Sabtu, 18 Juni 2016

13. tiga belas

Kejadian sama yang berulang.

Aku tidak tau, tapi itu rute ku pulang. Lewat gedungmu yang berwarna putih besar dengan banyak pohon rindang disekitarnya. Memang, sesekali aku berharap bahwa angin akan membawa kita bertemu. Disebuah papasan tidak sengaja. Entah itu kamu yang melihatku, atau aku yang melihatmu lalu kita saling sapa.

Aku jujur, benar benar tidak memata mataimu lalu pura pura menciptakan papasan tidak disengaja. Aku benar memang ingin pulang, bertemu ayah ibu di rumah. Tapi jika diperjalanan pulang bertemu kamu, ku rasa itu bonus besar.

Aku suka caramu memanggilku. Caramu menyebut namaku membuat duniaku teralihkan. Lalu panggilanmu itu membuat mata kita bertemu. Ah kamu, seketika tak ada yang lain selain dirimu dan tatapan tajammu itu. Duniaku seolah berhenti lalu hanya ada aku dan kamu di bumi. Yang lain, bukan mengontrak, tapi mendadak pindah ke planet sebelah. Bumi benar benar hanya ada aku dan kamu, sekalipun saat itu kamu duduk dengan seseorang atau berjalan dengan yang lain.

Tau tidak, dari sejumlah pertemuan kita itu, yang paling kusukai adalah pertemuan yang tidak disengaja. Seperti pertemuan pertama kita kan, bagaimana kita bertemu, kenal dan akhirnya saling sapa adalah bukti salah satu kehebatan skenarioNya.

Lalu ketika pertemuan-pertemuan tak disengaja itu tercipta, skenarioNya tak bisa ditebak lagi. Aku sibuk mencari makna : apa maksud pertemuan ini? Papasan tak disengaja yang menyembuhkan sedikit rasa rindu. Rindu yang diam diam disembunyikan dan menggunung tanpa mampu ku cegah.

Lalu melihatmu, mendengarmu menyebut namaku, bahkan sampai akhirnya menatap matamu. Ah kamu, miniatur duniaku. Sempurna. Selain Dia, rasanya keberadaanmu sudah cukup. Seperti Adam dan Hawa yang dibuang ke bumi. Hanya ada aku dan kamu disini. Entah manusia lain dimana dan dalam bentuk apa.

Akhirnya aku benar benar tau, bahwa makna dunia seperti milik berdua itu benar adanya. Bedanya, orang-orang bukan kontraktor. Mereka hanya terlihat seperti dedaunan gugur, atau angin kencang, atau malah menghilang ke planet lain.

Ah kamu.
Perpapasan ini hanya beberapa detik, tapi kenapa rasanya begitu bahagia?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar