Jumat, 20 Januari 2017

11/30

Sebelas.

Istiqomah.
Diberbagai kesempatan dalam sebuah kajian, terutama yang bertemakan hijrah, banyak sekali pertanyaan tentang "bagaimana caranya agar istiqomah."

Sekali waktu juga saya ditanyakan tentang bagaimana agar istiqomah, atau bertanya tentang bagaimana agar istiqomah dan didoakan agar istiqomah.

Istiqomah adalah salah satu hal tersulit untuk dipraktekkan oleh manusia yang memang Allah ciptakan dalam keadaan lemah.

Allah SWT berfirman:

يُرِيْدُ اللّٰهُ اَنْ يُّخَفِّفَ عَنْكُمْ ۚ  وَخُلِقَ الْاِنْسَانُ ضَعِيْفًا
"Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, karena manusia diciptakan (bersifat) lemah."
(QS. An-Nisa': Ayat 28)

Padahal Allah sudah berikan keringanan, tapi tetap saja kesulitan untuk Istiqomah.

Kemarin, belum sampai 24 jam yang lalu, diskusi saya berhenti pada tema istiqomah. Kami sama-sama mengingat seorang akhwat yang Allah panggil dalam kondisi terbaiknya. Dengan kondisi sedang mengemban amanah, menjalankan amanah sebaik-baiknya. Bahkan, salah seorang yang saya kenal cukup baik imannya, memandang iri kepada akhwat ini karena kondisi meninggalnya dalam keadaan terbaik.

"Aku pengen tau meninggal di kondisi terbaik."

Saya juga, sesekali berfikir tentang bagaimana nanti cara saya mati. Apakah dalam kondisi terbaik atau malah sedang jauh dari kebaikan?

Hal lain yang juga kami bicarakan adalah bahwa yang kuat pun memang benar harus selalu dikuatkan. Memang benar harus selalu diingatkan.

Lalu tadi malam, sebuah pertanyaan masuk dari seorang teman, "Na gimana biar semangat kaya lu terus?"

Ada beberapa hal yang kemudian hinggap dikepala saya setelah hadirnya pertanyaan ini. Salah satunya adalah ketika kamu telah dipandang baik, selama Allah tidak membuka aibmu, dan selama kamu tidak dengan bangga memamerkan aib aibmu, maka orang lain akan terus memandang kamu baik. Selemah apapun iman kamu, sejauh apapu kamu dari Istiqomah.

Ya tidak?

Ketika imanmu sedang turun, dirimu jauh dari kenikmatan ibadah, tak ada yang tau selain dirimu dan Allah.

Ahmad Rifa'i Rif'an menuliskan bahwa ketika malas, maka yang harus dilakukan adalah beribadah sebanyak mungkin. Bukan karena semangat ada maka ibadah jadi nikmat, tapi karena ibadah lah maka semangat akan timbul.

Obat malas adalah dengan melakukannya. Jangan sekalipun biarkan kemalasan itu diberi celah untuk akhirnya kita layani.

Ada satu hal lain yang saya sampaikan kepada teman saya itu. Kira kira begini :

"Selemah lemahnya kita, jangan sampai orang lain melihat kita lemah. Bisa saja orang lain menjadikan kita standar baik bagi mereka. Lalu bila kita lemah, bagaimana pandangan orang? Jangan sampai lemahnya kita ikut melemahkan orang lain."

#######################

"Na aku bersyukur tau, selemah lemahnya aku, semales malesnya aku, aku masih Allah kasih orang-orang baik yang mau jagain aku. Masih juga mau ngajak orang ke Allah."

Aku juga bersyukur punya saudari seperti kamu. Alhamdulillah, Allah jaga saya dengan memberikan lingkungan terbaik.

Sekalipun Istiqomah itu sulit, tetaplah menjadi baik.

Kadang saya berfikir, akankah tulisan saya ini Allah jadikan alasan saya ke surga atau malah membawa ke neraka karena yang menulis belum tentu mampu menjalankan yang dituliskannya?

Ya Allah..
Ampuni saya...

#30HariMenulis
#30HariPandaiBersyukur
#ChallengeYourself

Tidak ada komentar:

Posting Komentar