Minggu, 12 Juni 2016

6. enam

6.

Seringnya, saya mengiyakan sesuatu hanya agar perdebatan selesai.
Seringnya, saya mengiyakan sesuatu hanya agar saya berhenti dipaksa.
Seringnya seperti itu.

Hari ini, ketika lelah tak mau pergi, akhirnya efek samping yang selalu mengiyakan pun terlihat.

"Sebenernya kamu serius gak si "

Ketika pertanyaan ini datang, terutama dari kamu yang tak tau bagaimana akhirnya aku bisa "tercemplung," rasanya aku hanya ingin kabur. Jika itu chat, maka tak ku balas. Jika itu telfon, maka ku matikan mendadak. Jika itu pertemuan, maka segera ku tinggalkan.

Iya, bahayanya ketika mengatakan ya hanya karena tak ingin lagi dikejar, maka semuanya berantakan.
Ini saya, kekurangan saya yang sering kali membuat orang lain kesulitan.

Saya ingin sampaikan dua hal. Pertama untuk saya dan orang orang seperti saya, kedua untuk orang2 yang seringkali secara tidak sadar telah membuat saya berkata ya hanya karena menghindari pemaksaan.

Pertama.
Hidup adalah pilihan, mengatakan ya walaupun terpaksa juga adalah pilihan. Maka saat pilihan itu telah ditentukan, berjuanglah sekuat tenaga atas pilihanmu itu. Satu hal, jangan pernah repotkan orang lain atas kekuranganmu. Jangan.

Masih ingatkan, amanah selalu meminta segalanya darimu? Bahkan sampai ke mimpimu pun tak jauh dari amanah. Jadi, ketika telah memutuskan, maka maksimal lah. Karena bisa jadi staff itu dosanya lebih banyak. Mereka mengira amanahnya ringan makanya bisa santai santai. Lain sama kadiv, kadep, amanahnya besar, yang diurus banyak. Lalai di satu dua hal itu wajar. Kalo jadi staff terus lalai, mau ngomong apa depan Allah?
*bukan kata saya*

Kedua.
Berhenti mengatakan ke orang lain bahwa kamu percaya dia bisa. Ketika dia sudah menolak beberapa kali, bisa jadi bukan karena dia tidak bisa, tapi tidak mau.

Karena tidak bisa dan tidak mau adalah dua hal berbeda, maka terbiasalah untuk membedakan, terbiasalah untuk tidak memaksa.




Seringnya, kita tidak sadar ketika menjadi salah satu dari dua tokoh di atas.
Semoga kita jadi semakin peka.

#6
#30HariMenulis
#Husnapunyacerita
#edisicurhat
#ngomongdepankaca

Tidak ada komentar:

Posting Komentar