Bahkan
setelah hampir enam tahun, perasaan ini masih ada.
Cinta
pertama memang bisa dibilang sebagai cinta yang tidak akan pernah dilupakan.
Saat
memikirkan cinta pertama, hanya ada satu hal yang ada dipikiran setiap orang,
dia.
Dia yang
pertama kali membuat jantung ini berdebar,
Dia yang
pertama kali membuat diri ini berkeringat dingin.
Dia yang
pertama kali membuat semuanya jadi begitu berwarna.
Bahkan cinta
pertama juga lah yang pertama kali mengajarkan arti dari patah hati dan seperti
apa rasanya.
Gadis itu
duduk di depan laptopnya, memainkan lagu First Love dari Nikka Costa dan mulai
mengingat kembali tentang cinta pertama. Sebuah kisah cinta yang tidak akan
pernah dimulai tapi sudah berakhir dengan jelas.
Bayangan
enam tahun lalu itu kembali terputar seperti rangkaian film, sebuah kisah cinta
anak sekolah, anak baru gede. Sebuah kisah cinta yang berubah menjadi Cinta
Monyet. Tapi gadis itu lebih suka menyebut kisah itu sebagai kisah Cinta
Pertama.
Koridor
sekolah, hujan deras, dan bass merah itu seakan menjadi saksi bisu bagaimana
kisah cinta pertama itu dimulai.
Seharusnya
hari itu semua murid murid di sekolah sedang loncat loncatan di lapangan
menikmati kompetisi band, tapi ternyata hujan deras mengguyur daerah itu. Acara
pun dipindah ke sebuah koridor sekolah, di depan Lab IPA lebih tepatnya.
Gadis itu
duduk bersama teman teman sekelasnya di koridor tepat di belakang ring basket
di depan radio sekolah.
Seragam
putih biru itu basah semua walaupun ia sudah berusaha keras agar tidak
terciprat air, tapi rupanya duduk di koridor sekolah merupakan pilihan yang
salah untuk berlindung dari hujan.
Gadis itu
menanyakan ke teman temannya kenapa ia harus melihat penampilan band yang tidak
jelas. Kenapa ia harus melihat penampilan band dari kakak kelasnya yang sudah
jelas tiap hari ia lihat? Kenapa harus begitu? Tapi salah seorang temannya
menyuruh gadis itu agar melihat seseorang yang memainkan bass merah, berkaca
mata, dan berjaket hitam.
Entah
perasaan apa yang hadir dihati gadis itu, tapi sepertinya ia menyukai kakak
kelasnya itu.
Semenjak
hari itu, ia mulai mencari informasi tentang kakak kelas itu. Semua hal kecil
yang ia temukan tentangnya membuah gadis itu bahagia. Hal itu lah yang ia
lakukan selama enam bulan berturut turut.
Menyukai
kakak kelas saat itu memang sebuah hal yang wajar, bahkan jika kau tidak
menyukai seorangpun itu dianggap tidak wajar.
Tapi saat
kakak kelas itu mulai lulus, harusnya ada sebuah kejelasan dari hubungan cinta
sepihak itu. Entah berakhir bahagia atau tidak berakhir bahagia.
Sebenarnya,
gadis itu juga ingin mencari tau bagaimana akhir dari kisah cinta pertamanya,
tapi ternyata ia salah menyukai orang. Saat semua teman temannya menceritakan
kakak kelas yang ia sukai dengan bahagia, memberitahukan perkembangan hubungan
mereka, memberitahukan bahwa mereka sudah jadi kakak adik, gadis itu hanya bisa
memandang iri. Kenapa ia bisa menyukai orang yang jutek, cuek dan menyebalkan?
Saat kakak
kelas yang teman temannya sukai itu mulai memberitahukan bahwa cinta sepihak
mereka harus diakhiri, gadis itu hanya bisa berharap bisa memberi tahu
perasaannya.
Saat teman
temannya dengan sedih sekaligus senang membuat keputusan untuk berhenti
mengejar cinta sepihak mereka, gadis itu hanya berharap tau apa yang harus dia
lakukan selanjutnya. Berhenti atau terus bermimpi.
Cinta
pertama gadis itu mungkin tidak pernah tau kalau dia adalah cinta pertamanya.
Cinta
pertama gadis itu mungkin tidak tau bahwa gadis itu tau lebih banyak tentangnya
daripada orang orang disekitarnya.
Cinta
pertama gadis itu mungkin tidak pernah tau kalau dia harusnya memberi tau gadis
itu untuk berhenti bermimpi.
Bahkan
setelah hampir enam tahun, perasaan itu masih ada.
Sebuah buku
yang bertuliskan tentang cinta pertamanya itu masih ada.
Sebuah
keinginan besar untuk memberitahukan perasaan ke cinta pertamanya itu masih
ada.
Setidaknya
gadis itu ingin mmeberitahukan bahwa cinta pertamanya itu telah begitu banyak
memberikannya pelajaran walaupun ia tidak melakukan apa apa.
Ah, cinta
pertama.
Setidaknya
ia ingin tau bagaimana rasanya berbicara dengan cinta pertama.
Wish that I
could show him what I’m feelin’
‘cause I’m
feelin’ my first love.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar