Rabu, 20 November 2019

Gaza diserang. 
Begitu kebanyakan isi media sosial dan grup grup whatsapp. 

Aneh ya, coba ngecek di media mainstream macem detik, tempo gada berita tentang gaza di highlight. Terus kok isinya Instagram dan grup wa gue kebanyakan tentang gaza?


Hahaha. Iyalah, gue radikal. Following nya account islam radikal yang fokus sama isu isu islam kontemporer. Kalo ngomongin sejarah pun paling sejarah kejayaan islam. Kurang radikal apa?

Akibatnya sekarang gue jadi jauh lebih kenal sama Rasulullah Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa sallam daripada Soekarno yang katanya berjuang untuk kemerdekaan indonesia.

Ah gue radikal. 
Tapi gue bangga nih. 

Karena kenal sama Rasulullah, cinta sama Rasulullah, bisa bikin gue masuk surga. Silakan aja kalian kalian yang terhormat untuk cinta sesuatu selain Allah dan RasulNya kemudian tuai sendiri akibatnya. 

***

Cukup cukup. 
Ngomongin radikal yang mengalami peyorasi bikin emosi. Gak pernah denger pidato soekarno gitu tu. Sok sok-an paling Indonesianis, pancasilais tapi gapernah baca pidato soekarno, gak dengerin pidato soekarno. Kocag.

Belajar sejarah buat sbmptn doang gitu emang. 

***

Balik lagi ke Gaza, mari kita berduka bersama. 

Berduka karena bukan kita yang dipilih untuk berjuang di Gaza.

Berduka karena amalan kita belum mampu membuat kita menjadi relawan di Gaza.

Berduka karena ujian kita masih tentang hawa nafsu, ujian sekolah, skripsi dan hal lain yang bersifat duniawi. 

Berduka karena kita tak semulia mujahid mujahidan Palestina. 

Berduka karena kita masih was was berapa lama akan dibersihkan di neraka karena sangat mustahil langsung masuk ke surga jika amalan remeh seperti lepas dari kasur saja belum mampu kita lakukan.

Berduka karena kita terlalu pelit untuk sedekah. Padahal, selain fisik yang bisa berangkat, harta titipan Allah bisa kita kirim demi membantu sodara kita disana. 

Kita perlu banyak banyak berduka karena ujian hidup kita dari Allah terlalu biasa sedangkan katanya kita adalah makhluk ciptaan Allah yang paling mulia. 

Kita perlu lebih banyak lagi berduka karena walaupun dikatakan mulia, tak juga menjadikan ujian kita sebagai makhluk paling mulia menjadi ujian yang lebih sulit dan berarti. 

Ya Allah, 
Kita perlu berduka karena tak juga sedih melihat Gaza diserang. Perempuan mukmin dilecehkan, anak anak diperlakukan seenaknya. 

Kita perlu berduka karena tak peka nya hati.justru malah banyak bersyukur sambil bilang, "ya Allah, alhamdulillah bukan negriku yang diserang."

Ya Rabb... 
Padahal yang diserang sodaranya sesama muslim tapi masih terlintas rasa kesenangan karena bukan kita yang diserang.

Ya Allah, 
Udahnya seneng karena kita gak diserang, gamau infak, gamau nolong dikiiit aja buat sodaranya. 

Astaghfirullah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar