Kamis, 17 Mei 2018

Adzkia

Seharusnya, besok adalah hari jadimu yang ke 1. Setidaknya kamu sudah memiliki beberapa gigi dan bisa duduk sambil tertawa sampai membuat semua orang bahagia.

Tapi apa mau dikata, barangkali kamu tidak mau jauh jauh dari penciptamu, sehingga sekejap saja kau bahagiakan makhluk makhluk ciptaan Nya, lalu kamu pulang ke tempat yang paling membahagiakan, pintar kamu nak.

Tapi dengar tantemu akan menceritakan bahwa kamu justru dinantikan disini. Kehidupan mu di alam kedua yang orang orang sebut sebagai alam rahim, membahagiakan siapapun yang mengetahuinya. Perkembangan mu dari hanya segumpal daging hingga lengkap dengan tangan kaki, membuat hati kami semua bahagia : ayah, ibu, tante, om, embah embahmu. Semua bahagia, semua menantikan.

Bahkan sesekali ibumu menawarkan tantemu ini, "mau ngerasain dia nendang nendang gak?" atau ibumu bercerita ke tante tentang ayahmu yang stand by memegang perut ibu mu sambil menantikan gerakanmu. Lamaaaa sekali tak ada gerakan. Ayahmu pergi sebentar melepas tangannya, kemudian barulah kamu menendang nendang. Seketika itu juga ibumu memanggil ayahmu lalu  ayahmu datang berlari kembali memegang perut ibumu, dan kemudian kamu berhenti menendang nendang.

Nak, kamu tau betapa lucunya kamu bahkan sebelum kamu benar benar dilahirkan? Kamu bahkan sudah bisa meledek orang tuamu, dan membuat semua orang tertawa dari dalam perut perempuan yang sangat tantemu ini sayangi.

Besok lusa, tante akan ceritakan tentang ibu mu. Manusia yang boleh jadi paling sabar menghadapi tante. Paling baik, dan juga kata orang orang, dulu paling mirip sampai dikatakan tantemu dan ibumu ini kembar. Bahkan salah satu prestasi utama tantemu ini adalah berhasil mengalahkan tinggi ibumu. Hahaha.
Setiap kali mengukur sudah berapa besar pertumbuhan tantemu, ibumu sering menjadi alat ukurnya.

"sedikit lagi ana kalah tinggi nya sama husna ya."

Iya, nama tante husna, nama ibumu rosyana sulthona, dipanggilnya ana. Baguskan namanya? Iya, seperti namamu, Adzkia Jasmine Sholihah. Semoga bahagia ya Sholihah ❤️

Baik, tante kasih bocoran sedikit ya nak tentang ibumu,

Ibumu sabar, paling sering mengalah walaupun dulu paling sering berantem dengan tante. Paling memahami bahwa adiknya lebih membutuhkan sesuatu dibanding dirinya. Bahkan dengan rela ibumu memberikan yang ia punya hanya untuk adiknya yang banyak mau ini.

Ibumu adalah ibu terbaik sedunia.

Makanya ketika kamu mau lahir, tante dan om mu siap sedia kesana kemari. Membeli ini itu bersiap menyambut kamu. Ibumu bilang, "husna beliin ini ini dan ini ya." bentuknya seperti apa tantemu tidak tau, tapi buat apa ada mulut kalo bukan untuk mencari tau ya kan?

Akhirnya om dan tantemu, malam malam pergi dari satu toko ke toko lainnya. Om mu bagian mengendarai motor (tantemu belum bisa bawa motor waktu itu), dan tantemu bagian naik turun motor, keluar masuk toko, menanyakan barang yang kamu butuhkan nanti. Setelah beberapa kali masuk toko, akhirnya ketemu juga. Alhamdulillah. Setelah itu, embah putri mu menyuruh tante dan om pulang ke rumah.

Tante masih ingat detik detik kelahiran mu sampai detik detik kamu memutuskan untuk memenuhi panggilan satu satunya dari Sang Pencipta. Tante dan om mu memang stand by di rumah, agar nanti ketika kamu datang, semuanya beres. Kamu tinggal tidur, ibumu tinggal tidur.

Tapi nak, rupanya kamu terlalu nyaman tidurnya. Sejak kabar pertama kali datang, tak henti air mata ini mengalir. Entah apa yang harus dilakukan. Kamu benar-benar manusia pertama yang memberikan tante banyak pelajaran tentang bagaimana menghadapi hal tersebut.

Bahkan suara sirene yang terdengar dari jarak sekian ratus meter membuat hati tantemu ini tak henti berdegup. Semuanya terasa begitu cepat tapi juga begitu lambat. Kamu cantik, putih, bersih, hanya saja terasa begitu.... Dingin. Kamu hanya seperti tertidur.

Sampai suara sirene ambulan di depan rumah semakin keras, hal itu meninggalkan bekas untuk tantemu, bahkan sampai sekarang.

Bagaimana bisa suara sirene dan mobil ambulan bisa bisanya membuat tantemu mengingat mu kemudian menghasilkan beberapa tetes air mata. Aneh bukan? Setiap melihat ambulan lalu hanya kamu yang ada dipikiran. Tante bisa begitu deg degan, lalu begitu sedih. Nak, bisa bantu tante sembuhkan kebiasaan ini? Anggap saja ini kebiasaan yang sudah setahun ini membersamai tante ya. Kalau pun memang tidak bisa, tidak apa-apa. Setidaknya kita sudah sama sama memiliki kenangan ya kan?

Tantemu terlalu banyak bicara tentang ibumu dan dirinya sendiri ya? Baiklah, ini tentang ayahmu. Tidak banyak yang tante ketahui, tapi yang tante tau ayahmu telah menjadi baik ketika menikahi ibumu. Ayahmu juga siap sedia menolong siapapun terutama tantemu. Ayahmu cukup menjadi pendengar dan pemberi solusi yang baik ketika tantemu membutuhkan pendapat dari sudut pandang laki-laki.

Om dan embah embahmu?
Ah jangan ditanya. Bahkan kami sering membicarakanmu kapan pun dimanapun. Bahkan kami sudah bercanda dengan mu, kamu hanya belum tau saja.

Begitu nak.

Sedikit cerita tentang keluarga mu di bumi, kiranya cukuplah menjadi sebuah pengenalan singkat. Nanti nanti, kalau sudah waktunya, kita saling sapa ya. Kamu sapa tante duluan, jangan lupa, kamu lebih muda. Eh, kalo kamu tidak lihat tante di surga, jangan lupa dicari ya. Tempat mu pasti di surga, tempat tante yang masih belum pasti bisa langsung ke surga atau tidak.

Pokoknya, jangan lupa cari tante. Nanti tante ceritakan lagi lebih banyak tentang kehidupan di bumi. Tentang indahnya berdoa, tentang indahnya berjuang dan alasan kenapa manusia bisa begitu mulia dibandingkan malaikat yang sedang bersamamu itu.

Begitu ya nak, eh nak atau dek? Hahaha.

Dedek adzkia, semoga bahagia ya, titip salam untuk Sang Pencipta. Semoga nanti pada waktunya, tantemu ini bisa dengan bahagia sampai ke surga. Ibu mu juga. Ayahmu juga. Tante tante mu juga. Embah embahmu juga. Om mu juga. Sepupu sepupu mu juga. ❤️

Ps: tantemu ada dua, om mu ada satu. Ibumu anak kedua dari empat bersaudara. Dua saudaranya perempuan, dan yang paling muda (karena bukan yang paling kecil dalam ukuran) laki-laki.

1 komentar: