Kamis, 19 Desember 2019

Jangan Berhenti

Langkahmu, katamu suatu hari, terasa semakin berat. Kamu semakin menggila dan dunia terasa lebih cepat menuju hari akhir.

Lelah, letih, lemah, lunglai, lemas, semua jadi satu. Tapi mereka masih menuntut lebih. 

Katamu, itu semua tak masalah. Tak ada yang rugi dari bekerja maksimal dan memberikan yang terbaik. 

Sampai, 
Kamu bertanya tanya tentang tujuan. 

Katamu dikali berikutnya, dunia terasa aneh. Kebaikan tulus tanpa niat tersembunyi dianggap aneh, sedang kamu selalu berkhusnudzon pada ketulusan tanpa pamrih. 

Kamu membantu tanpa niat lain, sedang mereka membantumu dengan tujuan terselip yang disampaikan beberapa saat setelahnya. 

Kamu jadi bertanya tanya tentang, sejak kapan utang budi orang lain dijadikan alat untuk mencapai tujuan kita sendiri? 

Kamu makin bertanya tanya, 
Dunia sedang kenapa?

Lantas, keanehan model apa yang lagi perlu ditambah agar dunia semakin aneh warnanya. 

Tengokanmu ke arah kanan, kiri, atas, bawah, menyeluruh memandangi isi bumi. 

Ternyata yang jahat itu adalah ketika ketulusan seseorang dibalas dengan niat untuk menjatuhkan. Kamu geleng geleng tanda tidak mengerti.

Saling menjatuhkan tidak pernah ada dalam kamusmu. Bahkan seambisius apapun dirimu, tak pernah sekalipun kamu berniat menjatuhkan.

Kamu hanya suka merendahkan dirimu, untuk dipandang sebagai manusia normal. Lalu orang lain memandang ketika kamu sedang merendah, maka jatuhkan sekalian. 

Wah. 
Kamu tak habis pikir. 
Apalagi yang masih disembunyikan oleh dunia.

Sampai, kamu bercerita kepadaku dengan selembar kertas. Haruskah ini dilanjutkan atau kita cukupkan mengarungi buminya sampai disini?

***

Aku tersenyum. 
Sejak aku adalah dirimu, maka ku kenal betul bahwa berhenti bukan pilihan jika kamu tidak tau apa yang akan kamu lakukan setelah melangkah. 

Dan, kamu terlalu menyayangi apa yang akan kamu tinggalkan. Karenanya, jangan berhenti. 

Dunia mungkin lebih jahat, lebih kejam, lebih aneh dan tidak ada ruang untuk orang yang tidak mengambil untung dari kehidupan orang lain. Tidak ada tempat bagi orang orang yang tulus. Tidak diberikan ruang untuk manusia manusia tanpa pamrih.

Apapun yang terjadi, jangan berhenti. 
Sejatinya, kamu melangkah sampai disinipun, jelas karena Allah satu satunya yang kamu tuju. Yang kamu inginkan, yang kamu rindukan. Bukan yang lain. 

Kamu tau kenapa terus berjuang karena satu hal, disini memang bukan tempatmu dan kamu sedang menuju ke langkah tempat sebaik baik manusia tinggal. 

Sesulit apapun, jangan berhenti. 
Jangan, 
Berhenti. 

Ada hati yang menanti kedatanganmu, hati mereka yang belum tau bahwa dunia cukup jahat untuk kita yang terus merasa seperti anak anak. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar