Minggu, 23 Juni 2019

Hindi Medium

Yak, setelah sekian lama tak cerita soal film, bukan berarti ku tak menonton film. Hanya saja semangat untuk sharing nya itu yang kudu dikuatkan. Ini aja baru mau nulis udah ngantuk, dududu. Dasar aku.

Film ini bagus banget si, tentang pendidikan, hasil rekomendasi temen kuliah. Dan sejauh ini, setelah nonton beberapa film rekomendasi dia, semuanya gak ada yang mengecewakan atau diriku aja yang mudah apresiasi? Hehe

Kita biarkan tulisan ini mengalir ya, entah muaranya kemana.

Ketika awal nonton film sebenernya so so aja, malah kaya ini film arahnya mau kemana si. Karena emang sebelum nonton gak serius nyimak triler dan gak baca sinopsis. Jadi pas nonton yang sambil ngerjain kegiatan lain pun awalnya sempet jenuh. Gak lama si.

Setelah itu mulai muncul banyak konflik yang diracik dengan sangat apik.

Setiap orang tua mau pendidikan yang baikbuat anaknya gak? Kalo saya si iya~

Begitu juga dengan kedua orang tua yang jadi peran utama di film ini. Berusaha untuk memberikan pendidikan yang terbaik buat anaknya, apalagi ibunya. Usahanya cenderung maksa, udah gitu macem menghalalkan segala cara.

Background film ini di India dan ternyata pendidikan di sekolah negeri Indonesia di Jakarta khususnya jauh lebih baik dibandingkan di India sekalipun itu di Delhi (itu menurut filmnya ya) nah darisitu seolah olah sekolah di sekolah negri tu kayanya low level banget. Hanya orang orang yang buangan dari sekolah swasta yang sekolah disitu. Beneran buangan loh 😅

Terus, orangtua si Pia, anak yang mau masuk SD ini, melakukan segala cara sampe sampe dia nyamar jadi orang kurang mampu biar bisa diterima disitu sebagai keluarga miskin.

Ih gilak.

Seserius itu, mereka akhirnya nyewa rumah di pemukiman yang gitu la, tapi ternyata hidup miskin mengajarkan mereka banyak hal. Ketemu orang miskin yang hatinya semulia malaikat. Ma syaa Allah.

Dan, orang miskin ini mengajarkan banyak hal. Diakhir akhir, ketika semuanya terbongkar dan akhirnya si bapaknya Pia sadar yang dilakukan salah, orang miskin yang banyak ngajarin dia ketika pura pura jadi miskin itu bilang gini,

"kenapa orang miskin gak pernah ngambil hak orang lain, mungkin karena orang miskin gatau gimana caranya untuk berbuat hal itu."

Huhuhu, syedih aku tu.

Banyak sekali peran yang dibutuhkan untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Ya memang ujung tombak sebenernya adalah pemerintah, rakyat kan udah kerja dan bayar pajak, masa iya harus berkorban lebih banyak lagi. Ya iya harus si, tapi sepemahaman saya, orang tua paling 'hanya' mendidik anaknya di rumah. Untuk fasilitas keperluan sarana dan prasarana ya harus diselesaikan oleh pemerintah.

Dan ya emang gada solusi si kalo misalnya berharap sama pemerintah, apalagi pendidikan Indonesia ini emang belom merata. Jadi banyak kalo diliat ke daerah pedalaman dll itu sekolah swasta dari orang orang baik yang emang pengen bantu pemerintah dalam memperbaiki pendidikan.

Tapi jadi banyak permasalahan ketika kita bicara pendidikan ideal yang bersumber dari aturan aturan pemerintah mulai dari permen permen, uu, sk dirjen, dst.

Jadi gada solusi:(
Pusying aku tu bahas pendidikan.
Tapi lebih pusing bahas politik.
Tapi ya gimana, kalo gak dibahas nanti gatau apa apa terus ngajar mau ngomong apa:(

Kenapa semua ini berkaitan ya gaes?
Dududu.

Dah, intinya, lakukan yang terbaik.
As long as you do best, even if you can't change the world, at least you change yourself ❤️❤️❤️

1 komentar:

  1. kalo engga bisa ubah dunia semua orang, ya seengganya dunia dia aja kak, eea ��

    BalasHapus