Kamis, 31 Desember 2015

Allah knows we don't : khusnudzon

Ketidakmampuan kita bersabar akan menghadapi kode kode dari Allah lah yang akhirnya kita gagal untuk husnudzon. Padahal kata Allah, "Aku tergantung prasangka hambaKu." Jika kita gagal fokus, maka bisa jadi yang kita rasakan hanyalah kesulitan kesulitan. Semestinya jika kita bersabar sedikit dan berusaha sekhusnudzon mungkin, in syaa Allah, ada hadiah lebih besar yang akan Allah berikan : ketenangan hati.

Sahabat saya, kakak saya, orang yang sering kali sabar menghadapi kepolosan dan curhatan saya, berhasil untuk tetap khusnudzon ke Allah. Dari ceritanya yang disampaikan disalah satu grup, rasa rasanya kami semua yang ada di grup itu tidak bisa berhenti menggelengkan kepala. Kagum akan tingkat khusnudzonnya.

Kurang lebih begini ceritanya, beberapa minggu yang lalu, kakak saya itu, cerita di grup sahabat iqro, minta didoakan karena masuk rumah sakit. Seperti sahabat pada umumnya, jika raga tak mampu bersua maka doa doa lah yang akan bersatu di langit.

Beberapa hari yang lalu, saat sedang sharing di grup sahabat iqro bertemakan khusnudzon kepada Allah, di moment ini lah yang membuat anggota grup sahabat iqro tak henti menggelengkan kepala.

"uang tinggal cukup buat beberapa hari.. tp itu mash tanggal 20.. la trus ncoba yakinin diri aja.. Allah yg punya rizki gak akan nelantarin ak kelaparan.. eh iya aku dikasih kecelakaan.. bahkan aku dua minggu makan gak kekurangan setelah itu.. malah gizi berkecukupan.. karena makan di rumahsakit.

untung ak gak nangis waktu jatoh.. cuma senyum senyum inget doaku sebelum kecelakaan."

Gimana menurut kalian?
Luar biasa gak si?

Kuncinya peka sama kode Allah.
Jangan lupa khusnudzon.
Jangan lupa bersyukur.
Jangan lupa bahagia
Lagi lagi, Allah knows we don't :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar