Selasa, 06 Oktober 2015

Pagi ini diskusi terhenti disebuah grup whatsapp. Dipertemukan dengan saudara satu Indonesia memang menghasilkan satu kebahagiaan yang luar biasa. Namun, topik pagi ini tidak jauh dari curhatan yang mengiris hati.

"Mbak, ini foto yang baru ku ambil di atap rumah."
Dengan emot menangis diakhir, dia menceritakan kesedihan. Di riau dulu juga pernah terjadi hal yang sama, kebakaran hutan yang menghasilkan asap banyak.

"Mba, bukannya dulu Riau pernah kejadian hal serupa ya? Bagaimana cara menyelesaikannya waktu itu?"

" Iyaaa Riau memang sering kena asap, tapi ini yg terparah ..
Biasanya asap itu hilang dlm wktu 2 minggu."

Belum selesai menjawab, ada yang ikutan menjawab juga dari provinsi lain.

"Dulu masih ada SBY
Kalo skrg jokowow
Jd beda
Beda penangannya"

Sebenarnya saya cukup tergelitik dengan pernyataan ini, saya pikir ini adalah jawaban sensitif dari rakyat yang kecewa atas janji janji jokowi. Namun ternyata ini benar, karena seorang saudara dari pekanbaru melanjutkan penjelasannya.

" Waktu SBY menjabat, begitu dtg ke riau, beliau langsung bawa sluruh personel utk padamin titik api, nah skrg jokowi cma dtg sendiri
Sampai saat ini, jokowi blm mengunjugi pekanbaru..
Nah di jadwalkan akan datang hari kamis."

Rasanya benar benar miris, bahwa ternyata gagal move on pun tidak hanya dialami oleh orang yang baru ditinggal kekasih. Namun juga dari orang orang yang ganti presiden.

Memang, saya akui tidak ada kepemimpinan yang sempurna, sekalipun Soekarno. Namun, perbandingan akan terus terjadi. Soeharto membandingkan diri dengan Soekarno, SBY dengan Megawati, SBY dengan Gusdur, Gusdur dengan BJ Habibie, lalu sekarang SBY dengan Jokowi.

Saya rasa ini menjadi hal yang wajar namun juga menjadi hal yang menyedihkan. Saat perbandingan dilakukan namun yang ditemukan adalah kemunduran, bukan kemajuan. Ditambah lagi ada banyak meme yang meledek dengan muka Soeharto didalamnya sambil mengatakan "enak jaman ku to."

Masalah asap ini bukan hanya masalah Riau atau daerah yang terkena asap.
Ini adalah bencana nasional,nyawa sudah ada yang terenggut, kegiatan belajar mengajar di sekolah terhenti, kesediaan oksigen berkurang, kualitas suatu daerah untuk menjadi tempat tinggal bisa bisa menjadi hilang.

Ketika salah seorang saudara di grup yang sama bertanya apa yang dibutuhkan, maka saudara dari Riau menjawab

"Temen2 saya beberapa minggu lalu sudah berbagi masker sejumlah 2000 masker
Beberapa tempat skrg lg serentak sholat istisqa
Penerbangan via padang itu bner2, tp gk bs bebas, ada batasannya."

"Selain masker butuh apa mb?"

"Vitamin, Biar daya tubuh kuat
Karena masker pun sebenarnya tak bnyak membantu
Asapnya ini bner2 perih, mwnyesakkan mata, bayi2 kebanyakan di ungsikan ke rumah kerabat yg rmahnya ada AC, utk menjaga tubuh si bayi
Masker yg bagus itu N95, namun kebanyakan pemerintah memberikan kami masker "hijau" yg harusnya di gunakan utk bedah, bukan utk penanggulangi asap
3 hr yg lalu balita umur 15bulan anak pertama dr pasaangan di jambi meninggal karena ISPA
Disini Masyarakat terkadang buat gemeees krn masih membakar sampah2 rumahan mereka😔
Hutan mah bnyak bgt yg udh terbakarnya..

Mungkin cma tersisa sekian persennya saja lagi
Utk temen2 di seluruh indonesia, mohon doanya agar hujan segera turun yaaa di Riau, di pekanbaru khususnya...

Karena kami ini tempatnya asap kiriman..
Kiriman dr rohul, dr jambi, numpuklah di pekanbau
Pengusaha2 yg mau ambil untung bnyak, cara pintas utk buka lahan yaaa bakar hutan..."

Dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW, bersabda:
“ Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di
akhirat . Barang siapa yang menutupi aib seorang
muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba
Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya ”. (HR. Muslim, lihat juga Kumpulan
Hadits Arba’in An Nawawi hadits ke 36).

Saudaraku, kita sudah dipanggil.
Mari bantu dengan harta, jiwa atau minimal doa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar