Selasa, 07 Februari 2017

29/30

Dua puluh sembilan.

Ah Istiqomah.

Ini fotonya saat istirahat setelah belajar dengan setengah hati sembari emosi. Duh si kakak. Sulit ya bertahan, bosen itu godaan. Istiqomah itu engga mudah~

Sering gak sih denger pertanyaan gimana caranya istiqomah? Saya juga sering bertanya-tanya sendiri tapi sesungguhnya, kita itu udah tau, cuma males prakteknya aja.

Ketika kesulitan tilawah sesuai target, kita bertanya kenapa jadi gini. Padahal kita tau obatnya, tau gimana nyembuhinnya. Kalo males tilawah obatnya ya tilawah.

Tapi si kakak ini bukan karena males, dia lagi kesulitan membaca iqro yang katanya makin lama makin sulit. Tulisannya makin bersambung. Satu baris terdiri dari banyak hal yang harus dibaca.

Ini susaaaaaaah.

Keluhnya hampir setiap waktu.
Tapi, setiap dia berhasil membaca satu huruf, pasti ada senyum yang selalu dia banggakan. Dan senyumnya, aku tergoda~

Saya belajar bahwa sebuah apresiasi mampu menghadirkan motivasi, oleh karenanya setiap keberhasilan yang ia lakukan selalu saya berikan pujian. Dan setiap keluhan yang dikeluarkan selalu harus berbalas penguatan terhadap dirinya sendiri.

Begitu juga si kakak, setiap berhasil selalu saya berikan pujian.

Kamu, calon guru, jangan pelit memberikan pujian!
Seberapa sulitnya si mengapresiasi usaha anak. Sekecil apapun, bernilai motivasi bagi mereka.

Gitu ya bu, pak.
Ini bukan kata saya loh, ini udah ada risetnya.

Minimal ini dulu dipraktekkan. Saya juga lagi banyak banyak praktek nih~

Semoga generasi selanjutnya yang kita didik makin baik ya~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar