Senin, 31 Agustus 2015

Pemuda,
Aku tak meminta mu sepertiku
Menghadap kompeni, mempertaruhkan nyawa.
Tak juga meminta mu meniruku,
Berjuang kemudian terasing dan mati dalam pengasingan.

Teringat semasa aku hidup,
Rencong selalu ditangan,
Pengungsian terbuka adalah tempat tinggal,
Dan medan perang adalah tempat perjuangan.

Apa yang kulakukan saat itu,
Tak sekalipun terbersit tentang kamu.
Tentang kalian yang hidup tahun 2000an.
Tentang kalian yang gadget selalu ditangan.

Yang ku lakukan saat itu adalah
Demi bangsaku, demi rakyatku.
Agar biarpun hanya sedetik,
Tak hidup dalam penjajahan.

Dua ratus tahun kemudian,
Saat merdeka telah ditangan,
Saat tak ada lagi kompeni netherland,
Kenapa yang aku lihat justru penderitaan?
Kamu yang sibuk dengan barang-barang harga jutaan,
Padahal di dekatmu ada fakir menengadahkan tangan.
Kamu yang sibuk tertawa,
Sibuk dengan cita cita,
Sehingga lupa dengan nasib bangsa.
Tak perlu nyawa kau pertaruhkan,
Cukup kepada rakyat kau buktikan pengabdian

Taraaaaaa :D
Ini tulisan saya, buat tim aksi FIS, Red Soldier.
Karena puisi yang saya tulis pas SAC itu, akhirnya temen yang satu kelompok di SAC minta tolong dibuatin puisi. Buat parade ormawa opmawa di MPA FIS.

Sebenernya diminta dari berminggu minggu yang lalu, tapi....saya entar entaran terus ngerjainnya sampe akhirnya ditanyain "na, puisinya udah belom?"

Baru deh panik.
Terus saya bilang, besok malem ya...
Niatnya seharian pengen bikin, kenyataan nya kok ya dikerjain pas mepet deadline lagi hehehe.

Jadi sebenernya ada dua puisi, puisi yang ini tentang curahan hati Tjut Njak Dien, dia kecewa banget sama pemuda masa kini, dia cerita tentang perjuangan dia dulu.

Itu yang diminta sama anak Reds, makanya jadilah puisi seperti itu.
Yang satunya lagi curhatannya Soekarno, tapi kapan kapan aja dishare nya hehe.

Alhamdulillah, katanya pada merinding ngedenger puisinya dibaca. Mudah2an para pemuda pada sadar ya bahwa kita gaboleh sibuk sama hidup sendiri, sekalipun kita lagi ngejar cita cita.

Kalo cita cita kita tercapai tapi gak menghasilkan perubahan buat Indonesia, saya pikir kok ya percuma. Karena mencerdaskan kehidupan bangsa itu tugas kita bersama. Gak cuma tugas pemerintah. Percuma ngomong ini itu, teriak ini itu, kalo ternyata pengabdian ke masyarakat tetep nol besar.

Setelah bayar pajak penghasilan bukan berarti semua selesai. Kita tetep harus ngawal penggunaan pajak itu kaya gimana.

Jadilah manusia yang paling bermanfaat, untuk umat, untuk agama, untuk bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar