BEM UNJ pada hari Jumat 17 Juni 2016 sampai hari Minggu 19
Juni 2016 menyelenggarakan PKM UNJ 1. Sebelum acara ini dimulai, peserta
diberikan briefing terlebih dahulu terkait teknis pelaksanaan PKM UNJ dan
penugasan selama kegiatan berlangsung. Selain hal tersebut, peserta juga
bersama-sama panitia memfiksasi peraturan yang telah dibuat oleh panitia,
setelah sebelumnya dilakukan diskusi point per point terkait aturan-aturan
tersebut. Panitia membebaskan peserta untuk berpendapat dalam peraturan-peraturan
tersebut. Setelah terjadi kesepakatan, maka peraturan tersebut disahkan untuk
kemudiaan ditaati bersama.
Rangkaian acara pertama pada PKM UNJ dilaksanakan di gedung
UNJ Kampus E. gedung ini biasa digunakan oleh prodi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar (PGSD) untuk melakukan kegiatan perkuliahan. Sebelum acara dimulai,
peserta diberikan sebuah kertas kecil oleh panitia untuk digunakan sebagai
tulisan harapan-harapan yang ingin dicapai oleh peserta setelah melaksanakan
PKM UNJ. Setelah acara dimulai, ketua BEM UNJ 2016 yaitu Bagus Tito Wibisono menyampaikan
sambutan dan kemudian membuka acara PKM UNJ ini secara resmi.
Materi pertama dalam rangkaian PKM UNJ 1 ini disampaikan
oleh Muhammad Tri Andhika Kurniawan. Beliau adalah mantan ketua BEM UI yang
sekarang menjabat sebagai staff ahli di DPR. Materi yang disampaikan oleh Pak
Andhika adalah Manajemen Isu dan Opini Publik. Sebelum memulai materi secara
lebih rinci, Pak Andhika menjelaskan bahwa kondisi hari ini adalah gerakan
mahasiswa sudah mati, sehingga hanya dapat ditemukan kegiatan mahasiswa
dimana-mana. Kemudian Pak Andhika menjelaskan bahwa gerakan mahasiswa berarti
sebuah konsolidasi secara besar untuk merubah suatu tatanan masyarakat,
sedangkan kegiatan mahasiswa hanya berfokus pada pengadaan-pengadaan proker
semata.
Terkait manajemen isu, Pemateri menyampaikan bahwa
masyarakat tidak banyak yang sadar dan mau memahami isu-isu yang ada hari ini.
hal ini dikarenakan keterkaitan antara penyalahgunaan opini public oleh
masyarakat. Disampaikan bahwa inflasi informasi atau kemudahan informasi yang
berujung pada generasi instan, membuat masyarakat cenderung tidak update
terhadap informasi.
Sedangkan pada bagian Opini Publik, dijelaskan bahwa opini
hanyalah sebuah persepsi. Ia bukan fakta, bukan juga kenyataan, tapi lebih ke
dalam bentuk judgement. Padahal membangun
opini adalah sebuah keharusan karena kondisi masyarakat hari ini tidak peduli
dengan fakta dari data-data yang telah dikumpulkan tetapi masyarakat lebih
peduli pada opini-opini media berita.
Pemateri juga menyampaikan bahwa mahasiswa hari ini yang
bergerak tidak banyak meninggalkan bekas. Hal ini disebabkan kurangnya
penguasaan media yang mampu membentuk opini public.
Closing statement dari Pak Andhika ini berisi apresiasi
terhadap mahasiswa yang tidak mau menjadi aktifis di kampus. Namun, tanpa ada
gerakan mahasiswa, maka gerakan tersebut tidak ada apa-apanya. Anda bergerak
saja tidak ada yang dengar, apalagi tidak bergerak. Namun ini bukan kesalahan
anda, ini kesalahan system. Jika ada masalah di media, maka carilah solusi
untuk mengatasi selain terus berinovasi, berproses, menyampaikan gerakan yang
mereka punya, gerakan mahasiswa harus tetap eksis.
Hari kedua acara dilaksanakan di Kampus A UNJ gedung FIP. Materi
kedua ini berisikan tentang rekayasa sosial yang disampaikan oleh Jon Riah Ukur
atau yang sering disapa dengan Jonru Ginting. Oleh pak Jonru, dijelaskan bahwa
setiap diri kita adalah pemimpin. Terlebih lagi kita adalah mahasiswa yang
dikenal dengan sebutan agent of change. Maka, perbaikan dalam berbagai aspek
kehidupan baiknya mengiringi dalam setiap langkah kaki mahasiswa.
Hari ketiga, pada 19 Juni 2016, PKM UNJ dilaksanakan di
Kampus B UNJ di gedung FMIPA. Materi terakhir di rangkaian PKM UNJ 1 ini
disampaikan oleh Moses Caesar Asa yang Septemper nanti akan mengambil master
keduanya di Taiwan dengan jurusan Future Studies Education.
Materi ini berjudul Bela Negara sebagai Strateri Kontra
Inteligen. Sebelum menjelaskan tentang bela negara atau kontra inteligen itu
sendiri, peserta diperlihatkan cuplikan-cuplikan film Pearl Harbour. Bedanya,
dalam penontonan film hari itu, Pak Moses menjelaskan tentang inteligen
inteligen dan perannya dalam sebuah pertahanan. Pak Moses juga menjelaskan
bahwa sebenarnya Amerika bisa mengatasi serangan Jepang jika mereka mau
mempercayai interpretasi inteligen Amerika. namun, karena interpretasi itu
terlalu jauh dari logika manusia, akhirnya apa yang disampaikan oleh inteligen
pun diabaikan hingga akhirnya Amerika gagal menyiasati penyerangan Jepang.
Setelah itu, pemateri menyampaikan dengan panjang lebar dan
runut tentang kondisi dunia pada masa lalu, hari ini dan yang akan datang. Konflik-konflik
masa lalu, hari ini, dan yang akan datang berkaitan erat dengan kebutuhan yang
tidak dapat diperbaharui, hingga akhirnya kebutuhan tersebut akan habis dan
konflik dunia akan terjadi lagi. Terlebih oleh negara berkembang. Selain itu,
pertumbuhan penduduk yang tidak sebanding dengan pertumbuhan makanan akan
melahirkan konflik dunia di negara-negara penghasil pangan yang salah satunya
adalah Indonesia. Maka untuk mengatasi hal tersebut perlu kesadaran bela negara
terhadap warga sipil untuk mengatasi permasalahan-permasalahan itu sendiri.
Setelah serangkaian PKM UNJ 1 ini dilakukan, maka peserta
harus mempersiapkan untuk presentasi penugasan yang telah diberikan oleh
panitia pada rangkaian PKM UNJ 2 yang akan dilaksanakan pada Jumat, 15 Juli
2016.
Hidup Mahasiswa!
Hidup Rakyat Indonesia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar