenapa kau mau dinikahkan dengan ku? kau kan punya pacar, maksud ku kau...'
'rupanya putri mahkota kita harus mendapat banyak pelajaran etika.'
'apa maksudmu? aku hanya bertanya.'
'bukan urusan mu. persiapkan barang bawaan mu, dan kau akan segera tinggal disini. ah tidak usah, barang barang di istana jauh lebih baik daripada barang barang mu.'
ingin sekali rasanya ku pukul kepalanya.
'apa peduli mu? aku tidak akan datang, dan aku tidak akan pernah menikahi orang yang kasar sepertimu!'
ia menatap ku tajam, sorot mata mengejek dan penuh pandangan merendahkan. dia pikir dia siapa bisa melihat ku seperti itu.
'ada apa dengan wajah mu?'
'kau? tidak mau menikah dengan ku? aku tidak peduli, bicara saja dengan para tetua.'
menyebalkan sekali.
'kau kenapa tidak melawan? aku tau kenapa kau diam saja dan menuruti pernikahan ini. kau sedang bertengkar dengan pacarmu kan? dan kau ingin melupakannya makanya kau bersama ku. iya kan?'
tatapannya kini berubah sangat dingin. ia akan memakan ku.
setelah kejadian itu aku tidak ingat apa apa lagi, yang aku tau aku terbaring lemah di atas kasur rumah.
ah, itu berlebihan, aku berbohong.
ia tidak memakan ku, tapi ia mengancam akan membunuhku jika aku berani mengganggu kehidupannya. lihat saja nanti, ia atau aku yang akan mati duluan.
itulah awal cerita bagaimana aku 'si orang ke tiga' bisa menjadi pemeran utama perempuan, atau yang pernah ku bilang, pendamping peran utama.
aku kira kisah ku tidak akan pernah ada hubungannya dengan dua makhluk yang sedang jatuh cinta itu, tapi ternyata kisah Tuhan sangat indah, dan kisah mereka tiba tiba saja berubah menjadi sebuah kenangan. *ku harap semua orang melupakan kisah itu.*
hari hari ku di istana berat, ditambah lagi perdebatan sengit dan berbagai ancaman yang datang dari putra mahkota, suami ku sendiri.
tapi lambat laun semuanya berubah...
berbagai masalah datang bergantian mengganggu kehidupan di istana. tapi masalah ini membuat ku menjadi lebih dewasa dalam menghadapi dunia. dan setidaknya ini juga mengubah putra mahkota, ia tidak sekasar dulu. ia sedikit lebih manis.
kami masih sering bertengkar, tapi kini kami berteman juga.
aku kira waktu itu kami benar benar jago akting, menipu semua orang dengan bertingkah sebagai pasangan suami istri padahal dalam hati saling membenci.
sekian lama kami berakting seperti itu,
sekian banyak juga masalah yang datang.
semuanya berubah menjadi begitu berat.
sehingga suatu hari aku sadar, aku tidak bisa menghadapi masalah ini sendirian.
sendiri tanpa putra mahkota yang begitu menyebalkan.
masalah yang datang kali ini sungguh berat. dan harus memisahkan kami, aku dan putra mahkota.
entah apa yang harus ku lakukan, tapi putra mahkota tetap terlihat begitu tenang. wajahnya damai tapi matanya mengisyaratkan kesedihan.
ini tidak bisa dibiarkan.
aku memutuskan untuk memberanikan diri.
"aku tidak bisa menghadapi semua ini sendirian."
"kau bersama para tetua, dan pengurus kerajaan."
"bukan itu maksudku."
ia menatapku tanpa ekspresi.
"aku, tidak bisa menghadapi ini...tanpamu. aku akan tinggal jika kau meminta ku untuk tinggal. tapi jika kau ingin aku pergi..."
dia tetap diam.
"aku akan pergi."
tik...tok....
tik....tok....
tik....tok...
air mata ku seperti tidak terbendung lagi.
"baiklah, aku pergi."
satu...
dua....
tiga...
ia menarik tangan ku.
"jangan pergi."
dua kata itu membuat ku tersenyum, aku tau masalah ini bukanlah sebuah masalah. ia disisi ku sekarang. hanya aku dan dia.
ini kisah ku. bagaimana aku bisa datang dan membuat kisah ku sendiri.
#NowWatching Princess Hours
menjadi orang yang tiba tiba masuk ke dalam kehidupan orang lain memang tidak mudah, terlebih lagi jika kau harus menjadi orang ketiga untuk sementara waktu. iya, untuk sementara waktu. karena ini kisah ku, maka aku akan menjadi peran utama perempuan, bukan menjadi orang ketiga.
kisah ini berawal disaat semuanya mulai hancur berantakan. saat cinta sudah tidak bisa berkata kata, saat semua perkataan maaf hanya bisa diterima dengan percuma, tak ada gunanya.
matahari masih terbit dari timur, dia masih bersinar cerah. tapi....hari ku mendung.
aku berjalan memikirkan semua masalah ini, kehidupan ku yang mulai berantakan. sebagai seorang pelajar, bukan kah tugas mu belajar? bukan bekerja kan? tapi...ahh, orang tua ku terlilit hutang dengan rentenir itu. apa yang harus ku lakukan?
hari ini rasanya aku malas sekali berangkat ke sekolah. pura pura sakit dan berbaring di rumah mungkin akan menjadi obat yang paling manjur untuk ku.
ibu, dengan mudahnya mengizinkan aku untuk tidak masuk hari ini, tapi...kenapa? tumben. sudahlah, manfaatkan saja.
sejam dua jam aku berleha leha di atas kasur, datanglah orang itu. orang orang yang membuat hidup ku berubah 180 derajat. mereka berpakaian amat sangat rapi, mengenakan kemeja, jas, sepatu, dan kaca mata yang sama. aku yakin mereka bukan boy band. lalu mereka siapa?
aku mengintip ke arah ruang tamu dari lubang kunci yang ada di pintu. siapa mereka? ibu ku melayani mereka dengan penuh rasa hormaat. apa mereka rentenir yang menagih utang? tapi kenapa sopan sekali?
rasa penasaran ku terus muncul, lubang kunci ini terlalu kecil untuk orang yang penuh rasa penasaran seperti ku. aku pun membuka pintu ku sedikit. ia mengulurkan sebuah cincin, dan aku bisa mendengar kata kata 'putri mahkota' ada apa ini? otak ku semakin bingung, sebisa mungkin aku merangkai cerita, tapi yang ada hanya kisah kisah cinderella, snow white dan cerita tidak masuk akal lainnya.
aku terus berfikir sampai tiba tiba ibu menegur ku dari balik pintu.
'ngintipin apa kamu?'
'ah, enggak. tadi siapa?'
'kamu beneran mau tau?'
'em.'
aku melihat ibu menarik nafas panjang, dan berusaha berbicara setenang mungkin.
dan rentetan cerita ibu membuat ku tertawa terbahak bahak, maksud ku, di era seperti ini, apakah masih ada perjodohan antara orang biasa dengan seorang keluarga kerajaan? aku pikir cerita itu hanya dongeng.
tapi ibu mengeluarkan cincin.
'pakai ini besok, kau akan pergi ke istana.'
kata kata ibu simple, tapi begitu membuat ku bingung.
keesokan harinya, benar saja, aku dijemput oleh orang yang datang kemarin. mereka memperlakukan ku dengan sangat baik.
aku berangkat ke istana dan menemui satu satu orang orang yang akan memberikan pendidikan menjadi putri mahkota. kau mungkin bertanya, apakah ini benar benar kisah ku?
setelah puas diwawancarai dan mewawancarai orang orang di istana, tibalah saat ku bertemu dengan calon suami ku, calon putra mahkota. apa ini benar nyata?
inilah puncaknya.
'kenapa kau mau dinikahkan dengan ku? kau kan punya pacar, maksud ku kau...'
'rupanya putri mahkota kita harus mendapat banyak pelajaran etika.'
'apa maksudmu? aku hanya bertanya.'
'bukan urusan mu. persiapkan barang bawaan mu, dan kau akan segera tinggal disini. ah tidak usah, barang barang di istana jauh lebih baik daripada barang barang mu.'
ingin sekali rasanya ku pukul kepalanya.
'apa peduli mu? aku tidak akan datang, dan aku tidak akan pernah menikahi orang yang kasar sepertimu!'
ia menatap ku tajam, sorot mata mengejek dan penuh pandangan merendahkan. dia pikir dia siapa bisa melihat ku seperti itu.
'ada apa dengan wajah mu?'
'kau? tidak mau menikah dengan ku? aku tidak peduli, bicara saja dengan para tetua.'
menyebalkan sekali.
'kau kenapa tidak melawan? aku tau kenapa kau diam saja dan menuruti pernikahan ini. kau sedang bertengkar dengan pacarmu kan? dan kau ingin melupakannya makanya kau bersama ku. iya kan?'
tatapannya kini berubah sangat dingin. ia akan memakan ku.
setelah kejadian itu aku tidak ingat apa apa lagi, yang aku tau aku terbaring lemah di atas kasur rumah.
ah, itu berlebihan, aku berbohong.
ia tidak memakan ku, tapi ia mengancam akan membunuhku jika aku berani mengganggu kehidupannya. lihat saja nanti, ia atau aku yang akan mati duluan.
itulah awal cerita bagaimana aku 'si orang ke tiga' bisa menjadi pemeran utama perempuan, atau yang pernah ku bilang, pendamping peran utama.
aku kira kisah ku tidak akan pernah ada hubungannya dengan dua makhluk yang sedang jatuh cinta itu, tapi ternyata kisah Tuhan sangat indah, dan kisah mereka tiba tiba saja berubah menjadi sebuah kenangan. *ku harap semua orang melupakan kisah itu.*
hari hari ku di istana berat, ditambah lagi perdebatan sengit dan berbagai ancaman yang datang dari putra mahkota, suami ku sendiri.
tapi lambat laun semuanya berubah...
berbagai masalah datang bergantian mengganggu kehidupan di istana. tapi masalah ini membuat ku menjadi lebih dewasa dalam menghadapi dunia. dan setidaknya ini juga mengubah putra mahkota, ia tidak sekasar dulu. ia sedikit lebih manis.
kami masih sering bertengkar, tapi kini kami berteman juga.
aku kira waktu itu kami benar benar jago akting, menipu semua orang dengan bertingkah sebagai pasangan suami istri padahal dalam hati saling membenci.
sekian lama kami berakting seperti itu,
sekian banyak juga masalah yang datang.
semuanya berubah menjadi begitu berat.
sehingga suatu hari aku sadar, aku tidak bisa menghadapi masalah ini sendirian.
sendiri tanpa putra mahkota yang begitu menyebalkan.
masalah yang datang kali ini sungguh berat. dan harus memisahkan kami, aku dan putra mahkota.
entah apa yang harus ku lakukan, tapi putra mahkota tetap terlihat begitu tenang. wajahnya damai tapi matanya mengisyaratkan kesedihan.
ini tidak bisa dibiarkan.
aku memutuskan untuk memberanikan diri.
"aku tidak bisa menghadapi semua ini sendirian."
"kau bersama para tetua, dan pengurus kerajaan."
"bukan itu maksudku."
ia menatapku tanpa ekspresi.
"aku, tidak bisa menghadapi ini...tanpamu. aku akan tinggal jika kau meminta ku untuk tinggal. tapi jika kau ingin aku pergi..."
dia tetap diam.
"aku akan pergi."
tik...tok....
tik....tok....
tik....tok...
air mata ku seperti tidak terbendung lagi.
"baiklah, aku pergi."
satu...
dua....
tiga...
ia menarik tangan ku.
"jangan pergi."
dua kata itu membuat ku tersenyum, aku tau masalah ini bukanlah sebuah masalah. ia disisi ku sekarang. hanya aku dan dia.
ini kisah ku. bagaimana aku bisa datang dan membuat kisah ku sendiri.
#NowWatching Princess Hours
Allahu Akbar…
Allahu Akbar…
Allahu Akbar…
Suara takbir
menggema dimana mana, mengagungkan nama Allah Swt.
Ya Allah,
sebulan sudah aku menjalani ibadah puasa
Lapar,
dahaga, hawa, nafsu, sudah ku lawan semampu ku
Kini saat
aku dengar suara takbir itu, hati ini merasa begitu sedih,
Apa aku
sudah memanfaatkan momen Ramadhan ku dengan sangat baik?
Apa aku
sudah mempersiapkan bekal ku untuk hidup ku di akhirat nanti?
Ya Allah…
Diri ini
lemah dan begitu kecil dihadapan-Mu,
Diri ini
terlalu banyak menyakiti-Mu,
Beribu dosa
yang ku lakukan, sejuta kesalahan yang aku lakukan,
Dan berbagai
kewajiban yang aku tinggalkan baik sengaja atau pun tidak sengaja.
Ampuni aku
Ya Allah…
Ampuni aku
Ya Allah…
Ampuni aku
Ya Allah…
Rahmat-Mu
begitu luas,
Hidayah-Mu,
Kau berikan kepada hamba-Mu yang Engkau pilih,
Ya Allah,
jadikanlah aku sebagai hamba-Mu yang terpilih,
Jadikanlah aku
sebagai hamba-Mu yang mendapat rahmat dan hidayah-Mu,
Ya Allah,
hidup ini sia sia tanpa-Mu disisi ku…
Hidup ini
tidak ada gunanya tanpa rahmat dan hidayah-Mu,
Ya Allah,
jangan Engkau jadikan hidupku ini sebagai hidup yang sia sia
Sungguh,
amat sangat merugilah hamba-Mu ini jika hidup di dunia tanpa rahmat dan
hidayah-Mu.
Ya Allah, Ya
Rabb…
Ya Rohman,
Ya Rohim…
Ya Aziz, Ya
Ghofur…
Aku telah
melakukan semua yang aku bisa lakukan,
Aku telah
menjalani kewajiban yang Engkau perintahkan sesuai dengan kemampuan ku,
Aku telah
melaksanakan hal hal yang bisa ku lakukan agar bisa menjadi orang orang yang
terus berada di jalan yang lurus, disisi-Mu…
Ya Allah…
Ampuni aku…
Ampuni aku…
Ampuni aku…
Rabu, 07 Agustus 2013
Tai Chi Zero - Hero
Liburan ini ditemani dengan banyak film, big thanks buat kakak yang udah
ngasih filmnyaa :D film yang akan saya ceritakan disini adalah……. Tai Chi Zero
dan Tai Chi Hero.
Mereka beda film, yang pertama tai chi zero yang kedua tai chi hero. Berkisah
tentang seorang anak laki laki yang bernama Lu Chan. Dia tinggal di negri Cina
dan lahir dengan sebuah tanda ‘tiga mahkota blossoms.’ Tanda itu bahaya kalo
dipencet, bisa bikin Lu Chan ngamuk dan menghancurkan orang orang yang ada
disekitarnya. Hemmm. Kemampuannya ini dimanfaatkan oleh seorang pemberontak
yang duluan melihat kelebihan Lu Chan. Jadilah Lu Chan dibawa oleh orang itu
tepat ketika ibunya meninggal.
Selama lebih dari 10 tahun Lu Chan ikut pemberontak itu, lalu pada suatu
hari ada yang menasehati Lu Chan untuk stop bertarung yang gapenting itu, dia
harus ke desa Chen dan belajar kungfu Chen. Tepat setelah Lu Chan diberi
nasehat itu, basecamp kelompoknya dihancurkan oleh pasukan pemerintah, jadilah
Lu Chan pergi dan mencari Desa Chen.
Sesampainya di Desa Chen, ternyata perjuangan untuk belajar tidak semudah
itu. Semua orang yang tinggal di Desa Chen menolak untuk mengajarkan kungfu
itu, karena kungfu Chen hanya untuk orang dalam.
Lu Chan gak putus asa, dengan berbagai cara dia berjuang sambil dibantu
sama kakek yang berbaju lusuh. Lu Chan sering dibilang idiot karena tingkahnya,
dan kata kakek yang berbaju lusuh itu, semua karena tiga mahkota blossoms di
kepalanya.
Di desa itu Lu chan ketemu Yu Niang, anak guru besar desa Chen. Lu Chan
minta diajarin kungfu sama Yu Niang, tapi Yu Niang nolak terus. Sampe akhirnya
dia duel dengan beberapa orang yang ada di pasar, tapi Lu Chan kalah dan diusir
dari Desa Chen karena terus terusan minta diajarin kungfu itu.
Saat Lu Chen diusir, kakek yang berbaju lusuh itu nemuin dia dan bilang “lawan
mereka dengan gerakan yang mereka pakai.” Jadi disini Lu Chan punya kelebihan
bisa niruin semua gerakan lawannya. Nahh, pas Lu Chan berhasil masuk lagi ke
desa, Lu Chan pun ngikutin kata katanya si kakek itu. Dia duel sama orang terus
dia menang. Dengan sedikit bantuan dari si kakek. Lu Chan ngerasa kalo dirinya
dibantuin dan akhirnya dia bilang “ayo kita tanding ulang itu tadi curang, ada
yang bantu saya.” Tapi si lawannya bilang, ‘gak usah, kamu menang.” Lu chan pun
‘akan’ belajar kungfu Chen.
Tapi, pada saat yang bersamaan, mungkin masa revolusi, ada orang yang mau
bangun jalur kereta di desa itu. Warga desa nolak abis abisan. Di film itu
dikasih liat tentang bagaimana persenjataan modern kalah dengan kungfu!
That’s awesome.
Abis itu, dateng lagi orang yang sama, dia gak mau nyerah, dia tetep mau
bangun jalur kereta di Desa itu. Akhirnya dia dateng bareng partnernya dengan
membawa sebuah alat yang dipake buat bangun jalur kereta. Warga Chen udah mulai
bingung tu. Akhirnya si Lu Chan konsul sama kakek yang berbaju lusuh itu, dan
diberikan beberapa solusi. Kakek itu nyuruh Lu Chan buat ngancurin mesinnya. Diikutin
sama Lu Chan dan pada saat Lu Chan ngancurin mesinnya, Yu Niang juga ada disitu
buat ngancurin. Jadilah mereka kerja sama.
Mesin itu hancur, dan………….selesai.
Gantung? Iya. Makanya langsung nonton Tai Chi Hero.
Setelah mesin itu hancur, orang orang berterimakasih ke Lu Chan sama Yu
Niang. Lu Chan bilang “dia mau diucapin terimakasih dengan boleh belajar
kungfu.” Tapi si Lu Chan udah sedikit sedikit bisa gerakan itu, jadi para tetua
mau ngehukum Lu Chan gara gara udah nyuri gerakan kungfu Chen.
Ah iyaaa,,, jadi disini kedok si kakek tua pun terbuka. Kakek tua itu
adalah Guru Besar Chen yang selama ini bantuin Lu Chan. Rupanya kakek ini juga
udah ngeliat bakat terpendam Lu Chan.
Saat rapat para tetua, sidangin si Lu Chan, Guru Besar Chen mati matian
belain Lu Chan, begitu juga Yu Niang. Cuma karena para tetua yang kaku banget,
jadilah mereka menang perdebatan. Yu Niang gabisa tinggal diam. Dia bilang ke
Guru Besar Chen yang juga bapaknya, “ayah harus melakukan sesuatu.” Terus bapaknya
bilang, “hanya kau yang bisa menolongnya.”
Si Yu Niang mikir bentar terus akhirnya dia bilang, “aku akan menikah
dengan Lu Chan, jadi kalian tidak bisa menghukum Lu Chan.” Jeng jeng, keputusan
pun bulat, hari pernikahan ditentukan dan mereka pun menikah.
Selama pernikahan, Lu Chan gaboleh megang megang Yu Niang, dan harus
manggil Yu Niang guru. Mereka belajar kungfu Chen bareng, terus ada banyak
kejadian yang mau ngusir Lu Chan dari desa Chen, dan orang yang mau bangun
kereta tadi masih belom kapok juga, akhirnya dia melakukan berbagai macam
penyerangan ke desa itu.
Ceritanya panjang, dan alurnya agak ribet. Kalo diceritain disini nanti
gak berasa feelnya pas nonton. Saya skip aja bagian bagian itu, nah lanjut ke
saat puncak penyerangan. Desa Chen diserang 1000 pasukan dari gubernur. Guru besar
Chen, Yu Niang dan Lu Chan diharuskan menyerahkan diri. Akhirnya mereka bertiga
keluar dari desa terus dengan beberapa trik, Yu Niang dan Lu Chan bisa
membebaskan diri dengan sayap langit milik kakaknya Yu Niang. Guru besar chen
ditahan.
Sehari sebelum penyerangan, si Yu Niang akhirnya membuka hatinya buat Lu
Chan dan dia pun menyatukan Yin dan Yang. *kalo mau ngerti nonton aja*
Saat Yu Niang dan Lu Chan pergi, mereka disuruh nyari guru Li. Mereka pun
jalan dan sampai di tempat dimana Guru Li tinggal. Setelah melalui 7 tahapan
duel dengan orang orang, yang duel Cuma si Lu Chan, mereka menang. Mereka pun
ketemu sama Guru Li.
Saat sedang ngobrol panjang lebar dengan guru Li, si pangeran dateng dan
nuduh Lu Chan penyusup, tapi karena Lu Chan polos, dia ngomong apa adanya. Lu Chan
bilang dia dari desa Chen, akhirnya si pangeran nyuruh Lu Chan duel sama Guru
Li buat ngebuktiin kalo Lu Chan bener dari desa Chen.
Mereka berduel dan disitu Lu Chan sama sekali gak nyakitin lawannya. Kungfu
Lu Chan menyatukan kungfu dan filsafat, kenyataan dan perkiraan. Di duel itu
gak ada yang menang/kalah, tapi Cuma pembuktian kalo Lu Chan bener dari desa
Chen.
Pas pangeran nanya apa nama kungfunya, Lu Chan bilang “ini kungfu
keluarga kami.” Dan pangeran pun ngasih nama kungfu itu dengan Tai Chi.
Jadi itulah asal nama Tai Chi, kenapa Tai Chi? Saya gatau, tanyakan saja
pada pangeran.
Cerita ini bercerita asal nama Tai Chi? Iya, saya juga baru tau kalo
tujuan filmnya itu buat ngasih tau asal Tai Chi. Haft banget.
Film ini bagus, lucu lagi. Kalo kata yang ngasih film “ceritanya bagus,
lucu juga, Cuma kalo otak lu lemot lu bakal bingung kenapa harus ketawa.”
Dan Alhamdulillah saat saya nonton ini saya paham dan ketawa juga J)
So, nonton ya filmnya :D
Gado Gado dan Sushi
Here we go..
jeng jeng jeng
Buku yang
baru saya baca “Gado Gado dan Sushi” you can see from the title, it must be
about Indonesia and Japan. Tapi buku ini gak ngebahas tentang makanan.
Buku ini
saya dapat setelah mengikuti matrikulasi selama sebulan di kantor tempat saya
PKL. Ceritanya bagus dan luar biasa menginspirasi.
Buku karangan Yunitha Fairani ini menceritakan tentang kehidupannya di
Jepang sambil membesarkan kedua anaknya. Disini banyak diceritakan tentang
bagaimana caranya mendidik anak agar anak kita bisa menjadi disiplin dan selalu
bekerja keras. Saat saya membaca buku ini, yang ada dipikiran saya adalah
Subhanallah, luar biasa! Jika dibandingkan dengan Indonesia, kita benar benar
tertinggal jauuuuuhhhh sekali.
Yunitha Fairani tinggal di Jepang karena ikut suaminya yang orang Jepang.
Dia bertemu suaminya ketika sedang kuliah di luar negri *I forget where the
country is* kisah cinta mereka dimulai ketika kerusuhan 98 terjadi. Saat semua
orang orang asing pergi meninggalkan Jakarta, suami Yunitha Fairani malah
terbang ke Jakarta dan menemui sang istri. Wanita mana yang gak kagum? Jadilah mereka
menikah dan Yunitha pun dibawa ke Jepang.
Kehidupan di Jepang itu jauuhh berbeda dengan di Jakarta. Especially buat
perempuan yang punya anak. Di buku ‘Gado Gado dan Sushi’ diceritakan bagaimana
Yunitha berjuang menjadi ibu rumah tangga. Padahal kalo dipikir dia kan udah
kuliah S2, tapi di Jepang malah jadi ibu rumah tangga. Kasian ya?
Kasian? Enggak. Sama sekali gak kasian. Kenapa? Karena kalian gatau
kerjaan ibu rumah tangga itu apa, terutama ibu rumah tangga yang di Jepang. Di
Jepang, pendidikan formal dimulai dari TK. Anak anak diajarkan cara nyebrang,
cara ngobrol sama temen, cara ngobrol sama orang dewasa, dan yang kerennya
mereka diajarin bikin kain lap. Waw! Kain lap! Pernah gak sih mikir buat bikin
kain lap? Beli aja di pasar kan bisa ya, murah.
Di buku ini juga diceritakan bagaimana perjuangan Yunitha berjuang
belajar budaya Jepang agar bisa diterima sebagaimana orang Jepang menerima
orang Jepang lainnya, bukan diterima sebagai orang asing. Dibuku ini dituliskan
kalo banyak yang bilang orang Jepang itu kaku sama perbedaan. Jadi kalo kita
terlalu berbeda terutama dari segi budaya, bisa bisa kita akan merasa
terasingkan secara gak langsung. Bukan mereka yang mengasingkan kita, tapi kita
yang bikin diri kita terasing.
Ada sebuah kalimat, “Tersenyum dan
menyapa orang lain terlebih dahulu akan membuka pintu kemudahan.” Banyak orang
yang lebih milih nunggu disapa, bukan nyapa duluan, itu manusiawi kok. Tapi kalo
kita tinggal di negri asing, kita yang harus aktif, karena kita butuh mereka.
What else?
Disini diceritain bagaimana ibu ibu Jepang bener bener mantau perkembangan
anaknya di sekolah dan bener bener kenal sama ibu ibu yang lainnya. Ada sebuah system
dimana para ibu gentian mengantar jemput anak anak yang sudah dibuatkan
kelompok berdasarkan jarak rumah mereka. Metode ini katanya sangat membantu,
terutama bagi ibu rumah tangga Jepang yang banyak urusan. Terus saat penerimaan siswa baru, ternyata disitu juga ada keharusan para ibu untuk memilih ‘ekskul’
apa yang akan dia jalani selama anaknya sekolah disitu. Keren.
Ada juga cerita dimana sekolah itu mengadakan bazar, para ibu dibagi
dalam beberapa kelompok dan membuat parkarya masing masing untuk dijual. Bagi yang
mau buat bisa ngebuat, bagi yang mau nyumbangin barangnya buat dijual, bisa
juga. Ada seorang ibu yang menjual beberapa set piring, sendok, gelas, garpu,
dll dengan alasan ‘saya udah punya di rumah, yang ini dijual aja buat modal
ekskul di TK.’ Waahhh, subhanallah banget. Dibuku itu diceritain kalo itu tuh
mahaaaalll banget dan baguusss banget.
Coba bandingin sama orang Jakarta. Piring sama gelas aja ditaro di
lemari, buat pajangan.
Apa lagi ya?
Ahh iya! Waktu wisudaan anaknya Yunitha yang terakhir, disitu para ibu
mempersembahkan sebuah lagu yang luar biasa menginspirasi saya. “Sekai Ni
Hitotsu Dake No Hana” artinya “bunga yang hanya ada satu di dunia.”
Liriknya udah pernah saya post, coba cek disini.
Bisa diliatkan kehidupan di Jepang, bagaimana Negara kecil yang memiliki
SDA sedikit bisa menjadi Negara yang luar biasa maju. Anak anaknya sudah
dididik untuk disiplin dan bekerja keras dari kecil, dari mereka TK.
Di jepang, tradisi kirim surat bener bener masih dipake. Perkembangan computer
mereka pake buat ngedesain kartu kartu ucapan dengan bagus dan tetep dikirim
lewat pos, waaahhh keren.
Kalo saya ceritain semua nanti saya disuruh bayar denda lagi >.<
Mending baca bukunya deh, menginspirasi sekali, terutama buat perempuan
yang akan menjadi ibu, siapa tau jodohnya orang Jepang XD
Selasa, 06 Agustus 2013
You Belong With Me
Hai, ini bukan kisah ku yang baru saja menonton film the conjuring. Ini
bukan kisah persahabatan antara laki laki dan perempuan. Ini juga bukan kisah
tentang bagaimana seorang sahabat kecil laki laki dan perempuan terpisahkan.
Berdoa saja, semoga kisah ini tidak terinspirasi darimu.
Entah bagaimana, kisah ini bermula pada suatu hari ketika langit sudah
gelap. It’s typical Tuesday night, I listen to the kind of music she doesn’t
like and she’ll never know your story like I do. Itu petikan lagu You Belong With
Me – Taylor Swift. Dan yak, benar. Kisah ini tentang bagaimana seharusnya kau
dengan ku, bukan dengan dia.
Langit gelap, bintang berkelip menggoda, bulan sedang ingin tampil
purnama, sinarnya sampai ke genting rumah. Bulan itu hanya satu, jadi jika saat
ini kau sedang menatapnya, dan aku juga sedang menatapnya, percayalah, bulan
itu memantulkan cahaya mu, dan entah bagaimana, aku bisa melihatnya.
Hari ini aku berjalan santai keliling komplek, melihat dengan asyik ke
kanan dan ke kiri. Banyak orang yang sedang menyuapi anaknya, olahraga, jalan
santai dan juga ada yang sekedar bergosip. Biar ku beri tahu, sebenarnya aku
tidak jalan santai, aku memiliki misi rahasia. Stalk. Rasa penasaran ku yang
berlebihan ini membuat ku berubah menjadi stalker, tapi tenang saja, aku
professional stalker. Setidaknya jika apa yang kulihat tidak terlalu penting,
aku tidak akan menuangkannya ke dalam tulisan dan mempublishnya di blog.
Tapi kali ini berbeda.
Rute yang ku ambil sengaja sedikit agak memutar. Dari rumah aku ambil
arah kanan, sampai di ujung jalan belok kiri, tepat di plang yang bertuliskan
pejalan kaki only. 10 meter dari plang itu lah tempat dimana aku akan
menjalankan misi ku sebagai stalker. Jadi aku cukup berdiri di plang ini
berpura pura sebagai orang yang sedang menunggu jemputan.
Dan…..sial. jemputan itu benar datang.
Aku mendengar suara klakson dua kali dan melihat kaca mobil terbuka.
“heeyy, wanna join with us?” nada suara itu memang mengajak, tapi sekaligus
mengejek. Entah, apa yang salah dengan diriku. Tapi sepertinya mereka terlalu
merendahkan hobi menulis ku. Mereka tidak tau, diam diam aku membunuh mereka
melalui imajinasi ku, hahahaha.
“no, I have so much things to do. Sorry.”
“oh deaarr, wish you could join with us next time.”
Aku berusaha berfikir positif, sepertinya kali ini mereka serius mengajak
ku jalan.
“if you still alive of course, ‘cause I want to kill you tomorrow
morning. Hahahaha”
Aaahhh, tawa panjang teman temannya mengakhiri perbincangan ku.
Bodoh sekali mengharapkan orang orang famous itu mengajak ku jalan dan
menghabiskan malam yang panjang ini.
Sampai mana tadi tugas stalking ku?
Aku memantau apa yang terjadi tepat 10 meter di depan ku. Sebuah mobil
berwarna hitam terparkir di depan sebuah rumah dengan cat biru laut. Warnanya bagus
tapi terlalu mencolok mata dan ekstrim sekali jika dibandingkan dengan cat cat
rumah lainnya.
Ada seorang perempuan keluar dari mobil itu, rambutnya tergerai panjang
sebahu, poninya rata, hidungnya mancung, dan sepatunyaa! Oh my god, it’s high
heels that I’ve been searching for since i saw it at the detik.com.
Aku tidak bisa tinggal diam, aku harus bertanya dimana dia beli sepatu
itu.
Aku jalan pelan pelan, sambil terus memantau. Dan akhirnya aku liat anak
laki laki muda yang seusia ku keluar dari rumah melemparkan sebuah senyuman ke
arah perempuan itu. Aku sedang membayangkan arti kata dari ‘melemparkan sebuah
senyuman.’ Apakah ini kau tersenyum lalu melemparnya? Atau kau tersenyum lalu
melempar muka mu? Atau kau terlempar lalu tersenyum. Ah aku tidak mengerti,
yang jelas ia tersenyum ke arah perempuan itu.
“hey, nice shoes. Where did you but it?”
“ooh, thank you. This is the last one, I bought it yesterday when I went
to the Black shop last night.”
“are you serious that is the last one?”
“yeah honey, I’m really sorry.”
“oh my god, how can you do that to me? You belong with me!!” yea, I talk
to the shoes and at the same time the boy who smiled to that girl come to us.
“do you….lesbian?”
“oh nooo! How can you say that to me? I’m 100% normal. You can’t judge me
just by one thing.”
“but you talk to her that she belong with you.”
“I’m not talk to her, I talk to the shoes. It belong with me. I’m the one
who should wear it. But…ah nevermind, I’ll looking for another one.”
And that is, you belong with me. It sucks when you see something that you
cant have. It belong to you. You should have it. Yes, you should.
Langganan:
Postingan (Atom)