Sabtu, 22 Juni 2019

Malam ini saya akan bercerita, panjang. Sampai kamu tak tau lagi di sebelah mana akan kau temukan titik terakhir.

Hidup manusia ibarat langkah kaki. Entah langkah berikutnya akan mengantarkan pada kisah yang mana. Sesekali, kaki akan sulit menentukan langkah berikutnya, maka kaki akan diam di tempat sembari memerintahkan otak untuk berfikir. Kemana ya harus melangkah.

Ketika memutuskan untuk melangkah lagi, keraguan sesekali datang, oleh karenanya perlu lagi lagi tekat dikuatkan. Sesekali langkah kaki melambat, melemah, tapi sebisa mungkin jangan sampai berhenti jika belum waktunya berakhir.

Terus melangkah, sampai nanti Allah yang bilang selesai.

Begitu kira kira.

Membuat keputusan untuk melangkah kemana, bukan keahlian saya. Karena bagi saya, setiap keputusan memiliki konsekuensi besar. Memutuskan, diputuskan, dan membuat keputusan hanya jika benar benar saya yakin akan sesuatu hal.

Namun jika ragu, maka akan saya tunggu sampai Allah yang putuskan. Tukang cari aman, memang.

Tapi, kali ini, pada kisah yang ini, tak disangka sangka, Allah kuatkan saya untuk membuat keputusan.

Setelah menunda berbulan bulan, dari diskusi panjang bersama ibunda hadirlah beberapa rencana. Jika A maka B, jika B maka C, jika A maka bisa A B C dan seterusnya.

"nanti ya bu, nunggu keputusan Allah yang Z dulu. Setelah ada, baru nanti direncanakan lagi."

Begitu kira kira. Setelah berbulan, kemudian Allah hadirkan keputusanNya dan selalu yang terbaik. Sejatinya kita tidak perlu meminta sesuatu muluk muluk pun juga membenci sesuatu berlebihan. Hanya Allah yang tau mana yang baik buat kita dan mana yang tidak.

Hanya saja sebagai manusia, kita punya sesuatu yang dinamakan kecenderungan. Apakah kecenderungan terhadap A, B atau C. Tapi hasil akhirnya, Allah selalu berikan yang terbaik yang bisa mendekatkan diri kepadaNya.

Setelah hasil Z tadi keluar, maka mulailah rencana A B C dilaksanakan.

Salah satunya adalah mencari tempat yang mampu menumbuhkan rasa cinta kepadaNya menjadi lebih banyak lagi. Setelah pencarian yang cukup lama, sebenarnya tidak mencari, hanya menanti pesan yang mana yang kira kira Allah kirim untuk saya melalui tangan tangan baik manusia.

Setelah menemukannya, satu, yang dirasa cukup baik, dengan bismillah, diambillah keputusan itu. Diikhtiarkan. Kemudian diikhlaskan jika akhirnya tak harus bersama, ea.

Jarak waktunya cukup dekat, dari ikhtiar pertama sampai pengumuman diterima hanya berkisar beberapa minggu. Ma syaa Allah. Tidak ada rasa keinginan berlebih untuk ada disana, tapi rupanya Allah tau kalau hambaNya ini butuh banyak tempat baik agar terus menjadi baik.

Akhirnya, dimulailah segala sesuatu itu. Setelah lama berjalan lurus ke depan, melewati setiap yang ada, akhirnya dibuatlah keputusan untuk berbelok. Ragu memang, sedikit, khawatir apakah akan baik atau justru menghadirkan konflik batin.

Tapi dengan Allah in syaa Allah semua baik.

Namun, setiap awal memiliki akhir. Setiap akhir akan menemukan sesuatu untuk kembali diawali.

Dan disitu lah saya berada sekarang. Di sebuah akhir pada suatu kisah, untuk memulai sesuatu yang baru.

Sesungguhnya, segala yang dilakukan adalah serangkaian proses pembelajaran. Pun ketika mengajar, sesungguhnya kita sedang berproses untuk belajar. Semua guru semua murid. Dari guru, murid belajar tentang keilmuan pun kehidupan. Dari murid, guru belajar pendidikan, kesabaran, dan perjuangan serta banyak hal lainnya.

Anak anak sholeh dan sholihah yang selama satu tahun pelajaran ini sudah mewarnai hari harinya bu husna, seketika harus dicukupkan intensitas bertemunya. Tak lagi setiap hari, ataupun seminggu sekali, namun sesuai ketentuan Allah kapan waktu terbaik untuk bertemu.

Sulit memang ketika dirasakan apalagi ketika harus membuat keputusan. Tapi ternyata Allah Maha Baik.

"Ya Allah, saya punya rencana A B C, berikanlah kepada hambaMu ini sesuatu yang mendekatkan kepadaMu."

Bagian terbaiknya adalah Allah akan jawab mana yang baik atau bahkan memunculkan opsi yang baik berikutnya.

Semuanya baik, hanya jika kita meyakini bahwa segala sesuatu keputusan Allah baik. Jangan bersedih, karena dunia sementara sedangkan bertemu Allah adalah kebahagiaan selamanya ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar