Rabu, 29 Juni 2016

23. dua tiga

Mau tau bagaimana rasanya menerka-nerka keadaanmu? Sibuk bermain dengan pikiranku dan yang muncul adalah prasangka. Faktanya, ketika rindu datang mengganggu, maka pikiranmu selalu gagal membawa ke arah ketenangan. Gelisah diam-diam datang lalu pertanyaan seperti - apakah kamu juga memikirkanku atau apakah kamu memikirkan orang lain - sulit ditolak. Jika masih dalam lingkup pertanyaan pertama, maka itu adalah wajar. Namun, jika hadir pertanyaan kedua. Maka hati-hatilah. Perasaan dan prasangkamu sedang bersiap mengaduk hatimu.

Lalu bagaimana denganku yang setiap detiknya merindukan kamu. Bagaimana jika tak ada yang ku lakukan lalu otak ku selalu kembali ke kamu. Belum lagi ketika kamu diam diam menyampaikan rindu. Seketika hatiku juga berkata sama. Rindu.

Lalu saat rindu datang menghampiri, kamu tau rasanya sakit? Ketika hati meronta ronta ingin jumpa, lalu mata tak kuasa menahan rindu tatapan dan kaki tak mampu lupakan sensasi jalan beriringan. Kamu tau rasanya? Seketika tubuh seperti mayat hidup. Bergerak namun tanpa nyawa. Raga terlihat namun pikiran melayang, jauh ke kamu. Ah kasian.

Jika sudah seperti ini, maka kamu yang kurindukan, tugasmu adalah duduk menenangkanku. Lewat suara-suaramu yang disampaikan angin, lewat pesan pesan singkatmu yang disampaikan merpati atau terbang bersama awan lalu datang hampiri aku yang dilingkupi penyakit rindu.

Namun yang paling utama adalah yakinkan Langit bahwa kamu setia. Bahwa rindumu hanya untuk ku. Bahwa tak ada rasa kepada selain yang berhak menerimanya. Tenangkan aku dengan keyakinan bahwa doa akan membuat kebersamaan yang abadi. Biar hanya aku yang berkecamuk dipikiranmu.

Aku sudah terlalu kebingungan bagaimana caranya menghilangkan prasangka ketika rindu datang. Tugasmu, bantu aku untuk hanya memikirkanku saja. Dan yakinkan aku bahwa hanya aku yang bermain di pikiranmu. Apalagi hatimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar