Kamis, 17 Oktober 2013

Benih Benih Pelangi

hai, kau hadir lagi..
seperti sudah hampir lima ratus tahun aku tidak merasakannya lagi,
benih benih yang seharusnya tidak boleh tumbuh di relung hati ini.
tapi rasanya perasaan ini sudah tumbuh besar, bahkan sebelum sinar matahari menyinarinya.

kau pasti bingung apa yang sedang ku rasakan saat ini tapi sepertinya ini yang namanya jatuh cinta.
ah, tapi tidak, aku tidak boleh jatuh cinta, karena semua hal yang jatuh pasti akan hancur.
mungkin ini rasanya suka?
atau ini rasanya sayang?
atau ini rasanya.....
ah, aku tidak tau, yang aku tau jika aku mengingat tentang mu aku akan tersenyum.

bagaimana ini?
bahkan benih yang sudah susah payah aku buang jauh jauh sudah tumbuh berkembang di hati ini.
jika perasaan ini sudah tumbuh, lalu berkembang, apa aku bisa merasa bahagia karena perasaan ini?
apakah perasaan ini akan membuat ku tersenyum selamanya?

Ya Tuhan...
perasaan apa ini?
setelah sekian lama aku mengabaikan orang orang, kini aku harus berusaha keras mengabaikan dia.
setelah sekian lama pesan pesan yang masuk ke handphone ku berhasil ku abaikan, kini aku menantikan pesan darinya.

Ya Tuhan...
perasaan ini, aku kenal sekali perasaan yang pernah tumbuh sebelumnya.
aku tau sekali perasaan ini yang kemudian akan membuat tetesan air mata ini jatuh.
bagaimana ini?

karena saat benih benih cinta ini sudah tumbuh, sehebat dan setajam apapun kapak yang berusaha menebangnya hanya akan membuatnya menjadi kokoh.
ah, perasaan ini sunggu membuatku bingung.
haruskah aku biarkan ia tumbuh tinggi atau harus aku bunuh pelan pelan?

aku tidak bisa membiarkan hati ini tersakiti lagi karena perasaan yang hanya akan indah di awalnya saja,
aku tidak bisa membiarkan mata ini meneteskan air mata karena rasa perih yang tak terkira,
aku tidak bisa membiarkan kepala ini memikirkan satu orang terus menerus,
bahkan aku tidak bisa membiarkan diriku memiliki perasaan ini,
tapi aku juga tidak tau bagaimana caranya membunuh perasaan ini,
bagaimana ini?

Ya Tuhan,
jika perasaan hanya membuat diri ini tersiksa nantinya, bantu hamba-Mu untuk membunuh perasaan ini.
tapi jika benih benih perasaan ini akan menghadirkan pelangi dan membuat hidup hamba-Mu ini berwarna warni nantinya,
biarlah hujan dan badai yang kini aku hadapi.

Ya Tuhan, jika memang ini belum saatnya, aku titipkan perasaan ku pada-Mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar