Kamis, 02 Februari 2017

24/30

Dua puluh empat.

"Maaf ya bu kalo aku bikin gemes." Katanya sambil tersenyum memperlihatkan giginya yang berantakan.

Sekali waktu, dia mengeluh tanpa ampun. Menjedotkan kepala ke dinding, cemberut tanpa pernah ada keinginan tersenyum.

Dilain waktu, dia semangat ingin membaca berlembar lembar. Menantikan waktu ujian datang. Tersenyum dan bangga ketika berhasil menyelesaikan bacaan setelah kesulitan setengah mati.

"Aaah, aku cape. Kaki ku sakit. Gigiku goyang..." Dan segudang alasan lainnya untuk berhenti belajar.

"Jam berapa?"
Beberapa detik kemudian pertanyaan itu kembali hadir. Lalu keluar lagi. Lalu muncul lagi.

Melihatnya belajar, saya senang. Bahkan selalu berhasil mengingatkan saya betapa sulitnya dulu belajar membaca Al Qur'an. Kamu tau kan, mengenal huruf, lalu panjang pendek, hukum bacaan, dll. Butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa pindah ke Al Qur'an. Tapi karena kegigihan ibu saya mengajar, alhamdullilah akhirnya saya bisa membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْاٰنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُّدَّكِرٍ
"Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?"
(QS. Al-Qamar: Ayat 17)

Maka.... Ketika telah setua ini, ketika dulu berlelah lelah belajar membaca Al Qur'an, bagaimana mungkin sekarang meninggalkan Al Qur'an?

Yuk ngaji, yuk tilawah, yuk siap siap buat akhirat.

#30HariMenulis
#30HariPandaiBersyukur
#ChallengeYourself

Tidak ada komentar:

Posting Komentar