Rabu, 22 Mei 2019

Beberapa waktu lalu kita sudah memutuskan untuk memilih. Dan terakhir, yang ku tau tentang makna kebebasan adalah bebas untuk memilih disertai dengan pertanggungjawaban atas pilihan tersebut.

Kupikir semua sederhana. Semua mudah. Kamu pilih mana yang baik menurutmu, menurut kepentingan mu, menurut urusanmu. Kamu pilih segala sesuatu yang akhirnya memudahkan dirimu dalam menjalankan sesuatu.

Itulah alasan terkuat kenapa kamu memilih sesuatu.

Tapi ada alasan alasan lain.
Orang orang memutuskan sesuatu karena menjadikan Allah sebagai alasannya.

Seperti yang pernah ku dengar, ada seorang wanita yang mengatakan memutuskan menutup aurat secara sempurna karena Allah yang memerintahkan. Katanya lagi, kalo Allah tidak memerintahkan untuk apa dia melakukan sesuatu. Berbuat baik pun demikian, entah berapa kali Allah perintahkan untuk berbuat baik, oleh karena itu dia memutuskan untuk berbuat baik.

Kita bebas memilih sesuatu, pun juga dengan memilih alasan untuk menjadikan sesuatu itu sebagai pilihan kita.

Sampai disini, semua mudah. Karena ini hanya berhubungan dengan diri sendiri.

Namun belakangan ini, ah tidak. Rupanya sejak islam datang, sudah ada orang orang yang merasa paling benar dengan pilihannya. Ada kaum kafir Quroisy yang mati matian memaksa orang untuk tetap bersama agama lamanya dan meninggalkan Islam yang dibawa Rasulullah.

Permasalahan mulai terjadi ketika orang orang mulai merasa paling benar. Pilihan yang ia ambil seolah-olah pilihan yang paling benar dan pilihan orang lain adalah yang paling salah. Begitu.

Dan dari situlah semua menjadi berantakan.

Aku kadang sakit, hatiku rasanya terluka ketika ada orang yang merasa paling benar sendiri dan menyalahkan orang lain. Kemudian aku berfikir, kalau aku sampai merasa sakit karena kalimat nya, tidakkah sesungguhnya aku juga sedang merasa paling benar sendiri?

Aku diam, namun tak henti membaca berbagai tulisan orang orang. Ruang demokrasi hari ini semakin luas. Via story whatsapp misalnya. Pun juga ku pikir setelah memutuskan untuk tidak membuka instagram, hidup ku lebih damai. Iya, benar memang, tapi ternyata whatsapp pun tak kalah bergejolak.

Aku sedih melihat orang orang yang mengatakan untuk apa ada agama jika hanya melahirkan aksi aksi atas nama agama yang disalah artikan.

Aku juga sedih melihat orang orang yang membela orang lain dengan cara menjelekkan saudara sendiri.

Sebagai anak polisi, aku pernah sedih melihat orang orang baku hantam dengan polisi. Pernah melihat aksi masa secara online dengan tujuan mengkritisi keberpihakan polisi.

Hari itu aku paling depan menyuarakan, polisi yang mana yang kalian tuduh. Orang yang mana yang kalian maksud.

Sekalipun mereka yang menyerukan aksi online itu adalah orang yang ku kenal sendiri pun juga mereka yang bergelar mahasiswa.

Sebagai seorang anak, tak ingin sedikitpun profesi ayahnya dihina walaupun disatu sisi aku juga sering dikecewakan oleh kelakuan polisi.

Dilain waktu, saudara sesama muslim yang dihina oleh saudara muslim lainnya. Yang aksi menyalahkan yang tidak aksi, yang tidak aksi menghina yang turun aksi.

Semua merasa benar. Semua merasa baik. Semua sibuk mengkritisi lawannya masing masing.

Tak ada yang benar-benar benar sampai dia melakukan sesuatu karena Allah. Tak ada yang benar-benar benar sampai dia melakukan sesuatu sesuai tuntunan Rasulullah. Tak ada yang benar-benar benar sampai nanti Allah yang beritau mana yang benar dan salah.

Yang ingin ku katakan,

Apapun pikiran mu, apapun jalan pilihanmu, apapun alasan dibalik sikap sikap mu, apapun yang menjadi landasan utama mu dalam melakukan sesuatu, apapun itu, jangan pernah sekalipun kamu merasa yang paling benar kemudian menyalahkan yang tidak sepemikiran.

Bersibuklah kita dengan sesuatu yang baik menurut Allah, bermanfaatlah kita dengan segala sesuatu yang penuh kebermanfaatan menurut Allah.

Jangan kita biarkan setan datang ke kehidupan kita, kemudian menghancurkan persaudaraan yang muncul karena Allah ini.

Kita pernah tau bagaimana dinasti umayyah dan abbasiyah berdiri. Sudah tak cukup lagi kita tempuh jalan jalan yang seperti itu.

Biarlah kita sekarang hidup damai berdampingan. Menjalankan pilihan kita masing-masing dengan penuh kedamaian. Melakukan segala sesuatu dengan ikhlas hanya mengaharap ridho dan balasan dari Allah semata :')

Sesungguhnya segala sesuatu yang baik hanya datang dari Allah, dan sesungguhnya segala sesuatu yang memecah belah adalah kesukaan syaitan :')

Semoga Allah jaga kita sampai surga :'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar