Sabtu, 23 Januari 2016

Allah knows, we don't : Semester T I G A

Semester T I G A

Ada hati yang dag dig dug tak tentu menanti IP, ada juga yang mulutnya tak henti melantunkan doa berharap kepada Sang Maha, ada pula yang terlelap dalam tidur karena terlalu lama menanti. Kamu yang mana?

Aku, menjadi bagian yang ketiga. Dari maghrib sampai akhirnya kasur menjanjikan mimpi yang indah, yang ku lakukan tidak jauh dari berdoa lalu mereload siakad. Sambil sesekali bilang ke ayah dan ibu. Doain ya doain.

Dari dulu, hobiku adalah minta doa. Apalagi kata Rasulullah, doa orang tua itu mampu menembus langit lalu sampai ke Allah *redaksi aslinya bisa dicari sendiri*
Pun doa orang tua semanjur doa Rasulullah. Oleh karena itu, doa adalah segalanya. Terutama doa orang tua.

Karena lelah, ayah bilang udah besok aja liatnya, tunggu bisa. Akhirnya bener, baru keesokan harinya nilai keluar tanpa hambatan. Alhamdulillah...

Semester tiga itu luar biasa. Saat kuliah tidak terasa seperti kuliah. Saat tugas dikerjakan saat mepet deadline. Saat untuk pertama kalinya ditegur dosen di kelas karena ngobrol. Semester tiga bener bener menghasilkan sesuatu yang wow selama masa perkuliahan. Tapi saat melihat IP, alhamdulillah.

Allah knows, we don't.

Saya semakin meyakini ayat ini :

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِنْ تَـنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ
Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.
[QS. Muhammad: Ayat 7]

Kesibukan semester tiga yang membuat sering banget doa, "Ya Allah.. Jangan sampe hamba ngurusin urusan hamba di dunia ini sendirian ya Allah... Semoga apa yang hamba lakukan, semua adalah campur tangan mu. Aamiin."
Sekalipun uas, doanya juga gitu. "Ya Allah, hamba belom belajar banyak, kemaren ngurus ini untuk syiar agamaMu, sebelumnya ngerjain ini untuk menyuarakan cintaMu. Maka ya Allah, jangan sampai untuk urusan ujian ini hamba sombong seolah bisa mengerjakan sendiri. Apapun yang terjadi, semua karenaMu ya Rabb..."

Kalo di PPA, itu namanya ikhlas pasrah. Gak ngotot tapi tetep ikhtiar. Alhamdulillah, bergantung sama Allah gapernah bikin kecewa. Gapernah bikin sakit hati. Cuma kadang kitanya aja yang gak sabar menanti makna kode Nya.

Pun semakin kita sibuk karena urusan Allah, maka Allah akan ngurus urusan kita. Sering banget gagal belajar karena ada yang perlu diurus, padahal besok presentasi. Lalu yang Allah kasih apa? Ternyata dihari yang harusnya presentasi, dosen gak masuk. Akhirnya dosen gak ngeliat kalo mahasiswanya ini kurang maksimal. Allah tu gitu ya, tau aja gimana caranya nutupin aib hambaNya :'D

Alhamdulillah, setelah paham bahwa semua bergantung pada Allah, sedikit banyak mampu menghilangkan perasaan kecewa. Karena lagi lagi kecewa datang karena kita gak bergantung sama Dia. Padahal kata Ali bin Abi Thalib, yang paling mengecewakan adalah bergantung pada manusia. Coba deh rasain. Bergantung sama Allah itu yang paling paling. Bahagia sama sedih gak ada bedanya. Dapet gak dapet sama aja rasanya. Yang penting, jangan ngeliat ke atas terus, ke bawah dong, terus bersyukur deh.

Allah itu gitu, ngasih yang kita butuh bukan ingin,
Allah lebih tau kita itu mampu untuk dapet yang mana. Bisa jadi jangan jangan kalo Allah kasih IP 4,00 eh gataunya itu IP terbaik seangkatan terus disemester berikutnya dosen malah meng-elu elu-kan kita dan kita gak kuat untuk menanggungnya. Bisa jadi kan?
Jadi bersyukurlah dengan apa yang kita dapetin sekarang. Kalo kata orang orang, hasil tidak akan mengkhianati proses. Pun Allah gak akan ngecewain hambaNya. Selama masih yakin kalo kita punya Allah, rasa rasanya sakit hati, kecewa, sedih dan perasaan campur aduk mestinya bisa ke handle dengan mudah lah ya.
*ngomong depan kaca*

Nah kan~
Jadi kemana mana kan~
Sebenernya gini, pola yang bisa disimpulin setelah tiga semester kuliah. Semakin bertambah kesibukan kita di dunia karena Allah, semakin Allah mudahkan urusan di dunia. Siapa yang mengejar dunia, maka dia akan dapet dunia. Siapa yang mengejar akhirat, maka Allah akan berikan akhirat beserta dunia untuknya.

Ma syaa Allah.
Yuk, just focus on Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar