Minggu, 05 Mei 2019

Hari itu dia bilang bahwa akan pergi jauh. jauh sekali sampai-sampai tak tau apakah nanti bisa kembali atau tidak. terlalu jauh bahkan hanya untuk sekedar membayangkan kepulangan. dia tidak berjanji akan pulang, tapi dia bilang akan mengusahakan kepulangan.

aku memutuskan percaya.

sehari sebelum ia berangkat menuju antah berantah, dia menghubungiku lagi. tak sering komunikasi kami dilakukan, hanya seperlunya. dan aku meyakini setiap kali dia menghubungi itu akan sangat penting sekali. ku putuskan segera membaca pesannya.

ia bilang jangan menunggu.
kemudian pesan berikutnya muncul,
sempurnakan yang bisa disempurnakan sekalipun itu hanya separuh kesempurnaan.

iya, kataku.

itu kali terakhir aku melihat whatsapp nya aktif. setelah sekian waktu, sesekali ku buka kontaknya dan melihat waktu terakhir dia online adalah tepat ketika ia membaca pesan terakhir yang ku kirim.

dia benar-benar hilang. bahkan untuk sekedar menanyakan dimana keberadaannya aku tak tau kepada siapa.

sekali waktu aku menceritakan ini kepadaNya. jarang sekali, benar-benar jarang aku menceritakan urusan ini. rasanya malu sekali kalau harus mengadukan hal ini langsung kepadaNya. malu sekali jika hal-hal remeh ini justru menjadi doa yang paling ingin ku sampaikan. akhirnya aku putuskan untuk hanya bercerita kepadanya sesekali tentang hal ini.

walaupun disampaikan atau tidak, dinyatakan atau disembunyikan Dia tetap lebih tau apa yang ku rasakan. hanya saja, aku benar-benar merasa malu jika harus menomor satukan cerita ini.

aku punya kisah dan rencana, tapi Dia yang menentukan skenarionya seperti apa. jadi kuputuskan saja untuk mengikhlaskan segalanya. agar apa-apa yang Dia siapkan, aku mampu jalani dengan baik.


***

pagi ini ada pesan masuk.


Cinta Dalam Ikhlas - Kang Abay

aku klik link tersebut.
terimakasih atas jawabannya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar